Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pertolongan Pertama Terhadap Perilaku Penanganan Sinkop Pada Siswa Kelas VIII Di SMP Negeri 30 Surabaya Budiutami, Indah Surati; Soelistyowati, Endang; Yuniarti, Siswari; Mu’afiro, Adin
JURNAL KEPERAWATAN Vol. 18 No. 2 (2024): .
Publisher : JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/nersbaya.v18i2.122

Abstract

ABSTRAK Sinkop atau pingsan adalah masalah yang banyak ditemukan di masyarakat dan sering sekali ditemukan di lingkungan sekolah. Saat sinkop tidak tertangani dengan baik akan berakibat pada cedera yang serius dimana pertolongan pertama sangat dibutuhkan saat penangananya. Peneliti|an ini bertuju|an untuk menget|ahui peng|aruh pendidik|an keseh|at|an terh|ad|ap peril|aku pertolong|an pert|am|a sinkop p|ad|a sisw|a sekol|ah meneng|ah pert|am|a. Peneliti|an ini menggun|ak|an des|ain peneliti|an pre-eksperiment|al one group pre post test design. Popul|asi peneliti|an seb|any|ak 52 sisw|a y|ang di|ambil deng|an teknik r|andom s|ampling. V|ari|abel peneliti|an ini |ad|al|ah pendidik|an keseh|at|an, dan peril|aku pen|ang|an|an sinkop. Pengumpul|an d|at|a menggun|ak|an kuesioner d|an lemb|ar observ|asi, sed|angk|an |an|alis|a d|at|a menggun|ak|an Wilcoxon signed rank test. Hasil penelitian menunjukkan siswa sebagian besar (77%) memiliki pengetahuan yang baik, hampir seluruhnya (96%) memiliki sikap positif dan sebagian besar (60%) memiliki keterampilan yang baik. Hasil perilaku terhadap penanganan sinkop menunjukkan p value pengetahuan dan keterampilan 0,000 , p value sikap 0,001 < 0,05 yang berarti terdapat pengaruh pendidikan kesehatan pertolongan pertama terhadap perilaku penanganan sinkop. Siswa kelas VIII diharapkan untuk lebih meningkatkan perilaku tentang penanganan sinkop dengan cara mengikuti pendidikan kesehatan maupun  melalui buku agar dapat memberikan pertolongan pertama pada penanganan sinkop.   Kata kunci : Pendidikan Kesehatan, Pertolongan Pertama, Sinkop, Perilaku ABSTRACT  Syncope or fainting is a common problem in the community and is often found in school settings. When syncope is not handled properly, it can result in serious injury where first aid is needed. This research aims to determine the effect of health and wellness education on first aid behaviors of syncope students in secondary schools. This research uses a pre-experiment design of one group pre post test design. The research population was 52 students who were taken by r|andom sampling technique. The variables of this research were health education, and syncope prevention behavior. The data collection used a questionnaire and an observation sheet, while the data analysis used a Wilcoxon signed rank test. The results showed that most students (77%) had good knowledge, almost all (96%) had a positive attitude and most (60%) had good skills. The results of behavior towards syncope handling showed a p value of knowledge and skills of 0.000, p value of attitude of 0.001 <0.05 which means there is an effect of first aid health education on syncope handling behavior. Class VIII students are expected to further improve behavior about syncope handling by attending health education or through books in order to provide first aid in syncope handling. Keywords: Health Education, First Aid, Syncope, Behavior
Comparative Analysis of Video and Demonstration Methods in Enhancing Basic Life Support (BLS) Knowledge and Skills among Youth in Surabaya, Indonesia Sri Rahayu Estiningtyas; Utari W, Dwi Utari W; Suwito, Joko; Mu’afiro, Adin; I Reyes, Christine
International Journal of Advanced Health Science and Technology Vol. 4 No. 5 (2024): October
Publisher : Forum Ilmiah Teknologi dan Ilmu Kesehatan (FORITIKES)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35882/ijahst.v4i5.321

Abstract

Tim Gerak Cepat (TGC) is one of Surabaya's command centers that serves various real time reports related to medical emergencies, one of which is cardiac arrest. Not every time TGC can arrive to provide rapid assistance, which can be influenced by inadequate road access to the location. This causes the provision of help including help for victims of cardiac arrest to be delayed. The objectives is to analyze the video effectiveness and demonstration methods on the ability to perform BLS on youth organizations RW 04 Ambengan Tengah Surabaya. Using pre-experimental using Two Group Pretest-Posttest Design. The study population was all youth organizations in RW 04 Ambengan Tengah Surabaya. The research sample amounted to 36 adolescents who were selected by random sampling by meeting the inclusion criteria. The data analysis used was the Wilcoxon Signed Rank Test and Mann Whitney test. The Wilcoxon test showed that both methods could improve knowledge about BLS with a significance value of 0.000 (p<0.05) and could improve adolescents' skills in performing BLS with a significance value in the video group of 0.002 while in the demonstration group it was 0.001 (p<0.05). The different results score pre-test post-test knowledge of both methods with the Mann Whitney test showed a significance value in 0.129 (p <0.05) while the skill different score pre-test post-test had a significance 0.500 (p>0.05) value . This shows that between the video and demonstration methods there is no significant difference.
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pertolongan Pertama Terhadap Perilaku Penanganan Sinkop Pada Siswa Kelas VIII Di SMP Negeri 30 Surabaya Budiutami, Indah Surati; Soelistyowati, Endang; Yuniarti, Siswari; Mu’afiro, Adin
JURNAL KEPERAWATAN Vol. 18 No. 2 (2024)
Publisher : JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/nersbaya.v18i2.122

Abstract

ABSTRAK Sinkop atau pingsan adalah masalah yang banyak ditemukan di masyarakat dan sering sekali ditemukan di lingkungan sekolah. Saat sinkop tidak tertangani dengan baik akan berakibat pada cedera yang serius dimana pertolongan pertama sangat dibutuhkan saat penangananya. Peneliti|an ini bertuju|an untuk menget|ahui peng|aruh pendidik|an keseh|at|an terh|ad|ap peril|aku pertolong|an pert|am|a sinkop p|ad|a sisw|a sekol|ah meneng|ah pert|am|a. Peneliti|an ini menggun|ak|an des|ain peneliti|an pre-eksperiment|al one group pre post test design. Popul|asi peneliti|an seb|any|ak 52 sisw|a y|ang di|ambil deng|an teknik r|andom s|ampling. V|ari|abel peneliti|an ini |ad|al|ah pendidik|an keseh|at|an, dan peril|aku pen|ang|an|an sinkop. Pengumpul|an d|at|a menggun|ak|an kuesioner d|an lemb|ar observ|asi, sed|angk|an |an|alis|a d|at|a menggun|ak|an Wilcoxon signed rank test. Hasil penelitian menunjukkan siswa sebagian besar (77%) memiliki pengetahuan yang baik, hampir seluruhnya (96%) memiliki sikap positif dan sebagian besar (60%) memiliki keterampilan yang baik. Hasil perilaku terhadap penanganan sinkop menunjukkan p value pengetahuan dan keterampilan 0,000 , p value sikap 0,001 < 0,05 yang berarti terdapat pengaruh pendidikan kesehatan pertolongan pertama terhadap perilaku penanganan sinkop. Siswa kelas VIII diharapkan untuk lebih meningkatkan perilaku tentang penanganan sinkop dengan cara mengikuti pendidikan kesehatan maupun  melalui buku agar dapat memberikan pertolongan pertama pada penanganan sinkop.   Kata kunci : Pendidikan Kesehatan, Pertolongan Pertama, Sinkop, Perilaku ABSTRACT  Syncope or fainting is a common problem in the community and is often found in school settings. When syncope is not handled properly, it can result in serious injury where first aid is needed. This research aims to determine the effect of health and wellness education on first aid behaviors of syncope students in secondary schools. This research uses a pre-experiment design of one group pre post test design. The research population was 52 students who were taken by r|andom sampling technique. The variables of this research were health education, and syncope prevention behavior. The data collection used a questionnaire and an observation sheet, while the data analysis used a Wilcoxon signed rank test. The results showed that most students (77%) had good knowledge, almost all (96%) had a positive attitude and most (60%) had good skills. The results of behavior towards syncope handling showed a p value of knowledge and skills of 0.000, p value of attitude of 0.001 <0.05 which means there is an effect of first aid health education on syncope handling behavior. Class VIII students are expected to further improve behavior about syncope handling by attending health education or through books in order to provide first aid in syncope handling. Keywords: Health Education, First Aid, Syncope, Behavior
The Effect of Combined Balance Exercise and Tandem Walking on Elderly Stability in Nursing Homes Nazhifah, Maretha Salsabilla; Adinata, Ach. Arfan; Najib, Mohammad; Mu’afiro, Adin; Azizan, Azliyana
Public Health Research Development Vol. 2 No. 1 (2025): Public Health Research Development
Publisher : Indonesian Association Environmental Health of West Kalimantan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/phrd.v2i1.26

Abstract

Balance disorders pose a significant risk for falls among the elderly and can greatly diminish their quality of life. This study seeks to inspect the impact of incorporating balance exercises with tandem walking on enhancing balance in the elderly demographic. A quasi-experimental design with pre-test and post-test control groups was utilized. A total of thirty-two elderly participants from two nursing homes in East Java were chosen through purposive sampling. The independent variable comprised the combination of balance exercises and tandem walking, while the dependent variable was the balance level, evaluated using the Time Up and Go Test (TUGT). Statistical analyses were operated utilizing the Paired t-Test, Wilcoxon Sign Rank Test, and Mann Whitney U Test with a significance level established at p < 0.05. In the intervention group, the average TUGT score before the intervention was 21.35 seconds (indicating unstable mobility), which improved to 16.01 seconds (indicating good mobility) after the intervention (p=0.000). Conversely, the control group, which did not undergo the combined intervention, showed average scores of 26.67 seconds before and 25.38 seconds after the intervention, both categorized as unstable mobility (p=0.326). The intervention group revealed a greater enhancement in balance with a average improvement of 5.33 seconds, compared to 1.28 seconds in the control group (p=0.002). These outcomes demonstrate that the combination of balance exercises and tandem walking is significantly effective in enhancing balance in the elderly. This intervention has the potential to minimize the danger of falls and enhance the overall quality of life among older adults.
PEMBERDAYAAN KADER KESEHATAN MASYARAKAT MELAKUKAN EDUKASI MANAJEMEN POLA MAKAN / DIET ( 3J ) DENGAN PERUBAHAN KADAR GULA DARAH PADA KLIEN DIABETES MELITUS Christiany, Irine; Waluyo, Kiaonarni Ongko; Mu’afiro, Adin
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 6 No. 3 (2025): Volume 6 No 3 Tahun 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v6i3.45378

Abstract

Penatalaksanaan diet pada penderita diabetes melitus tipe II bertujuan untuk mengatur jumlah kalori dan karbohidrat yang dikonsumsi setiap hari dengan prinsip diet tepat jumlah, jadwal dan jenis. Diet tepat jumlah, jadwal dan jenis merupakan prinsip pada diet DM2  yang harus memperhatikan jumlah kalori yang diberikan harus habis, jangan dikurangi atau ditambah sesuai dengan kebutuhan, Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 tampak kecenderungan peningkatan prevalensi PTM seperti diabetes, hipertensi, stroke, dan penyakit sendi/rematik/encok. Fenomena ini diprediksi akan terus berlanjut. Prevalensi obesitas (Indeks Massa Tubuh atau IMT ≥25 – 27 dan IMT ≥27) pada penduduk usia ≥ 15 tahun sebesar 35,4%, sedangkan penduduk obese dengan IMT ≥27 saja sebesar 21,8%.  Metode: ceramah dan praktek menghitung RBW dan mengisi form food recal 24 jam  dan  tanya jawab secara luring.  Materi Materi DM, faktor resiko diabetes militus dan komplikasi,  Diet Jenis, Jadual,Jumlah  penghitungan kalori dgn Form Recall 24 jam dan penghitungan RBW atau BBI . Praktek menghitung dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) , dan menghitung kebutuhan kalori dalam sehari dan melakukan food recall 24 jam dan melakukan skrening pemeriksaan kadar gula dalam darah . Hasil dan pembahasan Indek Masa Tubuh  sebagian besar (64%) mempunyai IMT lebih atau overwight , yang mempunyai IMT  normal (33%) dan yang IMT kurang  (3%) Dari perhitungan kebutuhan kalori yang baik (80%) , kebutuhan kalori yang lebih atau over (17%) tetapi setelah di lakukan recall 24 jam pada kader kesehatan  kebutuhan kalori di dapatkan yang lebih 22 (73%) orang dan yang kebutuhan kalori dalam sehari sudah sesuai kebutuhan sebanyak  8 (27%) orang . Nilai hasil evaluasi dari pengetahuan antara 80  sampai 95. Tidak ada peserta yang mempunyai nilai ketrampilan kurang sehingga rerata peserta mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang baik. Apabila di banding antara hasil  Kebutuhan kalori (AMB) dengan hasil food recall 24 jam dari masing2 pada kader Kesehatan Masyarakat  ternyata banyak yang berlebihan dgn kebutuhan kalori dalam sehari asupan makanan dalam periode 24 jam tersebut terlalu tinggi, bisa saja menyebabkan hasil GDA menunjukkan angka yang lebih tinggi dari yang seharusnya. Kesimpulan pemeriksaan kadar gula darah dengan cara memeriksa Gula darah sewaktu banyak peserta yang hasil nya lebih tinggi , asupan sehari-hari dengan Food recall 24 jam hanya memberikan gambaran tentang pola makan dalam satu hari tertentu, yang bisa bervariasi dari hari ke hari. Jadi, hasilnya mungkin tidak sepenuhnya representatif untuk pola makan harian seseorang