Syarif Hasyim, Muhammad
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

AKAD NIKAH ULANG SEBAGAI RITUAL MEMPEROLEHKETURUNAN DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM (STUDIKASUS PADA PASANGAN SUAMI ISTRI DI DESATINGGEDE KEC. MARAWOLA KAB. SIGI) Rizal, Moh; Syarif Hasyim, Muhammad; Nurkhaerah, Sitti
Familia: Jurnal Hukum Keluarga Vol. 1 No. 1 (2020)
Publisher : Program Studi Hukum Keluarga Fakultas Syariah UIN Datokarama Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24239/a73dxn91

Abstract

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah disebutkan, maka akad nikah ulang sebagai ritual memperoleh keturunan dalam tinjauan hukum Islam, studi kasus pada pasangan suami istri di Desa Tinggede Kec. Marawola Kab. Sigi, maka memperoleh beberapa tujuan dari penelitian ini, yakni menjelaskan dan mendeskripsikan bagaimana proses akad nikah ulang pada pasangan di Desa Tinggede Kec.Marawola, Kab. Sigi sebagai ritual memperoleh keturunan dan bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap akad nikah ulang pada pasangan di Desa Tinggede Kec.Marawola, Kab. Sigi sebagai ritual memperoleh keturunan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan lebih menekankan pada keteragan hasil temuan yang terjadi di lapangan, agar data tersebut dapat di sajikan secara aktual, maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik pengumpulan data lapangan (field research). Teknik pengumpulan data yang dimaksud adalah mengumpulkan sejumlah data secara langsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pelaksanaan akad nikah yang terjadi pada asangan di Desa Tinggede adalah sebagai berikut pertama adanya alasan yang mendasari dan kedua halal dan haram akad nikah ulang dilihat dari segi atau maksud yang melatarbelakangi dilakukannya prosesi akad nikah ulang. Sehingga dalam Agama Islam, kaca mata syariat Islam memandang hal ini sebagai suatu keharaman karena adanya keturunan dalam sebuah keluarga, murni pemeberian dari Allah swt. Manusia hanya bisa berikhtiar, mencari sebab yang diizinkan oleh syariat untuk mendapatkannya.
PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP ADATMOPOPENE’E DALAM PERKAWINAN SUKU LAUJE DIDESA LOMBOK KECAMATAN TINOMBOKABUPATEN PARIGI MOUTONG Nuratika; Syarif Hasyim, Muhammad; Hamiyuddin
Familia: Jurnal Hukum Keluarga Vol. 1 No. 1 (2020)
Publisher : Program Studi Hukum Keluarga Fakultas Syariah UIN Datokarama Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.658 KB) | DOI: 10.24239/6aqazz96

Abstract

Pelaksanaan adat yang berlaku di lingkungan masyarakat Lauje bertujuan untuk menjunjung tradisi yang secara turun temurun dilaksanakan sebagai simbol kehormatan dan tata krama masyarakat suku Lauje dalam menerima tamu. Kemudian tujuan lain dalam pelaksanaan adat ini adalah untuk menghindarkan rumah tangga kedua mempelai dari hal-hal negatif yang apabila adat ini tidak dilaksanakan. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menjelaskan sistem pelaksanaan adat Mopopene’e dalam perkawinan suku Lauje di desa Lombok Kecamatan Tinombo Kabupaten Parigi Moutong dan bagaimana tujuan hukum Islam terhadap pelaksanaan adat Mopopene’e tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan mendeskripsikan penelitian lapangan. Dalam tekhnik pengumpulan data penulis menggunakan metode observasi dan melakukan wawancara langsung kepada informan. Hasil penelitian ditemukan bahwa pelaksanaan adat Mopopene’e yang selama ini dilaksanakan oleh masyarakat suku Lauje merupakan tradisi yang baik. Adapun mengenai pemahaman masyarakat mengenai dampak buruk yang akan muncul dikemudian hari apabila tidak dilaksanakan adat tersebut menurut penulis hanya sebatas mitos yang kebetulan terjadi dan apabila tidak dilaksanakan tidak berdampak apapun dikemudian hari karena tidak ada kekuasaan yang melebihi kekuasaan sang pencipta yaitu Allah swt.
PEMINANGAN DALAM ADAT SUKU TAJIO DI DESA SINEYKECAMATAN TINOMBO SELATAN KABUPATEN PARIGIMOUTONG DALAM PRESPEKTIF HUKUM ISLAM Ajirna, Sri; Syarif Hasyim, Muhammad; Raden , Sahran
Familia: Jurnal Hukum Keluarga Vol. 1 No. 1 (2020)
Publisher : Program Studi Hukum Keluarga Fakultas Syariah UIN Datokarama Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.323 KB) | DOI: 10.24239/e8a9pc76.5

Abstract

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi, verifikasi guna mendapatkan data yang benar-benar valid dan dapat di pertanggungjawabkan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peminangan dalam adat Suku Tajio di Desa Siney Kecamatan Tinombo Selatan Kabupaten Parigi Moutong yaitu membuka tajalang membuka jalan yakni si laki-laki akan memberi tahukan keinginannya untuk meminang si perempuan tapi dengan kata sindiran, kemudian Nalolo Tevulang Nombosi yaitu mencari hari atau bulan yang baik untuk bertemu keluarga si perempuan yang ingin dipinangnya, tahapan selanjutnya membuka tejarita pertama yaitu pihak laki-laki datang kerumahnya si perempuan untuk membicarakan lebih jauh rencana perjodohan dan prose peminangan yang terakhit adalah tevea nelili yaitu menaburkan beras kuning kepada keluarga pihak laki-laki pertanda bahwa pihak keluarga perempuan telah resmi menerima pinangan pihak laki-laki dan pandangan hukum Islam terhadap peminangan dalam adat Suku Tajio di Desa Siney Kecamatan Tinombo Selatan Kabupaten Parigi Moutong adalah tidak bertentangan dengan Hukum Islam bahkan sesuai dengan Hukum Islam karena peminangan dalam adat Suku Tajio di Desa Siney Kecamatan Tinombo Selatan Kabupaten Parigi Moutong mengandung unsur keimanan, unsur ibadah dan mengandung mengandung unsur akhlakul karimah.
EFEKTIFITAS KURSUS CALON PENGANTIN (SUSCATIN) TERHADAP PEMBINAAN KETAHANAN RUMAH TANGGA Nurkhaerah, Sitti; Syarif Hasyim, Muhammad; Tenriabeng Mursyid, Besse
Familia: Jurnal Hukum Keluarga Vol. 5 No. 2 (2024)
Publisher : Program Studi Hukum Keluarga Fakultas Syariah UIN Datokarama Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24239/familia.v5i2.230

Abstract

Pemberian bimbingan dan pembinaan sebelum menikah kepada kedua calon pengantin bermaksud untuk membangun motivasi yang tepat sangat penting untuk mempertahankan pernikahan. Tercatat sebanyak 3.759 jumlah perkara perceraian yang ditangani oleh Pengadilan Agama Kota Palu Kelas 1a sejak tahun 2019 hingga 2021, melihat fenomena tingginya angka perceraian tersebut menjadikan program SUSCATIN menjadi salah satu solusi dari pemerintah yang diamanatkan didalam regulasi Peraturan Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama No. DJ. II/491 Tahun 2009 dan Peraturan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam No. DJ.II/542 Tahun 2013 yang kemudian di perbaharui melalui Peraturan Menteri Agama Nomor 18 Tahun 2019 tentang bimbingan Pra Nikah. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Yuridis Empiris dengan pendekatan Sosiolojical dan perundang-undangan. Hasil penelitian menjelaskan bahwa pelaksanaan kursus yang diselenggarakan melalui pemberian materi, narasumber, penjadwalan, serta prosedur pelaksanaan. Mengenai efektifitas program dan pelaksanaan kursus calon pengantin belum maksimal secara regulasi jika dikaji secara struktur, subtansi dan budaya hukum. Kebiasaan lama yang masih melekat, hingga kondisi sosial yang tidak memungkinkan dilaksanakannya SUSCATIN yang mempengaruhi budaya hukum. Kesimpulan penelitian yakni keberadaan SUSCATIN seharusnya menjadi perhatian bagi kehidupan masyarakat terutama dalam membina keluarga sebelum menikah dan tidak ada lagi anggapan bahwa SUSCATIN hanya bermuatan nasehat secara umum.
Acculturation of Islamic Law and Local Culture in Marriage Customs of the Buol People: An Anthropological Perspective Sumarno, Eko; Marzuki, Marzuki; Syarif Hasyim, Muhammad
INTERNATIONAL JOURNAL OF CONTEMPORARY ISLAMIC LAW AND SOCIETY Vol 5 No 1 (2023)
Publisher : State Islamic University Datokarama Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24239/ijcils.Vol5.Iss1.60

Abstract

The objective of this study is to examine acculturation of Islamic Law and Local culture in the Marriage Customs of the Buol People: This study examined two problems. First, how is the process of acculturation? Second, what acculturation occurs between Islamic law and local culture in the marriage customs of the Buol people?. This study used qualitative method with an empirical sociological legal research analysis approach. Data was gathered through in-depth interviews, direct observation, and participant observation, and physical equipment. The results of the study show that the process of acculturation occurs through power or politics, through trade, education, or da'wah and the arts, as well as through marriage and migration. Acculturation also occurs at every stage of the implementation of marriage customs among the Buol people, including through Mongolyokap, Molyako nikah or marraige proposal, Motanduan moposakis or determination and witnesses, Mopake bolre or decorating the bride's house, Mogundud nikah or delivering the requested property, Moponika or reading of Ijab Qabul (Islamic marriage contract), Monobvuwunggag or invalidating wudhu, Mongoliayondigi, Mopoalyom/Mogolya mongaano or wedding reception, Mosalyamat or small post-wedding party, and Mogolya mopolyong or sleeping at the groom's house. The forms of acculturation are substitution or addition of cultural elements, syncretism or an amalgamation of cultural factors, addition or combination of cultural elements, and deculturation or replacement of cultural aspects.