Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Peningkatan Pengetahuan tentang Bahaya Rokok Terhadap Kesehatan di Kalangan Siswa SMP Muhammadiyah Sumbang Utami, Hernastiti Sedya; Susanto, Fani; Fitriana, Lutfatul; Rahardian, Arga Pratama
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa Vol. 1 No. 12 (2024): Februari
Publisher : Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpmba.v1i12.757

Abstract

Asap rokok yang telah diidentifikasi dapat menyebabkan kanker paru dengan 63 jenis bersifat karsinogen dan beracun. Usia perokok di Indonesia kini semakin muda, bahkan usia anak-anak sehingga Indonesia dijuluki sebagai negara baby smoker atau perokok anak. Kecenderungan merokok di kalangan remaja umur 15-19 tahun di Indonesia semakin meningkat sebanyak tiga kali lipat. Pengatahuan perilaku merokok menjadi perhatian penting bagi semua kalangan termasuk usia remaja. Tujuan kegiatan pengabdian ini untuk meningkatkan pengetahuan yang baik tentang merokok terhadap Kesehatan, penyebab dan pencegahan kanker paru, serta pengertian pemeriksaan radiologi sebagai penunjang medis dalam meninjau efek dari bahaya rokok. Kegiatan ini diikuti sebanyak 30 siswa-siswi SMP Muhammadiyah Sumbang. Penyuluhan dilakukan dengan metode ceramah dan diskusi serta menampilkan video interaktif dan pemberian modul materi. Peserta diberikan pre-test dan post-test sebagai evaluasi kegiatan. Hasil kegiatan pengabdian terdapat peningkatan signifikan (60,9%) pada rata-rata nilai post-test. Kegiatan penyuluhan mengenai bahaya merokok terhadap kesehatan dikalangan usia remaja membantu dan bermanfaat bagi siswa-siswi untuk mengetahui metode atau cara pola hidup sehat tanpa rokok.
Radiation Dose Optimization: Range Configuration on Computed Tomography Scans of Non-Contrast Head Scans with Hemiparese Cases Verina, Alya; Pradika, Fannisa Rahma; Rahardian, Arga Pratama; Setialam, Farid
Proceedings Series on Health & Medical Sciences Vol. 6 (2025): Proceedings of the 5th International Nursing and Health Sciences Universitas Muhammad
Publisher : UM Purwokerto Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pshms.v6i.1415

Abstract

Approximately 80% of stroke patients experience weakness/hemiparesis on one side of the body due to vascular abnormalities in certain hemispheres. If hemiparese is not treated immediately, it can cause permanent disability. Supporting examination that can be used to diagnose hemiparese is a non-contrast head CT scan. There are several ranges that can be applied to the examination. This affects the dose received by the patient. This study aims to compare the radiation dose (CTDIvol and DLP) in non-contrast head CT scan examination in hemiparese cases between the range from vertex to sinus maxillaris and the range from vertex to basic cranii. The research was conducted at KRT Setjonegoro Wonosobo Hospital in December 2023 using quantitative method. Data were obtained from a non-contrast head CT scan examination with hemiparese cases using the range vertex to sinus maxillary and range vertex to basic crani. Results: In the head CT Scan examination of hemiparese cases, the CTDIvol value for the range Vertex to sinus maxillaris and the range Vertex to basic cranii is 45.5 ± 12.6 mGy and 48.8 ± 14.6 mGy, while for the DLP for the range Vertex to sinus maxillaris is 609.8 ± 47.9 mGy.cm and for the range Vertex to basic cranii is 878.9 ± 42.1 mGy.cm. CTDIvol value is found to have no significant difference, but for the DPL value there is a significant difference in the non-contrast head CT scan examination without contrast with hemiparese cases The 2 CTDIvol and DLP values are still in accordance with the DRL recommendations recommended by Nuclear Energy Regulatory Agency (BAPETEN).
Comparison of anatomical information of lumbar T2 TSE MRI images with nex variation between use and without sense Safitri, Ara Novita; Susanto, Fani; Rahardian, Arga Pratama; Oviyanti, Pradana Nur; Samudra, Alan
Science Midwifery Vol 13 No 1 (2025): April: Health Sciences and related fields
Publisher : Institute of Computer Science (IOCS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35335/midwifery.v13i1.1911

Abstract

Due to the long scan time, patients often report pain and discomfort during lumbar MRI examination. NEX and SENSE are two parallel imaging parameters that affect scan time. However, the resulting image information is also affected by NEX and SENSE. Therefore, this study examines the information between NEX variations with and without SENSE on anatomical images and their relationship with scan time on lumbar T2 TSE MRI examinations. This study is quantitative and uses an experimental method. The sample in this study was 10 volunteers who would be given 6 treatments, namely NEX 1 variation without SENSE, NEX 1 with SENSE, NEX 2 without SENSE, NEX 2 with SENSE, NEX 3 without SENSE, and NEX 3 with SENSE on Lumbar T2 TSE MRI examinations in January 2025. Using the Visual Grading Analysis (VGA) method, two radiology specialist observers analyzed the image results. Then the Cohen's Kappa consistency test was carried out and the Friedman test was used to verify the questionnaire results statistically. This study shows that there is a significant difference in the value of image information between NEX 1 variations of vertebral body anatomy with and without SENSE. While in the anatomy of the Intervertebral Disc, Ligament, Spinal Cord, and Spinal Stenosis did not show a significant difference in each variation of NEX with and without SENSE. For scan time, with NEX variations using SENSE requires a shorter scan time compared to without the use of SENSE.
Analisis Perbedaan Kualitas Citra Pemeriksaan MRI Cervical Potongan Sagital Pada Penggunaan Sekuens T2 Tse Dixon, T2 Tse Spair, Dan T2 Tse Stir Masghuri, Hakim; Rahardian, Arga Pratama; Susanto, Fani; Samudra, Alan; Hidayat, Fathur Rachman
Jurnal Ners Vol. 9 No. 3 (2025): JULI 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v9i3.45268

Abstract

Fat suppression merupakan teknik penting dalam pencitraan MRI, khususnya untuk meningkatkan visualisasi struktur anatomi dengan mengurangi sinyal lemak. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi perbedaan kualitas citra pada pemeriksaan MRI Cervical pada penggunaan tiga teknik fat suppression pada masing-masing sekuen, yaitu T2 TSE Dixon, T2 TSE SPAIR, dan T2 TSE STIR. Evaluasi dilakukan pada struktur anatomi CerebroSpinal Fluid (CSF), Spinal Cord, Discus dan Bone Marrow dengan parameter kualitas citra berupa Signal-to-Noise Ratio (SNR) dan Contrast-to-Noise Ratio (CNR). Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada nilai SNR pada penggunaan ketiga teknik fat suppresion pada masing-masing sekuen. T2 TSE STIR memiliki mean rank tertinggi, diikuti oleh T2 TSE Dixon dan T2 TSE SPAIR. Sebaliknya, tidak ditemukan perbedaan yang signifikan pada nilai CNR antar ketiga teknik. Meskipun nilai SNR tertinggi diperoleh dari sekuen T2 TSE STIR, bukan berarti teknik tersebut memiliki kualitas citra yang paling optimal. Faktor lain seperti karakteristik jaringan dan sensitivitas masing-masing teknik terhadap inhomogenitas medan magnet turut memengaruhi hasil pencitraan. Setiap teknik menunjukkan performa yang bervariasi tergantung pada jenis jaringan yang dianalisis, sehingga pemilihan teknik fat suppression sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan diagnostik yang spesifik.
Analisis Perbedaan Informasi Anatomi Mri Lumbal Menggunakan Sekuen T2 Tse Fat Saturation Mode Weak dan Strong Pada Kasus Hernia Nukleus Pulposus Gimnastiar, Fani; Fitriana, Lutfatul; Rahardian, Arga Pratama; Utami , Hernastiti Sedya; Samudra, Alan
Jurnal Ners Vol. 9 No. 3 (2025): JULI 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v9i3.45299

Abstract

Herniasi Nukleus Pulposus (HNP) merupakan salah satu penyebab utama nyeri pinggang yang sering dijumpai pada populasi usia produktif, khususnya antara 30 hingga 50 tahun, dengan puncak kejadian pada usia 40–45 tahun. Kondisi ini terjadi akibat penonjolan nucleus pulposus melalui annulus fibrosus discus intervertebralis, yang dapat menekan saraf dan menimbulkan nyeri. Pemeriksaan MRI menjadi modalitas utama dalam mendiagnosis HNP karena kemampuannya dalam menampilkan jaringan lunak secara detail, terutama dengan teknik fat suppression yang berfungsi untuk menekan sinyal lemak agar visualisasi struktur anatomi menjadi lebih jelas. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kualitas citra antara sekuen T2 TSE Fat Saturation mode weak dan strong pada MRI lumbal pasien HNP. Menggunakan pendekatan kuantitatif terhadap 10 pasien di RS SMC Telogorejo Semarang, penilaian dilakukan oleh dua dokter spesialis radiologi melalui metode visual grading analysis. Hasil uji Wilcoxon Signed Test menunjukkan bahwa T2 Fat Sat mode strong memberikan kualitas citra yang lebih baik secara signifikan pada struktur discus intervertebralis, medulla spinalis, CSF, spinal cord dengan nilai p < 0,05 yang menunjukan terdapat perbedaan yang signifikan. Sedangkan pada corpus vertebrae, ligamentum flafum dan ligamentum posterior tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Dengan mean rank lebih tinggi pada mode strong (17,69) dibandingkan weak (15,50) dan nilai p < 0,001 secara keseluruhan, disimpulkan bahwa sekuen T2 Fat Sat mode strong lebih efektif dalam menghasilkan informasi anatomi yang optimal pada pemeriksaan MRI lumbal kasus Hernia Nukleus Pulposus.
Analisis Perbedaan Informasi Anatomi Pemeriksaan MRI Lumbal Sekuen T2 FSE Sagital Penggunaan ARC Dengan Variasi Time Repetition Pada Kasus Hernia Nukleus Pulposus (HNP) Abdullah, Muhamad Rijal; Rahardian, Arga Pratama; Utami, Hernastiti Sedya; Susanto, Fani; Samudra, Alan
Jurnal Ners Vol. 9 No. 3 (2025): JULI 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v9i3.45313

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan informasi citra pada pemeriksaan MRI lumbal menggunakan sekuens T2 FSE potongan sagital dengan teknik Autocalibrating Reconstruction for Cartesian Imaging (ARC) berdasarkan variasi nilai Time Repetition (TR) pada kasus Hernia Nukleus Pulposus (HNP). Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif eksperimental dengan sampel sebanyak 10 pasien yang menjalani pemeriksaan MRI lumbal dengan tiga variasi nilai TR, 3000 ms, 3500 ms, dan 4000 ms. Penilaian  informasi anatomi dilakukan oleh dua dokter radiologi menggunakan kuesioner, dan data dianalisis menggunakan uji friedman. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan (p < 0,05) antara variasi TR terhadap informasi citra, dengan nilai TR 4000 ms memberikan mean rank tertinggi (2,27), diikuti TR 3500 ms (2,03) dan TR 3000 ms (1,71). Perbedaan signifikan ditemukan terutama pada anatomi medula spinalis dan discus intervertebralis, sementara struktur lain seperti corpus vertebra, cairan cerebrospinal fluid  (CSF),  ligamentum flafum,dan ligamentum posterior tidak menunjukkan perbedaan berarti. Peningkatan nilai TR terbukti meningkatkan rasio sinyal terhadap noise (SNR), yang berdampak pada peningkatan kualitas informasi anatomi. Dengan demikian, nilai TR 4000 ms direkomendasikan sebagai parameter optimal untuk memperoleh kualitas citra dan informasi anatomi  terbaik pada pemeriksaan MRI lumbal sekuen T2 FSE menggunakan teknik ARC.
Analisis Pengaruh dan Optimalisasi Nilai Full Width At Half Maximum (Fwhm) Terhadap Spektrum Metabolit Metode Multi-Voxel Magnetic Resonance Spectroscopy (Mrs) Fannisa Rahma Pradika; Rahardian, Arga Pratama; Utami, Hernastiti Sedya; Fitriana, Lutfatul; Susilowati, Putri
Jurnal Ners Vol. 9 No. 3 (2025): JULI 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v9i3.47221

Abstract

Full Width at Half Maximum (FWHM) merupakan indikator penting dalam Magnetic Resonance Spectroscopy (MRS) karena memengaruhi kualitas spektrum metabolit dan berpengaruh terhadap akurasi kuantifikasi metabolit. Hingga saat ini belum diketahui secara pasti rentang nilai FWHM optimal untuk metode multi voxel. Tujuan penelitian ini menganalisis pengaruh variasi nilai FWHM terhadap spektrum metabolit serta menentukan nilai FWHM optimal untuk memperoleh spektrum dengan kualitas terbaik. Sampel penelitian sebanyak 12 pasien MRS brain menggunakan MRI 1,5T dengan variasi FWHM (10–14 Hz, 15–18 Hz, 20–22 Hz, dan 23–25 Hz). Nilai integral metabolit N-Acetyl Aspartate (NAA), Creatine (Cr), dan Choline (Cho) dianalisis menggunakan uji Shapiro-Wilk, Levene’s test, One-Way ANOVA, dan Kruskal-Wallis. Wawancara terhadap observer untuk mengetahui pengaruh FWHM terhadap spektrum. Hasil menunjukkan bahwa variasi nilai FWHM tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap nilai integral NAA (p = 0,993), Cr (p = 0,399), dan Cho (p = 0,492). Namun, berdasarkan hasil uji statistik deskriptif nilai integral metabolit, rentang FWHM 15–18 Hz memberikan hasil spektrum yang lebih stabil. Meskipun tidak signifikan secara statistik terhadap nilai integral metabolit, rentang FWHM 15–18 Hz direkomendasikan sebagai nilai optimal untuk memperoleh kualitas spektrum terbaik pada MRS multi voxel.
Prosedur Pemeriksaan MRI Lumbal pada Kasus Efusi Pleura Suspek Tuberkulosis Susanto, Fani; Rahardian, Arga Pratama; Utami, Hernastiti Sedya; Mufida, Widya
Jurnal Imejing Diagnostik (JImeD) Vol. 9 No. 1: JANUARY 2023
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jimed.v9i1.9419

Abstract

Background: Clinical vertebral tuberculosis (TB) occurs outside the lungs affecting the spine. It generally infects the spine in the lower thoracic and upper lumbar spine. MRI examination is performed on clinical vertebral TB patients to determine the degree of stress and changes in bone elements in the early stages of the disease. This study aims to analyze the lumbar MRI examination procedure in cases of suspected TB pleural effusion. Methods: This research was qualitative with a case study approach. Data collection was carried out at the Radiology Unit of Premier Bintaro Hospital with the methods of observation, interviews, and documentation. Data processing and analysis were carried out descriptively. Results: Lumbar MRI examination with suspected TB pleural effusion at the Radiology Unit of Premier Bintaro Hospital was not specially prepared, the patient was examined first through the patient checklist to avoid metal materials entering the examination room. Examination using the Non-Contrast Lumbar MRI protocol included of sagittal and coronal T2, sagittal T1, sagittal Short Tau Inverse Recovery (STIR), Myelography, Axial T2, and Axial T1. The results of the examination provided sufficient diagnostic information to indicate a vertebral TB lesion. Conclusions: The procedure for examining lumbar MRI in TB cases with suspected pleural effusion at the Radiology Unit of Premier Bintaro Hospital did not require special preparation, the examination protocol used was to provide TB clinical diagnostic information, the addition of Gadolinium contrast media could be an alternative choice. 
PENGARUH VARIASI WAKTU PUASA PADA PEMERIKSAAN MAGNETIC RESONANCE CHOLANGIOPANCREATOGRAPHY TERHADAP INFORMASI CITRA Putri, Amie Dwi; Rahardian, Arga Pratama
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 2 (2024): JUNI 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i2.26533

Abstract

Pemeriksaan Magnetic Resonance Cholangiopancreatography (MRCP) yang komprehensif harus mampu memberikan Informasi maksimal mengenai saluran hati empedu dan pancreas. Agar terwujud, pasien yang melakukan pemeriksaan tersebut dianjurkan melakukan puasa sebelum menjalani pemeriksaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh variasi waktu puasa terhadap informasi hasil citra pemeriksaan MRCP. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan pendekatan deskriptif. Data diperoleh dari citra hasil pemeriksaan MRCP pada pasien dengan perbedaan variasi waktu puasa. Hasil citra dievaluasi dan dinilai oleh 2 orang responden sesuai dengan instrumen kuesioner yang dibuat oleh peneliti. Hasil penilaian dianalisis secara statistik untuk melihat perbedaan informasi citra antar variasi waktu puasa. Hasil penelitian menunjukan bahwa variasi waktu puasa tidak berpengaruh secara signifikan terhadap informasi citra MRCP anatomi Gall Blader, Csytic Duct, Cammon Bile Duct, dan Intra Hepatic Duct. Pada citra anatomi kandung empedu, tidak ada perbedaan secara signifikan pada variasi waktu puasa 4, 5, dan 6 jam terhadap informasi citra yang dihasilkan. Hal tersebut disebabkan puasa 4, 5, dan 6 jam menyebabkan kandung empedu terisi cairan empedu sehingga sinyal yang dihasilkan tetap tampak hiperintens, puasa dapat mengurangi cairan dalam gastrointentinal. Hal tersebut menunjukan bahwa variasi waktu puasa 4, 5, dan 6 jam memiliki pengaruh yang sama terhadap citra anatomi Cammon Bile Duct. namun direkomendasikan waktu puasa minimal selama 6 jam untuk menghasilkan informasi citra yang optimal.
Analysis Pediatric Brain Anatomy and Motion Artifacts Between T2 TSE And T2 TSE Fast Blade Sagittal MRI 3T Rahmayanti LS, Umi; Utami , Hernastiti Sedya; Rahardian, Arga Pratama; Syafi'ie, Mochamad; Oviyanti, Pradana Nur
Eduvest - Journal of Universal Studies Vol. 5 No. 8 (2025): Eduvest - Journal of Universal Studies
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59188/eduvest.v5i8.50966

Abstract

Pediatric brain MRI is vulnerable to patients’ movement due to discomfort, resulting in anxiety, and may increase artifact susceptibility. Sedation is used to keep them calm during the MRI examination but it does not affect pulsation and flow artifacts. Fast acquisition technique and motion insensitive are required. Routine protocols of T2 sagittal pediatric brain MRI uses TSE sequences, but artifacts often appear on the image. BLADE fast imaging sequences are used with a pulse of MRI sequences, one of which is TSE with T2W. This research compared the image information of T2 TSE and T2 TSE fast BLADE sequences in pediatric brain MRI. It is a quantitative study with an experimental approach. The sample in this study was all pediatric Brain MRI examinations ≤5 years with the use of T2 TSE and T2 TSE fast BLADE sequences as many as 32 patients. Assessment of MRI image information was performed by 3 observers through visual grading analysis of sagittal brain anatomy image information and motion artifact, the data were analyzed using the Wilcoxon signed Rank Test. The results of the p-value statistical test showed that T2 TSE fast BLADE is significantly superior (p < 0.05) compared to T2 TSE in visualizing the overall anatomy and minimizing artifacts, image sharpness, lesion detection and diagnostic reliability of sagittal pediatric brain MRI. The conclusion T2 TSE fast BLADE sequence can be recommended in pediatric brain MRI examination because BLADE can eliminate all motion artifacts and produce optimal image information.