Shinta Lutfiani
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Peningkatan Pengetahuan Prenatal Yoga untuk Mengatasi Ketidaknyamanan Fisik dan Psikologi Ibu Hamil di Desa Gogodalem Shinta Lutfiani; masruroh; elviatun nisa, risha nur; veftisia, vistra
Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Vol. 2 No. 1 (2023): Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper Kebidanan Universitas Ngudi Waluy
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

In pregnant women there are physica and psychological changes and even the emergence of complaints in the body. Discomfort that is considered trivial can endanger the safety of the mother and baby's soul. This can be prevented by doing prenatal yoga, the advantage of which is to reduce physical complaints. This community service activity is carried out through direct counseling in the village of Gogodalem carried out in several stages, namely observing prenatal yoga training, licensing for village midwives, carrying out activities for pregnant women. Yoga is an ideal way to stay fit during pregnancy because almost any yoga pose can be easily modified to suit the needs of the pregnant woman and the abilities of the pregnant woman, yoga helps build muscle strength and flexibility, and teaches a pregnant woman to listen to her own body (Sun et al. al. 2010). This community service activity is carried out through direct counseling in Gogodalem Bringin Village. Participants in this activity totaled 7 pregnant women. All pregnant women do prenatal yoga well. Pregnant women can follow instructions from servants to do yoga exercises and can practice them at home.   Abstrak Pada ibu hamil terjadi perubahan fisik maupun psikologis dan bahkan timbulnya keluhan pada tubuhnya. Ketidaknyamanan yang dianggap sepele bisa membahayakan keselamatan jiwa ibu dan bayinya. Hal tersebut dapat dicegah dengan melakukan prenatal yoga, keuntungannya yaitu mengurangi keluhan- keluhan fisik. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan melalui penyuluhan langsung di desa Gogodalem dilaksanakan beberapa tahapan yaitu pengamatan pelatihan prenatal yoga, perizinan kepada bidan desa, pelaksanaan kegiatan pada ibu hamil. Yoga adalah cara yang ideal untuk tetap bugar selama kehamilan karena hampir semua pose yoga dapat dengan mudah dimodifikasi agar sesuai dengan kebutuhan saat hamil serta kemampuan wanita saat hamil, yoga membantu membangun kekuatan otot dan fleksibilitas, dan mengajar wanita hamil untuk mendengarkan tubuhnya sendiri (Sun et al. 2010). Kegiatan Pengabdian masyarakat ini dilakukan melalui penyuluhan langsung di Desa Gogodalem Bringin. Peserta dalam kegiatan ini   berjumlah   7 ibu Hamil. Semua ibu hamil melakukan prenatal yoga dengan baik. Ibu hamil dapa mengikuti instruksi dari pengabdin untuk melakukan senam yoga dan dapat mempraktikkannya saat dirumah.
Asuhan Kebidanan Continuity of Care pada Ny “A” Usia 24 Tahun di PMB Laeli Fauziyah , S.Keb Desa Medayu Kecamatan Suruh Shinta Lutfiani; Heni Setyowati
Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Vol. 4 No. 1 (2025): Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper Kebidanan Universitas Ngudi Waluy
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Maternal Mortality Rate (MMR) and Infant Mortality Rate (IMR) are key indicators used to measure the level of public health in a country. In Semarang, the leading causes of maternal death are hemorrhage and preeclampsia/eclampsia, while infant mortality is primarily caused by Low Birth Weight (LBW), asphyxia, and congenital abnormalities. One strategic effort to reduce these rates is the implementation of integrated and continuous midwifery care, known as Continuity of Care (CoC), from pregnancy to family planning. This study aims to provide comprehensive midwifery care for Mrs. A using a descriptive case study approach conducted at Laeli Fauziyah Midwifery Clinic (PMB Laeli Fauziyah, S.Keb), Suruh Sub-district, Semarang Regency, from December 2024 to May 2025. The subject of the study was Mrs. A (G2P1A0) at 38 weeks of gestation during the initial visit. Data were collected through direct observation, structured interviews, and documentation using a midwifery assessment format. The care provided included antenatal care in the third trimester, normal vaginal delivery with complementary counterpressure therapy, newborn care at 1 hour, 1 day, and 6 days postpartum, and postpartum care at 6 hours, 6 days, and 14 days using oxytocin massage therapy to support breastfeeding. Family planning services were provided using the implant contraceptive method, chosen based on the mother's condition and clinical indications. The results showed that the entire care process was in accordance with midwifery service standards, and no discrepancies were found between theory and practice. This case study highlights the importance of CoC in improving the quality of maternal and neonatal services, contributing to efforts in reducing MMR and IMR in Indonesia.   Abstrak Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator penting dalam mengukur tingkat derajat kesehatan masyarakat di suatu negara. Berdasarkan data lokal, penyebab utama AKI di wilayah Semarang adalah perdarahan dan preeklamsia/eklampsia, sedangkan AKB banyak disebabkan oleh Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), asfiksia, dan kelainan kongenital. Salah satu upaya strategis untuk menekan angka kejadian tersebut adalah dengan menerapkan asuhan kebidanan secara berkesinambungan atau Continuity of Care (CoC) yang terintegrasi sejak masa kehamilan hingga keluarga berencana. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengimplementasikan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. A menggunakan desain studi kasus (case study) yang dilaksanakan di PMB Laeli Fauziyah,  S.Keb, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, pada Desember 2024 hingga Mei 2025. Subjek adalah Ny. A (G2P1A0) dengan usia kehamilan 38 minggu pada saat kunjungan pertama. Teknik pengumpulan data meliputi observasi langsung, wawancara terstruktur, dan dokumentasi format pengkajian data SOAP. Asuhan kebidanan diberikan meliputi kehamilan trimester III, persalinan normal dengan terapi komplementer counterpressure, asuhan bayi baru lahir pada 1 jam, 1 hari, dan 6 hari, serta masa nifas pada 6 jam, 6 hari, dan 14 hari dengan memberikan terapi komplementer  pijat oksitosin untuk mendukung kelancaran laktasi. Asuhan keluarga berencana diberikan dengan metode kontrasepsi implan yang sesuai dengan kondisi ibu dan indikasi klinis. Hasil pelaksanaan menunjukkan bahwa seluruh asuhan telah dilakukan sesuai standar pelayanan kebidanan dan tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktik di lapangan. Studi ini menunjukkan pentingnya pendekatan CoC dalam meningkatkan kualitas pelayanan maternal dan neonatal untuk menekan AKI dan AKB di Indonesia
Peningkatan Pengetahuan Teknik Menyusui yang Benar “AMUBIDA” pada Ibu Menyusui di RS Puri Asih Salatiga Shinta Lutfiani; Alya Fernanda Khairani; Heni Setyowati; Risma Aliviani Putri
Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Vol. 4 No. 1 (2025): Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper Kebidanan Universitas Ngudi Waluy
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Exclusive breastfeeding plays a vital role in supporting infant growth and stability. Infants who receive exclusive breastfeeding are 1.62 times more likely to grow normally compared to those who do not. In addition, exclusive breastfeeding supports the baby’s development in accordance with their age. Providing exclusive breastfeeding for up to six months contributes to achieving a child's optimal intellectual potential. According to data from the Basic Health Research (Riset Kesehatan Dasar), only 30.2% of infants in Indonesia receive exclusive breastfeeding until the age of six months. At Puri Asih Hospital in Salatiga, many breastfeeding mothers still lack knowledge about proper breastfeeding techniques, leading to delays in initiating breastfeeding for newborns and causing mothers to doubt themselves, often believing that their baby refuses to nurse. The instrument used in this study consisted of pre-test and post-test observation sheets. The method applied was a community service activity focusing on correct breastfeeding techniques using the "AMUBIDA" method. This community service activity was carried out through direct counseling sessions for breastfeeding mothers at Puri Asih Hospital in Salatiga. A total of 25 breastfeeding mothers participated in the activity, which was conducted from February 11 to February 25, 2025. All participants enthusiastically practiced correct breastfeeding techniques using the "AMUBIDA" method. Observations showed that during practice, there were no smacking sounds while the baby nursed, and the mothers did not experience nipple soreness, which aligned with the content of the educational material delivered. From these findings, it can be concluded that counseling accompanied by hands-on training is highly effective in improving the knowledge and skills of breastfeeding mothers. This type of health education intervention is essential to implement more widely, especially in healthcare facilities that have not adopted rooming-in systems or that still face challenges related to formula milk promotion. The success of exclusive breastfeeding requires adequate knowledge, proper skills, and stable maternal psychological conditions. Therefore, training in correct breastfeeding techniques should be an integral part of postpartum care services to increase the coverage of exclusive breastfeeding and ensure optimal infant growth and development.   Abstrak Pemberian ASI Eksklusif memiliki peran penting dalam mendukung pertumbuhan dan kestabilan bayi. Bayi yang memperoleh ASI Eksklusif memiliki peluang 1,62 kali lebih besar untuk tumbuh secara normal dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat ASI Eksklusif. Selain itu, ASI Eksklusif juga turut mendukung perkembangan bayi sesuai usianya. Pemberian ASI secara eksklusif hingga usia 6 bulan berkontribusi terhadap pencapaian potensi kecerdasan anak secara optimal. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar, hanya 30,2% bayi di Indonesia yang menerima ASI Eksklusif hingga usia 6 bulan. Di RS Puri Asih Salatiga, masih banyak ibu menyusui yang belum memahami teknik menyusui yang tepat, sehingga pemberian ASI pada bayi baru lahir (BBL) menjadi tertunda dan membuat ibu merasa ragu karena mengira bayinya tidak mau menyusu. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi pre dan post test. Metode yang dilakukan yaitu pengabdian masyarakat terkait teknik menyusui yang benar dengan menggunakan metode “AMUBIDA”. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilakukan melalui penyuluhan langsung kepada para ibu menyusui di RS Puri Asih Salatiga. Kegiatan ini diikuti oleh 25 ibu menyusui di RS Puri Asih Salatiga yang dilaksanakan pada tanggal 11-25 Februari 2025, seluruh peserta dengan antusias mempraktikkan teknik menyusui yang benar menggunakan metode "AMUBIDA" dan dilihat dari cara mempraktikannya tidak terdengar suara seperti mengecap saat bayi menyusu serta pasien tidak mengalami puting lecet hal ini sesuai dengan materi yang telah disampaikan. Dari temuan ini dapat disimpulkan bahwa penyuluhan yang disertai pelatihan langsung sangat efektif dalam meningkatkan pemahaman dan keterampilan ibu menyusui. Intervensi berbasis edukasi kesehatan ini penting untuk diterapkan secara luas, terutama di fasilitas pelayanan kesehatan yang belum memberlakukan rawat gabung atau yang masih menghadapi kendala promosi susu formula. Keberhasilan menyusui secara eksklusif memerlukan dukungan pengetahuan, keterampilan, serta kondisi psikologis ibu yang stabil. Oleh karena itu, pelatihan teknik menyusui yang benar perlu menjadi bagian integral dari layanan pasca-persalinan guna meningkatkan cakupan ASI Eksklusif dan memastikan tumbuh kembang bayi secara optimal.
Pencegahan Anemia Remaja Putri Melalui GEENZI (Gerakan Edukasi, Skrining dan Intervensi Gizi) Shinta Lutfiani; Ana Zully Astuti; Alfina Damayanti; Bela Catur Sakti Rahayu; Eka Sularsih; Risma Aliviani Putri
Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Vol. 4 No. 1 (2025): Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper Kebidanan Universitas Ngudi Waluy
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Adolescent girls are a group that is vulnerable to anemia due to rapid growth and unbalanced nutrient intake. Anemia that is left untreated can have a negative impact on reproductive health and reduce the quality of future generations. Low knowledge about nutrition and lack of consumption of Blood Addition Tablets (TTD) also worsen the condition and adolescents aged 12-17 years who experience mild anemia as many as 9 people have Hb <11 gr/dl. The implementation method used in this community service is health counseling given to 4 targets, namely pregnant women, postpartum mothers, toddlers and adolescents. However, the priority problem in RT 5 of Gedangank Village, namely the lack of knowledge about anemia in adolescents. This community service was carried out in Gedanganak Village, East Ungaran District, Semarang Regency, on adolescent girls aged 13-17 years totaling 20 people, on June 14, 2025. The results of community service obtained pretest results most of the knowledge of adolescent girls about anemia have less knowledge 10 people (50%), sufficient knowledge 6 people (30%), good knowledge 4 people (20%). And about the knowledge of adolescents after given education from the results of the post test most of the knowledge of adolescent girls about anemia has good knowledge 12 people (60%), sufficient knowledge 4 people (20%), less knowledge 4 people (20%). These results show an increase in knowledge of participants after providing this education and an increase in Hb levels after being given Fe teblet. It is expected that health facilities should be active in counseling and monitoring. Schools should support the habit of taking TTD, and adolescents are expected to increase awareness of healthy eating patterns and regular consumption of TTD.     Abstrak Remaja putri merupakan kelompok yang rentan mengalami anemia akibat pertumbuhan yang pesat serta asupan zat gizi yang kurang seimbang. Anemia yang tidak ditangani dapat berdampak negatif pada kesehatan reproduksi dan menurunkan kualitas generasi mendatang. Rendahnya pengetahuan tentang gizi dan kurangnya konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) turut memperburuk kondisi dan remaja usia 12-17 tahun yang mengalami anemia ringan sebanyak 9 orang memiliki Hb <11 gr/dl. Metode pelaksanaan     yang     digunakan     dalam     pengabdian masyarakat   ini   adalah   penyuluhan   kesehatan   yang diberikan pada 4 sasaran yakni ibu hamil, ibu nifas, balita dan  remaja.  Namun  prioritas  masalah  di  RT  5 Kelurahan Gedangank,   yakni    kurangnya pengetahuan  tentang  anemia  pada  remaja. Pengabdian masyarakat ini dilakukan di Desa Gedanganak Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, pada remaja putri usia 13-17 tahun sejumlah 20 orang, tanggal 14 Juni 2025. Hasil pengabdian masyarakat didapatkan hasil pretest sebagian besar pengetahuan remaja putri tentang anemia memiliki pengetahuan kurang 10 orang (50%), pengetahuan cukup 6 orang (30%), pengetahuan baik 4 orang (20%). Dan tentang pengetahuan remaja setelah diberikan edukasi dari hasil post test sebagian besar pengetahuan remaja putri tentang anemia memiliki pengetahuan baik 12 orang (60%), pengetahuan cukup 4 orang (20%), pengetahuan kurang 4 orang (20%). Hasil ini menunjukkan peningkatan   pengetahuan   peserta   setelah   pemberian edukasi tersebut dan peningkatan kadar Hb setelah diberikan teblet Fe. Diharapkan fasilitas kesehatan diharapkan aktif dalam penyuluhan dan pemantauan. Sekolah sebaiknya mendukung kebiasaan minum TTD, dan remaja diharapkan meningkatkan kepedulian terhadap pola makan sehat dan konsumsi TTD secara teratur.