Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN PENYESUAIAN DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA Nila Frischa Panzola; Firman; Netrawati; Mohd Nazri Abdul Rahman
EDU RESEARCH Vol 4 No 4 (2023): EDU RESEARCH
Publisher : IICLS (Indonesian Institute for Corporate Learning and Studies)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47827/jer.v4i4.135

Abstract

Kemandirian belajar merupakan proses yang menjadi seseorang individu memiliki melibatkan pengambilan tanggung jawab, baik dengan atau tanpa bantuan orang lain, mengidentifikasi sumber daya dan materi pembelajaran yang mereka perlukan, mendiagnosis kebutuhan belajar mereka sendiri, menciptakan tujuan pembelajaran, memilih dan mempraktikkan strategi pembelajaran terbaik, dan menilai kemajuan mereka. Konsep diri dan penyesuaian diri siswa merupakan dua aspek kunci yang menentukan kemampuannya dalam memperoleh kemandirian belajar. Selain itu, persepsi dan penilaian siswa terhadap dirinya sendiri disebut sebagai konsep diri, sedangkan kemampuannya dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan disebut dengan penyesuaian diri. Kemandirian belajar dan konsep diri memiliki korelasi yang baik, menurut temuan studi literatur. Pemilik konsep diri positif biasanya menunjukkan kemandirian belajar yang kuat. Hal ini merupakan hasil dari keyakinan dan keyakinan diri mereka dalam kapasitas mereka untuk belajar. Selain itu, kemandirian belajar dan penyesuaian diri berkorelasi positif. Orang yang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya lebih mungkin memahami dan mengatasi berbagai hambatan belajar. Secara keseluruhan, kemampuan siswa untuk memperoleh kemandirian sangat dipengaruhi oleh konsep diri dan penyesuaian diri. Penelitian ini merupakan tinjauan literatur, termasuk data yang dikumpulkan dari temuan terkait. Memiliki pemahaman umum tentang topik penelitian, mencari informasi yang mendukungnya, menekankan fokus penelitian, mencari dan memperjelas bahan bacaan yang diperlukan, membaca dan membuat catatan penelitian, dan terakhir mengkaji, memperkaya, dan mengklasifikasikan bahan bacaan sebelum mulai menulis adalah langkah-langkah yang terlibat dalam melakukan penelitian kepustakaan. Penulisan deskriptif digunakan untuk melakukan penyelidikan literatur secara mendalam. Penulisan deskriptif digunakan untuk melakukan penyelidikan literatur secara mendalam mengenai konsep diri dan penyesuaian diri dengan kemandirian belajar.
HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP SELF REGULATED LEARNING SISWA DI SMA NEGERI X MERANGIN Afifah; Firman; Netrawati; Mohd Nazri Abdul Rahman
EDU RESEARCH Vol 4 No 4 (2023): EDU RESEARCH
Publisher : IICLS (Indonesian Institute for Corporate Learning and Studies)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47827/jer.v4i4.136

Abstract

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas individu, tidak hanya pada aspek pengetahuan tetapi juga mempengaruhi perilaku. Pengaturan diri, kemampuan individu untuk mengelola pembelajarannya, merupakan kunci untuk mencapai keberhasilan pendidikan. Fenomena regulasi diri yang buruk khususnya pada remaja sering ditemukan dan dapat mempengaruhi hasil belajar dan perkembangan akademiknya. Penelitian ini bertujuan untuk menguji peningkatan self-regulated learning melalui pengaruh self-eficacy dan dukungan sosial dalam konteks pendidikan. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan, dengan kajian pustaka sebagai pendekatan utama. Landasan teoritis, konseptual, dan hipotesis untuk penelitian ini disediakan oleh tinjauan literatur. Pendekatan ini menjelaskan proses tindakan metakognitif, motivasi, dan perilaku dalam pembelajaran dalam kerangka self-regulated learning. Efikasi diri yang tinggi dan dukungan sosial diperlukan untuk pembelajaran mandiri, yang didefinisikan sebagai sejauh mana peserta mengintegrasikan motivasi, metakognisi, dan perilaku dalam proses pembelajaran. Efikasi diri, atau keyakinan terhadap bakat diri sendiri, merupakan faktor kunci dalam menginspirasi orang untuk mengambil tanggung jawab akademis. Self-regulated learning juga dibentuk oleh dukungan sosial yang meliputi rasa nyaman, perhatian, kekaguman, dan dukungan dari lingkungan sosial. Pendidikan tidak hanya mencakup perolehan pengetahuan tetapi juga pengembangan keterampilan manajemen diri selama proses pembelajaran. Meningkatkan dukungan sosial dan efikasi diri yang positif dapat menghasilkan pembelajaran yang lebih mandiri. Oleh karena itu, dalam upaya meningkatkan taraf pendidikan dan hasil belajar individu, perhatian khusus harus diberikan pada pembinaan rasa percaya diri dan lingkungan sosial yang mendukung.
The Relationship Between Learning Motivation And Emotional Intelligence On Student Learning Outcomes At SMK Negeri 1 Gunung Sahilan Indah Wijayanti; Firman; Netrawati; Mohd Nazri Abdul Rahman
Quality : Journal Of Education, Arabic And Islamic Studies Vol. 2 No. 1 (2024)
Publisher : Perkumpulan Dosen Fakultas Agama Islam Indramayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58355/qwt.v2i1.41

Abstract

Learning outcomes are actual achievements displayed by children. Learning outcomes are abilities obtained after going through learning activities. In general, factors that can influence student learning achievement can be divided into two, namely internal factors and external factors. External factors are factors that arise from outside the student such as learning resources, learning facilities, school environment, teachers, friends, parents and others. Meanwhile, internal factors are factors that exist within students such as intelligence, talent, interest, motivation, physical condition, independence, physical fatigue and spiritual fatigue. In this research, the factors that will be investigated whether they have a big influence on student achievement are emotional intelligence and learning motivation. Learning motivation is a series of impulses or driving forces that come from within oneself and from outside to carry out learning activities to cause changes so that the goals desired by the learning subject can be achieved. Emotional intelligence can also support students' success in learning, so that emotional intelligence factors have an important role in learning.
The Relationship Between Self-Efficacy And Assertiveness On Student Career Decision Making At SMK Negeri 1 Gunung Sahilan Assahrawiza; Firman; Netrawati; Mohd Nazri Abdul Rahman
Quality : Journal Of Education, Arabic And Islamic Studies Vol. 2 No. 1 (2024)
Publisher : Perkumpulan Dosen Fakultas Agama Islam Indramayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58355/qwt.v2i1.42

Abstract

The purpose of this study is to investigate the links that exist between the following three aspects: Students at SMKN 1 Gunung Sahilan were asked to answer three questions: 1) The correlation between self-efficacy and assertiveness in relation to career decision making; 2) The relationship between self-efficacy and career decision making at SMKN 1 Gunung Sahilan students; and 3) The relationship between assertiveness and career decision making among students at SMKN 1 Gunung Sahilan. For the purpose of this study, a quantitative methodology and an associative research design were utilized. A total of 101 students were chosen for this study using a selection technique known as proportionate random sampling. The total number of students who participated in this study was 404. A questionnaire based on the Likert scale is used as the method of data collection. This questionnaire is designed to precisely target students' self-efficacy, assertiveness, and decision making. The evaluation of the data in this study is carried out with the assistance of SPSS Version 16.0 for Windows when employing multiple regression analysis techniques.
Dynamics of Career Choice in High School: The Role of Personal Interests and Family Socio-Economic Status Lika Widiawati; Firman; Netrawati; Mohd Nazri Abdul Rahman
Journal Of Psychology, Counseling And Education Vol. 2 No. 2 (2024)
Publisher : Perkumpulan Dosen Fakultas Agama Islam Indramayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58355/psy.v2i2.22

Abstract

The career selection process is one of the most crucial decisions in a person's life. This decision shapes the direction their life will take. Career selection is also an inevitable part of the social aspect that influences individuals after passing through certain developmental stages. This research delves into the factors influencing high school students in choosing their careers. Based on Donal Super's theory, there are internal factors (such as interests and talents) and external factors (such as family influence and socioeconomic status) that impact an individual's career choice. Through a literature-based approach and data analysis from various sources, this study underscores the complexity of the interaction among these factors in students' career decisions. With a profound understanding, educational institutions and parents can provide appropriate guidance, help students recognize their interests and talents, and consider environmental influences, thereby opening avenues for career development aligned with students' potential.
The Relationship Between Self-Efficacy And Academic Stress In High School Students Wilda Deliana Harahap; Firman; Mohd Nazri Abdul Rahman; Netrawati
Journal Of Psychology, Counseling And Education Vol. 2 No. 2 (2024)
Publisher : Perkumpulan Dosen Fakultas Agama Islam Indramayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58355/psy.v2i2.23

Abstract

This research aims to investigate the role of education in students' lives and development, as well as the impact of academic stress on their mental well-being and learning outcomes. The research approach used is a literature study, which involves searching and analysing literature from various sources such as books, journals and related research. The results showed that university students often face academic stress. This research reveals the importance of self-efficacy or self-belief in coping with academic stress. The results showed that individuals with high levels of self-efficacy are more likely to be able to manage academic stress and remain motivated in achieving academic goals. The existence of a positive relationship between self-efficacy and academic stress levels highlights the importance of developing self-efficacy as a key strategy in dealing with academic stress. This research also highlights the need for appropriate support and strategies to help students manage academic stress, with the aim of improving the learning process and reducing its negative impact.
Merantau Culture as One of The Stratgeies in Developing Independent Character in The Environment Minangkabau Community Denia Syapitri; Firman; Mohd Nazri Abdul Rahman
Risalah, Jurnal Pendidikan dan Studi Islam Vol. 11 No. 1 (2025)
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Wiralodra Indramayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/jurnal_risalah.v11i1.1250

Abstract

For most Indonesian people, especially the Minangkabau tribe in West Sumatra, merantau has become a way of life. This culture of wandering is very significant and important in the archipelago. So the Minangkabau people use this culture of wandering as a strategy in cultivating an independent nature. This research aims to see and find out how the culture of wandering is a strategy in developing independent character in the Minangkabau community. The method used for this study is a literature study sourced from books, journals, papers, notes or articles to collect information about the culture of merantau Minangkabau society, independent character and the culture of merantau towards the development of independent character in the Minangkabau community. The research results show that merantau symbolizes Minangkabau cross-cultural culture, where they initially come into contact with different systems and ways of life. They have to learn to adapt if they want to adapt, be accepted even though there are differences and the Minangkabau people cultivate an independent character as one way of doing this.
Strategi Guru Bimbingan dan Konseling dalam Pencegahan Isu Tiga Dosa Besar Pendidikan tentang Kekerasan Seksual Melalui Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Di SMK Kabupaten Lampung Tengah Wardoyo; Firman; Netrawati; Mohd Nazri Abdul Rahman
Risalah, Jurnal Pendidikan dan Studi Islam Vol. 11 No. 1 (2025)
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Wiralodra Indramayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/jurnal_risalah.v11i1.1254

Abstract

Kekerasan seksual terhadap remaja masih merupakan isu yang tersebar di banyak negara, termasuk Indonesia. Data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen-PPA) menyebutkan bahwa dari Januari hingga 27 September 2023, terdapat 19.593 laporan kekerasan di seluruh Indonesia. Angka tersebut berasal dari Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak atau Simfoni PPA, yang memberikan data real-time pada pukul 14.35 WIB. Dari total kasus kekerasan seksual, 17.347 korbannya adalah perempuan, dan 3.987 di antaranya adalah laki-laki. Rentang usia remaja 13-17 tahun menjadi kelompok korban terbanyak dengan 7.451 kasus. Metode kajian literatur digunakan untuk mendeskripsikan konten pokok seputar isu ini. Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang dilakukan di SMK Kabupaten Lampung Tengah menjadi inisiatif penting dalam menghadapi kekerasan seksual. Guru Bimbingan dan Konseling dalam jenis proyek ini dapat memberikan pemahaman dan arahan mengenai larangan serta risiko perilaku kekerasan seksual, yang dapat berdampak negatif pada korban dan pelaku. Proyek ini sangat berperan dalam memberikan pengetahuan dan pembelajaran kepada guru Bimbingan dan Konseling serta peserta didik terkait isu kekerasan seksual. Dengan memasukkan dimensi profil pelajar Pancasila, diharapkan peserta didik dapat menghindari perilaku buruk terkait kekerasan seksual.