Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENGGUNAAN AIR KELAPA DENGAN METODE SELF COMPACTING CONCRETE (SCC) PADA CAMPURAN BETON PRACETAK Urfan, Urfan
RADIAL : Jurnal Peradaban Sains, Rekayasa dan Teknologi Vol. 12 No. 1 (2024): RADIAL : Jurnal Peradaban Sains, Rekayasa dan Teknologi
Publisher : Universitas Bina Taruna Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37971/radial.v12i1.438

Abstract

Penggunaan Air Kelapa dengan Metode Self Compacting Concrete (SCC) pada Campuran Beton Pracetak, Urfan. Campuran beton adalah salah satu bagian dari material struktur bangunan yang sangat mempengaruhi kekuatan bangunan baik itu bangunan gedung, jalan, jembatan maupun bangunan air. untuk mengetahui kualitas, kuat tekan dan perbandingannya dengan air biasa.pada kuat tekan Beton Self compacting concrete (SCC) dengan menggunakan campuran variasi air kelapa adalah tujuan dari penelitian ini. Metode pengumpulan data yang di lakukan dalam penelitian ini adalah studi eksperimental yang di lakukan di laboratorium. Dengan memperhatikan Variabel yang di fokuskan dalam penelitian ini adalah Pemberian komposisi Air kelapa yang merupakan bahan pengganti dalam campuran adukan beton untuk mengetahui kualitas, kuat tekan dan perbandingannya dengan air biasa.pada kuat tekan Beton Self compacting concrete (SCC) dengan menggunakan campuran variasi air kelapa sebanyak 100%. Di mana hasil rata – rata kuat tekan beton SCC dengan penggunaan air kelapa 100% pada umur 3 hari sebesar 41 kg/cm2, umur 7 Hari sebesar 88,67 kg/cm2, umur 14 Hari sebesar 242,67 kg/cm2 , umur 21 hari sebesar 364 kg/cm2 Dan pada umur 28 Hari sebesar 550,67 kg/cm2.Sedangkan hasil uji kuat tekan beton normal terjadi peningkatan, Di mana hasil rata – rata kuat tekan pada umur 3 hari sebesar 284 kg/cm2 , umur 7 hari sebesar 511 kg/cm2, umur 14 Hari sebesar 1386 kg/cm2, umur 21 hari sebesar 2226, dan pada umur 28 Hari sebesar 3098,67. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perbandingan hasil pengujian kuat tekan beton antara Beton Normal dan beton SCC variasi air kelapa Yaitu pada Beton normal mengalami peningkatan, sedangkan pada hasil kuat tekan beton SCC variasi air kelapa mengalami penurunan drastis kemudian Penggunaan air kelapa 100% dengan campuran Self compacting concrete (SCC) sebagai bahan pengganti air biasa dalam campuran Beton Pracetak tidak mempengaruhi peningkatan kualitas kuat tekan beton
PENGGUNAAN LIMBAH PLASTIK SEBAGAI AGREGAT PADA BETON YANG MENGGUNAKAN PASIR LAUT DAN AIR LAUT Rudi, Rudi; Urfan, Urfan; Umar, Abdul
Gorontalo Journal of Infrastructure and Science Engineering Vol 7, No 1 (2024): Gorontalo Journal Of Infrastructure And Science Engineering
Publisher : Universitas Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32662/gojise.v7i1.3764

Abstract

Plastic waste is a material that is very disturbing to the surrounding environment because it is difficult to decompose in the soil. Therefore, plastic waste engineering is needed to reduce plastic waste. One way to reduce plastic waste is to use the plastic waste as coarse aggregate in the concrete mixture. This research was conducted to determine the compressive strength and tensile strength of concrete using sea sand and sea water with the addition of Polypropylene (PP) plastic waste as coarse aggregate. The type of research used in this research uses experimental methods in the laboratory. The results of this research are the characteristics of fresh concrete using PP plastic waste aggregate in sea sand and sea water concrete with an average slump value of 4.14 cm which does not meet the requirements for the normal concrete slump test. Development of compressive strength and split tensile strength of concrete using PP plastic waste aggregate, sea sand and sea water as a concrete mixture. Concrete treatment was carried out by seawater curing with varying ages: 3, 7, 21 and 28, which resulted in mechanical properties, namely: the compressive strength value of 3 day old concrete was 6.37 MPa; 7 days of 6.58 MPa; 21 days of 7.43 MPa; and 28 days of 6.58 MPa and the tensile strength value for 3 days of 2.12 MPa; 7 days of 2.34 MPa; 21 days of 2.12 Mpa; and 28 days of 2.23 MpaLimbah plastik merupakan material yang sangat mengganggu lingkungan sekitar karena sifatnya yang sulit terurai oleh tanah. Oleh karena itu dibutuhkan suatu rekayasa limbah plastik guna mengurangi limbah plastik. Salah satu cara mengurangi limbah plastik yaitu dengan memanfaatkan limbah plastik tersebut sebagai agregat kasar dalam campuran beton. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kuat tekan dan kuat tarik beton yang menggunakan pasir laut dan air laut dengan tambahan limbah plastik jenis Polypropylene (PP) sebagai agregat kasar. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode eksperimental di laboratorium. Adapun hasil dari penelitian ini Karakteristik beton segar yang menggunakan agregat limbah plastik PP pada beton pasir laut, dan air laut dengan nilai slump rata - rata 4,14 cm tidak memenuhi syarat slump test beton normal. Perkembangan kuat tekan dan kuat tarik belah beton yang menggunakan agregat limbah plastik PP, pasir laut, dan air laut sebagai campuran beton. Perawatan beton dilakukan dengan curing air laut dengan variasi umur: 3, 7, 21 dan 28, dimana dihasilkan sifat mekanik yaitu: nilai kuat tekan beton berumur 3 hari sebesar 6,37 MPa; 7 hari sebesar 6,58 MPa; 21 hari sebesar 7,43 MPa; dan 28 hari sebesar 6,58 MPa dan nilai kuat tarik belahnya 3 hari sebesar 2,12 MPa; 7 hari sebesar 2,34 MPa; 21 hari sebesar  2,12 Mpa; dan 28 hari sebesar 2,23 Mpa.
Pembuatan Briket Di Desa Soginti, Kecamatan Paguat, Kabupaten Pohuwato Rudi, Rudi; Urfan, Urfan; Sulfiani, Sulfiani; Fatmawati, Fatmawati; Bahtiar Hadjamati; Nurain Israfil
Joong-Ki : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 3: Mei 2024
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/joongki.v3i3.3641

Abstract

Pembuatan briket adalah salah satu bentuk padat dari arang yang digunakan sebagai bahan bakar alternatif. Proses pembuatan briket arang ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah biomasa secara efisien serta mengurangi penggunaan kayu bakar sebagai sumber energi.Penelitian ini mengevaluasi berbagai faktor yang mempergaruhi kualitas briket arang,seperti jenis bahan baku,komposisi pencampuran,tekanan pemadatan, dan temperatur pembakaran. Metode penelitian melibatkan pengumpulan bahan baku berupa limbah biomassa seperti batok kelapa.bahan baku kemudian dicampur dengan perekat seperti tepung kanji,air.campuran tersebut kemudian dipadatkan menggunakan mesin pencetak briket arang dengan tekanan tertentu untuk membentuk briket dengan ukuran dan kepadatan yang diinginkan.Selanjutnya briket arang dikeringkan dan diolah dengan proses pembakaran dalam tempat bara. Hasil penelitian menujukkan bahwa kualitas briket arang dipengaruhi oleh jenis bahan baku,komposisi pencampuran,tekanan pemadatan,dan temperatur pembakaran.Selain itu,proses pemadatan yang tepat juga tepat juga diperlukan untuk menghasilkan briket arang yang padat dan tahan lama. Kesimpulannya,pembuatan briket arang merupakan proses yang kompleks yang memerlukan perhatian terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi kualitasnya.
PENGGUNAAN AIR KELAPA DENGAN METODE SELF COMPACTING CONCRETE (SCC) PADA CAMPURAN BETON PRACETAK Urfan, Urfan
RADIAL : Jurnal Peradaban Sains, Rekayasa dan Teknologi Vol. 12 No. 1 (2024): RADIAL : Jurnal Peradaban Sains, Rekayasa dan Teknologi
Publisher : Universitas Bina Taruna Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37971/radial.v12i1.438

Abstract

Penggunaan Air Kelapa dengan Metode Self Compacting Concrete (SCC) pada Campuran Beton Pracetak, Urfan. Campuran beton adalah salah satu bagian dari material struktur bangunan yang sangat mempengaruhi kekuatan bangunan baik itu bangunan gedung, jalan, jembatan maupun bangunan air. untuk mengetahui kualitas, kuat tekan dan perbandingannya dengan air biasa.pada kuat tekan Beton Self compacting concrete (SCC) dengan menggunakan campuran variasi air kelapa adalah tujuan dari penelitian ini. Metode pengumpulan data yang di lakukan dalam penelitian ini adalah studi eksperimental yang di lakukan di laboratorium. Dengan memperhatikan Variabel yang di fokuskan dalam penelitian ini adalah Pemberian komposisi Air kelapa yang merupakan bahan pengganti dalam campuran adukan beton untuk mengetahui kualitas, kuat tekan dan perbandingannya dengan air biasa.pada kuat tekan Beton Self compacting concrete (SCC) dengan menggunakan campuran variasi air kelapa sebanyak 100%. Di mana hasil rata – rata kuat tekan beton SCC dengan penggunaan air kelapa 100% pada umur 3 hari sebesar 41 kg/cm2, umur 7 Hari sebesar 88,67 kg/cm2, umur 14 Hari sebesar 242,67 kg/cm2 , umur 21 hari sebesar 364 kg/cm2 Dan pada umur 28 Hari sebesar 550,67 kg/cm2.Sedangkan hasil uji kuat tekan beton normal terjadi peningkatan, Di mana hasil rata – rata kuat tekan pada umur 3 hari sebesar 284 kg/cm2 , umur 7 hari sebesar 511 kg/cm2, umur 14 Hari sebesar 1386 kg/cm2, umur 21 hari sebesar 2226, dan pada umur 28 Hari sebesar 3098,67. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perbandingan hasil pengujian kuat tekan beton antara Beton Normal dan beton SCC variasi air kelapa Yaitu pada Beton normal mengalami peningkatan, sedangkan pada hasil kuat tekan beton SCC variasi air kelapa mengalami penurunan drastis kemudian Penggunaan air kelapa 100% dengan campuran Self compacting concrete (SCC) sebagai bahan pengganti air biasa dalam campuran Beton Pracetak tidak mempengaruhi peningkatan kualitas kuat tekan beton
Analisis Pengaruh Aktivitas Pasar Tradisional Marisa Terhadap Kinerja Ruas Jalan Sultan Amai Kecamatan Marisa Kabupaten Pohuwato Rudi, Rudi; Urfan, Urfan; Dharmawan, Marcel Hendri
Jurnal Teknik Industri Terintegrasi (JUTIN) Vol. 6 No. 4 (2023): Oktober
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jutin.v6i4.19202

Abstract

The aim of this research is to determine the influence of Marisa Traditional Market activities on the performance of Marisa District Roads, Pohuwato Regency. The research was carried out at the Marisa Traditional Market, Jalan Sultan Amai, Marisa District, Pohuwato Regency using data analysis, namely vehicle volume (Q), free flow speed (Fv), capacity (C), degree of saturation (DS) and service level. The research results show that the vehicle volume at the morning peak hour is 373.53 vehicles/hour. The vehicle volume during the afternoon peak is 363.27 vehicles/hour and in the afternoon it is 450.10 vehicles/hour. Traffic speed (Fv) is 37.04 km/hour. The capacity value (C) is 2,249.84 pcu/hour. The degree of saturation (DS) value was 0.16 for the first day of observation, 0.17 for the second day of observation and 0.20 for the third day of observation. From the degree of saturation value, the level of service (LoS) value is obtained, namely A. Based on the characteristics of the level of service, this means free flow, low volume and high speed. The driver can choose the desired speed.
PENGADAAN BAK SAMPAH UNTUK KEBERSIHAN LINGKUNGAN DI DESA KARANGETANG KECAMATAN DENGILO KABUPATEN POHUWATO Rudi, Rudi; Urfan, Urfan; Said, Sugira; Saputra, Wawan Edi; Umar, Indriani; Kurniawati, Nevi; Fatmawati, Fatmawati; Cono, Titi Hawanda Metania; Ramadhani, Bulan Suci; Karim, Febriyanti
Jurnal Pengabdian Masyarakat: Pemberdayaan, Inovasi dan Perubahan Vol 5, No 6 (2025): JPM: Pemberdayaan, Inovasi dan Perubahan
Publisher : Penerbit Widina, Widina Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59818/jpm.v5i6.2297

Abstract

Waste is the residue of human activities, which can be in solid, liquid, or gaseous form. Waste problems are still common in various areas, including Karangetang Village, which boasts a beautiful environment but still finds scattered waste. This condition can degrade environmental quality and impact community health and comfort. This community service activity aims to provide a suitable and environmentally friendly waste incinerator to prevent waste from polluting the surrounding environment. The activity was carried out in February 2024, involving students and the local community. Implementation was carried out through the stages of observation, planning, construction of the incineration facility, and socialization of the facility's use to residents. The results of the activity showed an increase in public awareness of environmental cleanliness and a more orderly use of waste management facilities. Through this activity, it is hoped that Karangetang Village can maintain environmental cleanliness sustainably and foster public awareness of responsible waste management.ABSTRAKSampah merupakan sisa hasil aktivitas manusia yang dapat berbentuk padat, cair, maupun gas. Permasalahan sampah masih sering dijumpai di berbagai daerah, termasuk di Desa Karangetang yang memiliki lingkungan asri namun masih ditemukan sampah yang berserakan. Kondisi ini dapat menurunkan kualitas lingkungan dan berdampak pada kesehatan serta kenyamanan masyarakat. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk menyediakan tempat pembakaran sampah yang layak dan ramah lingkungan agar limbah hasil pembakaran tidak mencemari lingkungan sekitar. Kegiatan dilaksanakan pada bulan Februari 2024 dengan melibatkan mahasiswa dan masyarakat setempat. Pelaksanaan dilakukan melalui tahapan observasi dimana diikuti oleh 11 Mahasiswa KKLP, 15 Warga desa Bumbulan dan 3 orang aparat desa. Dalam pembangunan fasilitas pembakaran, serta sosialisasi pemanfaatan sarana tersebut kepada warga desa. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan dan penggunaan fasilitas pengelolaan sampah secara lebih tertib. Melalui kegiatan ini diharapkan Desa Karangetang dapat menjaga kebersihan lingkungan secara berkelanjutan serta menumbuhkan kepedulian masyarakat terhadap pengelolaan sampah yang bertanggung jawab. Indikator keberhasilan kegiatan ini dapat dilihat dari meningkatnya perilaku masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan, seperti kebiasaan membuang sampah pada tempatnya dan memanfaatkan fasilitas pengelolaan sampah secara tertib. Selain itu, berkurangnya titik-titik sampah liar, meningkatnya partisipasi warga dalam kegiatan kebersihan, serta bertambahnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang bertanggung jawab juga menjadi tanda bahwa kesadaran lingkungan mulai tumbuh dan program berjalan efektif.