Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PROTOTYPE SISTEM CONTROL SUHU DAN MONITORING KELAYAKAN TINGKAT KEKERUHAN DAN VISKOSITAS MINYAK PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI BERBASIS INTERNET OF THINGS Frosedo Brilian Bintang Syahara; Salsabila Ika Yuniza; Anggara Trisna Nugraha; Rini Indarti; Urip Mudjiono
Jurnal 7 Samudra Vol. 8 No. 1 (2023): Jurnal 7 Samudra
Publisher : PPPM - POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54992/7samudra.v8i1.135

Abstract

Transformator adalah alat untuk menaikkan atau menurunkan tegangan AC.Sebagian besar kumparan dan inti trafo terendam dalam minyak trafo yang bersifat refrigeran dan isolator. Dalam inti besi, panas dihasilkan oleh banyak faktor berbeda, bukan hanya kerugian inti pada inti trafo. Jika inti menghasilkan terlalu banyak panas dan dibiarkan terus berjalan, kebakaran transformator akan terjadi. Sensor termokopel yang mendeteksi suhu trafo yang diubah menjadi perubahan tegangan sebagai indikasi tingkat suhu trafo, sensor kelembaban DHT 22 digunakan sebagai probe suhu ruangan untuk mengukur tingkat suhu trafo. sedangkan sensor viskometer digunakan untuk mengukur Mendeteksi ketebalan minyak trafo dengan menerangi aliran minyak yang melewatinya. Pada saat yang sama, tingkat kekeruhan/warna oli diukur dengan sensor kekeruhan. Data sensor diolah menggunakan metode fuzzy untuk mengetahui kecepatan kipas dan kualitas oli yang dihasilkan dari output sensor yang dikirimkan ke server melalui protokol komunikasi yang terlampir pada website. Data per-sensor yang saya uji hasilnya dapat ditindaklanjuti dan secara efektif mengurangi panas ekstra dari trafo yang saya gunakan. Ini telah berhasil digunakan untuk mengukur viskositas dan kekeruhan dan membantu memantau tingkat kekeruhan dan viskositas pada transformator.
RANCANG BANGUN PENDETEKSI KEBAKARAN DINI PADA KAPAL IKAN BERBASIS IoT DENGAN KOMUNIKASI LoRa Ahmad Arief Dwi Cahya Lumintang; Salsabila Ika Yuniza; Edy Prasetyo Hidayat; Anggara Trisna Nugraha; Rini Indarti
Jurnal 7 Samudra Vol. 8 No. 1 (2023): Jurnal 7 Samudra
Publisher : PPPM - POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54992/7samudra.v8i1.136

Abstract

Indonesia merupakan negara maritim dengan banyak pulau yang dikelilingi oleh lautan. Sebagian besar penduduk Indonesia yang tinggal di pesisir pantai bermatapencaharian sebagai nelayan. Rata-rata nelayan menggunakan perahu kecil sebagai kendaraan untuk menyeberangi lautan. Karena keterbatasan ruang yang dimiliki kapal-kapal kecil ini, banyak kendala yang dihadapi. Salah satunya adalah keterlambatan informasi jika terjadi kebakaran karena modul komunikasi hilang, yang berarti bantuan tidak dapat segera dihubungi. Syahbandar sulit mengetahui posisi akhir kapal saat berlayar atau melaut. Pada penelitian ini dikembangkan alat pendeteksi kebakaran kapal penangkap ikan yang diperlukan untuk mendeteksi dini kebakaran pada kapal penangkap ikan dan melacak lokasi kapal jika terjadi kebakaran. Alat bekerja selama pemantauan asap dan kebakaran. Sensor MQ 2 mendeteksi adanya asap dan sensor tersebut diumpankan ke Arduino Mega2560. Alat ini juga dilengkapi dengan GPS untuk mengetahui posisi kapal, keluaran dari GPS berupa informasi latitude dan longitude untuk koordinat kapal di tengah lautan. Koordinat ini juga menjadi input Arduino. Arduino Mega 2560 dilengkapi dengan modul LoRa sebagai transceiver, data sensor dan koordinat kapal yang diterima Arduino dikirim ke stasiun darat dengan LoRa. LoRa kemudian menerima data dan sinyal dari kapal di stasiun darat. Informasi ditampilkan di komputer dan dapat dilihat oleh penyelamat di stasiun bumi. Petugas dapat memberikan bantuan dengan cepat karena mengetahui koordinat kapal dari data yang ditampilkan di komputer.
RANCANG BANGUN SISTEM ALARM JAM NAVIGASI JEMBATAN BERBASIS PENGENALAN DENGAN METODE FACENET Muhammad Imaduddin Afi; Salsabila Ika Yuniza; Yuning Widiarti; Anggara Trisna Nugraha; Rini Indartini
Jurnal 7 Samudra Vol. 8 No. 1 (2023): Jurnal 7 Samudra
Publisher : PPPM - POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54992/7samudra.v8i1.137

Abstract

Sebagai bagian dari negara kepulauan, posisi geografis Indonesia sangat bergantung pada transportasi laut untuk mendorong perekonomian antar wilayah. Dengan berkembangnya moda transportasi laut, angka kecelakaan di perairan Indonesia juga semakin meningkat. Salah satu penyebab kecelakaan kapal adalah human error atau kelalaian operasional. International Maritime Organization (IMO) melakukan studi khusus yang menghasilkan Peraturan MSC Res.282 (86) yang mewajibkan kapal barang dengan tonase kotor 150 atau lebih dan semua kapal penumpang semua ukuran untuk dilengkapi dengan Sistem Alarm Pengamatan Navigasi Jembatan "BNWAS" Alat ini akan dipasang di anjungan kapal agar awak kapal dapat memantau situasi secara real time. Alat ini menggunakan webcam berbasis pengenalan wajah sebagai reset. Untuk membuat sistem tersebut, peneliti menggunakan metode perancangan Bridge Navigational Watch Alarm System (BNWAS); didasarkan pada pengenalan wajah menggunakan metode Facenet. BNWAS yang digunakan mampu membaca pola wajah dari database yang telah ditentukan, dengan jarak baca optimal 30 cm dan nilai tala rata-rata 77,47%. Wajah yang terdeteksi dapat menyetel ulang pengatur waktu dengan penundaan sementara 2,22 detik. Alarm berfungsi jika tidak mendeteksi wajah selama waktu tertentu dan mendeteksi wajah yang tidak ada di database.
The establishment of the Sea Turtle Conservation and Marine Pearl Educational Tourism Website in Sumbreng aims to promote ecosystem balance. Anggara Trisna Nugraha; Devina Puspita Sari; Galih Anindita; Edy Setiawan; Aminatus Sa'diyah; Purwidi Asri; Ni'matut Tamimah; Ii Munadhif; Ponti Almas Karamina; Syafiuddin; Suci Indaryani; Mukhammad Jamaludin; Muhammad Bilhaq Ashlah; Muhammad Izzul Haj; Diego Ilham Yoga Agna; Salsabila Ika Yuniza; Faris Riyadi; Fajar Rahmat Adzani; Andika Aldo Pratama; Rahmania Firdiansyah; Laili Agustin Widyaningrum
Frontiers in Community Service and Empowerment Vol. 3 No. 1 (2024): March
Publisher : Forum Ilmiah Teknologi dan Ilmu Kesehatan (FORITIKES)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35882/ficse.v3i1.55

Abstract

The coast is an area that has potential for tourist attractions, including for turtle conservation which is relied on as a support for the economy. Turtles are one of the protected animals, not just protected by law because they are feared they will become extinct. The Turtle Conservation "Pearl of the Masaran Sea" which is located on Sumbreng Beach, East Java, is one of the turtle conservation areas developed by the Trenggalek Lentera Society. Activities carried out at the turtle conservation site "Pearl of the Masaran Sea" include relocating turtle eggs, caring for turtle eggs, combing eggs, and also releasing hatchlings. There are 5 types of turtles that are protected on Sumbreng beach, some of which are green turtles and hawksbill turtles which are included in the Appendix I category, which means they are prohibited from being traded internationally. Apart from visiting tourists being able to see the turtle breeding process, this conservation also provides economic tourism such as small Jeep facilities that are used to get around the beach and releasing hatchlings in certain months. However, due to lack of exposure to this conservation area. This resulted in a small number of tourists coming, and also some tourists coming in the wrong month and not being able to see the hatchlings being released onto the beach. Therefore, this service presents an innovation in the form of a website facility that is useful for updating all activities taking place at the "Pearl of the Masaran Sea" Turtle Conservation. So it can attract more tourists to visit this tourist attraction and tourists can also find out which months are effective for visiting this tourist attraction. It is hoped that the "Pearl of the Masaran Sea" turtle conservation will have the potential for educational tourism which can be developed further, so that it can support the economy of the surrounding community and can also be used as a source of income for managing the turtle conservation itself.