Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

PERBANDINGAN KECEMASAN DAN HEMODINAMIK PADA PASIEN PRA ANESTESI DENGAN ANESTESI UMUM DAN ANESTESI SPINAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARDINAH TEGAL Sakila Afifah Asma Izzati; Martyarini Budi; Septian Mixrova Sebayang
Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 7 No. 5 (2024): Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5455/nutricia.v7i5.5632

Abstract

Latar Belakang: Tindakan preoperasi dan preanestesi merupakan sumber stres bagi pasien, yang dapat memicu kecemasan baik secara fisiologis maupun psikologis. Kecemasan preoperasi dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti ketakutan terhadap kegagalan operasi, kematian, perubahan fisik, nyeri, dan anestesi. Perbandingan antara anestesi umum dan regional menunjukkan perbedaan tingkat kecemasan, di mana beberapa penelitian melaporkan kecemasan lebih tinggi pada pasien dengan anestesi umum, sementara penelitian lainnya menunjukkan hasil sebaliknya. Kecemasan berperan penting dalam mempengaruhi status hemodinamik, seperti tekanan darah, denyut nadi, dan respirasi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kecemasan dan hemodinamik pada pasien pra-anestesi antara kelompok yang menjalani anestesi umum dan anestesi spinal. Metode: Penelitian ini menggunakan desain komparatif dengan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian berjumlah 174 responden, terdiri dari 87 pasien yang menjalani anestesi umum dan 87 pasien yang menjalani anestesi spinal, yang diambil dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan instrumen APAIS yang secara khusus menilai kecemasan pasien pra operasi. Hasil: Hasil uji Mann Whitney menunjukkan terdapat perbedaan kecemasan antara kelompok anestesi umum dan anestesi spinal dengan p value 0,002. Hasil penelitian ini juga menunjukkan adanya perbedaan signifikan pada beberapa parameter hemodinamik antara pasien yang akan menjalani anestesi umum dan anestesi spinal, dengan nilai p value menunjukkan signifikansi statistik (p < 0,05) untuk sebagian besar parameter, kecuali saturasi oksigen. Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok pasien dalam hal kecemasan dan beberapa parameter hemodinamik. Kata Kunci : Kecemasan, Hemodinamik, Anestesi Umum, Anestesi Spinal
Efektifitas Buli-Buli Hangat Untuk Meningkatkan Suhu Tubuh Pada Pasien Hipotermi Pasca Operasi Hikmal Akbar; Septian Mixrova Sebayang; Wilis Sukmaningtyas
Borneo Nursing Journal (BNJ) Vol. 7 No. 1 (2025)
Publisher : Akademi Keperawatan Yarsi Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61878/bnj.v7i1.87

Abstract

Salah satu komplikasi yang muncul setelah tindakan anestesi adalah hipotermi salah satu penghangatan dengan konduksi panas adalah dengan menggunakan terapi kompres hangat. Buli-buli hangat untukpengembalian suhu tubuh. Penelitian tentang efektivitas pemberian buli-buli terhadap hipotermia pada pasien post operasi. Pemberian kompres hangat pada daerah tubuh akan memberikan sinyal ke hipotalamus melalui spinal cord. Ketika reseptor yang peka terhadap panas di hipotalamus dirangsang, sistem efektor mengeluarkan sinyal yang memulai berkeringat dan vasodilatasi perifer. Perubahan ukuran pembuluh darah akan memperlancar sirkulasi oksigenisasi mencegah terjadinya spasme otot, memberikan rasa hangat. Program ini bertujuan untuk mengetahui seberapa efektif pemberian buli-buli hangat pada pasien hipotermi pasca operasi dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keluarga pasien dalam menangani hipotermia melalui metode ceramah, demonstrasi, dan penggunaan media visual seperti video. Jumlah peserta yang terlibat sebanyak 30 Pasien yang diberi pre-test dan post-test untuk mengevaluasi peningkatan suhu tubuh pasien. Hasilnya menunjukkan peningkatan signifikan dalam peningkatan suhu tubuh setelah pemberian buli-buli hangat. Dengan adanya program ini, diharapkan dapat meningkatkankeselamatan pada pasien yang mengalami hipotermia post operasi. Selain itu, program ini juga menghasilkan media edukasi seperti video untuk digunakan oleh masyarakat luas.
Gambaran Mual Dan Muntah Pada Pasien Pasca Operasi Dengan Anestesi Umum Pada Bedah Orif Di Rumah Sakit Umum Daerah Koja Jakarta Utara Aslam Amanullah; Danang Tri Yudono; Septian Mixrova Sebayang
Borneo Nursing Journal (BNJ) Vol. 7 No. 1 (2025)
Publisher : Akademi Keperawatan Yarsi Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61878/bnj.v7i1.88

Abstract

Pada tindakan bedah ORIF dapat menggunakan anestesi umum dengan kelebihan untuk mendapatkan kenyamanan pada pasiennya. Sebagian besar pasien mengalami pemulihan dari anestesi dan pembedahan tanpa kejadian-kejadian khusus, tetapi ada sebagian kecil yang mengalami komplikasi diantaranya mual dan muntah.Tujuan penelitian untuk mengetahui Mengetahui gambaran mual dan muntah pada pasien pasca anestesi umum pada bedah ORIF berdasarkan karakteristik meliputi usia, jenis kelamin, dan lama durasi operasi di Rumah Sakit Umum Daerah Koja Jakarta Utara. Metode penelitian ini deskriptif, Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, Pendekatan dalam penelitian ini yaitu pendekatan cross sectional. Insturemen yang digunakan adalah dari lembar kuesioner. Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data menggunakan lembar observasi mual dan muntah di ruang pasca anestesi dari 15-60 menit. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan dari bulan Juli sampai dengan bulan Agustus. Sampel penelitian ini berjumlah 55 responden menggunakan total sampling. Lokasi penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Koja. Data dianalisis menggunakan tehnik analisis univariat. Hasil analisis penelitian menunjukan bahwa ada variasi yang cukup besar dalam usia, jenis kelamin, dan durasi operasi di antara responden. Gejala mual muntah cenderung lebih banyak terjadi pada interval waktu awal (15 menit), dan kemudian menurun secara signifikan pada interval waktu yang lebih lama.
Gambaran Terjadinya Nyeri Tenggorokan Pasca Anastesi General Yang Diberikan Dexametasone Di Charitas Hospital Palembang Ria Anggrina; Septian Mixrova Sebayang; Wilis Sukmaningtyas
Borneo Nursing Journal (BNJ) Vol. 7 No. 1 (2025)
Publisher : Akademi Keperawatan Yarsi Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61878/bnj.v7i1.89

Abstract

General anestesi merupakan tindakan menghilangkan rasa sakit secara sentral disertai hilangnya kesadaran (reversible). Tindakan general anestesi terdapat beberapa teknik yang dapat dilakukan adalah general anestesi denggan teknik intravena anestesi dan general anestesi dengan inhalasi yaitu dengan face mask (sungkup muka) dan dengan teknik intubasi yaitu pemasangan endotrecheal tube atau gabungan keduanya inhalasi dan intravena. penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran terjadinya nyeri tenggorokan pasca general anastesi yang diberikan dexametasone di Charitas Hospital Palembang. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan sampel 72 responden post general anastesi.dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa responden dengan rentang usia adalah dewasa muda 20-44 tahun sebanyak 72 peserta (100.0%). Jenis kelamin sebagian besar responden adalah perempuan sebanyak 61 peserta (84.7%) dan laki-laki sebanyak 11 responden (15.3%). Ukuran ETT sebagian besar responden adalah ukuran 7 sebanyak 61 peserta (84.7%) dan ukuran ETT nomor 7,5 sebanyak 11 responden (15.3%), responden dengan nyeri ringan sebanyak 68 responden (94,4%), responden dengan nyeri sedang sebanyak 4 responden (5,6%). Diharapakan pasien dengan post operasi dengan general anastesi menggunakan ETT tidak mengalami nyeri hebat sehingga pasien lebih Nyaman.
Waktu Pulih Sadar Pasien Pasca General Anestesi Nada Fauziyyah, Nabila; Tophan Heri Wibowo; Septian Mixrova Sebayang
Khatulistiwa Nursing Journal Vol. 7 No. 2 (2025): Juli 2025
Publisher : STIKes YARSI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53399/knj.v7i2.341

Abstract

Background: Recovery of consciousness is an important indicator of successful outcomes following general anesthesia. Delays in regaining consciousness may lead to complications such as airway obstruction and neurological disorders. Objective: To determine the duration of consciousness recovery in patients after general anesthesia at RSUD Dr. Soedirman Kebumen. Method: A descriptive quantitative study with a cross-sectional design involving 60 patients selected through consecutive sampling. The instrument used was an observation sheet based on the Aldrete Score. Data were analyzed using a univariate approach and presented through frequency distribution and descriptive statistics. Result: The majority of respondents were adults (74.2%), female (53.2%), and had an ASA physical status of II (77.4%). The average recovery time was 11.43 minutes, ranging from 6 to 23 minutes. Conclusion: Most patients regained consciousness within a normal time range following general anesthesia.
Edukasi dan Implementasi Terapi Kompres Hangat dengan Aromaterapi Lavender Essential Oil untuk Menurunkan Skala Nyeri pada Pasien Post Sectio Caesarea Niken Dewi Pangestu; Septian Mixrova Sebayang; Ema Wahyu Ningrum
Jurnal ABDIMAS-HIP Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 6 No. 2 (2025): Jurnal ABDIMAS-HIP Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Akbid Harapan Ibu Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37402/abdimaship.vol6.iss2.450

Abstract

Post-cesarean section patients often experience severe pain that can hinder the recovery process and interfere with infant care. At Ajibarang Regional Public Hospital, particularly in the Nuri ward, the implementation of non-pharmacological pain management remains limited. Until now, patients have not received interventions such as warm compress therapy combined with lavender aromatherapy. This community service activity aimed to provide health education and implement interventions to improve patient knowledge and reduce pain levels after cesarean section surgery. The methods used included delivering educational materials and carrying out the intervention directly. Pocketbooks were used for education, while hot water bags and diffusers were used for therapy. The results showed that out of 30 participants, 21 (70.0%) had good knowledge before the education, increasing to 24 (80.0%) afterward. Before the intervention, 22 participants (73.3%) reported moderate pain, which decreased to mild pain in 20 participants (66.7%) after the intervention. These findings suggest that education and the application of warm compress therapy with lavender aromatherapy effectively improve knowledge and reduce pain in post-cesarean patients.
The Effect of Left Lateral Positioning on Hypotension in Cesarean Section Patients Under Spinal Anesthesia Immediately After Injection Frengky, Frengky JF; Rahmaya Nova Handayani; Septian Mixrova Sebayang
Java Nursing Journal Vol. 3 No. 3 (2025): July - October 2025
Publisher : Global Indonesia Health Care (GOICARE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61716/jnj.v3i3.130

Abstract

Background: Hypotension is one of the complications that often occurs in cesarean section patients undergoing spinal anesthesia. One non-pharmacological measure that can be taken to prevent hypotension is to change the patient's position to the left side immediately after the spinal anesthesia injection. Purpose: This study aimed to examine the effect of left lateral positioning on the incidence of hypotension in cesarean section patients at Pusri Palembang Hospital. Methods: A quantitative approach with a pre-experimental one group pretest-posttest design was used. A total of 52 patients were selected using purposive sampling. Data were analyzed using the Wilcoxon Signed Ranks Test. Results: The results showed a statistically significant difference in mean arterial pressure (MAP) before and after the left lateral positioning, with a Z value of -6.283 and a p-value < 0.001. The average MAP increased from 65.81 mmHg to 77.77 mmHg, and the average heart rate decreased from 112.40 bpm to 80.58 bpm. These results indicate that the left lateral position is effective in stabilizing patient hemodynamics and reducing the risk of hypotension. Conclusions: This finding supports the use of left lateral positioning as a simple, non-invasive, and cost-effective initial intervention in obstetric spinal anesthesia management.
Pengaruh Audiovisual Persiapan Saddle Block Regional Anestesi Terhadap Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Tingkat II Keperawatan Anestesiologi Universitas Harapan Bangsa Wahyu Dwi Prakoso; Tophan Heri Wibowo; Septian Mixrova Sebayang
Borneo Nursing Journal (BNJ) Vol. 8 No. 1 (2026)
Publisher : Akademi Keperawatan Yarsi Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61878/bnj.v8i1.364

Abstract

Media audiovisual memberikan pesan pembelajaran baik secara audio dan visual yang mencakup konsep, prinsip, persiapan, dan teori aplikasi pengetahuan untuk membantu pemahaman materi pelajaran seperti persiapan saddle block regional anestesi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh audiovisual persiapan saddle block regional anestesi terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa tingkat II keperawatan anestesiologi  universitas harapan bangsa. Metode penelitian ini menggunakan quasi-eksperimen, di mana grup kontrol pre-test dan post-test digunakan. Cluster random sampling digunakan untuk memilih 68 mahasiswa dari universitas harapan nasional. Data dikumpulkan melalui kuesioner untuk mengevaluasi tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah intervensi. Kelompok intervensi sebelum intervensi mean pre test tingkat pengetahuan yaitu 74,15 dan setelah diberikan intervensi mean post test tingkat pengetahuan yaitu 93,91. Kelompok kontrol sebelum diberikan intervensi mean pre test tingkat pengetahuan yaitu 68,82 dan setelah diberikan inervensi, Rata-rata tingkat pengetahuan setelah ujian adalah 76,03. Uji Wilcoxon menunjukkan bahwa kelompok intervensi memiliki p-value 0.000 kurang dari 0,05 membuktikan ada perbedaan antara sebelum dan sesudah penggunaan lalu lintas audiovisual; sebaliknya, kelompok kontrol memiliki p-value 0,06 lebih dari 0,05, yang menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan sebelum dan sesudah penggunaan lembaran. Hasil uji Mann Whitney menunjukkan bahwa p-value 0,000 kurang dari 0,05 membuktikan bahwa ada perbedaan antara kelompok intervensi dan kontrol. Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan pada peningkatan pengetahuan mahasiswa. Oleh sebab itu, media audiovisual termasuk dalam jenis media yang memiliki kapasitas untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa.
Gambaran Kejadian Hipotermi Intra Anestesi Dan Post Anestesi Pasien Sectio Caesarea Dengan Spinal Anestesi Di Rumah Sakit Umum Daerah Kebumen Rizky Arianda Ketaren; Septian Mixrova Sebayang; Tophan Heri Wibowo; Roro Lintang Suryani; Indri Wijayanti
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 3 No. 2 (2024)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Persalinan sectio caesarea (SC) adalah metodepersalinan operatif yang dilakukan dengan indikasi. Sectio caesarea merupakan operasi yang membutuhkan daerah insisi yang luas. Pasien yang menjalani bedah sectio caesarea dengan anestesi spinal memiliki risiko yang lebih tinggi mengalamihipotermia selama periode perioperatif. Hipotermimerupakan keadaan suhu tubuh kurang dari 36℃. Setiap pasien yang menjalani operasi beresikomengalami kejadian hipotermi, Hipotermi yang terjadipada perioperatif dapat berlanjut hingga periode pascaoperatif di ruang pemulihan. Untuk menggambarankejadian hipotermi intra anestesi dan post anestesipada pasien sectio caesarea dengan spinal anestesi. Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatifanalitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan metode Total Sampling dengan jumlah responden sebesar 36. responden yang mengalami hipotermi berdasarkanusia antara 26 – 35 tahun sebanyak 69,4%, denganlama operasi.
GAMBARAN KEJADIAN POST OPERATIVE NAUSEA AND VOMITING (PONV) PADA PASIEN POST OPERASI TUMOR MAMAE DENGAN GENERAL ANESTESI DI RUMAH SAKIT TNI AU dr. M. SALAMUN BANDUNG Arif Yanuar Pratama; Amin Susanto; Septian Mixrova Sebayang
Jurnal Cakrawala Ilmiah Vol. 3 No. 6: Februari 2024
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Post Operative Nausea and Vomiting (PONV) merupakan salah satu komplikasi anestesi yang dikaitkan dengan berbagai faktor. Pasien yang mengalami mual muntah post operasi memiliki kualitas pemulihan yang lebih buruk sehingga menyebabkan penundaan pemulangan pasien dari rumah sakit yang akan menigkatkan biaya perawatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kejadian Post Operative Nausea and Vomiting (PONV) post operasi dengan general anestesi di Rumah Sakit TNI AU dr. M. Salamun Bandung. Metode penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada pada saat penelitian dilakukan. Adapun desain penelitian dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional. Sampel penelitian ini adalah pasien yang menjalani tindakan anestesi umum dengan teknik sampling consecutive sampling yaitu sebanyak 69 pasien. Kuisioner mencakup penilaian mual muntah dengan menggunakan kuisioner wengritrzky. Analisis data menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian didapatkan kejadian terjadinya PONV sebanyak 8 responden (11,6%), kejadian terjadinya PONV pada kategori umur 46-55 tahun sebanyak 3 responden (37,5%) dan usia 56-65 tahun sebanyak 2 responden (25%). Kejadian terjadinya PONV berdasarkan jenis kelamin perempuan dengan diagnosa tumor mamae yaitu sebanyak 8 responden. Kejadian terjadinya PONV yang tidak memiliki riwayat merokok yaitu sebanyak 7 responden (87,5%).