Triwahyuningsih, Triwahyuningsih
Universitas Ahmad Dahlan

Published : 22 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Persepsi Bhinneka Tunggal Ika pada Mahasiswa PPKn Angkatan 2008/2009 Universitas Ahmad Dahlan Muslimah, Citra Hepatica; Triwahyuningsih, Triwahyuningsih
Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1004.956 KB)

Abstract

Bangsa Indonesia adalah merupakan bangsa yang majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa, adat istiadat, bahasa, agama dan lain sebagainya yang terangkum dalam Bhinneka Tunggal Ika. Keberagaman tersebut sering kali menimbulkan konflik yang menyebabkan perpecahan. Sekarang ini sering bermunculan berbagai konflik dan kasus yang dilakukan oleh mahasiswa yang konon katanya sebagai generasi penerus bangsa yang secara tidak langsung mensyaratkan bahwa Bhinneka Tunggal Ika sudah mulai luntur. Adanya konflik yang terjadi selama ini menimbulkan persepsi yang berbeda-beda dari mahasiswa tentang Bhinneka Tunggal Ika. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi Bhinneka Tunggal Ika oleh mahasiswa PPKn semester VIII angkatan 2008/2009 Universitas Ahmad Dahlan.Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa PPKn semester VIII angkatan 2008/2009 Universitas Ahmad Dahlan dengan jumlah lima orang responden. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka dengan wawancara. Analisis data dilakukan dengan cara deskriptif kualitatif melalui langkah-langkah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.Hasil penelitian menyimpulkan bahwa persepsi Bhinneka Tunggal Ika oleh mahasiswa PPKn semester VIII angkatan 2008/2009 Universitas Ahmad Dahlan adalah baik. Hal tersebut terlihat pada hasil jawaban responden dari sisi istilah Bhinneka Tunggal Ika adalah baik. Semua responden sudah mengetahui konsep dari Bhinneka Tunggal Ika. Dari sisi penguasaan prinsip-prinsip Bhinneka Tunggal Ika adalah baik. Hal ini di buktikan oleh jawaban dari semua responden yang mengetahui manfaat, tujuan serta nilai-nilai yang terkandung dalam Bhinneka Tunggal Ika, sedangkan dari sisi implementasi Bhinneka Tunggal Ika adalah cukup baik.
Kampanye Pemilu Legislatif Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dalam SKH Kedaulatan Rakyat Piroza, Eki; Triwahyuningsih, Triwahyuningsih
Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.279 KB) | DOI: 10.12928/citizenship.v4i2.6270

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh minimnya pengetahuan tentang sosialisasi politik (pendidikan politik) sebagai prasyarat terbentuknya warga negara yang baik (good citizen). Sosialisasi politik adalah salah satu fungsi pers dan partai politik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sosialisasi politik yang terkandung di dalam berita-berita tentang Kampanye Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang dimuat di dalam SKH Kedaulatan Rakyat selama masa kampanye terbuka, 16 Maret-5 April 2014.Subjek dalam penelitian ini adalah PDIP, sedangkan objek penelitiannya adalah kampanye Pemilu Legislatif PDIP melalui SKH Kedaulatan Rakyat. Teknik pengumpulan data menggunakan studi pustaka dan dokumentasi selama masa kampanye terbuka Pemilu Legislatif 2014. Metode analisis yang digunakan adalah content analysis (analisis isi).Hasil penelitian menunjukkan bahwa sosialisasi politik yang dimuat dalam berita kampanye PDIP di SKH Kedaulatan Rakyat adalah sosialisasi politik tentang pemilihan umum, kampanye politik tentang janji perubahan atau pesan dari partai politik terhadap konstituen (pemilih), kampanye politik tentang pembelajaran nilai-nilai dan norma-norma politik oleh masyarakat melalui peran partai politik di media massa, kampanye politik tentang pemahaman simbol-simbol politik negara.
Peran PKn dalam Menumbuhkan Budaya Politik Siswa di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta Hidayati, Siti Nurlaela; Triwahyuningsih, Triwahyuningsih
Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.121 KB) | DOI: 10.12928/citizenship.v3i2.10673

Abstract

Sosialisasi politik membutuhkan agen sosialisasi untuk menyampaikan maksudnya. Agen sosialisasi adalah pihak-pihak yang melaksanakan atau melakukan sosialisasi. Ada empat agen sosialisasi yang utama, yaitu keluarga, kelompok bermain, media massa dan sekolah. Sebagai salah satu agen sosialisasi politik sekolah melalui mata pelajaran PKn bertujuan untuk menyampaikan materi-materi politik kepada peserta didik. Melalui pelajaran PKn diharapkan siswa yang merupakan pemilih pemula bisa memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang budaya politik. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah guru PKn dan siswa SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi. Metode analisis data dengan cara reduksi data, unitisasi/kategorisasi data, display data dan pengambilan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa PKn sudah berperan dengan baik dalam menumbuhkan budaya politik siswa di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta. Pentingnya pengetahuan dan pemahaman budaya politik bagi siswa agar mereka sebagai pemilih pemula dapat menyalurkan aspirasi mereka dalam kegiatan politik dengan baik dan benar.
Peranan Pembina Pramuka dalam Mengembangkan Karakter Kepemimpinan Siswa di SMP Negeri 3 Depok Sleman Asnawi, Ibnu Hanif; Triwahyuningsih, Triwahyuningsih
Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (136.436 KB) | DOI: 10.12928/citizenship.v3i2.10676

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan Pembina Pramuka dalam mengembangkan karakter kepemimpinan siswa di SMP Negeri 3 Depok Sleman. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Data penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Adapun teknik analisis data penelitian ini menggunakan reduksi data, unitisasi dan kategorisasi, display data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa peranan Pembina Pramuka dalam mengembangkan karakter kepemimpinan siswa di SMP Negeri 3 Depok Sleman adalah: 1) Dalam aspek pengembangan integritas siswa, Pembina Pramuka melibatkan siswa dalam merencanakan program kegiatan, menampilkan sikap dan perilaku yang baik dan memberikan kesempatan kepada beberapa siswa yang sudah diangkat sebagai Dewan Penggalang untuk ikut membantu membina; 2) Dalam aspek pengembangan kecerdasan siswa, Pembina Pramuka memberikan materi-materi atau kegiatan yang mengajak siswa untuk berfikir dalam menyelesaikannya; 3) Dalam aspek pengembangan keberanian siswa, Pembina Pramuka memberikan materi-materi latihan yang sifatnya menarik dan menantang; 4) Dalam aspek pengembangan inisiatif siswa, Pembina pramuka memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk mengekspresikan idenya dalam kegiatan; 5) Dalam aspek pengembangan penilaian siswa, Pembina Pramuka memberikan tugas individu maupun kelompok kepada siswa.
Sikap Peserta Didik terhadap Konstitusi Negara Republik Indonesia Pada Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Mlati Setyawan, Inggit Bayu; Triwahyuningsih, Triwahyuningsih
Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 3, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.642 KB) | DOI: 10.12928/citizenship.v3i1.6404

Abstract

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap konstitusi Negara Republik Indonesia (UUD 1945 hasil amandemen) pada kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Mlati. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penelitian kualitatif. Lokasi penelitian adalah SMP Muhammadiyah 1 Mlati. Jumlah peserta didik kelas VIII adalah 105, partisipan dalam penelitian ini adalah 34 Peserta Didik. Data penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode angket dan wawancara. Teknis analisis data menggunakan reduksi data, klasifikasi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Adapun hasil penelitian ini adalah Peserta Didik kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Mlati mempunyai kognisi 49%, afektif 75,2%, konasi 78,2%. Dari ketiga aspek tersebut maka Peserta Didik kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Mlati mempunyai sikap terhadap UUD 1945 hasil amandemen sebesar 67,5%. Sehingga dapat dikatakan Sikap Peserta Didik kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Mlati terhadap konstitusi (UUD 1945) adalah cukup favorable (mendukung). 
Perwujudan Nilai-nilai Demokrasi Siswa SMP Negeri 1 Jetis Bantul Taufik, Barkah; Triwahyuningsih, Triwahyuningsih
Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.912 KB) | DOI: 10.12928/citizenship.v4i2.6272

Abstract

Indonesia adalah sebuah Negara demokrasi, maka demokrasi sebagai sebuah nilai atau pandangan hidup yang mencerminkan perlunya partisipasi dari setiap warga merupakan prinsip utama yang harus dilaksanakan dalam kehidupan. Oleh karena itu diperlukan pemahaman yang baik dan kemampuan mengaktualisasikan demokrasi di kalangan warga negara. Nilai-nilai demokrasi hendaknya dapat diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan khususnya pendidikan di sekolah adalah salah satu tempat yang dapat memberikan pemahaman dan pembentukan warga negara yang demokratis. Di sekolah siswa diajarkan untuk memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga sekolah yang cerdas, terampil, dan berkarakter. Tujuan adanya penelitian ini yaitu untuk mengetahui Perwujudan nilai-nilai demokrasi oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Jetis Bantul Tahun Ajaran 2013/2014.Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Jetis Bantul Tahun Ajaran 2013/2014, Objek penelitian adalah Perwujudan nilai-nilai demokrasi oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Jetis Bantul Tahun Ajaran 2013/2014.. Metode pengumpulan data adalah menggunakan wawancara. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, klasifikasi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.Hasil penelitian ini adalah Perwujudan nilai-nilai demokrasi oleh siswa kelas VIII SMP negeri 1 Jetis Bantul disimpulkan bahwa nilai-nilai demokrasi yang sudah diwujudkan siswa di sekolah adalah keinginan untuk aktif dalam kegiatan organisasi dan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, sikap empati kepada teman dan sikap menghargai perbedaan agama, sikap menghargai perbedaan status sosial, sikap menghargai perbedaan suku dan budaya. dengan cara bersikap aktif di dalam maupun di luar kelas, lebih tertib dalam menaati peraturan sekolah, menganggap penting adanya organisasi bagi keaktifan mereka di sekolah, menghargai teman yang akan melakukan ibadah, memilih teman bukan karena faktor status sosial, suku budaya dan agama, memberikan nasehat dan perhatian bagi teman yang sering melakukan pelanggaran di sekolah. Namun masih ada perwujudan nilai demokrasi yang belum terwujud di sekolah, yaitu keaktifan siswa di dalam kelas dalam mengangkat isu-isu terbaru untuk dibahas bersama dengan guru, kemudian sikap menghargai perbedaan pendapat yang berbeda dengannya.
Partisipasi Siswa dalam Kegiatan OSIS di SMK Diponegoro Banyuputih Batang Jawa Tengah Yuana, Wartika; Triwahyuningsih, Triwahyuningsih
Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.479 KB) | DOI: 10.12928/citizenship.v3i2.10674

Abstract

Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) merupakan satu-satunya organisasi kesiswaan yang berada di lingkungan sekolah. Tujuan didirikan OSIS adalah untuk melatih siswa dalam berorganisasi dengan baik dan menjalankan kegiatan sekolah yang berhubungan dengan siswa. Siswa penting mengikuti OSIS, karena siswa dilatih kemandirian, latihan kepemimpinan, dan memiliki tanggung jawab terhadap tugas sebagai pengurus OSIS. Pada kenyataannya banyak pengurus OSIS yang kurang memiliki kemandirian, jiwa kepemimpinan, juga rasa tanggung jawab. Hanya sedikit siswa yang mau berpartisipasi dalam kegiatan OSIS. Dan ada juga siswa yang sudah ikut dalam OSIS tetapi mereka malas dalam berpartisipasi. Masalahnya adalah bagaimana partisipasi pengurus OSIS dalam kepengurusannya.Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Subjeknya adalah pengurus OSIS SMK Diponegoro Banyuputih TahunAjaran 2012/2013, dan objek penelitian ini adalah partisipasi dalam kepengurusan OSIS. Instrument penelitian berupa angket dengan 1 variabel, 2 sub-variabel, 6 indikator, 12 butir soal, dan menggunakan wawancara. Analisis data yang digunakan yaitu deskripsi kualitatif secara induktif melalui reduksi data, kategorisasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa: partisipasipara pengurus OSIS dalam berorganisasi mengenai minat dan pengaruh teman/orang tua dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal yang berupa pengaruh dari diri sendiri serta teman/orang tua. Sedangkan partisipasi pengurus OSIS mengenai pelaksanaan kegiatan yang meliputi pengambilan keputusan, pelaksanaan kegiatan, pengaturan waktu, dan pengambilan manfaat sudah baik karena partisipasi pengurus dalam kegiatan sangat bagus.
Metode Pembinaan Moral Anak di Dusun Gedangan III Gedangrejo Karangmojo Gunungkidul Agustin, Neta Oktavia; Triwahyuningsih, Triwahyuningsih
Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 4, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.178 KB) | DOI: 10.12928/citizenship.v4i1.6279

Abstract

Pembinaan Moral adalah segala usaha yang dilakukan dengan sadar, berencana, dan teratur untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan dengan pengendalian dan pengembangan tingkah laku. Merosotnya nilai moral di kalangan pelajar atau anak-anak muda menimbulkan sikap ragu-ragu dari orang tua untuk menentukan nilai moral yang baik untuk dijadikan patokan. Hal ini disebabkan anak tidak bisa diperlakukan dengan didikan keras atau otoriter, jika mereka diperlakukan keras yang terjadi adalah mereka semakin memberontak. Pembinaan dengan penanaman nilai moral pada anak sangat diperlukan, hal ini ditanamkan agar anak memiliki rasa tanggung jawab atas setiap tindakan yang dilakukannya. Pembinaan dimaksudkan untuk membentuk perhatian, pertimbangan, dan tindakan berlatar pendidikan agar anak berkembang secara baik untuk membantu perkembangan akhlaknya. Pembinaan moral dianggap sama dengan mengajarkan berbagai macam peraturan dalam pengembangan watak yang terlihat dalam tingkah laku anak yang menunjukkan sifat baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode pembinaan moral oleh orang tua kepada anak di Dusun Gedangan III, Gedangrejo, Karangmojo, Gunungkidul.Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah orang tua di Dusun Gedangan III, Gedangrejo, Karangmojo, Gunungkidul yang anaknya berumur 13-15 tahun. Objek dalam penelitian ini adalah metode pembinaan moral oleh orang tua kepada anak berumur 13-15 tahun di Desa Gedangan III, Gedangrejo, Karangmojo, Gunungkidul. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi. Metode analisis data dengan cara reduksi data, klasifikasi data, display data, dan penyimpulan/ kesimpulan.Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa metode yang digunakan orang tua untuk membina moral anak di Dusun Gedangan III yaitu metode bercerita, metode berkaryawisata, metode demonstrasi, dan metode keteladanan. Dari empat metode ini yang paling banyak digunakan oleh orang tua adalah metode keteladanan karena metode ini dirasa paling mudah dalam melakukannya, dengan orang tua memberikan contoh pada anak maka anak akan menirukan apa yang sering dilakukan orang tuanya. Dan dari empat metode ini metode berkaryawisata tidak banyak digunakan para orang tua karena keterbatasan ekonomi sehingga anak jarang diajak pergi bersama keluarga.
Pelaksanaan Kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan Sebagai Wahana Membentuk Jiwa Kepemimpinan Siswa (Studi Kasus di OSIS SMKN 1 Yogyakarta Periode 2012-2013) Aprianti, Rina; Triwahyuningsih, Triwahyuningsih
Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.662 KB) | DOI: 10.12928/citizenship.v3i2.10675

Abstract

Pelaksanaan kegiatan latihan dasar kepemimpinan sebagai wahana untuk membentuk jiwa kepemimpinan siswa masih berada di bawah kualitas standar. Banyak siswa mengikuti OSIS namun belum mempunyai jiwa kepemimpinan yang baik dan melalaikan tanggung jawab pengurus OSIS dalam menjalankan amanahnya. Sikap kepemimpinan merupakan sebuah proses yang terus menerus dipelajari dalam tahapan menjadi seorang pemimpin.Adapun tujuan dilakukan penelitian ini untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan latihan dasar kepemimpinan sebagai wahana untuk membentuk jiwa kepemimpinan siswa. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, subyek penelitian ini adalah Pembina OSIS, ketua OSIS dan pengurus OSIS SMK N 1 Yogyakarta, sedangkan yang menjadi obyek adalah pelaksanaan kegiatan latihan dasar kepemimpinan sebagai wahana untuk membentuk jiwa kepemimpinan siswa, adapun teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Metode analisis data dilakukan dengan deskriptif kualitatif secara induktif dengan tahapan analisis data seperti pengumpulan data, reduksi data,display data, penarikan kesimpulan dan verifikasi data. Berdasarkan hasil analisis data, pelaksanaan kegiatan latihan dasar kepemimpinan sebagai wahana untuk membentuk jiwa kepemimpinan siswa, disimpulkan bahwa OSIS sangat berperan sebagai sarana dan wadah dalam melahirkan siswa yang memiliki jiwa kepemimpinan. Ini terbukti dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan program kerja OSIS seperti kegiatan pelatihan kepemimpinan, pengembangan minat dan bakat siswa, serta memberikan pengaruh dalam menumbuhkan karakter dan kepribadian bagi kepengurusan OSIS. Sehingaa jiwa kepemimpinan seseorang itu tumbuh dengan adanya proses untuk dibentuk, dilatih, dan dibina melalui kegiatan OSIS dalam melaksanakan program kerjanya.
FORM AND COMPOSITION OF LOCAL GOVERNMENT: MIXED REVIEW REGIONAL GOVERNMENT YOGYAKARTA Triwahyuningsih Triwahyuningsih
Surakarta Law and Society Journal VOL. 1 NO. 2 FEBRUARY 2019
Publisher : Surakarta Law and Society Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.432 KB)

Abstract

This study aims to analyze and explain shape and composition of government Special Region of Yogyakarta that is privileged, reviews mixed government. This study is a normative legal research. The results of the study that Yogyakarta Special region has a shape and structure of government is unique in nature. DIY Local Government consists of Local Government and DPRD DIY DIY. DIY Local Government headed by the Governor who once was a king who reigns as the lane, who held the position for five (5) years and are not bound to the provisions of 2 (two) times periodization tenure as stipulated in the law on local government. DIY DPRD have the status, composition, duties and authority as provided for in the legislation Regional Government, as applicable also to Parliament in another province. However, in addition to duty and authority as specified Local Government Act, DIY Parliament is authorized to determine governor and vice governor and shaping legislation and Perdais with the Governor. The combination of the Governor of Yogyakarta as the king who reigns in the Sultanate along with a DIY parliament democratically elected government raises mixture (mixed government) in the form of democratic monarchy.