Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

The Effect of Giving D-Galactose as an Aging Inducer on Body Weight, Glucose Levels and Interleukin-6 Levels in Wistar Rats Gama, Arlina Wiyata; Akib, Rahmawati; Khaera, Ummul
Journal of Community Health Provision Vol. 5 No. 1 (2025): Journal of Community Health Provision
Publisher : PSPP JOURNALS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55885/jchp.v5i1.556

Abstract

Aging is a complex biological process characterized by a decline in physiological functions and an increased susceptibility to chronic diseases. D-galactose, although a naturally occurring monosaccharide, can induce aging when administered in high doses by increasing oxidative stress and inflammation, as indicated by elevated levels of reactive oxygen species (ROS) and interleukin-6 (IL-6). This study aimed to analyze the changes in body weight, blood glucose levels, and IL-6 levels in Wistar rats following D-galactose administration, with the goal of gaining insights into aging mechanisms and exploring potential therapeutic targets for age-related diseases. This was an experimental study using a pre- and post-test design, involving 20 male Wistar rats divided into two groups: a treatment group that received 150 mg/kgBW of D-galactose and a control group that received 0.9% NaCl, both for a duration of six weeks. The study was conducted at the PSPD Research Laboratory, Faculty of Medicine and Health Sciences, UIN Alauddin Makassar, from August to October 2024. Body weight, fasting blood glucose, and serum IL-6 levels were measured weekly using ELISA and a glucometer. Variables analyzed included body weight, glucose levels, and IL-6 levels, with controlled variables such as age, sex, strain, feed, water, and housing conditions. Data were analyzed using an independent t-test with a significance level of p < 0.05. Although changes were observed in all variables, the administration of D-galactose did not result in statistically significant differences in body weight or blood glucose levels between the treatment and control groups. These findings suggest that the aging process induced by D-galactose may involve more complex mechanisms and require further investigation to fully understand its effects and implications for human health.
LITERATURE REVIEW : PENERAPAN RANGE OF MOTION (ROM) AKTIF CYLINDRICAL GRIP TERHADAP KEKUATAN OTOT PADA PASIEN STROKE Haslinda, Haslinda; Muchsin, Achmad Harun; Akib, Rahmawati
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 2 (2025): AGUSTUS 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i2.47662

Abstract

Latihan ROM (Range of Motion) pada penderita stroke merupakan salah satu teknik untuk mengembalikan sistem pergerakan, dan untuk memulihkan kekuatan otot untuk bergerak kembali memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari. Latihan range of motion (ROM) merupakan bagian dari proses rehabilitasi untuk mencapai tujuan yaitu meningkatkan kekuatan otot. Latihan beberapa kali dalam sehari dan dilakukan pengulangan setiap gerakan agar latihan tersebut dapat optimal di lakukan sehingga dapat mencegah terjadinya komplikasi yang akan menghambat pasien untuk dapat mencapai kemandirian dalam melakukan fungsinya sebagai manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas penerapan range of motion cylindrical grip terhadap kekuatan otot pada pasien stroke. Desain penelitian ini adalah Literature Review. Hasil dalam pelaksanaaan penerapan latihan range of motion cylindrical grip dinyatakan mampu meningkatkan kekuatan otot pada pasien stroke yang mengalami kelemahan otot. Dapat disimpulkan bahwa latihan Range Of Motion (Cylindrical Grip) yang dilakukan pada pasien stroke dapat meningkatkan kekuatan otot.
Angka Kejadian Tuberkulosis Anak dengan Imunisasi BCG di RSUD dr. La Palaloi Maros Syukur, Muhammad; Jafar, Muh. Alfian; Pancawati, Erni; Darma, Sidrah; Akib, Rahmawati
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 1 (2024): April 2024
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v8i1.14030

Abstract

Tuberkulosis (TB) ialah persoalan Kesehatan yang penting didunia. Dimana tuberkulosis pada anak terjadi di usia 0 – 14 tahun. Dinegara berkembang jumlah dari anak yang usianya kurang dari 15 tahun yakni 40 – 50% dari jumlah keseluruhan populasi umum serta ada kurang lebih 500.000 anak didunia menderita tuberkulosis tiap tahunnya. Penelitian ini menggunakan metode berupa crosssectional yang bersifat deskriptif retrospektif dengan teknik total sampling. Tujuan penelitian ini menganalisis angka dari kejadian tuberkulosis anak dengan imunisasi BCG pada RSUD dr. La Palaloi Maros pada Agustus 2022 – Juli 2023. Resultan penelitian diperoleh bahwasanya penderita TB paru anak di RSUD dr. La Palaloi Maros periode Agustus 2022 – Juli 2023 sebanyak 70 penderita TB. Sebagian besar penderita tuberkulosis pada anak berusia 6 – 18 tahun yang jenis kelaminnya laki – laki sejumlah 24 orang (34,2%) serta Perempuan sejumlah 19 orang (27,1%), dimana jenis tuberkulosis terbanyak adalah tuberkulosis paru sebanyak 31 orang (44,2%) dan tuberkulosis ekstra paru sebanyak 12 orang (17,1%) dengan riwayat imunisasi BCG sebanyak 25 orang (35,7%) dan pasien yang tidak melakukan imunisasi BCG sebanyak 18 orang (25,7%). Penderita TB paru anak banyak terjadi pada usia 6 – 18 tahun, jenis kelamin laki – laki, terdiagnosis TB paru, serta mempunyai riwayat imunisasi BCG.
KARAKTERISTIK KLINIS TUBERKULOSIS PARU PADA ANAK DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT MAKASSAR TAHUN 2020-2022 Tammi, Zherant Parningan; Salakede, Setia Budi; Akib, Rahmawati; Darma, Sidrah; Natsir, Bulkis
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 8 No. 1 (2024): APRIL 2024
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v8i1.26491

Abstract

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri M. tuberculosis penyebab mortalitas dan morbiditas utama di negara-negara berkembang. Diperkirakan setiap tahun anak beresiko terinfeksi TB karena berkontak dengan orang dewasa yang memiliki BTA-positif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik klinis tuberkulosis paru pada anak di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Makassar tahun 2020-2022. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif menggunakan data rekam medis. Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh data penderita tuberkulosis paru pada anak berdasarkan usia 0-12 bulan sebanyak 7,3%, usia 1-5 tahun sebanyak 56,1%, usia 6-10 tahun sebanyak 24,4%, dan usia 11-17 tahun sebanyak 12,2%. Berdasarkan jenis kelamin sebanyak 56,1% laki-laki dan   43,9% Perempuan. Berdasarkan berat badan saat memulai pengobatan 5-10 kg sebanyak 31,7%, 11-20 kg sebanyak 46,3%, 21-30 kg sebanyak 12,2%, dan 31-40 kg sebanyak 9,8%. Adapun gejala respiratorik berupa batuk kronik 90,2%, sesak 53,7%, nyeri dada 34,1%, dan batuk darah 2,4%. Sedangkan yang mengalami gejala sistemik berupa demam 78,0%, berat badan tidak naik/penurunan berat badan 73,2%, malaise 26,8%, dan keringat malam sekitar 4,9%. Gambaran karakteristik klinis repiratorik yang paling banyak pada tuberkulosis paru anak di Balai Besar Kesehatan paru Masyarakat Makassar tahun 2020-2022 adalah batuk kronik, sedangkan karakteristik klinis sistemik terbanyak yakni demam. Anak yang menderita tuberkulosis paru di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Makassar tahun 2020-2022 terbanyak pada usia 1-5 tahun, berjenis kelamin laki-laki, dan memiliki berat badan antara 11-20 kg saat memulai pengobatan.