Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pemanfaatan Ampas Kopi sebagai Sediaan Body Scrub di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta Santoso, Blegoh Iwan; Rohmah, Siti; Susanti, Hari
Jurnal Inovasi Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 4 No 1 (2024): JIPPM - Juni 2024
Publisher : CV Firmos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54082/jippm.408

Abstract

Dalam menghadapi era modern yang berkembang pesat saat ini khususnya dalam pemanfaatan kopi, maka diperlukan suatu inovasi baru yang bertujuan meningkatkan nilai ekonomis dan keterampilan pada siswa smk muhamadiyah 3 yogyakarta. Selama ini, pemanfaatan kopi hanya sebagai produk minuman sehingga harus memiliki inovasi untuk mampu bersaing. Salah satu usaha untuk meningkatkan nilai tambah produk kopi adalah memanfaatkan ampas kopi hasil seduhan untuk dijadikan produk body scrub. Kopi banyak mengandung antioksidan sehingga baik untuk Kesehatan kulit, begitu juga dengan sediaan body scrub yang mampu membantu menghaluskan dan mengangkat sel kulit mati pada tubuh. Metode yang digunakan pada pelaksanaan kegiata pengabdian masyarakat adalah metode survei lapangan, pelatihan, praktek, diskusi, tanya jawab dengan sasaran siswa smk muhamadiyah 3 yogyakarta khusunya kelas XI Farmasi. Dengan diadakannya kegiatan pengabdian masyarakat melalui pelatihan dalam membuat sediaan body scrub dari ampas kopi maka dapat menambah wawasan dan keterampilan siswa smk muhamadiyah 3 yogyakarta dalam mengolah produk kopi dalam bidang kosmetik dengan melihat nilai posttest yang lebih baik atau meningkat dari nilai pretest.
Kajian Etnomedisin Tanaman Obat Anti-Hipertensi di Desa Ngaran Kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo Jawa Tengah Santoso, Blegoh Iwan; Kintoko, Kintoko
Jurnal Penelitian Inovatif Vol 4 No 3 (2024): JUPIN Agustus 2024
Publisher : CV Firmos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54082/jupin.539

Abstract

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah kesehatan global yang semakin meningkat, termasuk di Indonesia. Berbagai faktor risiko berkontribusi terhadap terjadinya hipertensi, seperti gaya hidup tidak sehat, faktor genetik, dan kondisi medis tertentu.Pengobatan hipertensi konvensional umumnya mengandalkan obat-obatan kimia. Namun, penggunaan obat-obatan kimia seringkali menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, masyarakat masih mencari alternatif pengobatan yang lebih aman dan alami, salah satunya melalui pemanfaatan tanaman obat.Desa Ngaran, Kaligesing, Purworejo, memiliki kekayaan keanekaragaman hayati yang tinggi, termasuk berbagai jenis tanaman obat. Masyarakat desa telah memiliki pengetahuan tradisional tentang penggunaan tanaman obat untuk berbagai macam penyakit, termasuk hipertensi. Tujuan dari penelitian ini memberikan informasi etnomedisin seperti mengelompokan jenis tanaman obat anti-hipertensi,mengelompokkan yang menggunakan,merekomendasikan dan mengetahui tanaman obat anti-hipertensi. Sebanyak 95 responden dari 3 Dusun di desa ngaran kaligesing yang diperoleh dengan snow ball sampling kemudian di wawancarai secara semi-terstruktur dan pertanyaan terbuka tertutup dengan kuesioner. Dari data yang telah didapat dianalisi dengan parameter relative frequency of citation (RFC), Fidelity level (FL), Use Value (UV), dan Rasio Kesepakatan Informan ( RKI ). Didapat data 20 spesies dari 15 famili yang digunakan untuk pengobatan hipertensi dan 3 tanaman obat anti-hipertensi yang paling banyak menyebut,  menggunakan dan merekomendasikan buat menurunkan tekanan darah tinggi di desa ngaran kaligesing yaitu seledri, mentimun dan salam. Bagian tanaman yang paling banyak digunakan adalah daun (60%), Sebagian besar disiapkan dengan cara direbus (65%), cara menggunakan sebagaian besar diminum (70%), dalam penelitian ini data asli dibandingkan dengan jurnal nasional dan internasional untuk membandingkan penggunaan obat dan mendapatkan beberapa spesies tanaman baru. Satu spesies tanaman obat belum ditemukan literatur ilmiah sebagai obat anti-hipertens, 5 spesies sudah pernah diuji klinik sementara 14 spesies sudah diuji preklinik dengan hewan uji  atau in vitro.
Kajian Literatur : Potensi Metabolit Sekunder dalam Seledri (Apium Graveolens) Berbantuan Radar Chart Analysis (RCA) dan Area Under Curve (AUC) Santoso, Blegoh Iwan; Janu, Juwana
Jurnal Vokasi Kesehatan Vol 4 No 1 (2025)
Publisher : Gayaku Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58222/juvokes.v4i1.1376

Abstract

Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang umum terjadi di seluruh dunia, dengan penyebab yang beragam mulai dari faktor genetik, gaya hidup tidak sehat, hingga gangguan fungsi ginjal. Pengobatan hipertensi konvensional umumnya melibatkan penggunaan obat-obatan sintetis, namun pengobatan berbasis tanaman obat seperti seledri yang mengandung senyawa metabolit sekunder menunjukkan potensi yang menjanjikan. Dalam tinjauan sistematik ini, kami bertujuan untuk mengidentifikasi potensi senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam tanaman obat yang memiliki efek anti-hipertensi dan mengeksplorasi mekanisme aksi biologis yang terlibat. Kajian literatur kandungan metabolit sekunder dan aktivitas anti-hipertensi Seledri berdasarkan radar chart analysis, serta Area Under Curve (AUC) untuk mengevaluasi potensi farmakologis secara kuantitatif berdasarkan parameter bioaktivitas. Hasil tinjauan menunjukkan bahwa senyawa seperti flavonoid, polifenol, tanin, dan saponin dalam seledri (Apium graveolens) memiliki potensi sebagai anti-hipertensi, yang berkontribusi melalui mekanisme vasodilatasi, peningkatan aktivitas antioksidan, serta penghambatan enzim pengatur tekanan darah seperti angiotensin-converting enzyme (ACE). Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa tanaman obat dan metabolit sekundernya dapat menjadi alternatif yang menjanjikan untuk terapi hipertensi yang lebih aman dan berbasis alami.
Antioxidant Activity and Lipid Content of Aurantiochytrium sp. from Raja Ampat and Kepulauan Seribu Witasari, Hardi Astuti; Kintoko, Kintoko; Mahfudh, Nurkhasanah; Suhendra, Suhendra; Rangkuti, Ahmad Faizal; Ilmia, Nisrien; Santoso, Blegoh Iwan; Hutari, Andri
Squalen, Buletin Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 20, No 2 (2025): August 2025
Publisher : :Agency for Marine and Fisheries Research and Human Resources, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/squalen.1015

Abstract

Raja Ampat (Southwest Papua Province) and Kepulauan Seribu (Jakarta Raya Province) are part of Indonesia#39;s territory, which includes the mangrove forest area. This habitat supports a diverse array of animals, plants, and microalgae, including Aurantiochytrium sp. It has antioxidant activity related to lipid content. This study aims to identify the lipid content and the antioxidant effects of the microalgae Aurantiochytrium sp.’s extract isolated from the mangrove forest areas of Raja Ampat and Kepulauan Seribu. The extraction process was conducted using the Folch method, which involves a 2:1 (v/v) chloroform-methanol solvent ratio. The microalgae Aurantiochytrium sp. extract of Raja Ampat (MAERA) and microalgae Aurantiochytrium sp. extract of Kepulauan Seribu (MAEKS) were analyzed using GC-MS, antioxidant potential tested in silico by target proteins (5ZLG, 2A1X, 3VLN, and 1EEM) using Autodock Tools, and in vitro by DPPH and ABTS radicals and the carotenoid bleaching method. The results showed that total squalene and fatty acids in MAERA and MAEKS were at different levels. Squalene as a ligand had the lowest binding energy (-9.4, -6.6, -7.7, and -6.5) compared to the native ligand (-5.6, -4.4, -5.2, and -5.2) and ascorbic acid (-5.6, -4.8, -5.3, and -4.9) by in silico antioxidant activity. The in vitro antioxidant activities by DPPH, ABTS, and ß-caroteen bleaching were 103.00 ± 3.75, 216.39 ± 367, 214.62 ± 7,07 (MAERA); and 131.85 ± 23.48, 225.50 ± 3.36, 251.69 ± 5.39 (MAEKS) were not significantly different (pgt;0.05) by all methods. These findings showed that the Aurantiochytrium sp. strains Raja Ampat and Kepulauan Seribu contained diverse levels of fatty acids and squalene. In the in silico study, squalene was evaluated and in vitro, the MAERA and MAEKS extracts showed moderate antioxidant activity.