Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PRODUKTIVITAS DAN KESEHATAN AYAM BROILER PASCA LARANGAN ANTI GROWTH PROMOTERS DI INDONESIA Sihombing, Dewi Elfrida; Fajri, Aulia Irhamni
VITEK : Bidang Kedokteran Hewan Vol. 14 No. 2 (2024): VITEK-Bidang Kedokteran Hewan
Publisher : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30742/jv.v14i2.307

Abstract

Antibiotic Growth Promoters (AGP) have been used in the broiler industry to improve growth performance. The use of AGPs over a long period of time has led to antibiotic-resistant bacteria. Therefore, the Indonesian government has banned the use of AGPs. This has led to the search for alternative strategies to maintain productivity and the health of broiler chickens. This review aims to examine the productivity and health of broiler chickens following the AGP ban and explore potential alternatives. The ban on AGPs has resulted in decreased productivity and increased mortality in broiler chickens. Several alternatives to AGPs have been proposed, including the use of natural growth promoters and the implementation of strict biosecurity measures. Natural growth promoters, such as plant extracts have shown promising results in improving growth performance and gut health in broiler chickens. The implementation of biosecurity measures can help to prevent and control diseases, thus reducing the need for antibiotics. In conclusion, the ban on AGPs has created challenges for the broiler industry in Indonesia. However, the use of natural growth promoters and the implementation of biosecurity measures offer potential solutions to maintain productivity and the health of broiler chickens.
Pembuatan pupuk kompos dari feses ternak kambing Peranakan Ettawa (PE): Production compost fertilizer from waste of Ettawa Breed (PE) Sihombing, Dewi E.; Kertiyasa, I K. Y.; Kadju, Fransiskus Y. D.; Gusri, Rahmat; Suharto, Prihutomo
IGKOJEI: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2025): IGKOJEI: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/igkojei.v6i1.525

Abstract

ABSTRACT  Processed livestock waste, especially goat manure, has the potential to be managed into organic fertilizer such as compost which can be used to increase environmental support, increase crop production, increase farmer income and reduce the impact of environmental pollution. Implementation of community service is carried out through providing knowledge and direct practice in processing Ettawa Peranakan goat waste. This implementation is directed at increasing competitiveness through increasing the capacity and competence of human resources (HR). Training on making organic fertilizer from goat waste as a replacement or reduction in the use of chemical fertilizers. This activity was carried out at the Technical Implementation Unit (UPT) for Animal Breeding and Animal Feed Production in Sumlili Village, West Kupang District, Kupang Regency. The activity lasted for 1 month and included Compost Fertilizer from PE Goat Feces. This activity was carried out using the Participatory Rural Approach (PRA) approach, which is a method of educating the community through counseling, training, demonstrations/demonstrations (demonstration plots). This activity includes education and composting practices. The results of PKM activities show an increase and understanding of breeders. This increase in understanding of the knowledge and methods of making compost has a positive impact on the management of raising Etwa Peranakan goats and the use of livestock waste into organic fertilizer which has a higher nutritional value, which will result in a higher selling value and is expected to increase income at the UPT.  Keywords: Compost; Feces: Goat; Organic; Waste   ABSTRAK Pengolahaan limbah peternakan khususnya kotoran ternak kambing memiliki potensi untuk dikelola menjadi pupuk organik seperti kompos yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan dukung lingkungan, meningkatkan produksi tanaman, meninkatakan pendapatan peternak dan mengurangi dampak pemcemaran lingkungan. Pelaksananan pengabdian Kepada Masyarakat dilakukan melalui pemberian ilmu pengetahuan dan praktik langsung dalam pengelohan limbah kotoran ternak kambing Peranakan Etawa. Pelaksanan ini diarahkan untuk peningkatakn daya saing  melalui peningkatan kapasitas dan kelambagaan Sumber daya manusia (SDM). Pelatihan Pembuatan pupuk organik dari limbah kotoran ternak kambing sebagai pengganti ataupun pengurangan penggunaan pupuk kimia. Kegiatan ini dilaksanakan di Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Pembibitan Ternak dan Produksi Pakan Ternak di Desa Sumlili, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang. Kegiatan berlangsung selama 1 bulan  mencakup Pupuk Kompos dari Feses Ternak Kambing PE. Kegiatan ini dilakukan menggunakan metode pendekatan Participatory Rural Approach (PRA) yaitu suatu metode pendidikan kepada masyarakat melalui penyuluhan, pelatihan, demontrasi/ percontohan (demplot). Kegaitan ini mencakup penyuluhan dan praktik pembuatan kompos. Hasil kegiatan PKm menunjukan adanya peningkatan dan pemahaman peternak. Peningakatan pada pemahaman terhadap pengatahuan dan cara pembuatan kompos ini berdapak positif terhadap manajemen pemeliharan ternak kambing Peranakan Etwa dan pemanfaatan limbah peternakan menjadi pupuk organik yang memiliki nilai nutrisi lebih tinggi sehingga akan membuat nilai jual lebih tinggi sehingga diharapkan mampu meningkatkan pendapatan di UPT. Kata kunci: Feses; Kambing; Kompos: Limbah; Organik
EDUKASI KEBERSIHAN LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN POSTER DI SDN KOMODO INERIE LASIANA Sukmawati; Erry Ersani; Dewi Elfrida Sihombing; I Kadek Yoga Kertiyasa
BHAKTI NAGORI (Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat) Vol. 4 No. 2 (2024): BHAKTI NAGORI (Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat) Desember 2024
Publisher : LPPM UNIKS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36378/bhakti_nagori.v4i2.3896

Abstract

Edukasi kebersihan pada siswa merupakan aspek penting dalam menciptakan generasi yang sehat dan sadar akan pentingnya menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Edukasi kebersihan pada siswa harus dilakukan secara komprehensif dan berkelanjutan, dengan melibatkan berbagai metode dan media untuk mencapai hasil yang optimal. Edukasi kebersihan melalui media poster merupakan salah satu metode yang efektif dalam meningkatkan kesadaran siswa tentang pentingnya lingkungan yang bersih. Edukasi kebersihan lingkungan dapat dilakukan sejak jenjang pendidikan sekolah dasar (SD) untukm membentuk karakter siswa. Selain itu, tujuan edukasi kebersihan lingkungan untuk membentuk kesadaran terhadap kepedulian lingkungan sekitar. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan pada 20 Novemnber 2024 di SD Negeri Inerie, Kecamatan Lasiana, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Kegiatan edukasi kebersihan lingkungan dilakukan melalui poster dengan metode ceramah dan tanya jawab dengan peserta didik.
Ensuring Food Safety in Indonesia’s Beef Industry: Strengthening the Halal Assurance System, Veterinary Control Number (NKV), and Hazard Analysis Critical Control Point HACCP Implementation Fajri, Aulia Irhamni; Sihombing, Dewi Elfrida
Jurnal Teknologi Hasil Peternakan Vol 6, No 1 (2025): Maret
Publisher : Unpad Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jthp.v6i1.61708

Abstract

Indonesia’s beef industry encounters significant food safety challenges, primarily due to a high dependency on imported beef (43% of total supply) and the fragmented enforcement of domestic safety regulations (BPS, 2023). Three key quality assurance systems address these issues: the Halal Assurance System (HAS), the Veterinary Control Number (NKV), and the Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP). HAS, mandated by Law No. 33 of 2014, ensures compliance with Islamic dietary laws. NKV, regulated by Government Regulation No. 95 of 2012, certifies hygiene and sanitation standards in meat processing. Based on SNI and Codex Alimentarius guidelines, HACCP enhances food safety by identifying and controlling hazards. This study employs a systematic literature review to analyze implementation, challenges, and potential improvements. Findings indicate that small and medium slaughterhouses (RPH) face financial and technical barriers in obtaining NKV and HACCP certification. Limited awareness and inconsistent enforcement further hinder compliance. Strengthening these systems requires government intervention, industry collaboration, and training programs. NKV is a prerequisite for HACCP, while HACCP reinforces HAS and NKV compliance. Integrating these frameworks is essential for enhancing food safety, increasing consumer trust, and boosting Indonesia's competitiveness in domestic and international markets.
Manajemen Kesehatan Ternak Kambing PE di UPTD Pembibitan Ternak dan Produksi Pakan, Sumlili, Kabupaten Kupang Suharto, Prihutomo; Gusri, Rahmat; Sihombing, Dewi E.; Kertiyasa, I Kadek Y.; Tae, Agustina V.; Lestari, Anastasia K. D.
Peternakan Abdi Masyarakat (PETAMAS) Vol 4, No 2 (2024): Vol 4, No 2 (2024): Volume 4, Nomor 2, Desember 2024
Publisher : Departemen of Animal Science, Agriculture Faculty, Syiah Kuala University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/petamas.v4i2.42469

Abstract

Manajemen kesehatan ternak memiliki peran penting dalam meningkatkan produktivitas kambing Peranakan Ettawa (PE), terutama dalam produksi susu dan daging. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini bertujuan untuk menganalisis dampak penerapan manajemen kesehatan yang terintegrasi terhadap produktivitas kambing PE di UPT Pembibitan Ternak dan Produksi Pakan, Desa Sumlili, Kupang Barat, Kabupaten Kupang, NTT. Solusi yang diterapkan meliputi pengobatan kambing yang menderita scabies dan mastitis, pemberian pakan konsentrat sesuai kebutuhan nutrisi, serta penerapan manajemen kesehatan yang lebih baik. Faktor penentu keberhasilan mencakup pemberian obat dan vitamin secara teratur, penerapan biosekuriti, dan pengelolaan pakan yang efisien. Kendati demikian, hambatan seperti akses teknologi yang terbatas dan tingginya biaya operasional menjadi tantangan utama bagi peternak dalam mengadopsi sistem ini secara menyeluruh. Untuk mengatasi hal ini, program PKM merekomendasikan peningkatan penyuluhan serta dukungan dari pemerintah dan lembaga terkait. Dengan kolaborasi berbagai pihak, diharapkan penerapan manajemen kesehatan dapat meningkatkan produktivitas kambing PE, mendukung ketahanan pangan, dan memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi peternak di pedesaan.
Keamanan Mikrobiologi Daging Sapi: Analisis Total Plate Count (TPC) di Rumah Potong Hewan Berbagai Wilayah Indonesia: Microbiological Safety of Beef: TPC-Based Assessment in Slaughterhouses across Indonesia Fajri, Aulia Irhamni; Suhaima, Nurafi Razna; Sihombing, Dewi Elfrida; Arifin, Muhamad; Fatimah, Ai Imas Faidoh; Trianawati, Mrr Lukie
Jurnal Ilmiah Peternakan Halu Oleo Vol. 7 No. 3 (2025): JIPHO (Jurnal Ilmiah Peternakan Halu Oleo)
Publisher : Jurusan Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56625/jipho.v7i3.267

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengevaluasi kualitas mikrobiologi daging sapi berdasarkan analisis Total Plate Count (TPC) dari berbagai Rumah Potong Hewan (RPH) di sejumlah wilayah Indonesia, serta menilai kesesuaiannya dengan batas maksimum cemaran mikrobiologi berdasarkan SNI 9159:2023 tentang pangan asal hewan. Data TPC digunakan sebagai indikator untuk menentukan tingkat keamanan mikrobiologi daging yang beredar. Hasil menunjukkan bahwa 78% sampel daging memenuhi standar SNI, mengindikasikan mutu yang aman untuk dikonsumsi. Namun, 22% sampel melebihi batas maksimum yang ditetapkan, dengan nilai TPC tinggi terutama ditemukan pada proses pemotongan yang dilakukan di luar area resmi RPH. Tingkat kepatuhan tertinggi (100%) dicapai oleh provinsi seperti Bali, Jawa Tengah, Lampung, Sulawesi Selatan, dan Maluku Utara, sementara Nusa Tenggara Timur menunjukkan kepatuhan terendah sebesar 36,67%. Temuan ini menegaskan perlunya penguatan pengawasan mutu daging serta penerapan praktik sanitasi yang konsisten di seluruh lini rantai pasok. Penguatan Good Manufacturing Practices (GMP) dan Standard Sanitation Operating Procedures (SSOP) secara menyeluruh menjadi kunci dalam menjaga keamanan dan mutu daging sapi di Indonesia.
Penggunaan Kulit Buah Naga Terfermentasi sebagai Feed Additive Terhadap Performa Burung Puyuh Umur 21-24 Minggu: Use of Fermented Dragon Fruit Peel as Feed Additive on Quail Performance Aged 21-24 Weeks Kertiyasa, I Kadek Yoga; Ningsih, Ni Wayan Ayu; Sihombing, Dewi Elfrida; Suharto, Prihutomo; Gusri, Rahmat
Jurnal Ilmiah Peternakan Halu Oleo Vol. 7 No. 3 (2025): JIPHO (Jurnal Ilmiah Peternakan Halu Oleo)
Publisher : Jurusan Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56625/jipho.v7i3.286

Abstract

Performa produksi  ternak puyuh dipengaruhi oleh pakan . Penggunaan Antibiotic Growth Promotor pada pakan saat ini sudah dilarang sehingga perlu dicari bahan alternative pengganti (AGP). Antibiotic Growth Promoter (AGP) menyebabkan penurunan produktivitas ternak sehingga perlu adanya penambahan  feed addtive  alami  dari tanaman ataupun hasil  ikutan  pertanian.Buah naga (Hylocereus polyrhizuz) menghasilkan limbah berupa kulit yang bisa dijadikan sebagai feed addtive alami pengganti AGP . Kulit buah naga difermentasi dan dihaluskan menjadi jus. Penambahan fermentasi jus kulit buah naga  melaui  air minum yang di berikan pada ternak burung puyuh. Penelitian bertujuan untuk menganalisa  potensi kulit buah naga sebagai feed adidtive. Penelitian menggunakan burung puyuh umur 21-24 minggu. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan dengan kontrol (P1), Penambahan jus kulit buah naga terfermentasi 4% (P2) dan penambahan jus kulit buah naga terfermentasi 6% (P3). Data penelitian dianalisis menggunakan Analisis of Variance (ANOVA) dan  uji lanjutan duncan. Hasil penelitian menunjukan pemberian jus kulit buah naga terfermentasi tidak berpengaruh nyata (P>0.05) terhadap konsumsi air minum, konsumsi pakan, Feed Conversion Rasio (FCR), dan produksi telur harian tetapi berpengaruh nyata pada berat telur. Penambahan jus kulit buah naga terfermentasi pada air minum  4% dan 6% tidak dapat meningkatkan konsumsi air minum, konsumsi ransum, Feed Consersion Rasio (FCR), produksi telur harian tetapi dapat meningkatkan berat telur.
Keamanan Mikrobiologi Aneka Daging dan Olahan di Kota Kupang: Sebuah Review: Microbiological Safety of Various Meats and Products in Kupang City: A Review Sihombing, Dewi Elfrida; Kertiyasa, I Kadek Yoga; Gusri, Rahmat; Suharto, Prihutomo; Manihuruk, Fitry M
Jurnal Ilmiah Peternakan Halu Oleo Vol. 7 No. 3 (2025): JIPHO (Jurnal Ilmiah Peternakan Halu Oleo)
Publisher : Jurusan Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56625/jipho.v7i3.319

Abstract

Keamanan mikrobiologi dalam pengolahan dan penyimpanan daging sangat penting untuk mencegah risiko kesehatan yang mungkin disebabkan oleh kontaminasi mikroorganisme patogen. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas mikrobiologi daging dan produk olahan daging yang beredar di Kota Kupang. Metode penelitian yang digunakan adalah literatur review. Peubah yang diamati meliputi Total Plate Count, Escherichia coli, Salmonella spp., dan coliform. Penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas mikrobiologi daging dan olahannya tidak memenuhi syarat. Prevelensi kontaminasi bakteri Escherichia coli cukup tinggi pada daging dan olahannya. Keberadaan bakteri Escherichia coli berkaitan erat dengan penyakit diare yang menempati posisi pertama di Kota Kupang. Artikel ini juga menyoroti kondisi RPH, pasar dan kualitas air yang berkontribusi pada kualitas mikrobiologi daging dan olahannya di Kota Kupang.