Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kejadian Hipertensi Adiratna Sekar Siwi; Devi Irawan; Amin Susanto
Journal of Bionursing Vol 2 No 3 (2020): Journal of Bionursing
Publisher : Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (569.322 KB) | DOI: 10.20884/1.bion.2020.2.3.70

Abstract

Background: Hypertension is still a big challenge for health development in Indonesia because of the high prevalence rate of hypertension. Hypertension is usually not recognized by the public because the symptoms are unclear and resemble health complaints in general. Although not treatable, prevention and management can reduce the incidence of hypertension and the diseases that accompany it. Basic Health Research in 2018 showed that people with hypertension reached 34.1% of the total population of Indonesia. This literature review aims to analyze the factors that influence the incidence of hypertension. Method: This study uses a descriptive analysis method with a literature review approach. Sources of data use secondary data, namely in the form of books, scientific literature as well as from the results of research conducted by previous researchers related to the discussion of factors that influence the incidence of hypertension. The method of searching for articles or journals uses the keywords "Risk factors for hypertension" or "factors that influence hypertension". The inclusion criteria used were journal factors related to the incidence of hypertension which could be accessed in full text. The journal year used is limited to 2012-2020. Results: Literature analysis in 12 journals found that age, gender, obesity, heredity, stress, physical activity and lifestyle factors can influence the incidence of hypertension. Conclusion: There is a relationship between age, gender, obesity, heredity, stress factors, physical activity factors and lifestyle factors with the incidence of hypertension.
Gambaran Kekuatan Otot pada Lansia di Rojinhome Roku Jyu En (Oroku Hospital) Okinawa Jepang Deviana Indah Krisdayanti; Amin Susanto; Maria Paulina Irma Susanti
Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat 2021: Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (SNPPKM 2021)
Publisher : Universitas Harapan Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1056.234 KB)

Abstract

Setiap orang mengalami proses penuaan. Proses penuaan mengakibatkan terjadinya perubahan anatomik dan fungsional dari organ-organ tubuh. Diantaranya perubahan pada sistem panca- Pinontoan, Marunduh, Wungow: Gambaran kekuatan otot pada lansia indra, gastro-intestinal, kardiovaskuler, respirasi, endokrinologi, hematologik, persendian, otot, tulang, dan lain-lain. Kekuatan merupakan unsur penting dalam tubuh manusia, kekuatan adalah komponen yang sangat penting guna meningkatakn kondisi fisik seseorang secara keseluruhan. Penelitian ini merupakan peneliltian deskriptif dengan rancangan potong lintang mengunakan jenis analisis yang digunakan, yakni analisis univariat. Lokasi dilakukan di Rojinhome Roku Jyu En (Oroku Hospital) Okinawa Jepang. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 30 lansia, terdiri dari 14 laki-laki dan 16 perempuan. Kekuatan otot pada lansia diukur pada gerakan fleksi siku, ekstensi siku, fleksi bahu, ekstensi bahu, abduksi bahu, fleksi lutut, ekstensi lutut serta dorsofleksi. Hasil karakteristik umur dan jenis kelamin sebagian besar responden adalah perempuan, dan banyak mayoritas dengan lansia yang masuk dalam kategori manula. Rata-rata lansia yang memiliki kekuatan otot lebih kuat adalah laki-laki dibandingkan dengan perempuan. Rata-rata lansia dengan kekuatan otot tertinggi masuk dalam kategori lansia muda, sedangkan paling lemah masuk dalam usia lansia tua.
Studi Kasus pada Pasien Pasca Operasi Orif Fraktur Tibia Terbuka Tn. S di Ruang Anggrek RSUD Dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga Pambajeng Wahyu Wijayanti; Rahmaya Nova Handayani; Amin Susanto
Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat 2021: Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (SNPPKM 2021)
Publisher : Universitas Harapan Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (438.916 KB)

Abstract

Fraktur adalah gangguan komplit atau tak komplit pada kontinuitas struktur tulang dan didefinisikan sesuai dengan jenis dan keluasannya. Fraktur terjadi ketika tulang menjadi subjek tekanan yang lebih besar dari yang diserapnya. Nyeri pasca operasi merupakan hal yang fisiologis, namun hal ini sering menjadi ketakutan dan dikeluhkan oleh pasien setelah menjalani proses pembedahan. Sensasi nyeri akan terasa sebelum klien mengalami kesadaran penuh dan meningkat seiring dengan berkurangnya anastesi dalam tubuh. Adapun bentuk nyeri yang dialami oleh pasien pasca operasi adalah nyeri akut yang terjadi akibat luka operasi atau insisi. Berdasarkan survey data yang didapat dari RSUD dr. R. Goeteng Tareonadibrata Purbalingga tahun 2020 ada 413 kasus fraktur Masalah yang sering timbul pada penderita fraktur adalah nyeri, deformitas, pembengkakan, perubahan warna lokal pada kulit. Tujuan Penelitian ini adalah mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada klien fraktur terbuka yang mengalami gangguan nyeri akut. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dengan wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik, serta studi dokumentasi. Asuhan keperawatan mengambil satu kasus dengan menggunakan format sesuai ketentuan yang berlaku. Berdasarkan pengkajian penelitian dengan pendekatan studi kasus pada Tn. S tidak ditemukan gejala infeksi berupa perubahan warna kulit pada area luka dan tidak mengeluarkan bau. Masalah keperawatan yang ditegakkan adalah nyeri akut. Tindakan yang dilakukan adalah terapi farmakologi dengan menggunakan analgesik dan terapi non farmakologi menggunakan terapi nafas dalam, terapi musik dan imajinasi terbimbing. Setelah tiga hari diberikan tindakan keperawatan terjadi peningkatan kondisi. Hasil yang didapat yaitu skala nyeri menurun, tidak ekspresi nyeri, dan dapat tidur dengan nyaman.
Efektivitas Terapi Sentuhan terhadap Penurunan Suhu Tubuh Anak Demam di Rumah Sakit Islam Banjarnegara Etika Dewi Cahyaningrum; Swasti Jamalina Ratnasari; Amin Susanto
Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat 2021: Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (SNPPKM 2021)
Publisher : Universitas Harapan Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (531.805 KB)

Abstract

Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan yang saat ini terjadi di Indonesia. Demam pada anak merupakan salah satu masalah kesehatan yang umum di jumpai pada anak. Menurunkan demam pada anak dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya dengan farmakologik dan secara fisik (non farmakologik) dimana salah satunya dapat dilakukan dengan terapi sentuhan. Penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Islam Banjarnegara. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efektivitas terapi sentuhan terhadap penurunan suhu tubuh anak demam. Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi experimen dengan pendekatan one group pretest-postest. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan accidental sampling. Sampel penelitian ini adalah anak demam di Rumah Sakit Islam Banjarnegara periode bulan Agustus 2021 yaitu sejumlah 15 responden. Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu suhu tubuh anak yang dicari menggunakan alat bantu termometer dan dicatat dalam lembar observasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat. Hasil analisis bivariat menunjukkan p-value 0.000 (≤0.05) sehingga dapat dinyatakan bahwa terapi sentuhan efektif menurunkan suhu tubuh anak demam
Kepatuhan Pelaksanaan Protokol Pencegahan Corona Virus Disease - 19 pada Tenaga Kesehatan di Ruang Poliklinik RST Wijayakusuma Purwokerto Ratna Dwi Rahayu; Indri Heri Susanti; Amin Susanto
Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat 2021: Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (SNPPKM 2021)
Publisher : Universitas Harapan Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.795 KB)

Abstract

One of the infectious diseases with the highest cases in recent months is coronavirus disease-19 (Covid-19). Health workers who treat COVID-19 patients are a group with a very high risk of exposure. As the COVID-19 pandemic grows, countries are increasingly stepping up IPC measures, including mandatory wearing of face masks and hand washing in all public places. The purpose of the study was to determine compliance with the implementation of the covid 19 prevention protocol in health workers in the Polyclinic Room of RST Wijayakusuma Purwokerto. Descriptive research design with cross sectional time approach. The sample in this study were 66 health workers in the Polyclinic Room of RST Wijayakusuma with a total sampling technique. The research instrument used an observation sheet with data analysis using a frequency distribution. The results of the study show that all respondents comply with the implementation of the Covid 19 prevention protocol (100%). Health workers who comply with the implementation of the Covid 19 prevention protocol, most of the respondents are 21-30 years old (56.1%), most of them are female (71.2%), have a professional/specialist education level (66.7%), and have years of service. > 5 years (56.1%)
Hubungan Lama Puasa dengan Kejadian Post Anesthetic Shivering pada Pasien Pasca Spinal Anestesi di RSUD Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara Agus Riyanto; Amin Susanto; Arni Nur Rahmawati
Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat 2022: Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (SNPPKM 2022)
Publisher : Universitas Harapan Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (146.773 KB) | DOI: 10.35960/snppkm.v2i1.1061

Abstract

Anestesi spinal merupakan salah satu teknik anestesi regional yang dihasilkan dengan menghambat saraf spinal di dalam ruang subaraknoid oleh zat-zat anestetik lokal. Menggigil pasca anestesi dapat membuat pasien tidak nyaman yang menyebabkan peningkatan rasa sakit di lokasi pembedahan. Setiap pasien spinal anestesi sebelum dilakukan tindakan pembedahan akan melakukan puasa. Kejadian shivering akan menimbulkan ketidaknyamanan bagi pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan lama puasa dengan kejadian post anesthetic shivering pada pasien pasca spinal anestesi di RSUD Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara. Penelitian ini menggunakan korelasi analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampel dengan Total Sampling. Jumlah sampel sebanyak 50 responden. Penelitian menggunakan Observasi yang berisi tentang data pasca spinal anestesi yang meliputi umur, jenis kelamin, lama puasa, kejadian post anesthetic shivering. Hasil penelitian diperoleh Usia pasien pasca spinal anastesi paling banyak adalah pasien dengan kategori dewasa awal sejumlah 36%, Jenis kelamin mayoritas adalah perempuan sejumlah 70%. Lama puasa pada pasien pasca spinal anastesi diperoleh hasil kategori lebih dari 6 jam sejumlah 60%. Kejadian shivering pada pasien pasca spinal anastesi diperoleh kejadian shivering sejumlah 44%. Terdapat hubungan lama puasa dengan kejadian post anesthetic shivering pada pasien pasca spinal anastesi di RSUD Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara dengan p-value 0,00 (<0,05).
Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat tentang Early Warning System dengan Pendokumentasian EWS di Rumah Sakit Hermina Purwokerto Umi ‘Aisyah; Tri Sumarni; Amin Susanto
Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat 2022: Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (SNPPKM 2022)
Publisher : Universitas Harapan Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.922 KB) | DOI: 10.35960/snppkm.v2i1.1086

Abstract

Early Warning System (EWS) merupakan sistem penilaian peringatan dini untuk mengetahui lebih awal terjadinya perburukan kondisi pasien. Pengetahuan perawat tentang EWS akan meningkatkan kemampuan dalam mendeteksi perburukan pasien. Dokumentasi keperawatan menggambarkan seberapa kompeten perawat melakukan tindakan keperawatan dan tentunya menunjukkan efektivitas keperawatan itu sendiri. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan perawat tentang EWS dengan pendokumentasian EWS di Rumah Sakit Hermina Purwokerto. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan studi korelasional. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling dengan jumlah 58 responden. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner tingkat pengetahuan perawat tentang EWS dan lembar observasi pendokumentasian EWS. Hasil penelitian meggambarkan mayoritas tingkat pengetahuan perawat di Rumah Sakit Hermina Purwokerto berada pada tingkat baik sebanyak 26 responden (44, 8%) dan sebagian besar telah melakukan pendokumentasian EWS dengan sesuai sebanyak 46 responden (79,3 %). Analisis menggunakan uji spearman rank didapatkan hasil p value sebesar 0,006 (p <0,05), yang artinya terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan perawat dengan pendokumentasian EWS di Rumah Sakit Hermina Purwokerto.
Gambaran Tingkat Pengetahuan Tentang Penerapan Komunikasi Sbar Pada Mahasiswa Keperawatan Anestesiologi Universitas Harapan Bangsa Bheta Chintia Agustina; Amin Susanto; Asmat Burhan
Borneo Nursing Journal (BNJ) Vol. 7 No. 2 (2025)
Publisher : Akademi Keperawatan Yarsi Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61878/bnj.v7i2.136

Abstract

Pengetahuan yang kurang tentang komunikasi SBAR menyebabkan kualitas pelayanan kesehatan rendah. Oleh sebab itu, penting untuk memiliki pengetahuan yang baik mengenai komunikasi SBAR untuk meningkatkan keselamatan pasien. Teknik komunikasi SBAR adalah metode yang dipakai oleh anggota tim kesehatan untuk menginformasikan kondisi pasien. SBAR terbukti meningkatkan berbagai aspek dalam pengaturan klinis, seperti kejelasan komunikasi perawat, kompetensi klinis dan kepuasan kerja. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan tentang penerapan komunikasi SBAR pada mahasiswa keperawatan anestesiologi Universitas Harapan Bangsa. Metode penelitian diskriptif, jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Responden penelitian ini yaitu mahasiswa aktif Program Studi Keperawatan Anestesiologi Program Sarjana Terapan angkatan 2021, semester 8 di Universitas Harapan Bangsa. Hasil penelitian ini menunjukan gambaran karakteristik jenis kelamin laki-laki 48 responden (28,6%) perempuan 120 responden (71,4%), dan mayoritas usia responden 22 tahun (40,5%). Tingkat pengetahuan responden berada di katagori baik sebanyak 139 responden (82,7%). Tingkat pengetahuan berdasarkan jenis kelamin perempuan sebanyak 98 responden (58,3%), dan laki-laki 40 responden (24,4%) memiliki tingkat pengetahuan baik. Tingkat pengetahuan berdasarkan usia 22 tahun 55 responden (32,7%) memiliki tingkat pengetahuan baik.
Pengaruh Pemberian Hotpack Terhadap Penurunan Derajat Shivering Pada Pasien Pasca Anestesi Di RSUD Cilacap Mutiara Ustia Nengsih; Roro Lintang Suryani; Tophan Heri Wibowo; Amin Susanto
Borneo Nursing Journal (BNJ) Vol. 8 No. 1 (2026)
Publisher : Akademi Keperawatan Yarsi Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61878/bnj.v8i1.169

Abstract

Shivering pasca anestesi merupakan komplikasi yang sering terjadi dan dapat mengganggu kenyamanan serta meningkatkan kebutuhan metabolik pasien. Pemberian hotpack sebagai intervensi nonfarmakologis menjadi salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengurangi shivering. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian hotpack terhadap penurunan derajat shivering pada pasien pasca anestesi di RSUD Cilacap. Desain penelitian menggunakan Quasi eksperiment dengan pendekatan pretest-posttest control group. Sebanyak 40 responden dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok intervensi yang diberikan hotpack dan kelompok kontrol yang diberikan selimut biasa. Data dikumpulkan melalui observasi menggunakan skala derajat shivering Alfonsi dan dianalisis dengan uji Wilcoxon dan Mann-Whitney. Hasil penelitian responden terbanyak mengalami derajat shivering 3, terdapat 8 responden (40%) pada kelompok kontrol dan 7 responden (35%) pada kelompok eksperimen mengalami derajat shivering 4. Hasil uji Mann-Whitney didapatkan hasil p = 0.143 (p>0.05) menjelaskan bahwa tidak ada pengaruh pemberian hotpack terhadap penurunan derajat shivering sehingga ha ditolak. Kesimpulannya, ada pengaruh hotpack terhadap penurunan derajat shivering pada pasien pasca anestesi di RSUD Cilacap.
Gambaran Kejadian Transient Neurological Symptoms Pada Pasien Pasca Sectio Caesarea Dengan Anestesi Spinal Winaldi; Amin Susanto; Asmat Burhan
Borneo Nursing Journal (BNJ) Vol. 8 No. 1 (2026)
Publisher : Akademi Keperawatan Yarsi Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61878/bnj.v8i1.225

Abstract

Angka kematian ibu secara global masih tinggi, dengan 287.000 kasus tercatat pada tahun 2020. Sebagian besar disebabkan oleh komplikasi obstetri seperti perdarahan, infeksi, dan preeklampsia. SC merupakan prosedur yang semakin sering dilakukan untuk menangani persalinan berisiko tinggi, termasuk di Indonesia, yang mencapai 25,9% pada tahun 2023. Anestesi spinal menjadi pilihan utama karena efektif dan relatif aman, namun tetap memiliki risiko komplikasi, salah satunya TNS. TNS ditandai dengan nyeri sementara di punggung, gluteus, atau tungkai bawah pasca tindakan, yang dapat menghambat pemulihan dan kenyamanan ibu. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kejadian TNS pada pasien pasca SC dengan anestesi spinal di RSUD Cilacap. Penelitian menggunakan desain deskriptif kuantitatif dengan pendekatan potong lintang. Sampel berjumlah 88 pasien, dipilih melalui consecutive sampling. Data dikumpulkan melalui observasi dan kuesioner Numeric Rating Scale (NRS), lalu dianalisis secara deskriptif. Hasil menunjukkan bahwa 36,4% pasien mengalami TNS. Kejadian paling banyak ditemukan pada usia 26–40 tahun (75%), status ASA II (62,5%), tanpa riwayat operasi (68,8%), serta penggunaan bupivacaine (59,4%). Nyeri terbanyak berada pada kategori sedang-berat. TNS masih menjadi komplikasi yang cukup tinggi pada anestesi spinal pasca sectio caesarea. Faktor usia, status ASA, riwayat operasi, jenis anestesi lokal, dan jumlah tusukan turut berperan. Diperlukan peningkatan keterampilan teknis serta edukasi pasien untuk pencegahan dan penanganan TNS yang lebih optimal.