Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Kajian Kearifan Lokal Pada Rumah Tradisional Melayu Tamiang di Desa Binjai Risti Aura; Adi Safyan; Hendra Aiyub
Jurnal Ilmiah Teknik Unida Vol. 4 No. 2 (2023): Des
Publisher : Mitra Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55616/jitu.v4i2.682

Abstract

Kearifan lokal dalam arsitektur tradisional mencakup aspek guna dan citra. Aspek guna berkaitan dengan fungsi-fungsi bangunan sedangkan citra berkaitan dengan gambaran atau kesan yang ditunjukkan oleh suatu bangunan. Rumah tradisional Melayu Tamiang merupakan bagian penting dari warisan budaya Indonesia. Rumah tradisional Melayu Tamiang memiliki nilai dan unsur budaya yang kuat meliputi fungsi, tata letak pembuatan bangunan dan respon terhadap iklim. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat nilai kearifan lokal pada rumah Melayu Tamiang dari aspek guna dan citra. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan survei dan dokumentasi langsung ke lokasi objek penelitian. Bentuk bangunan pada rumah Melayu Tamiang merupakan hasil dari respon terhadap lingkungan setempat. Pada rumah Melayu Tamiang terlihat citra jiwa yang mengerti keindahan, kenyamanan, kebersihan dan kerapian.
Perhitungan OTTV (Overall Thermal Transfer Value) Pada Kantor DPRK Lhokseumawe Ari Suryansyah; Adi Safyan
Jurnal Ilmiah Teknik Unida Vol. 5 No. 1 (2024): Juni
Publisher : Mitra Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55616/jitu.v5i1.790

Abstract

Indonesia berada di daerah tropis lembab yang memiliki iklim kurang nyaman,untuk mengatasinya di gunakan alat pendingin udara yang dapat membuat suhu ruang menjadi lebih nyaman. Namun konsumsi energi listrik terbesar terdapat pada pendingin udara (AC) sekitar 60%, Hal ini menyebabkan terjadinya krisis energi yang merupakan salah satu isu persoalan dan tantangan saat ini. Dalam mengurangi dampaknya memerlukan usaha dengan cara pembangunan yang berkonsepkan bangunan hemat energi atau bangunan hijau. Untuk merancang bangunan yang hemat energi, bangunan tersebut harus sesui kriteria yang di tetapkan oleh SNI 03-6389-2020 dengan nilai OTTV tidak melebihi 35 Watt/m2. OTTV (Ovrall Thermal Transfer Value) merupakan nilai perpindahan termal total dinding luar yang memiliki orientasi atau arah tertentu. Dalam peraturan (ESDM) menganjurkan bangunan kantor harus menghemat energi, maka latar belakangi diangkatnya gedung Kantor DPRK Lhokseumawe ini sebagai studi kasus adalah karena secara fisik dapat diidentifikasikan kalau bangunan tersebut menggunakan konsep bangunan tropis, yang mana bangunan tropis identik dengan perinsip hemat energi dan yang menjadi pertanyaan apakah bangunan tersebut sudah menggunkan perinsip hemat energi atau belum. Setelah dilakukan perhitungan ternyata bangunan DPRK tidak menuhi standar yang di tentntukan sni dengan nilai OTTV sebesar 43,30 Watt/m2. Solusi yang di lakukan adalah mengganti kaca dengan nilai solar factor yang lebih kecil dan hasil dari percobaan tersebut medapatkan nilai OTTV sebesar 34,69 Watt/m2 sudah memenushi SNI.
TRANSFORMASI HUNIAN PADA RUMAH BANTUAN PASCA TSUNAMI DI KUALA MEURAKSA Yenny Novianti; Simanullang, Saiful Adli; Adi Safyan
Nature : National Academic Journal of Architecture Vol 9 No 2 (2022): December
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/nature.v9i2a3

Abstract

Abstrak_Kuala Meuraksa adalah gampong yang berdampak gempa bumi dan tsunami tahun 2004 silam, yang berada di bagian pesisir Kota Lhokseumawe, Aceh. Tahun 2006, permukiman ini mendapat rehabilitasi bantuan berupa rumah bagi masyarakat tanpa direlokasi dan memperoleh bantuan dari empat LSM, baik nasional dan internasional seperti: IOM, Save The Children, Oxfam, dan BRR. Seiring perkembangan waktu, setelah 16 tahun dari tahun 2006 sampai dengan 2022 rumah bantuan tetap ada akan tetapi mengalami transformasi, hal inilah menjadi fenomena dalam permukiman pasca huni. Permasalahan yang dikaji adalah transformasi hunian pasca tsunami tahun 2006-2022, meliputi aspek fungsional dan faktor yang mempengaruhi perubahannya. Tujuan penelitian adalah identifikasi perubahan-perubahan dan faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pemilihan sampel menggunakan purposive sampling. Variabel penelitian adalah elemen penyebab perubahan (penambahan, pengurangan, dan perpindahan) dan pengaruhnya. Hasil penelitian menunjukkan transformasi hunian akibat penambahan dan perpindahan dengan persentase paling tinggi adalah 192,54%, penambahan 98,2 m² pada rumah bantuan Save the Children dan paling rendah dengan persentase 27,7 %, penambahan 10m2 pada rumah bantuan IOM dan Oxfam. Perubahan tersebut dipengaruhi oleh kebutuhan akan fungsi dan penambahan jumlah anggota keluarga. Kontribusi dari penelitian ini agar rumah bantuan menyesuaikan hunian dengan ruang dan karakteristik aktivitas masyarakat di pesisir pantai. Kata kunci: Transformasi; Hunian; Pasca Tsunami. Abstract_Kuala Meuraksa is a village affected by the 2004 earthquake and tsunami located on the coast of Lhokseumawe City, Aceh. In 2006, this settlement received rehabilitation assistance in the form of housing for the community without being relocated and received support from four NGOs national and international, such as IOM, Save The Children, Oxfam, and BRR. Over time, after 16 years, from 2006 to 2022, the aid houses are still there but are undergoing transformation, which has become a phenomenon in post-occupational settlements. The problem studied is the transformation of post-tsunami housing in 2006-2022, including functional aspects and factors influencing the changes. The research objective is to identify changes and factors that affect change them. This study used a qualitative descriptive method with the sample selection using purposive sampling. The research variables are the elements that cause change (addition, subtraction, and displacement) and their effects. The results showed that the residential transformation due to the increase and removal with the highest percentage was 192.54% in addition to 98.2 m² was the Save the Children aid house. The lowest was 27.7%, and the addition of 10m2 was in the IOM houses and Oxfam aid houses. The change was influenced by a need for function with an additional number of family members. The contribution of this research is that the housing assistance adapts to the space and characteristics of community activities on the coast. Kata kunci: Transformation; Shelter; Post Tsunami.
RHINOCEROS APPLICATION LEARNING TRAINING FOR ARCHITECTURE ALUMNI Hendra Aiyub; Adi Safyan; Alvin Azhar Hutasuhut; Andrit Yamesa
ABDIMU: Jurnal Pengabdian Muhammadiyah Vol 2, No 2 (2022): Vol 2, No 2, Desember (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37598/abdimu.v2i2.1509

Abstract

In the globalization era, increasingly fierce industrial competition demands the optimization of allavailable resource to produce high quality products, so the companies can compete with others, aswell as for human resources. Nowadays, most of the jobs are done digitally, but not all workers inthe industry have digital skills. The same condition happens in the Indonesian Architecture,Engineering, and Construction (AEC) sector. Even though it has made a major contribution to thedevelopment of Indonesian industry, the digital skills of its human resources are still weak. Thecompetition in the world of architecture is getting harder. It is inevitable that free competition willlead architects into laws of nature, which means that architecture graduates with better abilities cansurvive dan able to adapt to the demands of space, time and technology. Likewise, skills in 3-dimentional modelling in the world of construction. This ability is quite important in the worldconstruction or the world of architectural consulting, as a way to visualize designs in an attractiveway. One of the applications that provides 3D modelling features is Rhinoceros. The results obtainedin this community service are a media publication, collaboration between Malikussaleh Universityand architecture alumni in Lhokseumawe city, and publication in a scientific journal. This service alsohas a positive impact on the alumni to have digital 3D modelling skills using Rhinoceros software.Keywords: Modelling, Rhinoceros, Consultants, Architecture
Analisis Sistem Akustik Pada Multi Purpose Building Perta Arun Gas Lhokseumawe Julpan Hasbi Putra; Adi Safyan; Yenny Novianti
Jurnal Ilmiah Teknik Unida Vol. 5 No. 2 (2024): Des
Publisher : Mitra Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55616/jitu.v5i2.905

Abstract

Auditorium (multipurpose) arun yang dirancang untuk menunjang kegiatan yang ada di perusahaan PT. Perta Arun Gas dalam berbagai kegiatan, Bangunan serbaguna ini memiliki fleksibilitas dalam menyesuaikan kebutuhan yang berbeda-beda, auditorium ini di teliti disebabkan terbatas nya Gedung multipurpose di kota lhokseumawe dan banyaknya masyarakat umum yang menggunakan Gedung tersebut untuk berbagai kegiatan oleh karena itu pentingnya kualitas suara yang ditinjau dari pengukuran waktu tunda, waktu dengung, dan penempatan material, hal yang harus diperhatikan sebagai usaha akustik yang berkaitan dengan material. Penelitian adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan evaluatif. Mencari masalah dan menghasilkan hipotesis melalui penilaian lapangan dan teori akustik. seperti waktu dengung yang menjadi variabel yang digunakan dalam penelitian ini. dari pengukuran lapangan dan meninjau material yang ada di auditorium tersebut perhitungan waktu dengung yang sudah dikategorikan baik namun harus ada rekomendasi material, perhitungan secara manual menggunakan rumus sabine agar mendapatkan hasil yang memenuhi standar waktu dengung pada gedung auditorium serbaguna sedangkan hasil perhitungan waktu tunda pada Gedung tersebut sudah memenuhi. Pada penempatan penggunaan material dan peletakan reflector, diffuser dan absorber di gedung ini sesuai.dan waktu dengung setelah melakukan rekomendasi material menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dari hasil perhitungan dan observasi lapangan pada gedung auditorium ini sudah memenuhi tingkat kenyaman pengguna pada Gedung tersebut nabum harus ada rekomendasi material tambahan untuk menghasilkan tingkat kenyamanan akustik pada auditorium menjadi labih baik lagi dalam berbagai kegiatan yang di lakukan pada auditorium tersebut
IDENTIFIKASI FASAD MUSEUM KOTA LANGSA SEBAGAI BANGUNAN PENINGGALAN KOLONIAL BELANDA Muliana; Adi Safyan; Eri Saputra
Rumoh Journal of Architecture Vol. 12 No. 2 (2022): Rumoh: Journal of Architecture
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Engineering, University of Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37598/rumoh.v12i2.209

Abstract

Langsa is one of the city that was once colonized by the Dutch in 1877-1942. During the Dutch colonial period, Langsa was used as a transit point (command post), so that many Dutch government officials settled in Langsa. Within in a short of time Langsa became a big city, all kinds of infrastructure were built and filled with typical Dutch architectural heritage. Nowadays, most of these buildings are neglected and start to lose its historical values. This phenomena happened because of lack appreciation of the local community for the existence of historical buildings, some of them have been damaged and demolished, so that their authenticity is no longer visible. There are several buildings from the Dutch colonial heritage in Langsa that are still standing strong today, namely the Museum, Hall, Satpol PP and WH offices, Post Office, SDN 1 School and Istiqamah Mosque. All of these Dutch colonial heritage buildings are located in one adjacent area and are still well used by the community, some of them have been converted into new function. One of the buildings whose Dutch colonial authenticity and characteristics are very visible is the museum building which is located in the city center. At First this building functioned as the headquarters of the Dutch army, after experiencing several changes in function, in 2019 this building was inaugurated as a museum by the Langsa City Education and Culture Office (Disdikbud). This research is using a descriptive qualitative research through literature studies, interviews and field observations. The purpose of this research are to study and identify further the facade of the Langsa City Museum. The results of this study are expected to be useful as data and guidelines for the government and other parties in planning physical improvements so that the original elements of colonial buildings would not disappear.
Pengenalan Software Skechup untuk Pelajar dalam Membangun Ide Menjadi Realitas 3D Dela Andriani; Adi Safyan; Hendra A; Erna Muliana; Sisca Olivia
Jurnal Malikussaleh Mengabdi Vol. 4 No. 2 (2025): Jurnal Malikussaleh Mengabdi, Oktober 2025
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jmm.v4i02.24738

Abstract

Tri dharma perguruan tinggi adalah tugas yang harus dilakukan oleh para dosen, yaitu meliputi pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat, dan penunjang lainnya. Kegiatan pengabdian masyarakat dengan judul “Pengenalan Software SketchUp untuk pelajar dalam Membangun Ide Menjadi Realitas 3D” bertujuan untuk meningkatkan kemampuan digital dan pemahaman dasar pemodelan 3D pada peserta. Kegiatan ini dilakukan karena adanya kebutuhan untuk menguasai teknik desain 3D yang semakin penting di berbagai bidang, terutama di industri kreatif dan konstruksi. Cara pelaksanaannya meliputi kuliah yang interaktif, demonstrasi penggunaan software SketchUp, praktik langsung serta evaluasi dan penutupan. Peserta yang ikut dalam kegiatan ini adalah pelajar yang tertarik pada bidang desain dan teknologi. Hasil menunjukkan bahwa peserta memahami konsep dasar desain 3D dan mampu membuat model sederhana menggunakan SketchUp. Mereka juga menunjukkan antusiasme dan keterampilan yang semakin meningkat dalam penggunaan perangkat lunak desain. Masalah teknis yang muncul, seperti keterbatasan perangkat keras, bisa diatasi dengan bantuan aktif selama kegiatan berlangsung. Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal dalam pengembangan kemampuan peserta di bidang desain digital berbasis teknologi.