Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

TINJAUAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS (KEK) LIDO DITINJAU DARI HUKUM PENANAMAN MODAL INDONESIA Hotria Togatorop, Vanessa Christine; Melanie, Adeline; Melanie, M
Gloria Justitia Vol 4 No 1 (2024): Vol. 4 No. 1 (2024): JURNAL GLORIA JUSTITIA
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25170/gloriajustitia.v4i1.5631

Abstract

Kawasan Ekonomi Khusus atau selanjutnya disebut KEK dibentuk untuk meningkatkan perkembangan ekonomi nasional Indonesia. Hal ini diamanatkan dalam Pasal 31 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (“UU 25/2007”). Dalam wilayah KEK, investor diberikan beberapa fasilitas dan kemudahan. Namun, dalam pelaksanaannya pemberian fasilitas dan kemudahan di KEK terdapat beberapa permasalahan hukum seperti ketidaksesuaian antara peraturan pusat dan peraturan daerah, kekosongan hukum yang menyebabkan tidak adanya kepastian hukum dalam mengatur mekanisme pemberian fasilitas dan kemudahan tersebut. Penulisan ini akan membahas mengenai pentingnya peran pemerintah dalam menetapkan peraturan mengenai mekanisme pemberian fasilitas fiskal di daerah Bogor untuk memberikan perlindungan dan kepastian hukum kepada investor. Mekanisme penyelesaian sengketa yang terjadi antara investor dengan pemerintah di wilayah KEK Lido dapat diselesaikan terlebih dahulu melalui tahap diskusi terbuka. Serta apabila investor melanggar peraturan dan menyalahgunakan fasilitas fiskal yang diberikan di wilayah KEK Lido, maka investor dapat dikenakan sanksi yang berlaku dalam ketentuan umum meskipun tidak diatur dalam regulasi yang ada di wilayah KEK Lido. Penulisan ini menggunakan metode penulisan yuridis normatif dengan mengumpulkan data baik melalui studi kepustakaan maupun melalui wawancara dengan informan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Kemudian data tersebut disusun secara sistematis unutk mendapatkan penjelasan dan penyelesaian atas permasalahan hukum yang diteliti.
Potensi Jamur Entomopatogen Metarhizium Anisopliae dan Beauvaria Bassiana dalam Pengendalian Populasi Aedes Aegypti (Linnaeus, 1762) Fase Imago Melanie, M; Kasmara, Hikmat; Aliana, Zelan Dzulhimmatul; Putri, Maharani Herawan Ossa
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2016: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (565.744 KB)

Abstract

Nyamuk Aedes aegypti dikenal sebagai vektor utama Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Di Indonesia DBD merupakan penyakit dengan tingkat kematian yang tinggi dan menjadi wabah setiap tahun. Cara yang umum dilakukan dengan memutus siklus hidup nyamuk melalui membatasi perkembangbiakan nyamuk serta menggunakan insektisida sintetik sistem aerosol Ultra Low Volume, Fogging, maupun Mist Blower, sebagai contoh bahan dasar insektisida sintetik yang umum digunakan adalah malathion. Pengendalian nyamuk menggunakan insektisida sintetik mempertinggi tingkat resistensi nyamuk sehingga tahan terhadap insektisida juga menimbulkan pencemaran lingkungan. Residu bahan aktif kimia berbahaya terpapar pada pangan dan beresiko toksik terhadap makhluk hidup bukan target. Pengendalian hayati yang menekan efek negatif insektisida sintetik sejauh ini masih belum banyak dikembangkan untuk memutus siklus hidup nyamuk khususnya diaplikasikan terhadap nyamuk dewasa (imago). Musuh alami dari jenis jamur entomopatogen Metarhizium anisopliae dan Beauvaria bassiana sejauh ini diketahui dapat menginfeksi larva nyamuk Ae. Aegypti. Keunggulannya tidak menimbulkan resistensi terhadap nyamuk dan aman bagi manusia. Melalui penelitian ini, potensi infeksi jamur dikembangkan untuk menginfeksi nyamuk Ae. Aegypti fase imago (dewasa) dan melihat potensi penularannyadiantara imago, sehingga dapat secara alami mengendalikan populasi imago di alam. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental menggunakan uji hayati (bioassay test), dengan menggunakan imago Ae. aegypti diinfeksi suspensi spora jamur M. anisopliae dan B. bassiana yang terdiri dari 7 taraf pengenceran, yaitu kontrol (0 spora/ml); 10-1; 10-2; 10-3; 10-4; 10-5; 10-6.Parameter yang diamati jumlah kematian imago selama 48 jam. Selanjutnya, imago Ae.aegypti jantan dan betina yang diinfeksi spora masing-masing jamur pada konsentrasi LC50 48 jam. Parameter yang diamati jumlah persentasi mortalitas penularan imago Ae.aegypti jantan dan betina yang terinfeksi. Hasil penelitian menunjukkan infeksi jamur M. anisopliae lebih efektif menyebabkan mortalitas imago Ae. aegypti dibandingkan jamur B. bassiana dengan kerapatan spora lebih rendah. Hal ini dilihat dari nilai LC50 48 jam jamur M. anisopliae sebesar 9,28 × 102 spora/ml adapun LC50 48 jam jamur B. bassiana sebesar 1,49 ×105 spora/ml. Kemampuanpenularan terbaik terjadi pada infeksi spora M. anisopliae terhadap Ae. aegypti be-tina dengan persentasi mortalitas sebesar 63% pada 24 jam dan 86% pada 48 jam. Adapun penularan infeksi spora B. bassiana terhadap imago Ae. aegypti betina dengan persentasi mortalitas sebesar 67% pada 24 jam dan 77% pada 48 jam.
Aplikasi Helicoverpa Armigera Nuclear Polyhedrosis Virus Subkultur (Hanpv1) pada Ectropis Burmitra Miranti, Mia; Safitri, Ratu; Melanie, M; Fitriani, Nurullia
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2016: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (477.241 KB)

Abstract

Helicoverpa armigera Nuclear Polyhedrosis Virus (HaNPV) telah diproduksi pada larva Spodoptera litura. Virus hasil produksi tersebut adalah Helicoverpa armígera Nuclear Polyhedrosis Virus Subkultur atau HaNPV1. Penelitian dilakukan menggunakan metode deskriptif eksplorasi dengan menginfeksikan larva instar dua, tiga dan empat Ectropis burmitra (ulat jengkal daun teh) dengan sediaan HaNPV1 yang dioleskan pada pakan larva dengan konsentrasi virus yang digunakan sebesar 4 x 102, 4 x 104 dan 4 x 106 polihedra/ml. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kematian larva instar dua, tiga dan empat Ectropis burmitra yangdiinfeksi virus dengan konsentrasi 4 x 102, 4 x 104 dan 4 x 106 polihedra/ml antara 80%-100%. Efektivitas infeksi HaNPV1 hingga 100% pada larva E. burmitra instar dua untuk semua konsentrasi infeksi. Akan tetapi semakin tua instar larva, tingkat kematian turun menjadi 80% pada larva instar tiga dan empat yang diinfeksi HaNPV1 dengan konsentrasi sebesar 4 x 102 polihedra/ml. Pada konsentrasi virus sebesar 4 x 106 polihedra/ml seluruh larva instar dua, tiga dan empat mencapai tingkat kematian 100%. Tingkat kematian yang tinggi terjadi pada larva ini karena E. burmitra masih satu ordo dengan H. armigera (sebagai inang utama HaNPV) dan S. litura yaitu Ordo Lepidoptera