Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Hubungan Antara Usia Ibu Dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini Di Rumah Sakit Artha Bunda Kabupaten Lampung Tengah Arum, Arum; Budiarta, I Nengah; Shariff, Fonda Octarianingsih; Jhonet, Aswan
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 11, No 9 (2024): Volume 11 Nomor 9
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v11i9.15596

Abstract

Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah selaput korioamnion mengalami pecah sebelum terjadinya persalinan. Biasanya, selaput ketuban pecah selama persalinan. Salah satu faktor risiko yang terkait dengan kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD) yaitu faktor usia. Usia sangat mempengaruhi perkembangan reproduksi pada wanita. Di Indonesia, sesuai dengan anjuran dari kementerian kesehatan untuk hamil di usia 20-35 tahun. Studi ini bertujuan untuk menentukan apakah ada hubungan antara usia ibu dengan kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD) di Rumah Sakit Artha Bunda kabupaten Lampung Tengah tahun 2023. Metode analitik deskriptif secara retrospektif dengan pendekatan cross-sectional digunakan dalam penelitiaan ini. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling. Populasinya seluruh ibu bersalin sebanyak 143 orang dan jumlah sampel sebanyak 105 orang. Analisa menggunakan uji chi-square. Hasil menunjukkan adanya korelasi antara usia pada ibu dengan KPD didapatkan p-value=0,001 (p<0,05) dan odds ratio (OR) sebesar 6.205.
PENCEGAHAN RADIKALISME MELALUI PENGUATAN KESADARAN HUKUM MASYARAKAT : REFLEKSI ASAS KEPATUTAN DALAM PERIKATAN KEPERDATAAN Dian Cahayani; Arum, Arum; Mursito, Mursito; Adit, Adit
J-ABDI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 4 No. 4: September 2024
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Radikalisme masih menjadi ancaman laten bagi ketahanan sosial masyarakat Indonesia, terutama di wilayah-wilayah dengan tingkat literasi hukum yang rendah. Salah satu strategi preventif yang dapat ditempuh adalah melalui pendekatan edukatif berbasis kesadaran hukum. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai hukum, khususnya asas kepatutan dalam perikatan keperdataan, sebagai refleksi dari pentingnya membangun relasi sosial yang sehat, wajar, dan bertanggung jawab. Kegiatan ini dilaksanakan melalui penyuluhan hukum interaktif yang melibatkan warga desa sebagai peserta aktif, dengan pendekatan dialogis yang kontekstual dan aplikatif. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjalankan prinsip-prinsip hukum tidak hanya dalam konteks kontrak, tetapi juga dalam kehidupan sosial sehari-hari. Dengan menanamkan nilai kepatutan sebagai asas hukum yang hidup, masyarakat menjadi lebih mampu menangkal paham-paham intoleran dan menjaga kohesi sosial berdasarkan asas saling menghormati dan keadilan.
Konseling Multi Budaya dalam Mengatasi Perbedaan Gender pada Film “Keluarga Cemara” Faizah, Naila; Arum, Arum
Assertive: Islamic Counseling Journal Vol. 4 No. 1 (2025): Assertive: Islamic Counseling Journal | Januari-Juni 2025
Publisher : Da'wah Faculty of UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24090/j.assertive.v4i1.11465

Abstract

Gender differences in the family are often a source of problems when roles and responsibilities are not understood or agreed upon fairly. The purpose of this study is to explore the multicultural counseling that exists within the Cypress family in addressing gender differences. This study employs qualitative description research, grounded in library research methods, as a means of assessing and offering ideas in cross-cultural counseling and field research to identify cultural issues. The result of this study is that there is no gender gap; men and women have the same tasks in this world. In the film "Keluarga Cemara", Emak, Euis, and Ara are described as graceful, subtle, and obedient figures. Meanwhile, the character of Emak plays the role of a housewife who has the same rights as men, namely, working hard and earning a living. So that men and women have the same opportunities in making life choices, depending on their social and economic circumstances. With this, the author selects several scenes, dialogues, and body language to describe the gender role that will be criticized. Perbedaan gender dalam keluarga sering menjadi sumber masalah ketika peran dan tanggung jawab tidak dipahami atau disepakati secara adil. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui konseling multi budaya yang ada di dalam keluarga cemara dalam mengatasi perbedaan gender. Penelitian ini menggunakan penelitian deskripsi kualitatif, berdasarkan metode penelitian library research sebagai assessmen dalam menenawarkan ide dalam konseling lintas budaya dan field research dalam menemukan masalah budaya. Hasil dari penelitian ini ialah tidak ada kesenjangan gender, antara laki-laki dan perempuan memiliki tugas yang sama di dunia ini. Dalam film “Keluarga Cemara” yaitu Emak, Euis, dan Ara di deskripsikan sebagai sosok yang Anggun, halus, penurut. Sedangangkan tokoh Emak berperan sebagai ibu rumah tangga yang memiliki hak yang sama seperti laki-laki yaitu bekerja keras dan mencari nafkah. Sehingga laki-laki maupun Perempuan memiliki kedudukan yang sama dalam menentukan pilihan hidup, tergantung keadaan sosial maupun pergaulan. Dengan ini penulis mengambil beberapa adegan, dialog, dan Bahasa tubuh sehingga dapat menggambarkan peran gender yang akan dikritisi.