Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Analisis Sensitivitas Model Epidemik Seir pada Penyebaran Penyakit dengan Karantina Hardianti, Wiwik Tri
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 6 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i6.16516

Abstract

Model epidemik dalam matematika adalah representasi matematis yang digunakan untuk menggambarkan dan menganalisis penyebaran penyakit infeksi dalam populasi. Penelitian ini membahas tentang penyebaran penyakit menggunakan model SEIR dengan karantina (Q) yang dikembangkan oleh Youssef et al. (2022). Model dianalisis dengan menentukan titik tetap, bilangan reproduksi dasar. Selanjutnya dilakukan analisis sensitivitas untuk menentukan seberapa besar pengaruh perubahan nilai parameter terhadap dinamika penyebaran penyakit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa parameter yang dapat dikontrol dan mempunyai pengaruh yang signifikan adalah laju penularan dan laju karantina. Peningkatan laju penularan menyebabkan peningkatan penyebaran penyakit, sedangkan peningkatan laju karantina menyebabkan penurunan penyebaran penyakit.
Analisis Model Epidemik Stokastik SEIQR dengan Rantai Markov Waktu Kontinu Hardianti, Wiwik Tri
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 4 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i4.11023

Abstract

Model epidemik adalah model matematika yang digunakan untuk menentukan perilaku penyebaran penyakit menular. Terdapat beberapa model epidemik, salah satunya adalah model SEIQR (Susceptible, Exposed, Infected, Quarantined, Recovered). Penelitian ini membahas mengenai model SEIQR secara stokastik dengan pendekatan rantai Markov waktu kontinu (CTMC) untuk memperoleh peluang transisi, bilangan reproduksi dasar , nilai harapan banyaknya individu terinfeksi dan peluang wabah. Selanjutnya dilakukan simulasi model stokastik SEIQR untuk menentukan penyebaran penyakit Covid-19. Simulasi dilakukan untuk mengetahui pengaruh peningkatan laju penularan penyakit Covid-19.  Nilai peluang wabah lebih besar dari 0, jika . Nilai , , dan waktu bebas penyakit akan meningkat jika laju penularan penyakit meningkat.
PERAN KEILMUAN STUDI AGAMA-AGAMA DALAM MENANGATASI KETEGANGAN AGAMA DENGAN MODERASI BERAGAMA Annisa, Tri Indah; Ananda, Wiga; Anggraini, Daz Vholasky; Azizah, Nur; Hardianti, Wiwik Tri
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran Vol. 7 No. 1 (2024): Volume 7 No 1 Tahun 2024
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v7i1.25819

Abstract

Studi agama-agama hadir sebagai bentuk kegiatan moderasi beragama. kenapa tidak? Karena dalam keilmuan studi agama-agama diajarkan bukan hanya saja belajar secara teori melaikan sebuah praktik. Maksudnya mahasiswa jurusan studi agama-agama dibekali pengetahuan agama-agama sehingga mereka mengetahui segala seluk beluk agama dari sejarah, praktik keagamaannya hingga hakikat ajarannya. Ini merupakan sebuah Langkah menemukan titik temu agama-agama untuk saling mengenal sehingga terciptanya saling menghormati, menghargai dari segala perbedaan-perbedaan yang ada. Karena konflik kegamaan terjadi sering ditemui karena kurangnya asupan informasi bahkan pengetahuan kita tentang agama-agama orang lain sehingga sulit untuk menerima perbedaan-perbedaan yang ada. Lalu kajian praktik yang didapatkan oleh mahasiswa jurusan studi agama-agama adalah dengan melakukan kegiatan lapangan untuk mengunjungi rumah ibadah penganut agama lain dengan melakukan dialog lintas iman untuk mengetahui secara langsung agama diluar dirinya. Tujuannya apa? Salah satu tujuan yang didapat adalah untuk memperkuat pemahaman yang didapat di dalam perkulihan tentang kesadaran dan pentingnya menjalin kerukunan dan persaudaraan di masyakat. Dalam kegiatan ini mahasiswa lagsung bertemu tokoh agama dari agama yang dikunjungi. Mereka bisa berdialog secara mendalam yang mereka ingin ketahui dari agama yang mereka kunjungi. Ini merupakan sebuah Langkah positif sebagai upaya membangun kerukunan antar agama untuk menciptakan perdamaian dan menangulangi krisis kemanusiaan.
Sensitivity Analysis of SEIRS Model with Quarantine on the Spread of Covid-19 Hardianti, Wiwik Tri; Sumarno, Hadi; Sianturi, Paian
JTAM (Jurnal Teori dan Aplikasi Matematika) Vol 6, No 4 (2022): October
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jtam.v6i4.9627

Abstract

Since the Covid-19 pandemic, various mathematical models have been developed to describe its spread using the compartment model. The purpose of this research was to construct a new model of Covid-19. This formulated model is an application of SEIRS epidemic model by Zhang & Teng (2007) and a modification of the Covid-19 model by Chatterjee et al. (2020) by adding variations of quarantine. The model is analyzed by determining the disease-free fixed point and basic reproduction number 〖(R〗_0) through the next generation matrix method. The next step is to analyze the sensitivity to find out the parameters that have the most influence on the spread of Covid-19. The disease will not spread in the population if the value of R_0<1, while the disease will spread if the value of R_0>1. The result of the sensitivity analysis stated the parameters that can be controlled and have the most significant effect, respectively, are the transmission rate from symptomatic infected individuals (β_2 ),transmission rates from asymptomatic infected individuals (β_1 ), quarantine rates for symptomatic infected individuals (θ_3), and quarantine rates for asymptomatic infected individuals (θ_2). Parameters β_2 and β_1 have a negative index, while θ_3 and θ_2 have a negative index. It means decreasing the transmission rate from infected individuals and increasing the quarantine rate for infected individuals can decrease the spread of Covid-19. Therefore there will not be an outbreak in the long term.