Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Perbedaan pengaruh rope skipping dan loncat gawang dalam meningkatkan power otot tungkai Toyibah, Annisa Auliya; Tyas Sari Ratna Ningrum; Shofhal Jamil
Journal Physical Therapy UNISA Vol. 4 No. 2 (2024): November
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31101/jitu.3569

Abstract

Konsep gerak dalam olahraga yang benar dan baik supaya gerakan yang dijalankan bernilai efisien dan efektif bisa dipelajari melalui pemahaman biomekanika olahraga. Gerakan smash membutuhkan ciri-ciri gaya (sudut gerak), ciri-ciri gerak, dan prinsip mekanika terapan. Oleh karenanya, guna melakukan smash dengan benar, tidak hanya perlu memperhatikan kelenturan, tetapi juga keseimbangan dan stabilitas otot (Daharis et al., 2022). Power otot tungkai ialah kemampuan otot-otot tungkai yang menjalankan gerakan secara eksplosif saat melakukan lompatan. Rope Skipping ialah satu diantara latihan memakai alat bantu yakni tali yang diputar memakai pergelangan tangan. Loncat gawang ialah sebuah wujud latihan dengan memakai alat berupa gawang yang berbagai macam ukuran tingginya. Tujuan riset berikut guna memahami perbedaan pengaruh dari latihan rope skipping dan loncat gawang dalam menambah power otot tungkai pada atlet bola voli. Metode yang dipakai ialah quasi eksperimental berdesain two group pretest-posttest design, teknik pengambilan sampel memakai purposive sampling, sampel berjumlah 18 orang dengan program latihan 2x seminggu selama 4 minggu. Kelompok I diberikan latihan rope skipping dan kelompok II diberikan latihan loncat gawang. Alat ukur pada riset berikut ialah Vertical Jump. Hasil pengujian hipotesis I dan II (p<0,05) terdapat pengaruh latihan rope skipping dan loncat gawang, hipotesis III (p<0,05) terdapat perbedaan pengaruh latihan rope skipping dan loncat gawang. Kesimpulan: terdapat perbedaan pengaruh latihan rope skipping dan loncat gawang. Latihan loncat gawang lebih berpengaruh dalam mengoptimalkan power otot tungkai pada atlet bola voli. Masukan bagi peneliti berikutnya ialah harapannya bisa mengembangkan riset berikut dengan memakai variabel yang lain agar memberikan tambahan keilmuan yang bermanfaat.
EFEKTIVITAS CORE STABILITY EXERCISE DAN FELDENKRAIS EXERCISE TERHADAP DERAJAT NYERI LOW BACK PAIN NON-SPECIFIC DI PUSKESMAS GODEAN 1 Lulu Salsa Billa Riadi; Fitri Yani; Shofhal Jamil
Journal of Innovation Research and Knowledge Vol. 4 No. 11: April 2025
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Gangguan muskuloskeltal termasuk LBPNS merupakan penyebab disabilitas utama global. Peningkatan LBPNS berdampak pada peningkatan disabilitas dan turunnya produktifitas seseorang. CSE mengurangi nyeri melalui aktivasi otot-otot trank. Sedangkan FE merupakan salah satu metode intervensi yang direkomendasikan dalam mengatasi nyeri punggung bawah dan leher . Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh CSE dan FE terhadap derajat nyeri LBPNS di Puskesmas Godean 1. Metode : Penelitian ini bersifat quasi eksperimen dengan two group pre and post test design yang dilakukan pada bulan Januari-Februari 2025 dengan total sampel berjumlah 22 pasien LBPNS di Puskesmas Godean 1 yang memenuhi kriteria inklusi dan terbagi menjadi 2 kelompok. Kelompok A mendapat perlakuan CSE dan kelompok B mendapatkan perlakuan FE selama 4 minggu. Pengukuran nyeri dilakukan dengan Visual Analogue Scale (VAS) sebelum dan setelah intervensi selama 4 minggu. Hasil: Uji hipotesis I dan II menggunakan paired sample t-test menunjukan CSE dan FE efektif terhadap penurunan derajat nyeri LBPNS (p=0,00). Uji hipotesis III dengan independent sample t-test menunjukan terdapat perbedaan efektiftas antara CSE dan FE terhadap penurunan derajat nyeri dimana FE lebih efektif (p=0,00). Kesimpulan: Feldenkrais Exercise lebih efektif daripada CSE dalam menurunkan derajat nyeri LBPNS di Puskesmas Godean I.
PENGARUH LATIHAN MODIFIED DUMBBELL LUNGES DAN MODIFIED BAND HOLD TO LUNGES TERHADAP POWER PEMAIN VOLI RIWAYAT CHRONIC ANKLE INSTABILITY Valdis Heru Arindra; Shofhal Jamil; Muhamad Ali Jafar
Journal of Innovation Research and Knowledge Vol. 5 No. 1: Juni 2025
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan dampak pemberian Modified Dumbbell Lunges dan Modified Band Hold To Lunges terhadap peningkatan kekuatan pada pemain voli yang memiliki riwayat ketidakstabilan kaki kronis. Penelitian ini, dengan teknik purposive sampling digunakan untuk mengumpulkan sampel dari 24 pemain voli yang memiliki riwayat ketidakstabilan ankle yang lama. Mereka dibagi menjadi dua kelompok pre-test dan dua kelompok post-test. Kelompok pertama menerima dummbell lunges yang dimodifikasi, sedangkan kelompok II menerima band hold to lunges dilakukan tiga kali seminggu dalam empat minggu. Untuk mengukur, peneliti menggunakan alat ukur vertical jump power dan anterior drawer test of ankle untuk mengetahui chronic ankle instability. Hasilnya Tidak ada perbedaan signifikan antara kelompok I dan II, menurut hasil paired t-test dengan p=0,000 (p<0,05) pada peningkatan kekuatan pada pemain voli yang memiliki riwayat ketidakstabilan ankle kronis. Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara modified dummbell lunges dan band hold to lunges terhadap peningkatan power pada pemain voli riwayat chronic ankle instability.
COMPARISON OF PLYOMETRIC FRONT CONE HOPS AND DROP JUMP ON VOLLEYBALL LEG POWER Khoirulia Nur Azizah; Tyas Sari Ratna Ningrum; Shofhal Jamil
Journal of Innovation Research and Knowledge Vol. 5 No. 5 (2025): Oktober 2025
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemampuan melompat vertikal mencerminkan daya eksplosif otot tungkai yang berperan penting dalam teknik dasar bola voli, seperti smash, jumping service, dan blok. Daya ledak vertikal ini menentukan efektivitas serangan maupun pertahanan sehingga memerlukan metode latihan yang mampu merangsang sistem neuromuskular secara optimal. Latihan plyometric menjadi pilihan utama karena melibatkan stretch-shortening cycle (SSC) untuk menghasilkan kontraksi otot yang cepat dan kuat. Dua bentuk latihan plyometric yang umum digunakan adalah front cone hops dan drop jump, dengan pola gerak berbeda namun sama-sama bertujuan meningkatkan power tungkai. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan pengaruh latihan front cone hops dan drop jump terhadap peningkatan power otot tungkai atlet bola voli. Desain penelitian menggunakan quasi experiment dengan pretest-posttest, melibatkan 16 atlet putra SMA Negeri 1 Sayegan yang dibagi menjadi dua kelompok: kelompok front cone hops dan kelompok drop jump. Program latihan berlangsung selama empat minggu dengan frekuensi dua kali per minggu. Pengukuran power dilakukan menggunakan vertical jump test. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh signifikan dari kedua bentuk latihan terhadap peningkatan power otot tungkai (p<0,05). Perbandingan antar kelompok juga menunjukkan perbedaan signifikan (p<0,05), dengan drop jump lebih unggul dalam meningkatkan daya ledak vertikal. Dengan demikian, kedua latihan efektif, namun drop jump lebih direkomendasikan.
PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN HURDLE DRILL DAN CONE DRILL TERHADAP PENINGKATAN AGILITY PADA ATLET BADMINTON Bayu Syuhada Putra; Shofhal Jamil; Tyas Sari Ratna Ningrum
Journal of Innovation Research and Knowledge Vol. 5 No. 5 (2025): Oktober 2025
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background: Agility plays a crucial role in the performance of badminton athletes, with the ability to change direction quickly and efficiently. A decline in agility in young athletes often arises from monotonous training programs without specific directional change stimulation. Hurdle drill and cone drill interventions are needed to improve neuromuscular coordination and leg muscle strength. However, the relative effectiveness of both on badminton athletes has been minimally researched. Objective: This study aims to determine the effect of hurdle drill and cone drill training on improving agility in badminton athletes, as well as the differences in their effects. Methods: This study used an experimental design with a two-group pretest-posttest design. The sample consisted of 26 badminton athletes aged 7-11 years at the PB Fury Sport Yogyakarta Club, selected using purposive sampling and divided into two groups (13 people each). Group I was given hurdle drill training and Group II was given cone drill training, with a frequency of 3 times a week for 3 weeks. Agility measurements were taken using the Illinois Agility Test before and after the intervention. Results: The paired sample t-test results showed p=0.000 (p<0.05) in Group I and p=0.000 (p<0.05) in Group II, indicating a significant increase in agility in both groups. However, the independent sample t-test showed p=0.918 (p>0.05), indicating no significant difference between the two exercises. Conclusion: Both exercises were effective in improving agility in badminton athletes
PERBEDAAN STABILITY PAD EXERCISE DAN BALANCE STRATEGY EXERCISE TERHADAP KESEIMBANGAN DINAMIS PADA LANSIA Fatimah Azzahra; Shofhal Jamil; Tyas Sari Ratna Ningrum
Journal of Innovation Research and Knowledge Vol. 5 No. 5 (2025): Oktober 2025
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian Stability Pad Exercises Dan Balance Strategy Exercise terhadap peningkatan Keseimbangan pada lansia dengan gangguan keseimbangan Dinamis. Penelitian ini menggunakan eksperimental dengan two-group pretest-posttest design, sebanyak 24 orang Lansia dwngan gangguan keseimbangan dinamis menjadi sampel dengan teknik purposive sampling. Sampel dibagi 2 kelompok yaitu kelompok I mendapatkan Stability Pad Exercises dan kelompok II mendapatkan Balance Strategy Exercise dilakukan 3 kali seminggu selama 4 minggu. Peneliti menggunakan alat ukur vertical jump untuk mengukur power dan anterior drawer test of ankle untuk mengetahui chronic ankle instability. Paired sampel t-test kelompok I p=0,000 (p<0,05) dan kelompok II p=0,000 ( p<0,05) menunjukkan tidak perbedaan pengaruh terhadap peningkatan keseimbangan dinamis pada lansia dengan gangguan keseimbangan dinamis. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan signifikan antara pemberian Stability Pad Exercises Dan Balance Strategy Exercise terhadap peningkatan Keseimbangan pada lansia dengan gangguan keseimbangan Dinamis.
PENGARUH LATIHAN SINGLE LEG BALANCE DAN DUMBBELLS SERTA BALANCE BOARD DAN RESISTANCE BAND TERHADAP CHRONIC ANKLE INSTABILLITY PADA PEMAIN SEPAKBOLA Akbar, Hikmal; Razany Fauzia Alboneh; Shofhal Jamil
Journal of Innovation Research and Knowledge Vol. 5 No. 7 (2025): Desember 2025
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Chronic Ankle Instability (CAI) merupakan masalah muskuloskeletal yang sering dialami pemain sepak bola akibat cedera pergelangan kaki berulang. Kondisi ini menurunkan keseimbangan, propriosepsi, serta stabilitas dinamis sehingga mengganggu performa. Latihan keseimbangan dan resistensi diyakini mampu meningkatkan kontrol neuromuskular dan mencegah cedera ulang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan Single Leg Balance dengan Dumbbells dan Balance Board dengan Resistance Band terhadap peningkatan stabilitas ankle pada pemain sepak bola dengan CAI serta membandingkan efektivitas keduanya. Penelitian ini menggunakan desain quasi-experiment two- group pretest-posttest dengan sampel 20 pemain Persiba Bantul Development usia 15–17 tahun yang dipilih dengan total sampling. Subjek dibagi dalam dua kelompok: Single Leg Balance + Dumbbells dan Balance Board + Resistance Band. Latihan dilakukan 3 kali per minggu selama 4 minggu. Stabilitas ankle diukur dengan Y Balance Test, dianalisis menggunakan uji t-berpasangan dan uji t- independen. Hasil penelitian menunjukan bahwa Kelompok Single Leg Balance + Dumbbells meningkat dari 420,80 ± 33,783 menjadi 453,50 ± 28,064 (p=0,000). Kelompok Balance Board + Resistance Band meningkat dari 419,80 ± 33,336 menjadi 465,00 ± 31,654 (p=0,000). Hasil perbandingan menunjukkan Balance Board + Resistance Band lebih efektif (p=0,000). Kedua latihan berpengaruh signifikan dalam meningkatkan stabilitas ankle pada pemain sepak bola dengan CAI, namun Balance Board dengan Resistance Band lebih efektif dibandingkan Single Leg Balance dengan Dumbbells dalam meningkatkan keseimbangan dan mengurangi chronic ankle instability pada pemain.