Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Penerapan Metode Tilawati dalam Pembelajaran Al-Qur’an di Madrasah Diniyah Al-Fajar Setyowati, Iin; Yekti, Sanjaka
Edukhasi: Jurnal Inovasi Pendidikan Vol 3 No 1 (2025): Jurnal Inovasi Pendidikan
Publisher : Edu Berkah Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60132/jip.v3i1.267

Abstract

Pendidikan Al-Quran sangat penting diberikan kepada anak-anak karena Al-Quran merupakan pedoman hidup umat Islam. Dengan pendidikan Al-Quran yang diberikan sejak dini, diharapkan dapat menciptakan generasi penerus yang qur’ani. Ada berbagai metode yang digunakan dalam pembelajaran Al-Quran, salah satunya adalah metode tilawati. Madrasah Diniyah Al-Fajar menerapkan metode tilawati sebagai bentuk inovasi pendidikan untuk memberikan pendidikan terbaik kepada anak-anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati bagaimana penerapan metode tilawati di Madrasah Diniyah Al-Fajar, serta faktor-faktor yang mendukung dan menghambat program tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan penelitian lapangan. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan teori Miles dan Huberman yang meliputi tiga tahap: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data diuji dengan menggunakan metode triangulasi, yaitu triangulasi penelitian, sumber, metode, dan teori. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan metode tilawati di Madrasah Diniyah Al-Fajar terdiri dari tiga tahapan pembelajaran: kegiatan pembukaan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Tiga alat evaluasi yang diterapkan adalah: pre-test, evaluasi harian, dan kenaikan jilid. Tiga teknik pembelajaran yang digunakan meliputi: teknik baca simak, teknik klasikal, dan teknik evaluasi. Beberapa faktor pendukung program ini antara lain: visi dan misi Madrasah Diniyah Al-Fajar, latar belakang guru pembimbing, kepribadian guru pembimbing, dan kemampuan guru pembimbing. Sementara itu, faktor penghambat program ini meliputi: sarana dan prasarana, kondisi santri, dan peran wali santri.
Strategi Guru dalam Memperkuat Karakter Religius Siswa Melalui Program Sekolah di MTs 05 Kalikuning Tulakan Rahmawati, Ani; Yekti, Sanjaka
Borneo Journal of Islamic Education Vol 5 No 1 (2025): Borneo Journal of Islamic Education 5 (1), Mei 2025
Publisher : Faculty of Education and Teacher Training of UINSI Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21093/bjie.v5i1.10296

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi yang diterapkan oleh guru dan kepala sekolah di MTs 05 Kalikuning untuk memperkuat karakter religius siswa melalui program-program sekolah. Pentingnya penelitian ini karena adanya krisis moral dan perilaku yang menyimpang yang semakin meningkat terutama dikalangan remaja, yang diperburuk oleh pengaruh buruk dari media sosial dan budaya populer. Dengan pendekatan kualitatif, penelitian ini mengumpulkan data menggunakan observasi, wawancara, dan analisis dokumen tentang strategi penguatan pendidikan karakter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi yang digunakan untuk memperkuat karakter religius siswa dengan pembelajaran yang berbasis nilai, pembiasaan ,keteladanan dan program keagamaan. Pendekatan terintegrasi ini dapat meningkatkan displin, tanggung jawab, serta nilai-nilai moral siswa, dan menciptakan lingkungan yang mendukung pengembangan karakter. Program-program seperti tahfiz, mabit, dan muhadhoroh tidak hanya mendukung pembelajaran akademis, tetapi juga menanamkan nilai-nilai spiritual yang dapat membantu perkembangan secara menyeluruh bagi siswa. Temuan ini juga menekankan pentingnya lembaga pendidikan dalam membekali siswa dengan karakter yang baik, sehingga siswa siap dalam menghadapi tantangan masa kini dengan bijak. Hasil penelitian ini mendorong pembuat kebijakan untuk mengalokasikan lebih banyak sumber daya untuk program pendidikan karakter, menekankan pengembangan karakter menjadi komponen penting dalam kurikulum disemua jenjang pendidikan.
Upaya Guru dalam Meningkatkan Semangat Belajar Bahasa Arab Siswa Kelas 6 di Sekolah Mim Nglaran 1 Nuraeni, Septi; Yekti, Sanjaka
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 2 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Seorang guru merupakan pengaruh paling penting dalam proses pendidikan. Peran guru salah satunya memberikan semangat belajar kepada siswa, Hasil yang baik diwujudkan dalam bentuk tingkah laku belajar. pembelajaran akan berhasil jika guru tepat dalam menggunakan metode, media dan model pembelajaran. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan bentuk penilitian lapangan. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sumber data sekaligus informasi adalah guru Bahasa Arab dan pihak-pihak yang terkait bila diperlukan. Dalam pengumpulan data, penelitin menggunakan beberapa teknik dengan observasi, wawancara, dokumentasi dan menarik kesimpulan. Sedangkan dalam menganalisis data, peneliti menggunakan analisis data deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya guru Pendidikan Bahasa Arab dalam meningkatkan motivasi belajar siswa sudah dilaksanakan dengan baik yaitu dengan pembuatan RPP, pemberian feedback, penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi, antusias dalam belajar, pemberian hukuman, pemberian kompetisi. Kendala yang dihadapi yaitu: (1) Adanya siswa yang susah mengerti tentang pelajaran bahasa Arab, (2) Susah menangkap pelajaran yang dilakukan pada saat pembelajaran sedang berlangsung (3) Kurangnya minat siswa-siswi terhadap bahasa Arab, (4) Kurangnya fasilitas yang disediakan MIM Nglaran 1, yang dianggap dapat mendukung lancarnya pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab di MIM Nglaran 1 desa Nglaran Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan.
Communicative Competence of Early Childhood Islamic Education Students: The Synergy between Islamic Pedagogy and Modern Communication Studies Suprayitno, Kabul; Hassan, Fauziah; Yekti, Sanjaka; Ahmadi, Ahmadi
Al-Ishlah: Jurnal Pendidikan Islam Vol 23 No 2 (2025): Al-Islah
Publisher : IAIN PAREPARE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35905/alishlah.v23i2.15243

Abstract

Background:Recent scholarship highlights communicative competence as a foundational dimension of teacher professionalism; however, within Islamic Early Childhood Education, its conceptualization remains fragmented, often limited to surface-level linguistic or performative skills. This narrow treatment obscures the ethical, dialogic, and digital dimensions necessary for cultivating educators capable of navigating contemporary pedagogical demands while remaining grounded in Islamic value frameworks. Research Objectives:This study investigates the multidimensional constitution of communicative competence among prospective Islamic early childhood teachers and seeks to theorize an integrative framework, Islamic Educommunication Competence—that synthesizes spiritual–moral ethics, dialogic interaction, and critical digital literacy. Methods: Using an interpretivist qualitative design, data were collected from 60 participants through semi-structured interviews, sustained classroom observations, and document analysis of teaching artifacts. A hybrid inductive–deductive thematic analysis was applied, supported by iterative coding validation and intercoder reliability to ensure analytic rigor. Results: The analysis reveals that communicative competence emerges through three interdependent domains: (1) ethical–spiritual orientation, characterized by adab, sincerity, and moral intentionality; (2) dialogic and sociocultural mediation, reflected in collaborative reasoning, reflective discourse, and contextual sensitivity shaped by local Islamic cultural practices; and (3) critical digital engagement, which enables ethical, multimodal, and audience-responsive communication. Together, these domains articulate a theoretical expansion of communicative competence beyond linguistic ability. Conclusions: The study advances a conceptual model of Islamic Educommunication Competence that repositions communicative ability as an ethical–dialogic construct embedded within digital ecologies. This model offers significant implications for teacher education curricula seeking to integrate Islamic ethics with contemporary communication practices. Future research should examine the model’s transferability across broader Islamic education contexts and its empirical impact on classroom outcomes.