Communication technology continues to advance, with Light Fidelity (Li-Fi) emerging as an innovation offering high transmission speeds, low latency, and energy efficiency. This study aims to evaluate the potential of Li-Fi as a connectivity solution for the Internet of Things (IoT) in smart homes in Indonesia, considering the limitations of Wi-Fi, which often experiences interference, high latency, and significant energy consumption. The research employs a field experiment approach in a smart home simulation that encompasses IoT devices, such as bright lights, security cameras, and thermostats, alongside interviews with users, developers, and technology practitioners. The findings reveal that Li-Fi achieves an average speed of 8.5 Gbps with a latency of 1.2 milliseconds, significantly outperforming Wi-Fi, which only reaches 450 Mbps and a latency of 15 milliseconds. Li-Fi also demonstrates superior energy efficiency, requiring just 0.2 watts per GB of data compared to Wi-Fi's 1.5 watts. Furthermore, network interference is virtually undetectable with Li-Fi, making it an ideal solution for densely populated urban environments. Interviews indicate that smart home users desire fast and stable connectivity but identify initial costs and a lack of education as key challenges. The study concludes that Li-Fi has significant potential to address IoT connectivity challenges in smart homes, offering benefits such as energy efficiency, high speed, and connection stability. However, its implementation requires the development of new hardware, user education, and adequate regulatory support. With a holistic strategy, Li-Fi could become a cornerstone in the development of efficient, secure, and sustainable smart homes, while also supporting other sectors such as education and healthcare in Indonesia.Teknologi komunikasi terus berkembang, dengan Light Fidelity (Li-Fi) muncul sebagai inovasi yang menawarkan kecepatan transmisi tinggi, latensi rendah, dan efisiensi energi. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi potensi Li-Fi sebagai solusi konektivitas Internet of Things (IoT) dalam rumah pintar (smart home) di Indonesia, mengingat keterbatasan Wi-Fi yang sering mengalami interferensi, latensi tinggi, dan konsumsi energi besar. Penelitian ini menggunakan pendekatan eksperimen lapangan pada simulasi rumah pintar yang mencakup perangkat IoT seperti lampu pintar, kamera keamanan, dan termostat, serta wawancara dengan pengguna, pengembang, dan praktisi teknologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Li-Fi mencapai kecepatan rata-rata 8,5 Gbps dengan latensi 1,2 milidetik, jauh lebih baik dibandingkan Wi-Fi yang hanya mencapai kecepatan 450 Mbps dan latensi 15 milidetik. Li-Fi juga lebih hemat energi, hanya membutuhkan daya 0,2 watt per GB data, dibandingkan Wi-Fi yang memerlukan 1,5 watt. Selain itu, interferensi jaringan hampir tidak terdeteksi pada Li-Fi, menjadikannya solusi ideal untuk lingkungan urban yang padat perangkat. Wawancara mengungkapkan bahwa pengguna rumah pintar menginginkan konektivitas yang cepat dan stabil, namun mengidentifikasi biaya awal dan kurangnya edukasi sebagai tantangan utama. Kesimpulan penelitian ini menegaskan bahwa Li-Fi memiliki potensi besar untuk mengatasi kendala konektivitas IoT pada rumah pintar, dengan manfaat yang mencakup efisiensi energi, kecepatan tinggi, dan stabilitas koneksi. Namun, implementasi Li-Fi membutuhkan pengembangan perangkat keras baru, edukasi pengguna, dan dukungan regulasi yang memadai. Dengan strategi yang holistik, Li-Fi dapat menjadi pilar utama dalam pengembangan rumah pintar yang efisien, aman, dan berkelanjutan, sekaligus mendukung berbagai sektor lain seperti pendidikan dan kesehatan di Indonesia.