Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENINGKATAN KAPASITAS PENGELOLAAN LABORATORIUM MELALUI PENERAPAN DAN SOSIALISASI GOOD LABORATORY PRACTICES (GLP) DI LABORATORIUM PANGAN UNIVERSITAS SAMUDRA Hadisugelar, Danar; Riza Juanda, Boy; Bahri, Syamsul; Mahdi, Saiful; Safrizal
Jurnal Masyarakat Berdikari dan Berkarya (Mardika) Vol 3 No 1 (2025): Jurnal Masyarakat Berdikari dan Berkarya (MARDIKA)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55377/mardika.v3i1.11595

Abstract

GLP (good laboratory practices) dapat didefinisikan sebagai standar-standar, aturan-aturan, prosedur-prosedur dan praktek kegiatan di Laboratorium. Penerapan GLP secara umum untuk meminimalkan kesalahan dalam kegiatan praktek, penelitian atau analisis. Status laboratorium pangan yang baru memiliki kekurangan seperti prosedur keamanan yang belum optimal, dan kurangnya panduan yang jelas saat berkegiatan di dalam laboratorium sehingga menyulitakan pengguna dalam berkativitas didalamnya. Untuk mengatasi permasalahan ini pengguna laboratorium perlu diperkenalkan dengan panduan berlaboratorium yang baik atau GLP sehingga akan meningkatkan keakuratan hasil pengujian, mengurangi resiko kecelakaan kerja, serta meningkatkan efektifitas dan efisiensi kegitan oprasional di laboratorium. Terdapat peningkatan pemahaman pengguna labortaroium mengenai GLP sebesar 44% berdasarkan hasil survei dan pelaksanaan sosialisai GLP dari 43.3% menjadi 87,3% sehingga diharapkan penerapan prinsip GLP di laboratorium dapat berjalan lebih optimal.
Pengaruh Dosis Pupuk Bioneensis Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max L. Merill) Cindy Tarissa, Adinda; Adnan, Adnan; Riza Juanda, Boy
Agrium Vol 22 No 3 (2025)
Publisher : Faculty of Agriculture, Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/agrium.v22i3.24489

Abstract

Kedelai (Glycine max L. Merill) termasuk tanaman kacang-kacangan sebagai sumber protein nabati yang menjadi produk andalan pada tingkat nasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan interaksi aplikasi pupuk bioneensis dan varietas terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai. Penelitian telah dilaksanakan di desa Asam Peutik, Langsa, Provinsi Aceh pada bulan Oktober 2023-Januari 2024 dengan menggunakan rancangan acak kelompok pola faktorial. Faktor 1pupuk bioneensis (B): B0 = Tanpa pupuk 0,10,20, dan 30 g/tanaman. Faktor II varietas kacang kedelai (V): V1= Wilis, V2= Grobogan, dan V3= Anjasmoro. Parameter pengamatan yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, umur berbunga, jumlah cabang produktif, umur panen, jumlah polong berisi, berat biji. Pemberian pupuk hayati bioneensis 30 g/tanaman merupakan dosis terbaik dan berpengaruh sangat nyata pada tinggi tanaman umur 42 HST. Varietas kedelai berpengaruh sangat nyata pada jumlah cabang produksi dan berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 42 HST, jumlah polong 9,82 kg, berat biji 8,17 g dan biji 0,12 kg. Grobogan merupakan varietas dengan hasil tertinggi dengan parameter jumlah cabang produksi dan tinggi tanaman umur 42 HST, jumlah polong, berat biji dan biji perplot. Interaksi antara pupuk hayati bioneensis dan varietas tanaman kedelai berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman umur 42 HST. Hasil terbaik diperoleh pada varietas Anjasmoro dengan pemberian aplikasi pupuk 30 g.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA BATEE PUTEH MELALUI KETERAMPILAN PENGOLAHAN DENDENG ACEH Adnan, Adnan; Muhammad Zain Basriwijaya, Kiagus; Bahr, Syamsul; Riza Juanda, Boy; Zulhilmi, Zulhilmi
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 8, No 7 (2025): MARTABE : JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v8i7.2684-2690

Abstract

Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan sebagai upaya pemberdayaan keterampilan pengolahan dendeng Aceh untuk untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan memperkenalkan produk olahan daging sapi khas Aceh ke pasar yang lebih luas. Desa Batee Puteh yang berada di Kota Langsa meimiliki potensi peternakan yang cukup besar dan belum bisa dimanfaatkan secara optimal. Kegiatan ini melibatkan wanita peternak dalam proses pembuatan dendeng Aceh sebagai nilai tambah, mulai dari pemilihan daging sapi berkualitas, teknik pengolahan yang tepat, hingga pengemasan yang menarik dan higienis. Diharapkan, melalui pemberdayaan ini, masyarakat Desa Batee Puteh tidak hanya memperoleh keterampilan baru, tetapi juga dapat meningkatkan pendapatan keluarga dengan memasarkan dendeng Aceh ke pasar lokal maupun nasional. Dalam kegiatan ini, penulis bersama mitra yang memfasilitasi waktu dan tempat, sehingga pengabdian yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar. Koordinasi waktu serta tempat pengabdian didiskusikan dengan mitra secara langsung. Hasil dari kegiatan ini adalah terciptanya produk olahan yang berkualitas dan siap dipasarkan, serta peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya inovasi dan nilai tambah dalam pengolahan hasil peternakan.
Pengaruh Ekstrak Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) Terhadap Mortalitas Larva Crocidolomia pavonana F. Pada Tanaman Pakcoy (Brassica rapa L.) Riza Juanda, Boy; Apriani, Rezky; Iswahyudi, Iswahyudi
Agrium Vol 20 No 2 (2023)
Publisher : Faculty of Agriculture, Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/agrium.v20i2.11556

Abstract

Crocidolomia pavonana merupakan hama penting yang merusak tanaman pakcoy. Hama ini dapat menurunkan hasil produksi tanaman. Untuk memperbaiki hasil produksi dibutuhkan pengendalian terhadap hama ini dengan menggunakan insektisida nabati dari daun belimbing wuluh. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui cara pemberian dan konsentrasi ekstrak daun belimbing wuluh terhadap mortalitas larva      C. pavonana pada tanaman pakcoy, serta interaksi antara keduanya. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap Faktorial, yang terdiri dari 2 faktor, yaitu faktor cara pemberian ekstrak daun belimbing wuluh (P) yang terdiri dari 2 taraf yaitu: P1 = Tetes Topikal dan P2 = Celup Pakan serta faktor konsentrasi ekstrak daun belimbing wuluh (K) yang terdiri dari 5 taraf, yaitu:  K0 = Kontrol, K1 = 3,5%, K2 = 5%, K3 = 7,5%, dan K4 = 10%. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa cara pemberian celup pakan dengan konsentrasi ekstrak daun belimbing wuluh 10% mampu menyebabkan mortalitas larva sebesar 100% pada 96 Jam Setelah Aplikasi. Ekstrak daun belimbing wuluh dapat digunakan dalam mengendalikan hama C. pavonana.
Pengaruh Pemberian Jenis Pupuk Organik Dan Jumlah Bibit Perlubang Tanam Terhadap Pertumbuhan Tanaman Serai Wangi (Cymbopogon nardus L) kartini, kartini; Iswahyudi, Iswahyudi; Riza Juanda, Boy
Agrium Vol 20 No 3 (2023)
Publisher : Faculty of Agriculture, Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/agrium.v20i3.12218

Abstract

Tanaman serai wangi merupakan salah satu tanaman yang menghasilkan minyak atsiri dari kelompok Graminae atau rerumputan. Penelitian ini  bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik dan jumlah bibit per lubang tanaman terhadap pertumbuhan tanaman serai wangi serta interaksi antara kedua perlakuan tersebut. Menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah jenis pupuk organik dengan notasi (P) yang terdiri dari 3 taraf yaitu : P1 = kotoran ayam, P2 = kotoran kambing, dan P3 = kotoran sapi. Faktor kedua adalah jumlah bibit per lubang tanam dengan notasi (J) yang terdiri dari 3 taraf yaitu: J1 = 2 bibit/lubang tanam, J2 = 3 bibit/lubang tanam, dan J3 = 4 bibit/lubang tanam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan jenis pupuk organik berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman serai wangi, jumlah daun, dan jumlah anakan. Jumlah bibit per lubang tanam berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah daun, dan jumlah anakan. Interaksi antara jenis pupuk organik dan jumlah bibit per lubang tanam berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah daun, dan jumlah anakan.