Masa remaja (10–18 tahun) ditandai perubahan hormonal yang memengaruhi kesehatan reproduksi, termasuk keputihan. Sekitar 60% remaja putri mengalaminya. Daun kemangi (Ocimum Basilicum) mengandung flavonoid, eugenol dan tanin yang bersifat antibakteri, antijamur serta antiinflamasi. Penelitian menunjukkan rebusan daun kemangi berpengaruh signifikan mengurangi keputihan, sehingga efektif sebagai terapi alami non-farmakologis. Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif Quasy Eksperiment dengan rancangan one-group pre-test dan post-test untuk mengetahui pengaruh pemberian daun kemangi terhadap keputihan pada remaja. Sampel dipilih menggunakan non-probability purposive sampling berdasarkan kriteria tertentu. Populasi penelitian adalah siswi SMAN 6 Semarang yang mengalami keputihan sesuai syarat yang ditetapkan peneliti. Uji normalitas Shapiro-Wilk menunjukkan data tidak berdistribusi normal, sehingga digunakan uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan pemberian daun kemangi pada remaja putri menurunkan kejadian keputihan, dengan 36 responden mengalami penurunan dan 5 tidak berubah. Uji Wilcoxon menghasilkan P-Value 0,001 (<0,05) dan Z -6.000, artinya terdapat pengaruh signifikan. Penelitian menunjukkan mayoritas responden berusia 16–17 tahun (92,7%) dengan tingkat stres bervariasi. Sebelum intervensi, seluruh responden mengalami keputihan. Setelah pemberian daun kemangi 4 hari, 36 responden (87,8%) membaik, 5 (12,2%) tetap keputihan. Uji Wilcoxon menghasilkan P-Value 0,001, membuktikan daun kemangi efektif menurunkan keputihan melalui kandungan antibakteri dan antijamur.