Trisnaputri, Dian Rahmaniar
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Uji Aktivitas Antihiperurisemia Ekstrak Terpurifikasi Rebung (Schizostachyum brachycladum KURZ) Pada Mencit (Mus musculus) Hasan, Tri Nuzul Aziza; Hadju, Lodes; Himaniarwati; Trisnaputri, Dian Rahmaniar
Jurnal Pharmacia Mandala Waluya Vol. 1 No. 3 (2022): Jurnal Pharmacia Mandala Waluya
Publisher : Prodi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54883/jpmw.v1i3.27

Abstract

Hiperurisemia merupakan kondisi lebihnya kadar asam urat dalam darah. Untuk mengatasi hal tersebut biasanya dilakukan dengan menggunakan obat-obat sintetik. Namun alternatif lan yang bisa digunakan adalah dengan menggunakan obat dari bahan yang dinilai aman dan terbebas dari efek samping yang merugikan salah satunya yaitu rebung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas ekstrak terpurifikasi rebung (Schizostachyum brachycladum KURZ) terhadap penurunan kadar asam urat darah mencit (Mus musculus L.). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Sampel yang digunakan adalah rebung yang diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96% dan dilanjutkan dengan purifikasi ekstrak untuk memperoleh ekstrak yang murni dengan golongan senyawa yang diinginkan. Pengujian antihiperurisemia pada hewan uji dibagi menjadi 6 kelompok yaitu kelompok normal, kelompok kontrol negatif (Suspensi NaCMC), kelompok kontrol positif (Allopurinol), kelompok ekstrak terpurifikasi dosis 25 mg/kgBB, kelompok ekstrak terpurifikasi dosis 50 mg/kgBB, dan kelompok ekstrak terpurifikasi dosis 100 mg/kgBB. Evaluasi aktivitas antihiperurisemia ekstrak terpurifikasi rebung, pada semua kelompok hewan uji diinjeksikan jus hati ayam sebagai penginduksi asam urat. Analisis data dilakukan dengan menggunakan One-way Analysis of Variance (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji post-hoc LSD. Hasil uji hiperurisemia terhadap mencit yang diinduksikan jus hati ayam menunjukan bahwa ekstrak terpurifikasi rebung (Schizostachyum brachycladum KURZ) secara signifikan mampu menurunkan kadar asam urat darah dibandingkan kontrol negatif (p<0,05) dan hasilnya tidak jauh berbeda dengan kelompok kontrol positif (p>0,05). Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak terpurifikasi rebung (Schizostachyum brachycladum KURZ) memiliki aktivitas antihiperurisemia dengan dosis efektif 100 mg/kgBB.
Uji Aktivitas Antifungi Ekstrak Etanol Daun Katuk (Sauropus Androgynus. L) Terhadap Candida Albicans Japar, Hasriani H.; Sahidin; Zulbayu, La Ode Muhammad Andi; Trisnaputri, Dian Rahmaniar
Jurnal Pharmacia Mandala Waluya Vol. 1 No. 3 (2022): Jurnal Pharmacia Mandala Waluya
Publisher : Prodi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54883/jpmw.v1i3.29

Abstract

Jamur merupakan salah satu penyebab penyakit infeksi terutama di negara-negara beriklim tropis seperti Indonesia. Candida albicans merupakan fungi oportunistik penyebab didiasis, sariawan, lesi pada kulit, vulvovaginitis, kandiduria, gastric ulcer, bahkan dapat menjadi komplikasi kanker. Jamur Candida albicans menimbulkan suatu keadaan yang disebut kandidiasis, yaitu penyakit pada selaput lender, mulut, vagina dan saluran pencernaan. Salah satu jenis tumbuhan yang banyak digunakan oleh masyarakat dan mempunyai peluang potensi untuk dikembangkan oleh para peneliti, yaitu tanaman katuk (Sauropus androgynus. L). penelitian ini bertujuan untuk mengetahui senyawa yang terkandung dalam ekstrak etanol daun katuk (Sauropus androgynus. L) serta untuk menguji aktivitas antifungi dari ektrak etanol daun katuk (Sauropus androgynus. L) terhadap pertumbuhan Candida albicans. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan perlakuan variasi konsentrasi ekstrak etanol daun katuk yakni konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100%. Ektrak etanol daun katuk didapatkan dari hasil maserasi dengan menggunakan pelarut etanol 96%. Metode yang digunakan adalah metode difusi kertas cakram dan metode sumuran dengan media PDA (Potato Dextrose Agar). Hasil uji aktivitas antijamur ekstrak etanol daun katuk (Sauropus Androgynus. L) tidak menunjukan hasil atau tidak terdapat zona hambat terhadap pertumbuhan jamur Candida Albicans.
Evaluasi Mutu Pelayanan Kefarmasian Dengan Penggunaan Obat Di Rumah Sakit Bhayangkara Kendari Yulianingsih, Putri Dwi; Hanafi, La Ode Ali; Noviyanti Rahman, Wa Ode Nova; Trisnaputri, Dian Rahmaniar
Jurnal Pharmacia Mandala Waluya Vol. 2 No. 1 (2023): Jurnal Pharmacia Mandala Waluya
Publisher : Prodi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54883/jpmw.v2i1.57

Abstract

Pengetahuan tentang obat yang benar tentunya bisa dikatakan merupakan sesuatu hal yang penting, obat merupakan salah satu komponen yang tidak tergantikan dalam pelayanan kesehatan, ketersediaan obat dalam jenis yang lengkap, jumlah yang cukup dan terjamin khasiat, aman, dan bermutu dengan harga terjangkau serta mudah diakses adalah sasaran yang harus dicapai Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui evaluasi standart pelayanan farmasi dan penggunaan obat di RS Bhayangkara Kendari. Jenis Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Jumlah populasi penelitian ini adalah 26 orang, Metode yang digunakan yaitu simple random sampling. Metode analisis menggunakan MS. Excel menggunakan tabel dan diagram dan dianalisis dengan melihat sistem pelayanan yang berlangsung diapotek RS Bhayangkara Kota Kendari. Hasil uji dari data apoteker diperoleh hasil nilai baik sebesar 88%, cukup baik 6% dan kurang baik 2% apoteker-1 dan apoteker-2 memiliki nilai baik 80%, cukup baik 12% dan kurang baik 2%. Dari data tenaga teknis kefarmasian diperoleh nilai tertinggi baik dari 7 tenaga teknis kefarmasian sebesar 92%, nilai cukup baik sebesar 12% dari 7 tenaga teknis kefarmasian dan nilai kurang baik 2%terdapat dari ketiga tenaga teknis kefarmasian Disarankan kepada apoteker dan tenaga teknis kefarmasian untuk meningkatkan komitmennya terhadap evaluasi pelayanan kefarmasian sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan No. 72 Tahun 2016
Studi In Silico Senyawa α-Mangostin Sebagai Inhibitor Terhadap Reseptor Glikogen Sintase Kinase 3β (Gsk 3β) Sebagai Alternatif Terapi Kanker Payudara Trisnaputri, Dian Rahmaniar; Handayani, Rizky Dwi; Dewi, Citra; Ramadhan, Dwi Syah Fitra
Jurnal Pharmacia Mandala Waluya Vol. 2 No. 2 (2023): Jurnal Pharmacia Mandala Waluya
Publisher : Prodi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54883/jpmw.v2i2.63

Abstract

Kanker payudara merupakan kanker yang terbentuk dari sel-sel payudara yang tumbuh dan berkempang tanpa terkendali yang letaknya pada lapisan lobulus dan saluran duktus. Salah satu penyebab terjadinya kanker payudara karena adanya overekspresi Glikogen Sintase Kinase 3β (GSK 3β) melalui jalur wnt/β-catenin sehingga β-catenin tidak terfosforilasi menyebabkan terjadinya kanker. Salah satu senyawa yang mempunyai aktivitas sebagai antikanker payudara yaitu α-mangostin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui senyawa α-mangostin dapat bertindak sebagai inhibitor terhadap reseptor GSK 3β pada kanker payudara. Metode pada penelitian ini adalah in silico melalui penambatan molekul (molecular docking) pada reseptor GSK 3β (kode PDB: 1Q3D, 1PYX, 4ACC, 3GB2, 4PTE, 1Q5K) dan α-mangostin dengan menggunakan software Autodock Tools 4.2 dan BIOVIA discovery studio 2019. Hasil penambatan molekul (molecular docking) yang diperoleh menunjukkan senyawa α-mangostin memiliki nilai energi ikatan dan konstanta inhibisi yang lebih rendah dari ligan alami (pembanding) pada kode PDB 1Q3D (-8,76 kcal/mol dan 376,96 nM), 4ACC (-7,66 kcal/mol dan 2,44 μM) dan 1Q5K (-6,49 kcal/mol dan 17,55 μM). Hasil interaksi residu asam amino senyawa α-mangostin memiliki kesamaan dengan ketiga ligan alami dengan rentang persentase 66-84%. Hal ini menunjukkan bahwa senyawa α-mangostin dapat digunakan sebagai kandidat obat antikanker payudara.
Uji Aktivitas Antijamur Fraksi n-Heksan, Etil asetat, dan Air Herba Rumput Mutiara (Hedyotis corymbosa L.) Terhadap Pertumbuhan Jamur Candida albicans Marfan, La Ode; Ida Fitriah, Wa Ode; Baco, Juliana; Trisnaputri, Dian Rahmaniar; Syafrie, Firhani Anggriani; W.Alani, Fitriani
Jurnal Pharmacia Mandala Waluya Vol. 3 No. 3 (2024): Jurnal Pharmacia Mandala Waluya
Publisher : Prodi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54883/jpmw.v3i3.150

Abstract

Penyakit infeksi merupakan jenis penyakit yang mudah menyerang manusia. Salah satu infeksi yang banyak ditemukan adalah infeksi yang disebabkan oleh jamur Candida albicans. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui golongan senyawa kimia yang terdapat pada fraksi n-heksan, etil asetat, dan air dari ekstrak herba rumput mutiara (Hedyotis corymbosa L.), dan mengetahui konsentrasi optimal serta fraksi mana yang memilki aktivitas antijamur paling baik sebagai penghambat jamur Candida albicans. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental Laboratorium. Proses ekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96% hasil rendemen 16%. Fraksinasi dilakukan dengan metode ekstraksi cair-cair dengan pelarut n-heksan, etil asetat, dan air. Skrining fitokimia dan pengujian aktivitas antijamur dengan metode sumuran konsentrasi 5%, 10% dan 15%. Data diolah menggunakan SPSS dengan menerapkan pengujian One way ANOVA. Fraksi n-heksan terindentifikasi golongan senyawa kimia flavonoid dan steroid. Fraksi etil asetat terindentifikasi flavonoid, tanin, steroid, dan saponin. Serta fraksi air terindentifikasi alkaloid, flavonoid, tanin, dan steroid. Fraksi n-heksan konsentrasi 15% optimal efektif menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans dengan diameter rata-rata 13,89 mm (kuat), konsentrasi 15 % fraksi etil asetat dengan rata-rata diameter zona hambat 23,22 mm (sangat kuat), dan fraksi air 15% rata-rata diameter zona hambat 26,22 mm (sangat kuat). Fraksi herba rumput mutiara yang memilki aktivitas antijamur paling baik sebagai penghambat jamur Candida albicans adalah fraksi air dengan diameter zona hambat sebesar 26,22 mm (sangat kuat). Perlu dilakukan pengujian terhadap jamur lain maupun bakteri penyakit infeksi dan perlu dilakukan pengembangan penelitian dibidang formulasi dari fraksi herba rumput mutiara (Hedyotis corymbosa L.)
Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Etanol Rimpang Temu Hitam (Curcuma aeruginosa Roxb.) terhadap Staphylococcus epidermidis, Escherichia coli dan Candida albicans Trisnaputri, Dian Rahmaniar; Isrul, Muhammad; Hazan, Neli; Ida Fitriah, Wa Ode; Syafrie, Firhani Anggriani; Alani, Fitriani W.
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 10 No. 2 (2024): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v10i2.658

Abstract

Antimikroba adalah zat kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme dan memiliki kemampuan menghambat aktivitas mikroorganisme lain, meskipun dalam jumlah kecil. Salah satu tanaman yang dapat berpotensi sebagai antimikroba adalah rimpang temu hitam (Curcuma aeruginosa Roxb.). Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi aktivitas antimikroba ekstrak etanol rimpang temu hitam terhadap Staphylococcus epidermidis, Escherichia coli, dan Candida albicans. Penelitian ini merupakan penelitian analitik laboratorium yang menggunakan metode ekstraksi maserasi dengan pelarut etanol 96%. Skrining fitokimia dilakukan dengan menggunakan reagen pendeteksi dan pengujian aktivitas antimikroba dengan metode sumuran. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji statistik One Way Anova. Ekstrak etanol rimpang temu hitam mengandung metabolit senyawa flavonoid, tanin, saponin, dan triterpenoid. Hasil uji aktivitas antimikroba dari ekstrak etanol rimpang temu hitam (Curcuma aeruginosa Roxb.) dengan konsentrasi 15%, 20% dan 25% memiliki aktivitas terhadap Staphylococcus epidermidis dan Escherichia coli dengan rata-rata zona hambat pada Staphylococcus epidermidis konsentrasi 15% sebesar 15,87 mm, 20% sebesar 16,33 mm dan 25% sebesar 18,6 mm yang tergolong daya hambat kuat. Sedangkan pada Escherichia coli konsentrasi 15% sebesar 13,3 mm, 20% sebesar 13,73 mm dan 25% sebesar 14,06 mm yang tergolong daya hambat kuat, dan tidak memiliki aktivitas terhadap Candida albicans. Konsentrasi yang memiliki aktivitas paling baik terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis dan Escherichia coli adalah konsentrasi 25%. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat melanjutkan penelitian ini dengan melakukan uji aktivitas antimikroba yang berbeda.