Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Analisis Potensi Pasar Tradisional Temu Sebagai Prosesinteraksi Jual Beli Masyarakat Sekitar Prambon Sidoarjo Ramzy Ramadhan; Qoni'ah Nur Wijayani
Harmoni: Jurnal Ilmu Komunikasi dan Sosial Vol. 2 No. 1 (2024): Maret : Harmoni : Jurnal Ilmu Komunikasi dan Sosial
Publisher : Lembaga Pengembangan Kinerja Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59581/harmoni-widyakarya.v2i1.2299

Abstract

Traditional markets are an important element in the economic and social life of communities in various regions of Indonesia, and the Temu Traditional Market around Prambon, Sidoarjo, is no exception. This research aims to carry out an in-depth analysis of the potential of the Temu traditional market as a buying and selling interaction process for the community around Prambon. Through descriptive qualitative research methods, including surveys, interviews and field observations, we explored how this traditional market functions as a center of economic activity and social interaction, as well as how it influences the dynamics of local communities. The results of the research reveal that Temu Traditional Market is not just a place for shopping, but are also important in preserving cultural heritage, supporting people's livelihoods, and encouraging unique social interactions. However, this research also identifies several challenges facing traditional markets, such as changes in consumer tastes and competition with modern shopping centers. Therefore, this research provides important insights for stakeholders and the community in understanding the vital role of the Temu traditional market in supporting economic and social life in the market.
Pengalaman Komunikasi Lintas Budaya dalam Membangun Toleransi antara Komunitas Hindu dan Muslim di Desa Sekelor Sidoarjo Ramzy Ramadhan; Nikmah Suryandari
Bhinneka: Jurnal Bintang Pendidikan dan Bahasa Vol. 3 No. 3 (2025): Bhinneka
Publisher : Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59024/bhinneka.v3i3.1506

Abstract

This study aims to describe and analyze the intercultural communication experiences between Hindu and Muslim communities in fostering tolerance in Sekelor Village, Sidoarjo Regency. This village is notable as a minority Hindu community lives harmoniously with the Muslim majority. A descriptive qualitative approach was employed, using interviews, observations, and documentation for data collection. The findings show that communication between the two communities occurs intensively through daily social interactions, cooperation in religious and social activities, and mutual respect for differences. Forms of communication include verbal and non-verbal exchanges practiced within the context of local culture and communal values. Tolerance is reflected not only in accepting differences but also in active participation in each other’s religious events. Supporting factors for this tolerance include a strong awareness of peaceful coexistence, local cultural values, the role of community leaders, and openness to diversity. The study affirms that intercultural communication can serve as a vital bridge in strengthening a pluralistic and harmonious society.
Analisis Struktur Jaringan Komunikasi pada Tagar #KaburAjaDulu di Platform X (Twitter) Fanny Amelia Wati; Robiatul Auliyah; Ramzy Ramadhan; Rio Kurniawan
Al-Ittishol: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 6 No. 2 (2025): Al-Ittishol: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam
Publisher : Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51339/ittishol.v6i2.4006

Abstract

Berbagai isu sosial dan politik di Indonesia memicu keresahan di masyarakat, terutama terkait ketidakpuasan terhadap kondisi negara dan keinginan untuk mencari peluang lebih baik di luar negeri. Salah satu bentuk ekspresi keresahan tersebut muncul melalui media sosial, di mana tagar #KaburAjaDulu di platform X (dahulu Twitter) menjadi simbol aspirasi masyarakat untuk pergi meninggalkan Indonesia demi masa depan lebih baik. Namun hingga saat ini, belum banyak studi yang secara mendalam mengungkap bagaimana pola interaksi dan struktur jaringan komunikasi terbentuk di balik percakapan ini, siapa aktor-aktor sentralnya, serta bagaimana peran mereka dalam penyebaran pesan dan aspirasi publik. Berdasarkan permasalahan tersebut, Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur tagar #KaburAjaDulu pada platform X (dulunya Twitter) yang mencerminkan keresahan masyarakat ditengah isu social politik di Indonesia. Tagar ini menjadi sarana masyarakat untuk mengungkapkan keinginan mereka untuk pergi dari Indonesia untuk masa depan yang lebih baik. Penelitian ini menggunakan metode Sosial Network Analysis (SNA), Penelitian ini mengamati pola interaksi antar pengguna serta mengidentifikasi actor sentral dan hubungan antar simbuol jaringan. Data dikumpulkan melalui observasi partisipatif pada unggahan yang menggunakan tagar tersebut, kemudian dianalisis menggunakan perangkat lunak UCINET. Hasil menunjukkan bahwa jaringan komunikasi ini bersifat tidak terpusat, namun memiliki beberapa aktor dominan seperti @kkbook00, @Banyulangit_1, dan @jackboiys yang memainkan peran penting dalam penyebaran informasi. Struktur jaringan menunjukkan pola radial dengan beberapa simpul sebagai pusat penghubung serta munculnya klik-klik kecil sebagai penguat komunikasi lokal. Fenomena ini menunjukkan bahwa media sosial tidak hanya sebagai ruang hiburan, namun juga wadah solidaritas dan penyampaian aspirasi kolektif digital.
PRESERVING THE DEBUS AND MAWLID TRADITIONS IN THE BANTEN REGION Ramzy Ramadhan; Abu Fakhri Ropip; Ahmad Alan Ardiyansyah; Maftuh Sujana
Multidisciplinary Indonesian Center Journal (MICJO) Vol. 2 No. 4 (2025): Vol. 2 No. 4 Edisi Oktober 2025
Publisher : PT. Jurnal Center Indonesia Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62567/micjo.v2i4.1234

Abstract

Historical records show that in the early 19th century, Banten became a center for scholars in the archipelago and even in Southeast Asia, particularly in the field of Islamic studies. The Bantenese culture, which appears simple on the surface, actually possesses a high level of complexity. This article presents a portrait of Bantenese culture by focusing on two main topics: the Debus tradition and the Panjang Mawlid tradition. The study finds that the diverse folk art performances in Banten, which have been passed down through generations, are inseparable from religious influences, especially Islam.
PRO DAN KONTRA FENOMENA FILEM BID’AH DI MASYARAKAT INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAAN METODE FILSAFAT ILMU Ajharul Wirdi; RUSDIYANTO; Ahmad Alan Ardiyansayah; Ramzy Ramadhan; Andi Rosa
Indonesian Journal of Islamic Studies (IJIS) Vol. 1 No. 2 (2025): Vol. 1 No. 2 Edisi Juli 2025
Publisher : JCI Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62567/ijis.v1i2.957

Abstract

Fenomena film bertema bidaah telah memicu beragam reaksi dalam masyarakat Indonesia, mulai dari dukungan yang kuat hingga pertentangan yang tajam. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji dinamika perspektif pro dan kontra tersebut melalui kacamata filsafat ilmu, dengan menganalisis bagaimana konstruksi pengetahuan, nilai, dan interpretasi agama membentuk persepsi publik terhadap film bertema bidaah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang berlandaskan pada filsafat ilmu, khususnya fokus pada aspek epistemologis, aksiologis, dan ontologis dari isu-isu tersebut. Temuan penelitian mengungkapkan bahwa perbedaan latar belakang pendidikan, pemahaman agama, dan kecenderungan ideologi merupakan faktor kunci yang mempengaruhi spektrum respon masyarakat. Lebih jauh lagi, film sebagai media komunikasi massa memainkan peran penting dalam memperluas atau memicu kekhawatiran tentang otoritas agama dan batas-batas penafsiran. Penelitian ini menawarkan wawasan filosofis tentang interaksi antara pengetahuan dan media dalam konteks budaya dan agama, dan mengundang refleksi kritis dari penonton dan pembuat film.