Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Farmanesia

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENYUNTIKAN INSULIN SECARA MANDIRI PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUMAH SAKIT TK IV IM 07.02 KOTA MEULABOH Al Munawarah, AL; Thaib, Cut Masyithah; Susanti, Julia
Jurnal Farmanesia Vol 10 No 2 (2023): Jurnal Farmanesia
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51544/jf.v10i2.4593

Abstract

Penyuntikan insulin secara mandiri memerlukan keterampilan, cara atau protokol dan pengetahuan yang baik agar tidak beresiko saat melakukan penyuntikan insulin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien diabetes mellitus dengan kemampuan melakukan penyuntikkan insulin secara mandiri di rumah sakit Tk IV IM 07.02 Kota Meulaboh. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan observasional menggunakan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 105 pasien yang menggunakan insulin pen. Teknik pengambilan sampel secara purposive sampling dengan jumlah sampel 51 pasien. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik sebesar 40 responden (78,4%) dan pengetahuan kurang sebesar 11 responden (21,6%). Mayoritas responden memiliki tingkat kemandirian yang baik sebesar 38 responden (74,5%) dan responden yang memiliki tingkat kemandirian kurang sebesar 12 responden (23,5%). Hasil uji chi square diperoleh p-value = 0,000 (p<0,05) yang berarti terdapat hubungan tingkat pengetahuan pasien diabetes mellitus dengan kemampuan melakukan penyuntikan insulin secara mandiri di rumah sakit TK IV IM 07.02 Kota Meulaboh dan OR = 55 (95% CI, 8,041- 383,058) yang artinya responden dengan pengetahuan kurang berpeluang 55 kali tidak mampu dalam melakukan penyuntikan insulin secara mandiri. Disarankan kepada tenaga kesehatan rumah sakit untuk meningkatkan edukasi kepada pasien tentang cara dan protokol kesehatan dalam melakukan penyuntikan insulin secara mandiri.
UJI AKTIVITAS ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (Syzygium Cumini L.) TERHADAP MENCIT JANTAN (Mus musculus) YANG DI INDUKSI PEPTON 10% S, Lisnauti; Syarifar R; Susanti, Julia
Jurnal Farmanesia Vol 11 No 1 (2024): Jurnal Farmanesia
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51544/jf.v11i1.5562

Abstract

Demam merupakan suhu tubuh diatas normal akibat peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus yang dipengaruhi oleh interleukin-1. Demam (>37,5°C), hipotermi (<36,5°C),  dan normal (36.5°C- 37,5°C). Daun jamblang (Syzygium Cumini L.) memiliki kandungan flavonoid golongan flavonol yaitu kuersetin yang memiliki aktivitas dalam menurunkan demam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak etanol daun jamblang (Syzygium Cumini L.) memiliki efektivitas sebagai antipiretik dan dosis paling efektif sebagai antipiretik. Jenis penelitian kuantitatif dengan desain penelitian eksperimental yang meliputi  pembuatan simplisia, pembuatan ekstrak etanol daun jamblang, skrining fitokimia, karakterisasi simplisia, ekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%, pembuatan larutan suspensi, penyiapan hewan uji dan uji aktivitas antipiretik pada hewan uji 25 ekor hewan mencit jantan (Mus Muscullus) yang diinduksi pepton dan dibagi menjadi 5 kelompok. Hasil penelitian dari ke 5 kelompok perlakuan yang mengalami penurunan demam yaitu kelompok paracetamol, kelompok ektrak etanol daun jamblang dosis 100, 150, 200 mg/KgBB. Dari 5 kelompok perlakuan, dosis yang paling baik adalah kelompok ekstrak daun jamblang (Syzygium Cumini L.) dosis 200 mg/kgBB yang sebanding dengan kelompok kontrol positif parasetamol dalam menurunkan demam pada hewan mencit jantan (Mus Muscullus). Untuk penelitian selanjutnya agar melakukan penelitian uji aktivitas yang lain seperti uji aktivitas antidiabetes, uji aktivitas antimikroba dan mendeteksi efek toksik suatu zat sehingga dapat dibuat formulasinya.