Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PERSEPSI DAN MAKNA PEMBAHARUAN JANJI PERKAWINAN TERHADAP KEUTUHAN PERKAWINAN OLEH PASUTRI KATOLIK: Perception and Meaning of Renewal of Marriage Promises towards the Integrity of Marriage by Catholic Couples Selatang, Fabianus; Wiwin, Wiwin; Desa, Maria Vianti; Risti, Maria Antonia Gracia Eka
Jurnal Ilmu Keluarga dan Konsumen Vol. 16 No. 2 (2023): JURNAL ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN 16.2
Publisher : Department of Family and Consumer Sciences, Faculty of Human Ecology, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24156/jikk.2023.16.2.108

Abstract

Situasi dan perkembangan zaman menggiring manusia pada nilai-nilai duniawi. Perkawinan Katolik dan keutuhan keluarga Katolik dihadapkan pada tantangan yang sama. Pembaharuan janji perkawinan adalah salah satu jalan untuk membendung tantangan zaman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan persepsi dan makna pembaharuan janji perkawinan oleh pasutri Katolik. Metode yang dipakai adalah metode kualitatif deskriptif. Desain penelitian yakni pendekatan fenomenologi. Penelitian dilakukan di Paroki St. Maria dari Fatima Kesatrian Malang, Provinsi Jawa Timur. Waktu penelitian Juli sampai Desember 2022. Dalam penelitian ini, kami mengambil 15 pasutri sebagai sumber utama atau informan kunci dengan klasifikasi usia perkawinan 1-5 tahun, 6-20 tahun dan 20-an tahun ke atas. Prosedur pengumpulan data yakni wawancara dan bentuk wawancara yakni semi terstruktur. Teknik analisis data terdiri dari tiga tahap yakni membaca data, organisasi data dan menentukan tema. Kesimpulan, pembaharuan janji perkawinan lahir dari kesadaran pasangan suami istri akan makna terdalam dari Sakramen Perkawinan. Pembaharuan perkawinan sarana untuk memelihara dan merawat janji nikah dan komitmen satu sama lain dalam hidup perkawinan. Dengan demikian, makna pembaharuan janji perkawinan adalah agar semakin saling percaya, total dalam menjalankan hidup bersama, saling melengkapi dan bertanggung jawab terhadap pilihan dan setia pada janji nikah serta menghidupkan kembali cinta Kristus kepada gereja-Nya yang tercermin dalam hubungan suami dan istri.
Metode Kiri dalam Pengajaran Membaca dan Menulis Huruf Braille bagi Anak Tuna Netra Desa, Maria Vianti; Wahyuni, Sri; Yulius, Martinus Irwan; Liburseran, Sirilus Risco
Nusantara: Jurnal Pendidikan Indonesia Vol. 4 No. 2 (2024)
Publisher : Lembaga Sosial Rumah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/njpi.2024.v4i2-10

Abstract

Purpose – Blind people have limitations in accessing the outside world using their sense of sight. One of them is AR for the compound blind. This research aims to train AR to read and write braille using the left-code method.Method – The methods used are experimental methods with a Single Subject Research (SSR) research design with an A-B-A design. Data collection uses tests. The data obtained was analyzed using descriptive statistics and displayed as tables and graphs.Findings – Using the left method technique, it was discovered that AR subjects could read and write braille for packages 1 to 3. An increase in the average level in each condition showed this. Starting from the baseline condition A1, which is a score of 1.3, the intervention condition gets a score of 9.6 and the baseline condition A2 gets a score of 16. So AR can read syllables, words, and sentences in package 1: a,b,k,l, package 2:c,f,m,p, package 3: e,h,o,r. Research Implications – The implications of this research indicate that the left coding method can be used to train compound blind subjects to learn braille. Time limitations, limited learning facilities, and limited intellectual conditions of the subjects mark the limitations of this research. Researchers suggest that for further research, considering the characteristics of compound blind subjects who are easily suspicious and irritable and have below-average intelligence, learning to read and write braille must be done in a calm situation. The condition of a comfortable place without interference from other people's voices also needs to be considered.
PELATIHAN PENGASUHAN UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS BAGI PARA PENGASUH DI YAYASAN BHAKTI LUHUR Nini, Klemensia; Wahyuni, Sri; Desa, Maria Vianti
Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 8, No 3 (2025): Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kumawula.v8i3.59270

Abstract

Bhakti Luhur Foundation is a foundation engaged in handling children with special needs, including children with intellectual disabilities, physical disabilities, deaf-mute, and blind children. In this foundation, children with special needs are cared for, served, and educated so that their abilities develop under the guidance of caregivers. In the monthly evaluation, it was found that the development of children with special needs was not satisfactory, and upon further observation, it turned out that some caregivers lacked the competence to handle these children with special needs. This can be seen from their difficulties in accompanying children with intellectual disabilities while studying, caring for children with cerebral palsy, not mastering sign language, and not being fluent in reading and writing Braille. These problems certainly affect the quality of services provided to the children with special needs under their care. To prevent the service from deteriorating further, training needs to be held with the aim of improving the skills of caregivers, with the target of mastering both theory and practice. The training program provided includes training in handling children with special needs with intellectual disabilities, cerebral palsy, and deaf-mute and blind children. The material is delivered using lecture, discussion, question-and-answer methods, and hands-on practice. Participants consisted of 20 caregivers from 20 guesthouses, and the training was carried out over four days. The effectiveness of the training was measured using a pre-test and post-test with a target score above 70 (scale 0–100). The cumulative results showed that the theory score reached 86.97 and the practice score reached 85.90. These scores are categorized as very good. These results indicate that the training is effective in improving the caregivers’ understanding in both theory and practice so that they will be better prepared to handle children with special needs under their care, enabling the children’s development to be achieved optimally. Yayasan Bhakti Luhur adalah sebuah yayasan yang bergerak dalam bidang penanganan anak berkebutuhan khusus antara lain anak tunagrahita, tunadaksa, tunarungu-wicara dan tunanetra.  Di Yayasan ini anak-anak berkebutuhan khusus di rawat, dilayani dan didik agar berkembang kemampuannya oleh para pengasuh. Dalam evaluasi bulanan ditemukan perkembangan anak-anak berkebutuhan khusus kurang baik dan ketika diobservasi ternyata beberapa pengasuh kurang memiliki kompetensi untuk menangani anak-anak berkebutuhan khusus tersebut. Hal ini bisa dilihat dari kesulitan mereka dalam mendampingi anak tunagrahita saat belajar, merawat anak cerebral palsy, kurang menguasai bahasa isyarat dan tidak lancar dalam membaca serta menulis huruf braille. Masalah-masalah ini tentu akan memengaruhi layanan mereka terhadap anak berkebutuhan khusus yang diasuhnya. Untuk mencegah agar pelayanan tidak semakin buruk, maka perlu diadakan pelatihan dengan tujuan untuk meningkatkan keterampilan pengasuh dengan target bisa menguasai teori dan praktik. Program pelatihan yang diberikan adalah pelatihan penanganan untuk anak berkebutuhan khusus tunagrahita, cerebral palsy, tunarungu-wicara dan tunanetra.  Materi disampaikan dengan metode ceramah, diskusi, tanya jawab, dan praktik penanganan.  Peserta yang mengikuti sebanyak 20 pengasuh dari 20 wisma dan pelatihan dilaksanakan selama empat hari. Efektivitas pelatihan diukur dengan menggunakan pre-test dan post-test dengan target skor di atas 70 (skala 0-100). Adapun hasil yang dicapai secara akumulatif untuk skor teori mencapai skor 86,97 dan untuk skor praktik mencapai skor 85,90. Skor ini masuk kategori sangat baik. Hasil ini menunjukkan bahwa pelatihan ini efektif untuk meningkatkan pemahaman pengasuh dalam hal teori dan praktik sehingga akan lebih siap untuk menangani anak-anak berkebutuhan khusus yang diasuhnya dengan demikian perkembangan anak-anak berkebutuhan bisa dicapai secara lebih optimal.