Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGARUH KEMIRINGAN POROS TERHADAP PERFORMANCE TURBIN ARCHIMEDES SCREW SKALA LABORATOIUM Arham, Muhammad; Salam, A Aswin; Nur, M Ilham; HS, Haslinda
Jurnal Tematis (Teknologi, Manufaktur dan Industri) Vol 6, No 1 (2024): JURNAL TEMATIS (TEKNOLOGI, MANUFAKTUR DAN INDUSTRI)
Publisher : Politeknik Bosowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Turbin Archimedes screw merupakan turbin yang dapat mengkonversi energi dengan head rendah dan memiliki efesiensi cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sudut kemiringan poros turbin dan debit terhadap daya output dan efisiensi. Spesifikasi turbin diameter luar (do) 330 mm, diameter dalam (di) 89 mm, jarak pitch 200 mm, dan panjang poros screw 2000 mm. Variasi sudut kemiringan poros turbin yaitu 25°, 30°, 35°, 40°, dan 45° dan variasi debit turbin 0,01535 m3/s, 0,02162 m³/s, 0,03074 m³/s, 0,04001 m³/s sampai 0,04471 m3/s. Hasil menunjukkan daya maksimum 126 watt dengan putaran poros 356,38 rpm pada sudut kemiringan poros 40° debit 0,04471 m3/s dan efesiensi maksimum 30,02 % pada debit 0,02162 m³/s. Sedangkan daya minimum pada sudut kemiringan poros turbin 25° dengan debit yang sama yakni 0,04471 m3/s daya turbin yang dihasilkan 76,87 watt putaran poros 271,03 rpm, efisiensi 12,39 % .
PROTOTYPE KILO WATT HOUR (KWH) PEMBATAS PADA PELANGGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) Amar, Ishak; Nur, M Ilham; Tayibu, Nur Qalbi; HS, Haslinda
Jurnal Tematis (Teknologi, Manufaktur dan Industri) Vol 5, No 1 (2023): JURNAL TEMATIS (TEKNOLOGI, MANUFAKTUR DAN INDUSTRI)
Publisher : Politeknik Bosowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) adalah salah satu energi listrik terbarukan yang berfungsi untuk mengurangi penggunaan energi fosil dan minyak bumi. Namun, perkembangan energi listrik tenaga surya ini masih memiliki beberapa kekurangan seperti, bergantung pada perubahan iklim dan pemakaian yang tidak merata pada setiap pelanggan. Penelitian ini bertujuan untuk membantu pelanggan PLTS untuk meratakan penggunaan daya sebesar 220 Watt. Perangkat kWh pembatas merupakan alat elektronik yang terdiri dari beberapa perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang berfungsi sebagai pembatas daya untuk pelanggan PLTS. Berdasarkan hasil pengukuran dan perancangan Alat Kilo Watt Hour (kWh) Pembatas Pada Pelanggan PLTS dinyatakan berfungsi dengan baik dan diperoleh, persentase kesalahan sebesar 0,83% dari pengukuran arus, dan dari hasil pengukuran daya diperoleh hasil persentase kesalahan sebesar 2.9%, sedangkan dari hasil pengukuran RTC DS3231 diperoleh nilai persentase kesalahan sebesar 0,04% yang artinya, sensor arus ACS712 dan RTC DS3231  dinyatakan akurat dan layak digunakan. Apabila pemakaian daya lebih dari yang ditentukan maka Relay otomatis akan OFF, buzzer berbunyi dan akan ON  kembali ketika perhitungan RTC DS3231 tiba pada pukul 00.00.00, maka alat Prototipe kWh Pembatas Pada Pelanggan PLTS akan kembali keprogram awal dan siap menyalurkan daya sebesar 220 Watt perharinya.Kata kunci: PLTS, KWH, ACS712, RTC DS3231.
EVALUASI PROGRAM PREVENTIVE MAINTENANCE PADA POMPA SENTRIFUGAL JEUMONT 80 FP6L KAPASITAS 160 L/S DI PDAM TORAJA UTARA Irman, Irman; Arham, Muhammad; Nur, M Ilham; HS, Haslindah
Jurnal Tematis (Teknologi, Manufaktur dan Industri) Vol 6, No 2 (2024): JURNAL TEMATIS (TEKNOLOGI, MANUFAKTUR DAN INDUSTRI)
Publisher : Politeknik Bosowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penerapan sistem PM (Preventive Maintenance) pada suatu perusahaan terbukti lebih menguntungkan dibandingkan dengan sistem BM (Breakdown Maintenance). Dalam penelitian ini, bertujuan untuk menganalisis perbandingan biaya antara penggunaan sistem preventive maintenance dan breakdown maintenance pada pompa RWP. Hasil analisis menunjukkan bahwa penggunaan sistem Preventive Maintenance memberikan penghematan biaya yang signifikan pada setiap komponen pompa. Untuk impeller, biaya yang dikeluarkan dengan PM adalah Rp. 170.837,84, menghemat 23,97% dari biaya tanpa PM (Rp. 542.007,89). Begitu pula pada shaft, bearing, dan packing, di mana biaya yang dikeluarkan dengan PM masing-masing menghemat hingga 23,96%, 36,23%, dan 34,53%. Dengan demikian, sistem PM tidak hanya mengurangi biaya langsung perbaikan dan penggantian komponen, tetapi juga meningkatkan efisiensi operasional perusahaan secara keseluruhan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan sistem Preventive Maintenance dapat meningkatkan pengelolaan biaya perawatan serta memperpanjang usia komponen, menjadikannya pilihan yang lebih efisien dibandingkan dengan sistem Breakdown Maintenance. Secara keseluruhan, penggunaan preventive maintenance memberikan keuntungan yang lebih besar dalam hal efisiensi biaya pemeliharaan pompa RWP