Alya Fernanda Khairani
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Yoga Prenatal untuk Ibu Hamil Trimester II dan III di Desa Bajangan Pukesmas Bringin Alya Fernanda Khairani; Hapsari Windayanti; Widayati; Vanisa
Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Vol. 2 No. 1 (2023): Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper Kebidanan Universitas Ngudi Waluy
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

In pregnant women who experience prolonged stress can cause developmental barriers to the fetus, including emotional disturbances after birth. Yoga is a form of exercise that pregnant women can do. By doing yoga, you can flex your back muscles, improve your body's blood circulation and increase your client's awareness so that you can easily respond to pain in your mother's body. Pregnant women in Bajangan Village complain that they experience anxiety. The anxiety is in the form of having sleep disturbances, panic, and fear of facing labor. The solutions given to overcome these problems include providing health education about discomfort during pregnancy, providing yoga movements for those who are useful for reducing discomfort for mothers during pregnancy, providing efforts to reduce discomfort during pregnancy, publishing reports in the form of scientific journals. This activity was held on June 24 2023 at PMB BidanWati Margi Lestari in the presence of 14 pregnant women. The results of the implementation of community service activities can be described through 3 (three) stages of activity, namely preparation, implementation and evaluation. In the preparatory stage, which is the planning of the community service program, activities and coordination with the village midwife are carried out. The village midwife accepts and supports the community service activities carried out by the Community Service Team in the context of prenatal yoga training. The implementation phase was carried out in 5 stages, pre-test, session giving material about anxiety in pregnant women, giving prenatal yoga material, teaching mothers to do prenatal yoga movements, and finally doing a post-test. And at the evaluation stage, the results obtained from a series of activities were that there was an increase in knowledge of pregnant women in Bajangan Village.   Abstrak Pada ibu hamil yang mengalami stress yang berkepanjangan dapat menimbukan hambatan perkembangan pada janin termasuk gangguan emosi setelah kelahiran. Yoga merupakan bentuk olahraga yang dapat dilakukan oleh ibu hamil. Dengan melakukan olahraga yoga dapat melenturkan otot punggung, dapat memperlancar peredaran darah tubuh dan dapat menambah kesadaran klien sehingga dapat dengan mudah merespon terjadinya nyeri pada tubuh ibu. Ibu hamil di Desa Bajangan mengeluhkan bahwa mereka mengalami kecemasan. Kecemasan tersebut berupa memiliki gangguan tidur, panik, dan takut menghadapi persalinan. Solusi yang diberikan untuk mengatasi permasalahan tersebut antara lain memberikan pendidikan kesehatan tentang ketidaknyamanan pada masa kehamilan, memberikan gerakan yoga bagi yang berguna untuk mengurangi ketidaknyamanan ibu saat hamil, memberikan upaya cara mengurangi ketidaknyamanan pada masa kehamilan, terpublikasinya hasil laporan dalam bentuk jurnal ilmiah.Kegiatan ini diselenggarakan pada tanggal 24 Juni 2023 di PMB Bidan Wati Margi Lestari dengan dihadiri 14 orang ibu hamil. Hasil pelaksanaan kegiatan pengabdian dapat diuraikan melalui 3 (tiga) tahapan kegiatan, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pada tahap persiapan yang merupakan perencanaan program pengabdian dilakukan kegiatan serta koordinasi dengan pihak bidan desa. Pihak bidan desa menerima dan mendukung kegiatan pengabdian yang dilakukan oleh Tim Pengabdian masyarakat dalam rangkapelatihan yoga prenatal. Tahap pelaksanaan dilakukan dengan 5 tahap, dilakukan pre-test, sesi pemberian materi tentang kecemasan pada ibu hamil, pemberian materi yoga prenatal, mengajarkan ibu melakukan gerakan yoga prenatal, dan yang terakhir dilakukan post-test. Dan pada tahap evaluasi didapatkan hasil dari serangkaian kegiatan bahwa didapatkan peningkatan pengetahuan pada ibu hamil di Desa Bajangan.
Pendidikan Kesehatan Gizi dan Pijat Oksitosin dalam Upaya Mengatasi Produksi ASI pada Ibu Post Partum Wahyu Indah Lestari; Widayati; Masruroh; Ryan Nabela Maha Rani; Nova Oktaviani; Nafa Nofitasari; Anissa Regita; Alya Fernanda Khairani; Vanisa; Eva Desita Sari
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 6 No. 2 (2024): Indonesian Journal of Community Empowerment November 2024
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/ijce.v6i2.3439

Abstract

WHO recommendations in order to achieve optimal growth and development are giving breast milk to babies immediately within 30 minutes after the baby is born, giving only breast milk (ASI) or exclusively breastfeeding from birth until the baby is 6 months old, providing complementary foods for breast milk ( MP-ASI) from when the baby is 6 months old to 24 months or more. Providing nutrition to newborns is done by providing good breast milk, namely exclusive breastfeeding, but sometimes mothers experience difficulties in giving breast milk because they think that the milk has not yet come out and they are still stiff in giving breast milk, especially for young mothers who are giving birth for the first time. Prevention can be done by providing health education about nutrition during breastfeeding and oxytocin massage therapy to increase breast milk production.  Prevention can be done by providing health education about nutrition during breastfeeding and oxytocin massage therapy to increase breast milk production. The results of this community service show that the average knowledge of postpartum mothers has increased, where the average post-test knowledge is greater than the average pre-test score. Therefore, postpartum mothers’ knowledge about nutrition and oxytocin massage has increased.   ABSTRAK Menurut WHO untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal yaitu memberikan air susu kepada bayi segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir, memberikan hanya air susu ibu (ASI) saja atau pemberian ASI secara ekslusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan, memberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) sejak bayi berusia 6 bulam sampai dengan 24 bulan atau lebih. Pemberian nutrisi pada bayi baru lahir dilakukan dengan cara pemberian ASI yang baik yaitu ASI Eksklusif, tetapi kadang ibu mengalami kesulitan dalam pemberian ASI karena anggapan ASI belum keluar dan masih kaku dalam pemberian ASI terlebih pada ibu muda yang pertama kali melahirkan. Pencegahan dapat dilakukan dengan diberikan pendidikan kesehatan tentang gizi selama menyusui dan terapi pijat oksitosin untuk meningkatkan produksi ASI. Hasil pengabdian masyarakat ini menunjukkan bahwa rata-rata pengetahuan ibu nifas mengalami peningkatan dimana rata-rata pengetahuan post retsnya lebih besar daripada nilai rata-rata pre test. Oleh karena itu, pengetahuan ibu nifas tentang gizi dan pijat oksitosin mengalami peningkatan.
Pelaksanaan Komunitas Praktik Kerja Lapangan Kebidanan Komunitas di Kelurahan Gogik Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang Wahyu Indah Lestari; Aprillia, Rika; Jumilah Fitriana; Ryan Nabela Maha Rani; Yulinda Yasa Putri; Alya Fernanda Khairani; Ida Sofiyanti
Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Vol. 4 No. 1 (2025): Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper Kebidanan Universitas Ngudi Waluy
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Public health issues, particularly in the community midwifery sphere, remain an important concern that requires comprehensive treatment. This activity aims to improve community knowledge and behavior through communication, information, and education to target groups such as pregnant women, postpartum mothers, toddlers, and adolescents in Gogik Village. The methods used include interviews, observations, counseling, and direct practical training such as prenatal yoga, oxytocin massage, and nutrition education and child growth and development. The interview method was carried out directly with community leaders such as the Village Head and Village Midwife to obtain primary data, which was then followed by an assessment of the target through door-to-door interviews  with families. The work steps implemented in community midwifery practice include: initial meetings with midwives and village cadres, identification and assessment of problems from 2-7 June 2025 directly to 19 RT 1 RW, analysis and formulation of problems, determination of priorities and diagnosis of problems based on the data obtained, planning and implementation of activities carried out on June 21, 2025,  and evaluation of the results of activities carried out on the same day. The results of the activity show that there is an increase in understanding and active involvement of the community in maintaining maternal and child health. The education provided also helps the community in recognizing and overcoming basic health problems independently. Thus, a participatory and educational community midwifery approach has proven to be effective in improving the degree of public health in the intervention area. Based on all the activities that have been carried out, both physically and non-physically, it is hoped that the results achieved can provide real benefits to the community and can be maintained and developed sustainably.   Abstrak Masalah kesehatan masyarakat, khususnya dalam lingkup kebidanan komunitas, masih menjadi perhatian penting yang memerlukan penanganan komprehensif. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan perilaku masyarakat melalui komunikasi, informasi, dan edukasi kepada kelompok sasaran seperti ibu hamil, ibu nifas, balita, dan remaja di Kelurahan Gogik. Metode yang digunakan meliputi wawancara, observasi, penyuluhan, dan pelatihan praktik secara langsung seperti yoga prenatal, pijat oksitosin, serta edukasi nutrisi dan tumbuh kembang anak. Metode wawancara dilakukan secara langsung dengan tokoh masyarakat seperti Kepala Kelurahan dan Bidan Kelurahan untuk memperoleh data primer, yang kemudian dilanjutkan dengan pengkajian kepada sasaran melalui wawancara door to door kepada keluarga. Langkah kerja yang diterapkan dalam praktik kebidanan komunitas meliputi: pertemuan awal dengan bidan dan kader kelurahan, identifikasi dan pengkajian masalah mulai 2–7 Juni 2025 secara langsung ke 19 RT 1 RW, analisis dan perumusan masalah, penentuan prioritas dan diagnosis masalah berdasarkan data yang diperoleh, perencanaan dan implementasi kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 21 Juni 2025, serta evaluasi terhadap hasil kegiatan yang dilakukan pada hari yang sama. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pemahaman dan keterlibatan aktif masyarakat dalam menjaga kesehatan ibu dan anak. Edukasi yang diberikan juga membantu masyarakat dalam mengenali dan mengatasi permasalahan kesehatan dasar secara mandiri. Dengan demikian, pendekatan kebidanan komunitas yang dilakukan secara partisipatif dan edukatif terbukti efektif dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah intervensi. Berdasarkan seluruh kegiatan yang telah dilakukan, baik secara fisik maupun nonfisik, diharapkan hasil yang dicapai dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat serta dapat dipertahankan dan dikembangkan secara berkelanjutan.  
Peningkatan Pengetahuan Teknik Menyusui yang Benar “AMUBIDA” pada Ibu Menyusui di RS Puri Asih Salatiga Shinta Lutfiani; Alya Fernanda Khairani; Heni Setyowati; Risma Aliviani Putri
Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Vol. 4 No. 1 (2025): Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper Kebidanan Universitas Ngudi Waluy
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Exclusive breastfeeding plays a vital role in supporting infant growth and stability. Infants who receive exclusive breastfeeding are 1.62 times more likely to grow normally compared to those who do not. In addition, exclusive breastfeeding supports the baby’s development in accordance with their age. Providing exclusive breastfeeding for up to six months contributes to achieving a child's optimal intellectual potential. According to data from the Basic Health Research (Riset Kesehatan Dasar), only 30.2% of infants in Indonesia receive exclusive breastfeeding until the age of six months. At Puri Asih Hospital in Salatiga, many breastfeeding mothers still lack knowledge about proper breastfeeding techniques, leading to delays in initiating breastfeeding for newborns and causing mothers to doubt themselves, often believing that their baby refuses to nurse. The instrument used in this study consisted of pre-test and post-test observation sheets. The method applied was a community service activity focusing on correct breastfeeding techniques using the "AMUBIDA" method. This community service activity was carried out through direct counseling sessions for breastfeeding mothers at Puri Asih Hospital in Salatiga. A total of 25 breastfeeding mothers participated in the activity, which was conducted from February 11 to February 25, 2025. All participants enthusiastically practiced correct breastfeeding techniques using the "AMUBIDA" method. Observations showed that during practice, there were no smacking sounds while the baby nursed, and the mothers did not experience nipple soreness, which aligned with the content of the educational material delivered. From these findings, it can be concluded that counseling accompanied by hands-on training is highly effective in improving the knowledge and skills of breastfeeding mothers. This type of health education intervention is essential to implement more widely, especially in healthcare facilities that have not adopted rooming-in systems or that still face challenges related to formula milk promotion. The success of exclusive breastfeeding requires adequate knowledge, proper skills, and stable maternal psychological conditions. Therefore, training in correct breastfeeding techniques should be an integral part of postpartum care services to increase the coverage of exclusive breastfeeding and ensure optimal infant growth and development.   Abstrak Pemberian ASI Eksklusif memiliki peran penting dalam mendukung pertumbuhan dan kestabilan bayi. Bayi yang memperoleh ASI Eksklusif memiliki peluang 1,62 kali lebih besar untuk tumbuh secara normal dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat ASI Eksklusif. Selain itu, ASI Eksklusif juga turut mendukung perkembangan bayi sesuai usianya. Pemberian ASI secara eksklusif hingga usia 6 bulan berkontribusi terhadap pencapaian potensi kecerdasan anak secara optimal. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar, hanya 30,2% bayi di Indonesia yang menerima ASI Eksklusif hingga usia 6 bulan. Di RS Puri Asih Salatiga, masih banyak ibu menyusui yang belum memahami teknik menyusui yang tepat, sehingga pemberian ASI pada bayi baru lahir (BBL) menjadi tertunda dan membuat ibu merasa ragu karena mengira bayinya tidak mau menyusu. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi pre dan post test. Metode yang dilakukan yaitu pengabdian masyarakat terkait teknik menyusui yang benar dengan menggunakan metode “AMUBIDA”. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilakukan melalui penyuluhan langsung kepada para ibu menyusui di RS Puri Asih Salatiga. Kegiatan ini diikuti oleh 25 ibu menyusui di RS Puri Asih Salatiga yang dilaksanakan pada tanggal 11-25 Februari 2025, seluruh peserta dengan antusias mempraktikkan teknik menyusui yang benar menggunakan metode "AMUBIDA" dan dilihat dari cara mempraktikannya tidak terdengar suara seperti mengecap saat bayi menyusu serta pasien tidak mengalami puting lecet hal ini sesuai dengan materi yang telah disampaikan. Dari temuan ini dapat disimpulkan bahwa penyuluhan yang disertai pelatihan langsung sangat efektif dalam meningkatkan pemahaman dan keterampilan ibu menyusui. Intervensi berbasis edukasi kesehatan ini penting untuk diterapkan secara luas, terutama di fasilitas pelayanan kesehatan yang belum memberlakukan rawat gabung atau yang masih menghadapi kendala promosi susu formula. Keberhasilan menyusui secara eksklusif memerlukan dukungan pengetahuan, keterampilan, serta kondisi psikologis ibu yang stabil. Oleh karena itu, pelatihan teknik menyusui yang benar perlu menjadi bagian integral dari layanan pasca-persalinan guna meningkatkan cakupan ASI Eksklusif dan memastikan tumbuh kembang bayi secara optimal.
Asuhan Kebidanan Continuity of Care pada Ny “S” Umur 26 Tahun dengan Anemia Alya Fernanda Khairani; Risma Aliviani Putri
Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Vol. 4 No. 1 (2025): Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper Kebidanan Universitas Ngudi Waluy
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Maternal Mortality Rate (MMR) and Infant Mortality Rate (IMR) are key indicators used to evaluate the success of maternal and child health programs in Indonesia. One effective approach to reducing MMR and IMR is the provision of comprehensive and continuous midwifery care, known as Continuity of Care (COC), which spans from pregnancy through childbirth, postpartum, newborn care, and family planning. The OSOC (One Student One Client) program implemented by health education institutions supports sustainable, coordinated care by enabling early detection and timely management of complications and risk factors. This study aims to describe the implementation of COC midwifery care for Mrs. S, a 26-year-old multigravida (G2P1A0) at 34 weeks of gestation. The study used a descriptive method with a case study approach. The midwifery care was carried out at the client’s home between April and May 2025, including two antenatal visits, one childbirth assistance, two postpartum visits, two newborn care visits, and one family planning consultation. Primary data were collected through direct observation and interviews. Results indicated that during pregnancy, the client experienced mild anemia with a hemoglobin level of 9.9 g/dL but received Antenatal Care (ANC) according to the 10 T standard. Delivery was conducted via Cesarean Section at Puri Asih General Hospital without complications. The baby was born healthy, weighing 3000 grams and measuring 48 cm in length. During the postpartum period, the client reported common complaints such as sleep disturbance and itching at the incision site, which were addressed through appropriate education, wound care, and postpartum counseling. Newborn care included the administration of vitamin K, eye ointment, hepatitis B0 immunization, breastfeeding support, and umbilical cord care. For family planning, the client opted for a 3-month injectable contraceptive after receiving thorough counseling and reaching a mutual decision with her spouse. Throughout the care process, no discrepancies were found between theoretical knowledge and practical application. Each stage of care was delivered accurately, comprehensively, and in accordance with midwifery service standards. The implementation of COC significantly contributed to improved care quality and client satisfaction, while also playing a vital role in reducing maternal and infant mortality through intensive and educational support.   Abstrak Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator utama dalam menilai keberhasilan program kesehatan ibu dan anak di Indonesia. Salah satu pendekatan yang dinilai efektif dalam menurunkan AKI dan AKB adalah asuhan kebidanan secara menyeluruh dan berkesinambungan atau Continuity of Care (COC), mulai dari masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir hingga keluarga berencana. Program OSOC (One Student One Client) yang dilaksanakan oleh institusi pendidikan kesehatan menjadi salah satu upaya pendampingan yang berkelanjutan dan terkoordinasi yang memungkinkan deteksi dini risiko dan komplikasi, serta penanganan yang cepat dan tepat. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pelaksanaan asuhan kebidanan secara COC pada Ny. S, usia 26 tahun, G2P1A0, dengan usia kehamilan 34 minggu. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Asuhan dilakukan secara langsung di rumah pasien pada bulan April hingga Mei 2025, meliputi dua kali kunjungan kehamilan, satu kali asuhan persalinan, dua kali kunjungan nifas, dua kali kunjungan bayi baru lahir, serta satu kali kunjungan asuhan keluarga berencana. Data diperoleh melalui pengkajian data primer. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa selama masa kehamilan, Ny. S mengalami anemia ringan dengan kadar hemoglobin 9,9 g/dL, namun telah mendapatkan pelayanan Antenatal Care (ANC) sesuai standar 10 T. Persalinan dilakukan secara Sectio Caesarea di RSU Puri Asih tanpa komplikasi. Bayi lahir dalam kondisi sehat dengan berat badan 3000 gram dan panjang badan 48 cm. Pada masa nifas, ibu mengalami keluhan umum berupa gangguan tidur dan gatal pada luka SC, yang ditangani melalui edukasI, manajemen nyeri, dan pemantauan kondisi luka, serta dilakukan pijat laktasi untuk melancarkan ASI. Asuhan bayi baru lahir dilakukan dengan baik, termasuk pemberian vitamin K, salep mata, imunisasi Hb0, konseling menyusui dan perawatan tali pusat, serta dilakukan pijat sehat bayi. Pada tahap keluarga berencana, Ny. S memilih kontrasepsi suntik 3 bulan atas kesepakatan dengan suami, setelah mendapatkan konseling menyeluruh mengenai pilihan kontrasepsi. Selama proses asuhan, tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dengan praktik. Setiap tahapan asuhan kebidanan dilakukan secara terencana, tepat, dan komprehensif sesuai dengan standar pelayanan kebidanan yang berlaku. Pelaksanaan COC terbukti mendukung peningkatan kualitas pelayanan dan kepuasan pasien, serta berkontribusi dalam upaya menurunkan AKI dan AKB melalui pendampingan yang intensif dan edukatif.