Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Peningkatan Minat Baca Siswa Kelas 5 SDQ Al Muwaffaq Melalui Metode Kaca (Kamis Baca) Aulia, Indah; Khoirunnisa, Zahra; Hardiansyah, Hadi
JURNAL PENDIDIKAN DAN SAINS Vol 2 No 2 (2023)
Publisher : Universitas Tangerang Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Minat seseorang terhadap suatu objek akan lebih kelihatan apabila objek tersebut sesuai sasaran dan berkaitan dengan keinginan dan kebutuhan seseorang yang bersangkutan (Sardiman, 2012). Menurut (Benediktus, 2017) mengatakan bahwa minat adalah suatu perpaduan keinginan dan kemauan yang dapat berkembang jika ada motivasi. Sedangkan menurut (Maharani et al., 2017) bahwa minat pada dasarnya merupakan penerimaan akan sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Minat baca merupakan suatu keinginan atau kecendrungan yang tinggi (gairah) untuk membaca (Siregar,2004). Definisi itu sejalan dengan pendapat Darmono yang menyatakan bahwa minat baca bahwa kecendrungan minat baca yang mendorong seseorang berbuat sesuatu terhadap membaca (Darmono, 2001; 182) minat baca tumbuh dari diri siswa masing-masing sehingga untuk meningkatkan minat baca perlu kesadaran setiap individu. Minat membaca ditunjukkan dengan keinginan yang kuat untuk mengikuti kegiatan membaca. Siswa yang tertarik membaca selalu bersedia membaca, berbeda dengan siswa yang tidak terlalu tertarik membaca. Disini peran guru juga sangat penting untuk meningkatkan minat baca siswa. Minat membaca siswa tidak akan berkembang jika guru tidak menggunakan metode pembelajaran dengan baik. Jenis metode penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Metode penelitian tindakan kelas ini berfokus dalam pembelajaran dalam kelas dengan tujuan untuk memungkinkan penyesuaian strategi yang tepat berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh pada setiap tahapan penelitian.
The Collaborative Role Of Village Government And Prosecutor's Office In Corruption Prevention: A Case Study Of Buninagara Village, West Bandung District Pertiwi, Shyntia Jashmin; Anindya, Galuh Rajni; Khoirunnisa, Zahra; Zahratunnisa, Alya; Salsabila, Ratsya
Action Research Literate Vol. 9 No. 6 (2025): Action Research Literate
Publisher : Ridwan Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/arl.v9i6.2974

Abstract

This paper aims to determine the collaboration between the village government and law enforcement, known as prosecutor, in preventing corruption. Indonesia is a state that implements the law to uphold justice and truth. Based on Article 1 section (3) of Law Number 6 of 2014 concerning Village Governments, the Village Head, or referred to by another name, is assisted by the Village apparatus as an element of the Village Government organizer. Therefore, it is important in a village government to regulate and manage the interests of the local community, which are carried out by the Village Government organizers. In line with that, the village government collaborates with the prosecutor's office through various strategic steps, such as budget transparency and accountability, as a form of increasing more intensive supervision of village budget management. The prosecutor's office, as a law enforcement agency, is involved in providing legal guidance and assistance in efforts to prevent corruption, as well as taking applicable legal actions if indications of potential corruption cases are found. With this collaboration, it is hoped that a clean and transparent collaboration can be created at all levels of society, especially in government, as a joint effort to avoid corrupt practices.
The Relationship between Fatigue and Activities of Daily Living in Chronic Kidney Failure Patients Undergoing Hemodialysis Khoirunnisa, Zahra; Rosyid, Fahrun Nur; Kristini, Puji
Indonesian Journal of Global Health Research Vol 6 No S6 (2024): Indonesian Journal of Global Health Research
Publisher : GLOBAL HEALTH SCIENCE GROUP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/ijghr.v6iS6.4940

Abstract

Patients with chronic kidney failure undergoing hemodialysis often experience decreased ability to perform activities of daily living. Fatigue is a common symptom that could influence the reduction of these activities. This study aims to analyze the relationship between fatigue and the level of independence of daily living activities in chronic kidney failure patients undergoing hemodialysis. This study used a descriptive correlative design and a cross-sectional approach with a population of 175 hemodialysis patients, which then obtained a sample of 121 people using the accidental random sampling technique. Data was collected using the FACIT Fatigue Scale and Katz index questionnaires, while the correlation test used Rank Spearman. The results showed a significant positive relationship between fatigue and the level of independence of daily living activities with a p-value = 0.001. The higher the fatigue value, the higher the level of dependence of a person on performing daily living activities. Early identification is needed to assess the fatigue status experienced by hemodialysis patients as a strategy to increase independence, which ultimately impacts quality of life.
Pendampingan Pemanfaatan Pangan Lokal Berbasis Bayam (Amaranthus SPP) dalam Produk Bolu Kukus untuk Pencegahan Stunting di Desa Pataruman Kabupaten Bandung Barat Lismarina, Lilis; Yusuf Firdaus, Muhammad; Salsabila, Risty; Suprawijaya, Diega Alyadina; Zein, Zaky Ahmad; Wiguna, Ayyu Astri; Mutakin, Farhan Mukti; Khoirunnisa, Zahra; Ramadhani, Zahra Nurul Afni; Aryani, Viena Dwi; Fadhilah, Muhammad Azka
Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 9 No 4 (2025): November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/aks.v9i4.28201

Abstract

Program pengabdian ini dilatarbelakangi dengan tingginya prevalensi permasalahan stunting di Desa Pataruman, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat. Rendahnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya asupan gizi seimbang menjadi salah satu faktor penyebab. Melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Muhammadiyah Bandung, dilakukan penyuluhan dan demonstrasi inovasi pangan berupa bolu kukus bayam sebagai alternatif menu Pemberian Makanan Tambahan (PMT) di posyandu. Kegiatan dilaksanakan pada Agustus 2025 dengan melibatkan kader Pembinaan Kesejahteraan Keluarga dan ibu yang memiliki anak usia dini. Bayam dipilih karena merupakan salah satu tanaman yang ditanam di Kebun Gizi desa Pataruman. Bayam memiliki kandungan vitamin, mineral, zat besi, dan asam folat yang bermanfaat untuk tumbuh kembang anak serta pencegahan anemia. Hasil uji organoleptik terhadap tiga formula menunjukkan perbedaan terbaik pada warna, rasa, aroma, dan tekstur, dengan formula bayam 66,6%, tepung terigu 60%, gula 52%, santan 100%, mentega 37,5%, telur 15%, pengembang kue 17,64%, baking soda 8,81%, garam 1%, vanili 100%, dan air 100%. Inovasi ini terbukti dapat diterima masyarakat sebagai variasi PMT sekaligus mendukung program pencegahan stunting. Selain meningkatkan kesadaran gizi, kegiatan ini juga berpotensi memperkuat ketahanan pangan lokal dan membuka peluang pemberdayaan masyarakat berbasis hasil pertanian desa.