Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Hubungan Faktor Budaya dan Gaya Hidup dengan Perilaku Seks Pranikah pada Remaja Wulandari, Mike Ayu; Kartika, Defi Eka; Pradessetia, Rezky; Syafrizal , Raja
Healthcaring: Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 2 No. 2 (2023): Vol : 2 No : 2 (2023 ) : Periode Juli 2023
Publisher : Information Technology and Science (ITScience)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47709/healthcaring.v2i2.2525

Abstract

Seks pranikah pada remaja sudah sampai pada tingkat yang menghkawatirkan di kota-kota besar di Indonesia. Faktor-faktor yang menyebabkan perilaku seks pranikah yaitu faktor pengetahuan, dukungan sosial dan keluarga, religiusitas, teknologi dan nilai budaya. Seks pranikah terjadi pada berbagai suku, agama dan kebudayaan. Minang merupakan suku yang berfalsafah Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. Atau adat yang didasarkan /ditopang oleh syariat agama islam Agama islam dalam kitabnya mengharamkan kegiatan zina. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan faktor budaya dan gaya hidup dengan perilaku seks pranikah pada remaja di SMA N Kota Bukittingi. Metode: metode penelitian menggunakan metode cross sectional dan sampel pada penelitian ini 147 remaja. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan data diuji dengan Chi-Square (?<0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan pada nilai budaya dan gaya hidup (p=.528). Disarankan untuk keperawatan komunitas mengoptimalkan lagi pelayanan kesehatan peduli remaja (PKPR), pihak Guru BK di sekolah memberikan layanan untuk mencegah perilaku seks pranikah seperti layanan informasi, layanan bimbingan kelompok, layanan konsultasi dengan orang tua
Peningkatan Kesehatan Respirasi Lingkungan Rumah Tangga Melalui Penyuluhan Di Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru Kartika, Defi Eka; Sandra; Martha Yolanda
Jurnal Pengabdian UntukMu NegeRI Vol. 8 No. 1 (2024): Pengabdian Untuk Mu negeRI
Publisher : LPPM UMRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37859/jpumri.v8i1.6309

Abstract

Penyakit paru yang menular maupun tidak menular merupakan masalah kesehatan terbesar di Indonesia. Penyakit paru yang menular paling mematikan di Indonesia adalah tuberkulosis (TB). Wilayah dengan TBC tertinggi di Propinsi Riau pada tahun 2022 adalah Kota Pekanbaru dengan jumlah kasus 4462 penderita. Beberapa faktor menjadi penyebab utama penyakit paru yaitu polusi udara dan rokok. Penyebab gangguan saluran pernafasan yang diakibatkan penyakit paru tersebut ada di sekitar kita, bahkan sangat dekat dengan lingkungan tempat tinggal. Polutan ini dapat masuk ke dalam sistem pernafasan hingga sistem peredaran darah. Pengabdian ini bertujuaan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang faktor penyebab penyakit pernafasan khususnya wilayah kerja Puskesmas Tenayan Raya. Metode pelaksanaan melalui FGD terkait penyuluhan peningkatan pengetahuan dengan menggunkan pre test dan post test dengan kuesioner pengetahuan. Didapatkan hasil terjadinya peningkatan rata–rata pengetahuan peserta tentang bahaya rokok. Rata–rata nilai pre-test menunjukkan nilai 57 dan meningkat pada post–test menjadi 91. Disarankan untuk pihak RW dan kader posyandu dapat bekerja sama dengan pihak puskesmas untuk pemberian edukasi Kesehatan respirasi.
First Aid for Wounds: Health Education for Elementary School Students Rasyid, T. Abdur; Kartika, Defi Eka; Indra, Rani Lisa; Saputra, Bayu; Sandra, Sandra; Wulandari, Dwi
Karya Kesehatan Siwalima Vol 4, No 2 (2025): September
Publisher : Lembaga Penerbitan Fakultas Kesehatan, Universitas Kristen Indonesia Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54639/kks.v4i2.1724

Abstract

Minor injuries such as abrasions and lacerations are common among elementary school students, particularly due to play activities, while limited knowledge and skills in first aid may increase the risk of infection and wound-related complications. This community service program aimed to enhance students’ understanding and practical skills in managing minor injuries through structured health education on first aid for wounds. The activity was conducted at SDN 21 Pekanbaru with 18 students as participants. The program included interactive lectures, practical demonstrations of wound care, and the use of audiovisual media as learning tools. Data were collected using pre-test and post-test questionnaires to measure knowledge improvement in minor wound first aid, complemented by direct observation to evaluate first aid skills. Results showed a significant knowledge gain, with mean scores increasing from 76.67 before the intervention to 100 after the session. Similarly, observational scores of first aid skills rose markedly from 32.78 to 100, reflecting substantial competency gains following the educational program. These findings confirm that combining lectures, demonstrations, and audiovisual support is an effective strategy to promote both cognitive and psychomotor domains of learning in elementary students. The program not only improved students’ ability to respond to minor injuries and fostered health literacy applicable in daily life, but also highlights the need for future school-based initiatives in collaboration with Public Health Centers (Puskesmas) to provide first aid training for students and teachers, thereby enhancing preparedness, strengthening competencies, and promoting a sustainable culture of safety and health in schools
Education and Training dan Kegagalan Penerapan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas di Kabupaten Sarolangun Putri, Rika Rahmatanilia; Kartika, Defi Eka; Noviyani, Dwi; Lubis, Veralia
JIK-JURNAL ILMU KESEHATAN Vol 7, No 2 (2023): JIK-Oktober Volume 7 Nomor 2 Tahun 2023
Publisher : UNIVERSITAS ALIFAH PADANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33757/jik.v7i2.953

Abstract

Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) merupakan suatu aplikasi manajemen puskesmas dimana fungsi utamanya yaitu untuk mengatur data pasien mulai dari pendaftaran, registrasi, pemeriksaan (diagnosis) serta pengobatan pasien. Penerapan sistem manajemen puskesmas di Indonesia sebagian ada yang sudah berhasil dan ada yang gagal. Kegagalan penerapan tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa sistem fungsional, organisasi, perilaku, teknis, manajerial, politik, budaya, hukum, strategi, ekonomi, pendidikan dan penerimaan pengguna. Penggunaan SIMPUS pada puskesmas-puskesmas di Kabupaten Sarolangun ditemukan kendala dalam menggunakannya. Kendala yang paling sering dihadapi adalah permasalahan jaringan pada saat entry data pasien dan ketidakmampuan petugas menggunakan sistem komputerisasi. Hal ini mengakibatkan pelaksanaan dalam input data dan pelaporan Puskesmas dilakukan dengan dua cara, yaitu berbasis elektronik (E-Puskesmas) dan secara manual. Sehinnga tidak semua data di entri dihari yang sama setiap hari. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan education and training dengan kegagalan penerapan sistem informasi manajemen puskesmas di Kabupaten Sarolangun. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada puskesmas-puskesmas di wilayah kerja Kabupeten Sarolangun. Jumlah populasi petugas admin SIMPUS di wilayah kerja Kabupaten Sarolangun adalah 78 orang dan sampel pada penelitian ini 65 orang. Penelitian ini dilakukan pada Agustus 2022. Data dianalisis dengan menggunakan uji korelasi person. Hasil penelitian ini didapatkan adanya hubungan education and training dengan kegagalan penerapan sistem informasi manajemen puskesmas dengan nilai p=0,000. Kesimpulan : diperlukannya pengadaan pelatihan kembali tentang SIMPUS kepada admin-admin pada puskesmas-puskesmas di wilayah kerja Kabupeten Sarolangun.