Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Identification, Prevalence, and Infestation Patterns of Ectoparasitic In MP Hybrid Type Culled Laying Ducks In Gedang Sub Village, Modopuro Village, Mojosari Sub District, Mojokerto District Aurandini, Nailla Ridhani; Hastutiek , Poedji; Utama , Suzanita; Sunarso, Agus; Suprihati , Endang; Witaningrum, Adiana Mutamsari
Journal of Parasite Science Vol. 8 No. 1 (2024): Journal of Parasite Science
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jops.v8i1.53342

Abstract

The purpose of this study was to identify ectoparasites and to determine the prevalence and infestation patterns of ectoparasites that attack the MP hybrid type culled ducks in Gedang Hamlet, Modopuro Village, Mojosari District, Mojokerto Regency. This study used a sample of 100 culled laying ducks of the MP hybrid type. The obtained ectoparasites were identified at the labaroratory of division parasitology, Faculty of veterinary medicine, Universitas Airlangga, Surabaya, using the permanent mounting method without staining and viewed using a microscope with 40-100x magnification. This study found 71 samples positively infested with ectoparasites out of 100 samples of culled MP hybrid ducks examined with (prevalence of 71%). The types of ectoparasites found in this study were Menacanthus stramineus (25%), Menopon gallinae (9%), and Anaticola crassicornis (59%). Correspondence analysis test was conducted to show the pattern of infestation of the ectoparasites. The head-neck region was infested by M. stramineus and M. gallinae, while the back, wings, abdomen and tail regions were infested by A. crassicornis. A. crassicornis mostly attacked the MP hybrid type of culled laying ducks on the wings, compared to the back, abdomen and tail. A. crassicornis is an ectoparasite that is typical for the wing region, while M. gallinae and M. stramineus are ectoparasites that are typical for the head-neck region.
Identification and The Prevalence of Gastrointestinal Endoparasite in Long-Tailed Macaque (Macaca Fascicularis) in Wonorejo and Gunung Anyar Mangrove Eco-Tourism Surabaya Fauziyah , Nafisah Nurti; Lastuti , Nunuk Dyah Retno; Damayanti , Ratna; Koesdarto , Setiawan; Suprihati , Endang; Witaningrum, Adiana Mutamsari
Veterinary Biomedical and Clinical Journal Vol. 5 No. 1 (2023)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.VetBioClinJ.2023.005.01.5

Abstract

This study aimed to determine the types of endoparasites and their prevalence in Macaca fascicularis in the Wonorejo and Gunung Anyar mangrove forests, Surabaya. A total of 90 samples of Macaca fascicularis faeces were collected from two different mangrove forests, 45 samples from Wonorejo and 45 from Gunung Anyar. All samples were examined using sedimentation and floating methods to identify endoparasite species. Further, the number of eggs and oocysts per gram of feces was counted using the McMaster method. Results showed that 26.67% (12/45), and 22.2% (10/45) of the faecal samples were detected positive for endoparasite at Wonorejo and Gunung Anyar mangrove forests, respectively. The prevalence of parasitosis in M. fascicularis from Wonorejo was 17.7% (8/45) for Taenia sp. and 8.8% (4/45) for Balantidium coli cyst. On the other hand, M. fascicularis from Gunung Anyar was infested by Trichuris sp. at a prevalence of 22.2% (10/45). The total number of eggs and cysts ranged from 30 – 400 per gram of faecal samples. The study provides new knowledge on the parasitic burdens among long-tailed macaques in East Java.
Pemberdayaan Kelompok Asuhan Mandiri Manggala melalui Pemanfataan Tanaman Toga dengan Pupuk Organik Koestanti S, Emy; Suprihati , Endang; Sukartini, Tintin; Hidanah, Sri; Paramita Lokapirnasari, Widya; Susilowati, Suherni; Maslachah, Lilik; Angelina Hendarti, Gracia
Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 8 No 4 (2024): November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/aks.v8i4.24107

Abstract

Tanaman Obat Keluarga (TOGA) merupakan jenis tanaman yang memiliki dampak positif secara farmakologis pada tubuh manusia dan umumnya ditanam baik di lingkungan rumah tangga maupun dalam skala komunal. Penelitian ilmiah terhadap tanaman obat keluarga yang memiliki khasiat pengobatan juga mengungkapkan bahwa tanaman tersebut mengandung zat-zat atau senyawa aktif yang terbukti memberikan manfaat bagi kesehatan. Fokus pengabdian masyarakat, meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pada kelompok asuhan mandiri tentang aplikasi pupuk organik sebagai media untuk Taman Toga yang ramah lingkungan dan aplikasi pembuatan jejamuan metode ekstraksi untuk mengeluarkan zat aktif pada tanaman herbal. Hasil evaluasi menunjukkan 100% peserta menanam temulawak, sebanyak 35 peserta (81%) menanam temulawak dan kunir sebanyak 25 peserta menanam temulawak, kunir dan sambiloto (58%). Pengetahuan tentang pupuk organik dari peserta yaitu tidak tahu sebanyak 4 peserta (9,5%), cukup tahu sebanyak 25 peserta (58%) dan sangat tahu sebanyak 14 peserta (32,5%). Sedangkan pemahaman tentang pemanfaatkan pupuk organic terhadap toga didapatkan hasil 29 peserta cukup paham (67,5%), 8 peserta sangat paham (18,5%) dan 5 peserta masih belum paham (12%). Permasalahan tanaman obat pada kelompok asuhan mandiri dapat diatasi dengan cara aplikasi pupuk organik berasal dari kotoran hewan domba yang telah diolah menjadi pupuk yang ramah lingkungan.
Pemberdayaan Kelompok Asuhan Mandiri Manggala melalui Pemanfataan Tanaman Toga dengan Pupuk Organik Koestanti S, Emy; Suprihati , Endang; Sukartini, Tintin; Hidanah, Sri; Paramita Lokapirnasari, Widya; Susilowati, Suherni; Maslachah, Lilik; Angelina Hendarti, Gracia
Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 8 No 4 (2024): November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/aks.v8i4.24107

Abstract

Tanaman Obat Keluarga (TOGA) merupakan jenis tanaman yang memiliki dampak positif secara farmakologis pada tubuh manusia dan umumnya ditanam baik di lingkungan rumah tangga maupun dalam skala komunal. Penelitian ilmiah terhadap tanaman obat keluarga yang memiliki khasiat pengobatan juga mengungkapkan bahwa tanaman tersebut mengandung zat-zat atau senyawa aktif yang terbukti memberikan manfaat bagi kesehatan. Fokus pengabdian masyarakat, meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pada kelompok asuhan mandiri tentang aplikasi pupuk organik sebagai media untuk Taman Toga yang ramah lingkungan dan aplikasi pembuatan jejamuan metode ekstraksi untuk mengeluarkan zat aktif pada tanaman herbal. Hasil evaluasi menunjukkan 100% peserta menanam temulawak, sebanyak 35 peserta (81%) menanam temulawak dan kunir sebanyak 25 peserta menanam temulawak, kunir dan sambiloto (58%). Pengetahuan tentang pupuk organik dari peserta yaitu tidak tahu sebanyak 4 peserta (9,5%), cukup tahu sebanyak 25 peserta (58%) dan sangat tahu sebanyak 14 peserta (32,5%). Sedangkan pemahaman tentang pemanfaatkan pupuk organic terhadap toga didapatkan hasil 29 peserta cukup paham (67,5%), 8 peserta sangat paham (18,5%) dan 5 peserta masih belum paham (12%). Permasalahan tanaman obat pada kelompok asuhan mandiri dapat diatasi dengan cara aplikasi pupuk organik berasal dari kotoran hewan domba yang telah diolah menjadi pupuk yang ramah lingkungan.