Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Al-Waʻyu al-Ẓātī li al-Țalabah fī Taʻlīmi al-Lugah al-ʻArabiyyah fī Jāmi’ati Ma’ārif Lampung Dian Risky Amalia; Jauharotun Nafisah; Siti Sulaikho; Nafi’atu Rohmah
JICALLS: Journal of Arabic Education, Linguistics, and Literature Studies Vol. 2 No. 1 (2024): Journal of Arabic Education, Linguistics, and Literature Studies
Publisher : KURAS Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51214/jicalls.v2i1.787

Abstract

Arabic learning is complex and has many obstacles, requiring all parties involved to deal with it. Today's most crucial obstacle in learning Arabic is that students' awareness of the importance of Arabic has yet to be fully formed. This study aims to describe students' self-awareness in learning Arabic. The research method is qualitative. Data collection will be done using interviews, observation, and documentation. Moreover, data analysis used Miles and Huberman's steps, data collection, simplification, exposure, and retrieval. The result of the research is that students experience de-individuation, which is losing their self-identity and merging with social identity, while the indication is that some students do not know their strengths and weaknesses in learning Arabic. These two indicators result in a low sense of responsibility and individual guilt, so most students have not been able to reflect on what they have and what they do not have and have not been able to evaluate themselves, which means being able to check and correct again the work that has been done.
Vertical Communication dalam Gubahan Syair Arab Tokoh Nahdlatul Ulama sebagai Etika Kritik Pemimpin di Indonesia Adi Wijaya; Eka Verawati; Nafi’atu Rohmah; Muhamad Agus Mushodiq; Ikhwan Aziz Q
Al-Fathin: Jurnal Bahasa dan Sastra Arab Vol 8 No 01 (2025): Al-Fathin: Jurnal Bahasa dan Sastra Arab
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32332/hch7kn15

Abstract

Fenomena cyberbullying terhadap pemimpin di Indonesia, sering terjadi dalam bentuk penyebaran meme, penggunaan diksi kasar, hingga serangan terhadap data pribadi oleh netizen. Dalam konteks Nahdlatul Ulama, kritik para ulama terhadap pemimpin disampaikan melalui komunikasi vertikal yang elegan melalui syair. Penelitian ini mengeksplorasi kritik K.H. Afifudin Muhajir dan K.H. Zulfa Mustofa terhadap para pemimpin Nahdlatul Ulama melalui syair yang digubah. Penelitian ini menggunakan pandangan dunia transformative dengan metode kualitatif. Rancangan penelitian yang digunakan adalah naratif-pustaka. Penjaringan data dilakukan dengan teknik simak catat. Adapun analisis data dilakukan dengan pendekatan deksriptif-interpretatif dengan teori Ilmu Arudh, Semiotika Roland Barthes, dan Etika Kritik dalam Islam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa syair KH. Afifudin Muhajir menggunakan Baḥr Kāmil. Pada aspek arūd, terdapat wazan sahih pada lima bait dan zihāf izmār pada lima bait.  Pada aspek darab, terdapat wazan sahih pada satu bait, zihāf izmār pada delapan bait, dan al-waqas pada satu bait. Adapun pada aspek hasywun, terdapat wazan sahih pada sembilan bait, zihaf mufrad izmar pada 10 bait dan waqas satu bait, serta zihaf murakkab berupa khazal pada dua bait. Adapun syair KH. Zulfa Mustofa menggunakan Baḥr Basīṭ. Pada aspek arud, terdapat wazan khabn/makhbun di seluruh bait. Pada aspek darab terdapat wazan sahih pada satu bait dan makhbun pada tiga bait. Adapun pada aspek hasywun, terdapat wazan tay dan tazyil masing-masing terdapat pada satu bait yang tidak lazim. Dalam dua syair yang digubah oleh dua tokoh tersebut, kritik untuk pemimpin disampaikan melalui doa yang estetis. Kedua syair merefleksikan peran Nahdlatul Ulama (NU) sebagai penjaga nilai moral bangsa dengan pendekatan harmonis antara agama dan negara, sekaligus memberikan teladan pendidikan etika Islami melalui perpaduan nilai nasiha dan amar ma’ruf nahi munkar. Ulama melalui syair ini menegaskan perannya sebagai penjaga tradisi Islam yang relevan dan adaptif, menginspirasi pemimpin untuk berintegritas, amanah, dan bertanggung jawab.