Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Analisis Fenomena Penunjukkan Penjabat Kepala Daerah Provinsi Aceh oleh Pemerintah Pusat Iqbal Ahmady; Annisah Putri; Nong Ayu Triyanti Utami Hakim
Journal of Governance and Social Policy Vol 4, No 1 (2023): JUNE 2023
Publisher : Department of Government Studies, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/gaspol.v4i1.31895

Abstract

The phenomenon of the appointment of acting regional heads by the central government to fill the vacancies caused by the postponement of regional elections to the upcoming 2024 simultaneous regional elections has had a serious political impact. This paper will try to look at: First, discuss the problems of appointing acting regional heads related to the mechanism of the appointment process in general from the Indonesian scale and a special analysis of phenomena in Aceh Province. Second, discussing the pros and cons of the phenomenon when serving as a leader who then sees its relevance to the concept of democracy. Then, it will provide an evaluative description of the impacts that may arise so that conclusions and recommendations can be drawn for the running of an effective and efficient government in the future. This research is normative research using qualitative methods with a case study approach. Based on the results of the analysis of the findings with the theory used, the phenomenon of the appointment of acting regional heads by the central government is proven to be contrary to the concepts and principles of democracy, where procedurally the position is obtained through determination not election by the people. The recommendations put forward are that it is necessary to formulate a regulation that specifically regulates this matter and there is a need for the involvement of stakeholders in the regions to create an effective and efficient regional government. Fenomena penunjukan penjabat kepala daerah oleh pemerintah pusat untuk mengisi kekosongan jabatan yang disebabkan oleh penundaan pilkada menuju pilkada serentak 2024 mendatang melahirkan dampak politik yang serius. Tulisan ini akan berusaha melihat: Pertama, membahas problematika pengangkatan penjabat kepala daerah terkait mekanisme proses penunjukannya secara umum dari skala Indonesia dan analisis khusus fenomena di Provinsi Aceh. Kedua, membahas mengenai fenomena pro dan kontra saat menjabat sebagai pemimpin yang kemudian melihat relevansinya dengan konsep demokrasi. Kemudian, memberikan gambaran yang bersifat evaluatif dari dampak yang mungkin muncul, sehingga dapat ditarik sebuah kesimpulan serta rekomendasi untuk jalannya pemerintahan yang efektif dan efisien di masa yang akan datang. Penelitian ini merupakan penelitian normatif yang menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus (case study). Berdasarkan hasil analisis temuan dengan teori yang digunakan, maka fenomena penunjukkan penjabat kepala daerah oleh pemerintah pusat terbukti bertentangan dengan konsep dan prinsip demokrasi, dimana secara prosedur jabatan tersebut diperoleh melalui penetapan bukan pemilihan oleh rakyat. Rekomendasi yang diajukan adalah perlu disusun sebuah regulasi yang secara spesifik mengatur hal tersebut dan perlu adanya keterlibatan stakeholder di daerah agar tercipta pemerintahan daerah yang efektif dan efisien.
Ruang Publik dan Privat: Fenomena Razia Pakaian di Aceh Fadlia, Faradilla; Rahmayani, Dara; Ramadani, Ismar; Putri, Annisah
Intizar Vol 29 No 1 (2023): Intizar
Publisher : Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/intizar.v29i1.14905

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan razia pakaian di Aceh sebagai penerapan Qanun Nomor 11 Tahun 2002. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Informan penelitian berjumlah 7 orang. Pengumpulan data melalui wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan metode analisis deskriptif-kualitatif. Penelitian ini menemukan bahwa pertama, perbedaan perlakuan terhadap pelanggar pengendara sepeda motor dan mobil disebabkan oleh asumsi dari petugas bahwa pengendara sepeda motor berada di ruang publik sementara pengendara mobil dianggap berada di ruang privat. Kedua, razia pakaian dilaksanakan di jalan sebagai sarana sosialisasi aturan syariah. Ketiga, melakukan razia pakaian di jalan raya sebagai upaya mengamankan tubuh perempuan untuk ketertiban sosial dan melindunginya dari tindakan kekerasan di ruang publik. Keempat, aturan dan razia pakaian ini tidak berangkat dari asumsi untuk melindungi harkat dan martabat perempuan melainkan lebih kepada kepentingan politik membangun image pemimpin yang peduli.
Optimalisasi Potensi Gen Z Di Pedesaan Dalam Mengikuti Seleksi CPNS 2024 Ibnu Phonna Nurdin; Dara Fatia; Annisah Putri; Uswatun Nisa; Saleh Sjafei; Riki Yulianda; Devi Intan Chadijah; Rachmat Tullah; Moh. Asri; Susvia Delta Kusdiane; Fasih Vidiastuti Sholihah
Al-Ijtimā': Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5 No 1 (2024): Oktober
Publisher : Lembaga Penelitian, Publikasi Ilmiah dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP3M)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53515/aijpkm.v5i1.150

Abstract

The narrowing of the workplace is one of the reasons for the high unemployment rate in Indonesia. This unemployment is also experienced by Generation Z, who are in the territory of Indonesia in general and the province of Aceh in particular. Therefore, it takes skills and skills for Generation Z to get a job. In addition to being an alternative job, being a civilian apparatus of the state also helps the government to realize the golden generation in 2045 because who will be the PNS at that time many are from Generation Z. There are 3 main activities given during this training: provision of choosing the right formation and instance, provisioning provisions for passing grade CPNS approval, and provision filling answers at the time of the CAT test. These three main activities are the core activities that are mandatory, followed by Generation Z as an initial step for implementing the CPNS test in 2024. The results of this dedication demonstrate that the participants understand the material given. The hope of this activity is that the participants can pass the CPNS test in 2024. 
Optimalisasi Potensi Gen Z Di Pedesaan Dalam Mengikuti Seleksi CPNS 2024 Ibnu Phonna Nurdin; Dara Fatia; Annisah Putri; Uswatun Nisa; Saleh Sjafei; Riki Yulianda; Devi Intan Chadijah; Rachmat Tullah; Moh. Asri; Susvia Delta Kusdiane; Fasih Vidiastuti Sholihah
Al-Ijtimā': Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5 No 1 (2024): Oktober
Publisher : Lembaga Penelitian, Publikasi Ilmiah dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP3M)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53515/aijpkm.v5i1.150

Abstract

The narrowing of the workplace is one of the reasons for the high unemployment rate in Indonesia. This unemployment is also experienced by Generation Z, who are in the territory of Indonesia in general and the province of Aceh in particular. Therefore, it takes skills and skills for Generation Z to get a job. In addition to being an alternative job, being a civilian apparatus of the state also helps the government to realize the golden generation in 2045 because who will be the PNS at that time many are from Generation Z. There are 3 main activities given during this training: provision of choosing the right formation and instance, provisioning provisions for passing grade CPNS approval, and provision filling answers at the time of the CAT test. These three main activities are the core activities that are mandatory, followed by Generation Z as an initial step for implementing the CPNS test in 2024. The results of this dedication demonstrate that the participants understand the material given. The hope of this activity is that the participants can pass the CPNS test in 2024. 
Analisis Kesiapan Pemerintah Aceh Utara dalam Pemindahan Ibukota dari Kota Lhokseumawe ke Lhoksukon Liatul Masyitah; Annisah Putri
Journal of Political Sphere Vol 5, No 1 (2024)
Publisher : Journal of Political Sphere

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jps.v5i1.39607

Abstract

This research evaluates the readiness of the North Aceh Government to face the relocation of the capital from Lhokseumawe to Lhoksukon, focusing on infrastructure, institutions, human resources, and community support. The approach used is the theory of good governance, emphasizing effective and efficient public service in the context of territorial expansion. This study adopts a descriptive analysis method, collecting primary data through interviews with government officials and secondary data through literature and official documents related to the capital relocation. The research results indicate that the North Aceh government has taken initial steps to prepare for the capital relocation. Basic infrastructure such as buildings, roads, water, and electricity is already present in Lhoksukon, although further development is needed to achieve full success. The government has allocated budgets and adopted accountable planning to achieve good governance in this relocation process. Inhibiting factors include budget limitations, the need to establish new government institutions with supporting facilities, and ongoing conflicts among the community that continue to affect the current situation. Abstrak Penelitian ini mengevaluasi kesiapan Pemerintah Aceh Utara dalam menghadapi pemindahan ibukota dari Kota Lhokseumawe ke Lhoksukon, dengan berfokus pada infrastruktur, kelembagaan, sumber daya manusia, dan dukungan masyarakat. Pendekatan yang digunakan adalah teori good governance, yang menekankan pelayanan publik yang efektif dan efisien dalam konteks pemekaran wilayah. Penelitian ini mengadopsi metode analisis deskriptif dengan pengumpulan data primer melalui wawancara pejabat pemerintah dan data sekunder melalui studi literatur dan dokumen resmi yang berkaitan dengan pemindahan ibukota. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa Pemerintah Aceh Utara telah memulai langkah-langkah awal untuk mempersiapkan pemindahan ibukota. Infrastruktur dasar seperti bangunan gedung, jalan, air, dan listrik telah ada di Lhoksukon, meskipun masih memerlukan peningkatan dalam pembangunan untuk mencapai kesuksesan penuh. Pemerintah juga telah mengalokasikan anggaran dan mengadopsi perencanaan yang akuntabel untuk mencapai good governance dalam pemindahan ini. Faktor-faktor penghambat mencakup keterbatasan anggaran, kebutuhan untuk membentuk lembaga-lembaga pemerintahan baru dengan kelengkapan sarana penunjang, serta konflik yang berlanjut antara masyarakat yang masih mempengaruhi situasi saat ini.
Upaya Komisi Independen Pemilihan (KIP) Kota Banda Aceh Dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih Disabilitas Guna Mewujudkan Pemilu yang Inklusif Nurul Asra; Novita Sari; Annisah Putri
Journal of Political Sphere Vol 4, No 2 (2023)
Publisher : Journal of Political Sphere

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jps.v4i2.36819

Abstract

Salah satu indikator keberhasilan pemilu adalah tingkat partisipasi yang tinggi. Dalam pelaksanaan pemilu tentunya mutlak dibutuhkan partisipasi politik dari semua kalangan masyarakat termasuk penyandang disabilitas. Mengacu pada pemilu di Kota Banda Aceh sebelumnya, partisipasi pemilih disabilitas baik secara nasional maupun di Kota Banda Aceh masih terbilang rendah. Indikasi dari permasalahan ini disebabkan karena masih ada TPS yang belum aksesibel serta penyampaian informasi dan edukasi yang belum merata. Oleh karena itu dibutuhkan perhatian khusus dari KIP Kota Banda Aceh untuk meningkatkan partisipasi penyandang disabilitas pada pemilu mendatang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya KIP Kota Banda Aceh dalam meningkatkan partisipasi pemilih disabilitas, serta hambatan dalam meningkatkan partisipasi tersebut. Penelitian ini menggunakan teori Strategi Chandler. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya yang dilakukan KIP Kota Banda Aceh dalam meningkatkan partisipasi pemilih disabilitas yaitu (1). Mendata dan memastikan penyandang disabilitas terdaftar dalam DPT. (2). Memberikan pendidikan politik melalui sosialisasi dan edukasi. (3). Membentuk relawan demokrasi. (4). Membuat Rumah Pintar Pemilu. (5). Meningkatkan kerjasama organisasi dan yayasan peyandang disabilitas Kota Banda Aceh (6). Memastikan ketersediaan aksesibilitas sarana dan prasarana pendukung bagi pemilih disabilitas guna memberikan hak pilihnya. Upaya yang dilakukan sudah sejalan dengan tugas pokok dan fungsi yang diamanatkan Undang-undang dan PKPU. Namun dalam meningkatkan partisipasi disabilitas masih menghadapi hambatan dari sisi apatisme penyandang disabilitas yang tidak mau menggunakan hak pilih, adanya sifat acuh, kurangnya percaya diri baik dari aspek lingkungan maupun psikologis. Kata Kunci : Partisipasi, Upaya KIP, Penyandang Disabilitas
RESHUFFLE KABINET PEMERINTAHAN JOKOWI DAN DILEMA SISTEM PRESIDENSIAL INDONESIA Annisah Putri; Maghfira Faraidiany; Iqbal Ahmady
Journal of Political Sphere Vol 3, No 2 (2022): Vol 3 no 2 (2022)
Publisher : Journal of Political Sphere

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jps.v3i2.30494

Abstract

A cabinet reshuffle is the prerogative of the president and is commonplace in a democracy like Indonesia. Under certain conditions, a cabinet reshuffle is necessary so that the performance of an organization or institution continues to run well. Usually, a cabinet reshuffle is carried out as an alternative effort to improve governance as well as a solution to improve performance constraints that occur within the cabinet. However, the shadows of past trauma cannot be separated, the public still interprets the existence of political interests in the cabinet reshuffle which is associated with the subjective issue of the distribution of political power. Not infrequently, cabinet reshuffles are seen as a means to accommodate power-sharing for coalitions of political parties. This study aims to analyze the phenomenon of cabinet reshuffle by using the concept of the presidential system in Indonesia as its main axis. In this study, the authors use the concept of a presidential regime as an important study to analyze the phenomenon of ministerial reshuffle in Indonesia. This study uses a descriptive qualitative method with secondary data sources. Collecting data using library research methods. Based on the results of a comparison of the opinions of experts and academics, it shows that a cabinet reshuffle is a natural thing, an evaluation step for improvement which is expected to increase the government's effectiveness in overcoming various government problems. country. Ministry policies resulting from the reorganization must also be able to emphasize priority scales to ensure the smooth running of work programs. Monitoring and evaluating the performance of all government agencies is also needed to improve performance in order to increase the accountability of state administration.
Penyediaan Platform Digital dan Pendidikan Politik Pemilih Pemula Demi Suksesi Pemilu 2024 Iqbal Ahmady; Saddam Rassanjani; Annisah Putri
CARADDE: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 7 No. 1 (2024): Agustus
Publisher : Ilin Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31960/caradde.v7i1.2472

Abstract

This activity was carried out to fulfill the political education and community service responsibility before the political year. It was found that similar activities had never been carried out in the specified partners; this was because the institutions authorized to carry out political education activities among novice voters prioritized favorite schools so that vocational schools were rarely visited. This activity aims to raise awareness of the importance of political participation for novice voters to make their contribution meaningful to the country's sustainability. The method used to achieve this target is through providing political education material involving presenters who are experts in their fields. Apart from that, websites and social media are also used. Based on the results of the activities, the provision of digital media platforms is very influential in accommodating the aspirations and ideas of the younger generation. Providing socio-political content can also contribute to increasing feelings of patriotism and defending the country. So, the desire to participate in elections also increases.
Pengaruh Pendidikan Politik terhadap Partisipasi Pemilih Pemula pada Pemilu 2019 di Kota Banda Aceh Najwa, Cut Silmina; Muliawati, Muliawati; Putri, Annisah
Journal of Political Sphere Vol 5, No 2 (2024)
Publisher : Program Studi Ilmu Politik, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jps.v5i2.43290

Abstract

This study investigates the influence of political education on increasing voter participation among first-time voters in Banda Aceh during the 2019 General Election. Political education aims to enhance citizens' political knowledge, particularly among novice voters, and encourage greater political engagement. Using a quantitative research approach, data were collected through structured surveys and analyzed statistically. The findings reveal that political education significantly impacts first-time voters' participation levels. Voters demonstrated increased awareness and understanding of political processes, indicating the effectiveness of political education programs. Results further showed a positive correlation between political education initiatives and first-time voter engagement in decision-making processes. This highlights the need for continuous efforts to improve political education to ensure informed and active participation among young voters.AbstrakPenelitian ini menganalisis pengaruh pendidikan politik terhadap peningkatan partisipasi pemilih pemula pada Pemilu 2019 di Kota Banda Aceh. Pendidikan politik bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan politik masyarakat, khususnya pemilih pemula, guna mendorong keterlibatan yang lebih aktif dalam proses politik. Dengan pendekatan penelitian kuantitatif, data dikumpulkan melalui survei terstruktur dan dianalisis secara statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan politik berpengaruh signifikan terhadap partisipasi pemilih pemula. Para pemilih menunjukkan peningkatan kesadaran dan pemahaman tentang proses politik, yang mencerminkan efektivitas program pendidikan politik. Temuan ini juga menunjukkan adanya korelasi positif antara inisiatif pendidikan politik dengan keterlibatan pemilih pemula dalam proses pengambilan keputusan. Hal ini menegaskan pentingnya upaya berkelanjutan untuk meningkatkan pendidikan politik guna memastikan partisipasi pemilih muda yang terinformasi dan aktif.
Persepsi Masyarakat terhadap Wacana Pemekaran Kabupaten Aceh Besar Mulkan Karima; Ardiansyah; Annisah Putri
Arus Jurnal Sosial dan Humaniora Vol 5 No 1: April (2025)
Publisher : Arden Jaya Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57250/ajsh.v5i1.1090

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana masyarakat memandang wacana pemekaran Kabupaten Aceh Besar. Fokus utama penelitian ini terletak pada persepsi warga di Kecamatan Darul Imarah, Baitussalam, Ingin Jaya, Kuta Baro, dan Peukan Bada, yang memiliki keragaman sosial dan budaya. Wacana pemekaran ini menarik untuk diteliti karena dapat mempengaruhi aspek sosial dan ekonomi di wilayah tersebut. Memahami pandangan masyarakat sangat penting agar langkah-langkah strategis dapat direncanakan untuk menghadapi proses pemekaran. Penelitian ini didukung dengan teori persepsi yang menjelaskan bahwa persepsi merupakan proses kognitif individu dalam menilai dan memahami keadaan di sekitarnya. Di samping itu, pendekatan yang diterapkan dalam penelitian ini adalah metode survei yang termasuk dalam kategori metode kuantitatif. Data dikumpulkan melalui responden di Kecamatan Darul Imarah dan Baitussalam, Kabupaten Aceh Besar.  Dalam menganalisis data, diterapkan metode regresi linear berganda. Temuan penelitian mengungkapkan bahwa mayoritas masyarakat memiliki persepsi positif terhadap wacana pemekaran Kabupaten Aceh Besar. Persamaan regresi yang ditemukan adalah Y = 30,329 + 0,332X, dimana Hal tersebut mengindikasikan bahwa setiap peningkatan satu unit dalam persepsi masyarakat akan mendorong peningkatan pandangan terhadap pemekaran sebesar 0,332 atau setara dengan 33,2%. Temuan ini dapat menjadi pertimbangan bagi pemerintah daerah dalam merancang kebijakan mengenai pemekaran Kabupaten Aceh Besar. Masyarakat memiliki harapan yang tinggi terhadap dampak positif pemekaran, sehingga perlu ada kebijakan yang mengakomodasi keinginan mereka.