Gender differences in the family are often a source of problems when roles and responsibilities are not understood or agreed upon fairly. The purpose of this study is to explore the multicultural counseling that exists within the Cypress family in addressing gender differences. This study employs qualitative description research, grounded in library research methods, as a means of assessing and offering ideas in cross-cultural counseling and field research to identify cultural issues. The result of this study is that there is no gender gap; men and women have the same tasks in this world. In the film "Keluarga Cemara", Emak, Euis, and Ara are described as graceful, subtle, and obedient figures. Meanwhile, the character of Emak plays the role of a housewife who has the same rights as men, namely, working hard and earning a living. So that men and women have the same opportunities in making life choices, depending on their social and economic circumstances. With this, the author selects several scenes, dialogues, and body language to describe the gender role that will be criticized. Perbedaan gender dalam keluarga sering menjadi sumber masalah ketika peran dan tanggung jawab tidak dipahami atau disepakati secara adil. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui konseling multi budaya yang ada di dalam keluarga cemara dalam mengatasi perbedaan gender. Penelitian ini menggunakan penelitian deskripsi kualitatif, berdasarkan metode penelitian library research sebagai assessmen dalam menenawarkan ide dalam konseling lintas budaya dan field research dalam menemukan masalah budaya. Hasil dari penelitian ini ialah tidak ada kesenjangan gender, antara laki-laki dan perempuan memiliki tugas yang sama di dunia ini. Dalam film “Keluarga Cemara” yaitu Emak, Euis, dan Ara di deskripsikan sebagai sosok yang Anggun, halus, penurut. Sedangangkan tokoh Emak berperan sebagai ibu rumah tangga yang memiliki hak yang sama seperti laki-laki yaitu bekerja keras dan mencari nafkah. Sehingga laki-laki maupun Perempuan memiliki kedudukan yang sama dalam menentukan pilihan hidup, tergantung keadaan sosial maupun pergaulan. Dengan ini penulis mengambil beberapa adegan, dialog, dan Bahasa tubuh sehingga dapat menggambarkan peran gender yang akan dikritisi.