Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Pengaruh Perubahan Temperatur dan Nutrisi Terhadap Kelimpahan Fitoplankton Marcy V. Anggraini; Ima Nurmalia Permatasari; Engki A Kisnarti
Jurnal Riset Kelautan Tropis (Journal Of Tropical Marine Research) (J-Tropimar) Vol 6 No 1 (2024): April
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/jrkt.v6i1.87

Abstract

Fitoplankton secara ekologis mempunyai fungsi penting sebagai produsen primer yang sering dijadikan sebagai indikator kesuburan suatu perairan dan secara global merupakan salah satu organisme yang menyumbang hampir 50 % fotosintesis di seluruh dunia.  Selain penting dalam ekosistem global, keberadaan fitoplankton bergantung pada ketersedian nutrien yang cukup. Perubahan temperatur seperti pemanasan iklim global dan curah hujan yang tinggi dapat meningkatkan aliran masuk dan keluar, kenaikan muka air, dan mengubah lapisan campuran yang berdampak pada ketersediaan cahaya dan nutrisi sehingga berdampak pada gugus fungsi dan kelimpahan fitoplankton. Berdasarkan review beberapa penelitian, diperoleh bukti bahwa temperatur dan ketersediaan nutrisi memiliki pera signifikan dalam menentukan kelimpahan fitoplankton diberbagai ekosistem. Sebagai contoh, penelitian di Samudra Atlantik menunjukkan bahwa peningkatan nutrisi berkontribusi signifikan pada biomassa fitoplankton, sementara analisis di Danau Babagoya, Ethiopia, dan Sungai Kanal Utara, China memperlihatkan pentingnya pendekatan indeks ekologis seperti Shannon-Weaver dan Functional Group untuk mengidentifikasi dampak lingkungan. Metode ini menunjukkan efektifitas dalam menganalisis dampak perubahan lingkungan pada komunitas fitoplankton. Penelitian ini memberikan rekomendasi untuk pendekatan Phytoplankton Functional Group (PFG) sebagai indikator dampak lingkungan dan perubahan antropogenik. Pengembangan metode standar berbasis analisis indeks ini diperlukan untuk mendukung pengelolaan ekosistem akuatik secara berkelanjutan.    
Analisis Polimer dan Distribusi Mikroplastik Pada Sedimen dan Air Laut WIke Aulia Firnanda; Engki A. Kisnarti; Ima Nurmalia Permatasari
Jurnal Riset Kelautan Tropis (Journal Of Tropical Marine Research) (J-Tropimar) Vol 6 No 2 (2024): November
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/jrkt.v6i2.85

Abstract

Limbah plastik, khususnya mikroplastik, telah menjadi masalah lingkungan yang serius dan mengancam keseimbangan ekosistem laut secara global. Sekitar 80% sampah laut berasal dari aktivitas daratan, terutama di kawasan pesisir yang padat aktivitas manusia dan pariwisata. Studi ini menyoroti pencemaran mikroplastik di zona intertidal Pantai Kebagu dan Pantai ODEC, Sabah, Malaysia, serta pesisir selatan Laut Kaspia, Iran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pantai Kebagu memiliki kelimpahan plastik lebih tinggi (28,7 g) dibanding Pantai ODEC (13,4 g), didominasi oleh polypropylene (PP) dan polyethylene (PE). Di Laut Kaspia, mikroplastik terdeteksi dalam sedimen dengan konsentrasi 25-330 partikel per kilogram, yang didominasi serat plastik polistirena (PS) dan polietilena (PE). Mikroplastik ini berpotensi mengganggu kesehatan biota laut dan merusak rantai makanan karena sifatnya yang sulit terurai dan kemampuannya mengakumulasi Polutan Organik Persisten (POPs). Dengan meningkatnya aktivitas manusia dan polusi plastik, perlu adanya upaya deteksi yang lebih baik, seperti menggunakan teknik FTIR (Fourier Transform Infrared Spectroscopy) dan spektroskopi mikro-Raman, untuk memahami komposisi dan dampak mikroplastik terhadap ekosistem. Penelitian ini menekankan perlunya pengelolaan sampah yang lebih efektif untuk menjaga keberlanjutan lingkungan laut.     
Kajian Efektivitas HEC-RAS dalam Simulasi Banjir Pesisir. Beatrice Angelica Hutabarat; Ima Nurmalia Permatasari; Engki A Kisnarti
Jurnal Riset Kelautan Tropis (Journal Of Tropical Marine Research) (J-Tropimar) Vol 6 No 2 (2024): November
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/jrkt.v6i2.93

Abstract

Banjir merupakan salah satu bencana hidrologis paling umum, berdampak pada pengelolaan sumber daya air, ekosistem, ekonomi, dan lingkungan. Banjir pesisir terjadi ketika air laut menggenangi wilayah daratan di dekat pantai, yang dipicu oleh fenomena seperti banjir pasang surut (rob), gelombang badai, serta limpasan akibat curah hujan tinggi dan gelombang ekstrem. Beberapa faktor utama penyebabnya meliputi curah hujan, perubahan iklim, penurunan muka tanah, serta kondisi pasang surut dan sungai. Wilayah yang rentan terhadap banjir pesisir memiliki karakteristik beragam. Sebagai contoh, Sungai Bronx Watershed, New York City, menghadapi risiko dari limpasan hujan akibat sistem drainase yang kurang memadai. Daerah Bangladesh, estuari Sungai Jamuna rentan terhadap banjir musiman ekstrem selama musim hujan akibat curah hujan tinggi dan pengelolaan sungai yang tidak efisien. Sementara itu, di Indonesia, wilayah pesisir seperti Tabanio, Kalimantan Selatan, rentan terhadap kombinasi banjir rob dan limpasan sungai karena topografi rendah, curah hujan tinggi, dan minimnya pengelolaan air yang efektif. Pemodelan hidrologis memainkan peran kunci dalam memahami dinamika banjir pesisir. Model seperti HEC-RAS dan DELFT3D membantu memvisualisasikan pola genangan, mengevaluasi risiko, dan merancang kebijakan mitigasi yang lebih efektif. Model ini mengandalkan berbagai data input seperti topografi, batimetri, pasang surut, curah hujan, debit sungai, dan parameter gelombang laut.
Karakteristik Tinggi Gelombang Laut di Perairan Halmahera Utara dan Morotai pada Periode Waktu ENSO Tahun 2012-2021 Mudho, Hendrik Trio; Azies, Ibnu Abdul; Setiyadi, Johar; Kisnarti, Engki Andri; Pranowo, Widodo Setiyo
Jurnal Kelautan Tropis Vol 28, No 1 (2025): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkt.v28i1.25192

Abstract

North Halmahera and Morotai are strategic regions in the North Maluku Islands, Indonesia, rich in marine biodiversity and with great potential in the maritime, trade, and fisheries sectors. These regions serve as crucial routes for maritime transportation and regional trade, making accurate information about the physical conditions of the sea, particularly wave height, essential for ensuring the safety and security of shipping lanes. This study aims to analyze the impact of the El-Nino Southern Oscillation (ENSO) phenomenon on ocean wave heights in the waters of North Halmahera and Morotai during the period from 2012 to 2021. Additionally, the study measures the correlation between the Southern Oscillation Index (SOI) and Significant Wave Height (SWH). The data used in this study include wave data from the Marine Copernicus platform and SOI data obtained from http://www.bom.gov.au/climate/enso/soi/. Three observation stations were selected in the waters of North Halmahera and Morotai to monitor changes and variations in SWH during the ENSO phenomenon. A correlation analysis was conducted to determine the relationship between SOI values and SWH at each observation station. The results indicate that during the El-Nino phase, wave heights decreased significantly at several stations, particularly at stations 1 and 3, with a negative correlation between SOI and SWH. Conversely, during the La-Nina phase, wave heights increased, especially at stations 2 and 3, showing a stronger positive correlation. The relationship between SOI and SWH varied depending on location and time period. This study concludes that ENSO has a significant impact on the variation in wave heights in the waters of North Halmahera and Morotai. These findings are important for supporting maritime safety and managing maritime activities in the region.
Sirkulasi Termohalin Global: Tinjauan terhadap Penelitian Terkini dan Implikasinya Engki A Kisnarti; Faizah Zasi Fidhini; Ima Nurmalia Permatasari
Jurnal Riset Kelautan Tropis (Journal Of Tropical Marine Research) (J-Tropimar) Vol 7 No 1 (2025): April
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/jrkt.v7i1.90

Abstract

Sirkulasi termohalin global merupakan fenomena penting yang berpengaruh pada iklim dan transportasi energi di lautan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh perbedaan salinitas dan temperatur terhadap dinamika arus laut. Metode yang digunakan mencakup model sirkulasi umum laut, analisis sedimen sapropel, dan penelitian difusi vertikal, dengan pengumpulan data dari berbagai sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa energi kinetik angin menyuplai sekitar 778 GW, di mana 80% diubah menjadi energi potensial gravitasi, terutama di Samudra Antarktika. Selain itu, perubahan salinitas dan temperatur selama periode Messinian di Laut Mediterania menyebabkan deoksigenasi yang berdampak pada produktivitas primer. Temuan menunjukkan peningkatan salinitas di zona minimum serta anomali positif dalam salinitas dan temperatur antara kedalaman 600–1200 dbar. Penelitian ini menekankan pentingnya sirkulasi termohalin dalam pengaturan iklim global dan perlunya penelitian lebih lanjut untuk memahami dampak perubahan iklim terhadap sistem laut.
KARAKTERISTIK TEMPERATUR PERMUKAAN LAUT DI PERAIRAN AMBON SERTA KAITANNYA ANGIN MONSUN DAN POLA CURAH HUJAN Permatasari, Ima Nurmalia; Moh. Zaini; Engki A. Kisnarti
FISHERIES Jurnal Perikanan dan Ilmu Kelautan Vol 6 No 2 (2024): Oktober
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/fisheries.v6i2.86

Abstract

Temperatur permukaan laut (TPL) merupakan variabel fisik dasar untuk memahami, mengukur, dan memprediksi interaksi antara lautan dan atmosfer. Banyak pembahasan mengenai dampak perubahan iklim yang berfokus bagaimana uap air atmosfer dan curah hujan dapat meningkat seriring dengan perubahan temperatur permukaan laut (TPL). Perubahan dalam sirkulasi atmosfer dengan skala besar, khususnya transportasi dan konvergensi kelembapan, juga dianggap penting dalam menentukan curah hujan di berbagai wilayah. Tujuan dari penelitian ini dilakukan yaitu, menganalisis hubungan fenomena iklim, seperti El Nino dan La Nina serta bagaimana variasi atau anomali temperatur permukaan laut mempengaruhi curah hujan di sutau wilayah. Metode yang digunakan mengacu pada beberapa jurnal, yaitu analisis korelasi Pearson, analisis wavelet, dan model Lasso. Hasil penelitian dari beberapa jurnal tersebut menunjukkan bahwa anomali TPL dapat memicu perubahan signifikan pada pola curah hujan di suatu wilayah. Fenomena atmosfer seperti El Nino dan La Nina memiliki dampak yang signifikan terhadap variabilitas cuaca dan curah hujan. Selain itu interaksi antara TPL  dan fenomena seperti Madden Julian oscillation (MJO) juga ditemukan memiliki pengaruh penting pada distribusi curah hujan.
Review Penentuan Residence Time Partikel pada Perairan Wahyuni, Dwi Sukma Wahyuni; Kisnarti, Engki A Kisnarti
Jurnal Riset Kelautan Tropis (Journal Of Tropical Marine Research) (J-Tropimar) Vol 5 No 2 (2023): November
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/jrkt.v5i2.68

Abstract

Residence time is the length of time a particle lives in water. Particle movement can be analyzed by using current circulation parameter. This research study aims to determine and describe the length of time the particles stay in the waters. The models used to determine particle movement are hydrodynamic numerical models, especially the Lagrange Finite Volume Coastal Ocean Model (FVCOM) and CRT (Coastal Residense Time) models. In describing the movement of particles modeled using Mike 21 FM. The results from the CRT model with high resolution have a smaller error value, compared to using the FVCOM model. The characteristics of the CRT itself use a logarithmic method so that it has the same grid to determine the length of residence time of the particles.
Review Potensi Siklon Tropis yang Menyebabkan Banjir Pantai Ni Made Praptiwi Rahayu; Engki A. Kisnarti
Jurnal Riset Kelautan Tropis (Journal Of Tropical Marine Research) (J-Tropimar) Vol 5 No 2 (2023): November
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/jrkt.v5i2.72

Abstract

Tropical cyclones can also be said to be large storm systems that occur every year. The pressure difference that occurs from vortex circulation activity causes tropical cyclones to form in waters close to the equator. Tropical cyclones are one of the triggers for hydrometeorological disasters. The impact of tropical cyclones can be felt in Indonesia, both directly (flash floods) and indirectly (lower temperatures) when far from the source of tropical cyclones. To be able to determine the movement of tropical cyclone Paddy, this was done using the satellite image observation method, namely the Himawari-8 satellite. Tropical cyclones can also be measured by comparing several models, to predict tropical cyclones. This model helps to predict in order to minimize the impact of tropical cyclones which can cause coastal flooding. This data can be processed with a first order model because it is more stable. Therefore, satellite imagery can be used to see, understand and analyze the movement of tropical cyclones.
Analisis Polimer dan Distribusi Mikroplastik Pada Sedimen dan Air Laut WIke Aulia Firnanda; Engki A. Kisnarti; Ima Nurmalia Permatasari
Jurnal Riset Kelautan Tropis (Journal Of Tropical Marine Research) (J-Tropimar) Vol 6 No 2 (2024): November
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/jrkt.v6i2.85

Abstract

Limbah plastik, khususnya mikroplastik, telah menjadi masalah lingkungan yang serius dan mengancam keseimbangan ekosistem laut secara global. Sekitar 80% sampah laut berasal dari aktivitas daratan, terutama di kawasan pesisir yang padat aktivitas manusia dan pariwisata. Studi ini menyoroti pencemaran mikroplastik di zona intertidal Pantai Kebagu dan Pantai ODEC, Sabah, Malaysia, serta pesisir selatan Laut Kaspia, Iran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pantai Kebagu memiliki kelimpahan plastik lebih tinggi (28,7 g) dibanding Pantai ODEC (13,4 g), didominasi oleh polypropylene (PP) dan polyethylene (PE). Di Laut Kaspia, mikroplastik terdeteksi dalam sedimen dengan konsentrasi 25-330 partikel per kilogram, yang didominasi serat plastik polistirena (PS) dan polietilena (PE). Mikroplastik ini berpotensi mengganggu kesehatan biota laut dan merusak rantai makanan karena sifatnya yang sulit terurai dan kemampuannya mengakumulasi Polutan Organik Persisten (POPs). Dengan meningkatnya aktivitas manusia dan polusi plastik, perlu adanya upaya deteksi yang lebih baik, seperti menggunakan teknik FTIR (Fourier Transform Infrared Spectroscopy) dan spektroskopi mikro-Raman, untuk memahami komposisi dan dampak mikroplastik terhadap ekosistem. Penelitian ini menekankan perlunya pengelolaan sampah yang lebih efektif untuk menjaga keberlanjutan lingkungan laut.     
Pengaruh Perubahan Temperatur dan Nutrisi Terhadap Kelimpahan Fitoplankton Marcy V. Anggraini; Ima Nurmalia Permatasari; Engki A Kisnarti
Jurnal Riset Kelautan Tropis (Journal Of Tropical Marine Research) (J-Tropimar) Vol 6 No 1 (2024): April
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/jrkt.v6i1.87

Abstract

Fitoplankton secara ekologis mempunyai fungsi penting sebagai produsen primer yang sering dijadikan sebagai indikator kesuburan suatu perairan dan secara global merupakan salah satu organisme yang menyumbang hampir 50 % fotosintesis di seluruh dunia.  Selain penting dalam ekosistem global, keberadaan fitoplankton bergantung pada ketersedian nutrien yang cukup. Perubahan temperatur seperti pemanasan iklim global dan curah hujan yang tinggi dapat meningkatkan aliran masuk dan keluar, kenaikan muka air, dan mengubah lapisan campuran yang berdampak pada ketersediaan cahaya dan nutrisi sehingga berdampak pada gugus fungsi dan kelimpahan fitoplankton. Berdasarkan review beberapa penelitian, diperoleh bukti bahwa temperatur dan ketersediaan nutrisi memiliki pera signifikan dalam menentukan kelimpahan fitoplankton diberbagai ekosistem. Sebagai contoh, penelitian di Samudra Atlantik menunjukkan bahwa peningkatan nutrisi berkontribusi signifikan pada biomassa fitoplankton, sementara analisis di Danau Babagoya, Ethiopia, dan Sungai Kanal Utara, China memperlihatkan pentingnya pendekatan indeks ekologis seperti Shannon-Weaver dan Functional Group untuk mengidentifikasi dampak lingkungan. Metode ini menunjukkan efektifitas dalam menganalisis dampak perubahan lingkungan pada komunitas fitoplankton. Penelitian ini memberikan rekomendasi untuk pendekatan Phytoplankton Functional Group (PFG) sebagai indikator dampak lingkungan dan perubahan antropogenik. Pengembangan metode standar berbasis analisis indeks ini diperlukan untuk mendukung pengelolaan ekosistem akuatik secara berkelanjutan.