Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Preparation and Characterization of Carboxymethyl Cellulose Production from Oil Palm Male Inflorescence as Food Stabilizer Jainal, Rahmat; Madusari, Sylvia; Sari, Vira Irma; Putri, Halida Adistya; Febriana, Dela
Indonesian Journal of Chemical Research Vol 11 No 2 (2023): Edition for September 2023
Publisher : Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598//ijcr.2023.11-mat

Abstract

Male inflorescence residue of the oil palm rich in fibre and contains cellulose content and has the potential to synthesize Carboxymethyl Cellulose (CMC). Male inflorescence is considered necessary removed in the early stages of the oil palm cultivation process to develop stem size, string and robust root systems. This activity generates plentiful of oil palm male inflorescence residues in the plantation. The aim of this research is to synthesis and characterize CMC fabricated from oil palm male inflorescence (OPMI-CMC) waste for use as an ice cream stabilizer, using a variety of treatments, which are commercial CMC 0.2%, OPMI-CMC 0.1%, 0.2%, and 0.3%. The results showed that CMC can be produced from organic waste of male flowers of oil palm plants. The water content, pH, purity, and degree of substitution meet the standard. The optimal concentration of OPMI-CMC for ice cream stabilizer is 0.3% based on melting time and overrun value. The FTIR analysis shows that the main functional group of the OPMI-CMC is highly comparable. Therefore, to possibly be employed as an alternative to organic CMC for food stabilizers, other standards must be fulfilled, and further research is required.
UJI EFEKTIVITAS WAKTU APLIKASI Trichoderma sp. UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT LAYU FUSARIUM PADA TANAMAN CABAI (Capsicum Frutescens L) Febriana, Dela; Sunar, Sunar; Kusuma Tuti, Harlina
AGROSCIENCE (AGSCI) Vol 14, No 2 (2024): December
Publisher : Fakultas Sains Terapan, Universitas Suryakancana Cianjur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35194/agsci.v14i2.4249

Abstract

Cabai rawit ( Capsicum frutescens L.) merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura yang banyak dibudidayakan di Indonesia karena memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Cabai memiliki banyak manfaat bagi manusia karena cabai kaya akan protein, lipid, karbohidrat, serat, garam mineral (Ca, P, Fe) dan vitamin A, D3, E, C, K, B2, B12 serta berfungsi sebagai antioksidan. Namun terjadi penurunan produktivitas tanaman cabai disebabkan adanya serangan penyakit tanaman berupa Layu Fusarium. Penanganan penyakit lay fusarium dapat dilakukan dengan menggunakan Trichoderama sp., namun masih kurang efektif karena beberapa hal salah satunya adalah waktu yang tepat untuk pengaplikasiannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas waktu aplikasi Trichoderma sp. untuk mengendalikan penyakit layu fusarium pada tanaman cabai. Penelitian dilakukan dengan membandingkan waktu aplikasi pada 7 hari sebelum tanam, saat tanam, dan 7 hari setelah tanam, aplikasi dilakukan pada tanaman yang telah terinfeksi patogen Fusarium oxysporum dengan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Hasil penelitian berupa adanya interaksi antara waktu aplikasi Trichoderma sp. dengan jamur patogen Fusarium oxyporum pada tanaman cabai, waktu aplikasi Trichoderma sp. terbaik untuk mengendalikan patogen Fusarium oxysporum terdapat pada saat 7 hari sebelum tanam dengan persentase kelayuan 5.98% dan pada saat tanam dengan persentase kelayuan 6.96%. Waktu aplikasi Trichoderma sp. mempengaruhi pertumbuhan tanaman serta produktivitas tanaman cabai.
Pendampingan Pembuatan Lahan Pertanian Produktif sebagai upaya Penanggulangan Lahan Kritis di Desa Selopamioro Imogiri, Bantul Rahmah, Muti’ah; Febriana, Dela; Aini, Nurul; Fahrurozi, Fahrurozi; Choirina, Nadia Alfi; Himawan, Riswanda
Empowerment Vol. 5 No. 02 (2022): Empowerment
Publisher : Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/empowerment.v5i02.5046

Abstract

The Holistic Village Development and Empowerment Program (PHP2D) by the Ministry of Education and Culture is one of the programs that accommodates student ideas and directly facilitates the needs of the community in Hamlet Nawungan I, Selopamioro Village, DIY. The critical land that composes the hamlet can be said to have promising agricultural development potential. Various government programs on land development have been launched, but until now the problem of lack of water during the dry season on the land has not been resolved. The community empowerment program proposed by the BiFloS PHP2D Team (Biology Flora Society) succeeded in obtaining a grant from the Ministry of Education and Culture in the context of efforts to deal with these critical lands. The PHP2D team is working to develop a strategy to address these challenges. Through the concept of community empowerment, the steps taken include survey activities and site selection, socialization of activities, and field schools accompanied by direct field practice. The implementation time of the activity is from August-November 2021. This activity is closed with the concept sharing with the farmers and a light interview about the sustainability of the program in the future. As a result, the farmers are very concerned about the implementation of this program in a sustainable manner.Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) oleh Kemdikbudristek merupakan salah satu program yang mewadahi ide mahasiswa dan secara langsung memfasilitasi kebutuhan masyarakat di Dukuh Nawungan I, Desa Selopamioro, DIY. Lahan kritis yang menyusun dukuh tersebut dapat dikatakan memiliki potensi pengembangan pertanian yang menjanjikan. Berbagai program pemerintah tentang pengembangan lahan tersebut telah dicanangkan, namun sampai saat ini masalah kekurangan air saat musim kemarau dilahan tersebut masih belum teratasi. Program pemberdayaan masyarakat yang diusulkan oleh Tim PHP2D BiFloS (Biology Flora Society) berhasil mendapatkan dana hibah dari Kemdikbudristek dalam rangka upaya penanganan lahan kritis tersebut. Tim PHP2D berupaya menyusun strategi untuk menjawab tantangan tersebut. Melalui konsep pemberdayaan masyarakat, tahap-tahap yang ditempuh meliputi kegiatan survei dan seleksi lokasi, sosialisasi kegiatan, dan sekolah lapangan yang disertai dengan praktek dilahan secara langsung. Waktu pelaksanaan kegiatan terhitung dari bulan Agustus-November 2021. Kegiatan ini ditutup dengan penyamaan konsep bersama para petani dan wawancara ringan mengenai keberlanjutan program dimasa mendatang. Hasilnya, para petani sangat mengindahkan terlaksananya programini secara berkelanjutan. 
PENGARUH KERAGAMAN JENIS ORGANISME TERHADAP KESUBURAN TANAH Febriana, Dela; Susilastuti, Darwati
AGROSCIENCE (AGSCI) Vol 14, No 1 (2024): June
Publisher : Fakultas Sains Terapan, Universitas Suryakancana Cianjur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35194/agsci.v14i1.4055

Abstract

Sifat-sifat alami tanah berbeda-beda karena pengaruh berbagai faktor dan proses yang terlibat dalam pembentukan tanah dari berbagai jenis bahan induk pada kondisi lingkungan yang berbeda-beda. Organisme berperan sebagai agen hayati yang dapat mempengaruhi sifat kimia, fisik, dan biologi tanah. Organisme tanah dapat digunakan sebagai bioindikator kesuburan tanah, sehingga penting untuk memahami jenis organisme dalam tanah dan peranannya terhadap kesuburan tanah. Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah studi literatur atau studi kepustakaan. Studi literatur melibatkan pengumpulan data dan informasi dengan menggali pengetahuan dan ilmu pengetahuan dari berbagai sumber seperti buku, tulisan, dan sumber lain yang relevan. Organisme tanah telah diklasifikasikan berdasarkan ukuran tubuhnya menjadi mikroflora (1-100µm, misalnya bakteri dan jamur), mikrofauna (3-120 µm, misalnya protozoa dan nematoda), mesofauna (80 µm - 2 mm, misalnya springtail dan tungau), makrofauna (500 µm-50 mm, misalnya cacing tanah dan rayap), dan tumbuhan berbuluh. Organisme tanah sangat penting untuk menjaga kesuburan tanah, fungsi ekologi, dan jasa ekosistem karena mereka memediasi proses biologi yang berguna seperti siklus unsur hara dan fiksasi nitrogen, pengendalian hama dan penyakit secara biologi, dekomposisi bahan organik dan penyerapan karbon, pemeliharaan struktur tanah yang baik untuk tanaman, pertumbuhan dan infiltrasi air hujan, dan detoksifikasi kontaminan. Oleh karena itu, proses yang mendukung pemeliharaan kesuburan tanah, fungsi ekologi, dan jasa ekosistem harus didorong dengan penerapan praktik pengelolaan tanah dan tanaman yang mendorong pengembangan komunitas organisme hidup yang sehat dan beragam.