Maternal Mortality Rate (MMR) and Infant Mortality Rate (IMR) are key indicators used to evaluate the success of maternal and child health programs in Indonesia. One effective approach to reducing MMR and IMR is the provision of comprehensive and continuous midwifery care, known as Continuity of Care (COC), which spans from pregnancy through childbirth, postpartum, newborn care, and family planning. The OSOC (One Student One Client) program implemented by health education institutions supports sustainable, coordinated care by enabling early detection and timely management of complications and risk factors. This study aims to describe the implementation of COC midwifery care for Mrs. S, a 26-year-old multigravida (G2P1A0) at 34 weeks of gestation. The study used a descriptive method with a case study approach. The midwifery care was carried out at the client’s home between April and May 2025, including two antenatal visits, one childbirth assistance, two postpartum visits, two newborn care visits, and one family planning consultation. Primary data were collected through direct observation and interviews. Results indicated that during pregnancy, the client experienced mild anemia with a hemoglobin level of 9.9 g/dL but received Antenatal Care (ANC) according to the 10 T standard. Delivery was conducted via Cesarean Section at Puri Asih General Hospital without complications. The baby was born healthy, weighing 3000 grams and measuring 48 cm in length. During the postpartum period, the client reported common complaints such as sleep disturbance and itching at the incision site, which were addressed through appropriate education, wound care, and postpartum counseling. Newborn care included the administration of vitamin K, eye ointment, hepatitis B0 immunization, breastfeeding support, and umbilical cord care. For family planning, the client opted for a 3-month injectable contraceptive after receiving thorough counseling and reaching a mutual decision with her spouse. Throughout the care process, no discrepancies were found between theoretical knowledge and practical application. Each stage of care was delivered accurately, comprehensively, and in accordance with midwifery service standards. The implementation of COC significantly contributed to improved care quality and client satisfaction, while also playing a vital role in reducing maternal and infant mortality through intensive and educational support. Abstrak Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator utama dalam menilai keberhasilan program kesehatan ibu dan anak di Indonesia. Salah satu pendekatan yang dinilai efektif dalam menurunkan AKI dan AKB adalah asuhan kebidanan secara menyeluruh dan berkesinambungan atau Continuity of Care (COC), mulai dari masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir hingga keluarga berencana. Program OSOC (One Student One Client) yang dilaksanakan oleh institusi pendidikan kesehatan menjadi salah satu upaya pendampingan yang berkelanjutan dan terkoordinasi yang memungkinkan deteksi dini risiko dan komplikasi, serta penanganan yang cepat dan tepat. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pelaksanaan asuhan kebidanan secara COC pada Ny. S, usia 26 tahun, G2P1A0, dengan usia kehamilan 34 minggu. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Asuhan dilakukan secara langsung di rumah pasien pada bulan April hingga Mei 2025, meliputi dua kali kunjungan kehamilan, satu kali asuhan persalinan, dua kali kunjungan nifas, dua kali kunjungan bayi baru lahir, serta satu kali kunjungan asuhan keluarga berencana. Data diperoleh melalui pengkajian data primer. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa selama masa kehamilan, Ny. S mengalami anemia ringan dengan kadar hemoglobin 9,9 g/dL, namun telah mendapatkan pelayanan Antenatal Care (ANC) sesuai standar 10 T. Persalinan dilakukan secara Sectio Caesarea di RSU Puri Asih tanpa komplikasi. Bayi lahir dalam kondisi sehat dengan berat badan 3000 gram dan panjang badan 48 cm. Pada masa nifas, ibu mengalami keluhan umum berupa gangguan tidur dan gatal pada luka SC, yang ditangani melalui edukasI, manajemen nyeri, dan pemantauan kondisi luka, serta dilakukan pijat laktasi untuk melancarkan ASI. Asuhan bayi baru lahir dilakukan dengan baik, termasuk pemberian vitamin K, salep mata, imunisasi Hb0, konseling menyusui dan perawatan tali pusat, serta dilakukan pijat sehat bayi. Pada tahap keluarga berencana, Ny. S memilih kontrasepsi suntik 3 bulan atas kesepakatan dengan suami, setelah mendapatkan konseling menyeluruh mengenai pilihan kontrasepsi. Selama proses asuhan, tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dengan praktik. Setiap tahapan asuhan kebidanan dilakukan secara terencana, tepat, dan komprehensif sesuai dengan standar pelayanan kebidanan yang berlaku. Pelaksanaan COC terbukti mendukung peningkatan kualitas pelayanan dan kepuasan pasien, serta berkontribusi dalam upaya menurunkan AKI dan AKB melalui pendampingan yang intensif dan edukatif.