Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Using "make a match" methods for improving knowledge and preventive attitudes toward flour albus among adolescent Nasution, Nur Arfah; Harahap, Nur Hamima; Dongoran, Rini Fitriani
Jurnal Prima Medika Sains Vol. 6 No. 2 (2024): December
Publisher : Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Prima Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34012/jpms.v6i2.5848

Abstract

Reproductive health issues remain prevalent among adolescents due to limited access to information. Fluor albus is a common concern among women. Global surveys indicate that approximately 75% of women experience at least one episode of abnormal vaginal discharge during their lifetime. Promotive and preventive interventions, including targeted health education, are crucial to improve adolescents' knowledge and attitudes regarding reproductive health and hygiene. This study investigated the effectiveness of the "Make a Match" educational method in enhancing knowledge and attitudes about leukorrhea prevention among adolescent girls. This quasi-experimental pre-posttest control group study examined the impact of the "Make a Match" method. The study population comprised female adolescents in Sitinjak Sub-district, South Tapanuli Regency. A total sample of 30 participants was recruited using total sampling. Data were collected using questionnaires, posters, and leaflets. Data analysis involved paired t-tests and Wilcoxon signed-rank tests. The results of the Wilcoxon tests revealed statistically significant differences in knowledge and attitude scores before and after the intervention (p < 0.001 for both variables). These findings demonstrate a significant improvement in both knowledge and attitudes related to leukorrhea prevention following the "Make a Match" health education intervention (p < 0.05). In conclusion, this study provides evidence that the "Make a Match" health education method effectively enhances knowledge and attitudes regarding leukorrhea prevention among adolescent girls. These findings underscore the need for enhanced community-based health education programs, particularly for adolescents, focusing on reproductive health.
THE STUNTING PREVENTION EFFORTS THROUGH COUNSELING ACTIVITIES AND SUPPLEMENTARY FEEDING IN BATU HULA VILLAGE, BATANGTORU DISTRICT SOUTH TAPANULI DISTRICT: STUNTING PREVENTION EFFORTS THROUGH COUNSELING ACTIVITIES AND SUPPLEMENTARY FEEDING IN BATU HULA VILLAGE, BATANGTORU DISTRICT SOUTH TAPANULI DISTRICT Dongoran, Rini Fitriani; Nasution, Nurlaila; Sari, Apriana; Siregar, Isra Hotningsih; Amanda, Desi Latifa; Lestari, Maya; nuraini, Intan; Rangkuti, Salsabila; Siregar, Puja; Ramadani, Dandi; Komala, Sri Indah; Astuti, Yulia
Jurnal Pengabdian Masyarakat Aufa (JPMA) Vol. 5 No. 3 (2023): Vol. 5 No. 3 Desember 2023
Publisher : Universitas Aufa Royhan Di Kota Padangsidipuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51933/jpma.v5i3.1174

Abstract

Batu Hula villages is one of the villages in kecamatan Batang Toru ,Kabupaten tapanuli selatan. Batu Hula Village is recorded to have a fairly high stunting rate, it is known that the latest data until August 2022 there are 2 children in Batu Hula Village who are indicated to be stunted. Stunting is caused by a lack of nutritional intake for a long time in the first 1000 days of life (HPK), which is a critical period, the lack of parental knowledge will greatly affect children's nutritional intake. So in this case, it is necessary to prevent stunting problems by providing understanding to the community in deciding the high stunting rate in Batu Hula Village. In this case, Batu Hula Village Stunting-Thematic KKN students carried out Stunting Counseling activities which were also coupled with the distribution of PMT (Supplementary Food Provision) for pregnant women and Toddler children aimed at increasing the knowledge of parents how important it is to maintain children's nutritional intake even during pregnancy to prevent stunting.
EDUKASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA MASYARAKAT DESA BATU HULA KECAMATAN KABUPATEN TAPANULI SELATAN Dongoran, Rini Fitriani; Nur Insan, Hafni; Lubis, Nadya Nur Rahayu
Jurnal Pengabdian Masyarakat Aufa (JPMA) Vol. 6 No. 1 (2024): Vol.6 No. 1 April 2024
Publisher : Universitas Aufa Royhan Di Kota Padangsidipuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51933/jpma.v6i1.1297

Abstract

Penyakit infeksi menjadi salah satu masalah kesehatan yang banyak terjadi dimasyarakat, khususnya di negara berkembang seperti Indonesia. Obat yang sering diresepkan dan digunakan dokter untuk mengatasi masalah tersebut yaitu antibiotik. Antibiotik merupakan obat yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri. Namun kenyataannya masih sering terjadi penggunaan antibiotik yang tidak tepat. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat seperti penggunaan antibiotik yang tidak dihabiskan, pembelian antibiotik tanpa resep dokter, pengobatan penyakit yang seharusnya tidak memerlukan antibiotik serta pemakaiannya yang tidak patuh. Hal ini berisiko menyebabkan terjadinya resistensi antibiotik. Salah satu faktor penyebabnya adalah kurangnya pemahaman masyarakat mengenai penggunaan obat, khususnya antibiotik. Sasaran kegiatan ini adalah masyarakat di Desa Batu Hula, Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang penggunaan antibiotik yang baik dan benar dalam upaya mencegah terjadinya resistensi antibiotik. Dari hasil kegiatan ini, masyarakat pesisir di Desa Batu Hula, Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan telah mendapatkan informasi mengenai cara penggunaan antibiotik yang baik dan benar.
PEMBUATAN SEDIAAN PAREM DARI DAUN BAKUNG (Crinum asiaticum) DENGAN CAMPURAN BERAS, JAHE DAN KENCUR UNTUK PENGOBATAN KESELEO, BENGKAK DAN LUKA MEMAR Hasibuan, Elmi Sariani; Dongoran, Rini Fitriani
Jurnal Kesehatan Ilmiah Aufa Royhan Vol 8 No 1 (2023): Vol.8 No. 1 Juni 2023
Publisher : Universitas Aufa Royhan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51933/health.v8i1.1032

Abstract

Daffodil leaves are very often used as a treatment for sprains and swelling. Daffodil also has other benefits, namely as an anti-oxidant, anti-inflammatory and anti-bacterial. Many people use rice, ginger rhizome, and kencur rhizome which are used as luat medicinal ingredients commonly known as parem. This study aims to study the preparation of parem from mixed ingredients using lily leaves, rice, ginger rhizome and kencur rhizome and also for people to use traditional ingredients in the treatment of sprains, swelling and bruises. In this research, parem preparations were made from daffodil leaves, rice, ginger rhizome and kencur rhizome. Parem is prepared by adding 150 grams of lily leaves, 200 grams of rice, 35 grams of jahr and 35 grams of kencur and 35 ml of water using a water solvent, then the parem obtained is shaped and dried for 24 hours. The results of Parem obtained were 225 grams. Daun bakung sangat sering digunakan sebagai pengobatan keseleo dan bengkak. Bakung juga memiliki manfaat lain yaitu sebagai anti oksidan, anti radang dan anti bakteri. Banyak masyarakat menggunakan beras, rimpang jahe, dan rimpang kencur yang dijadikan sebagai ramuan obat luat yang biasa dikenal dengan nama parem. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pembuatan sediaan parem dari bahan campuran yang menggunakan daun bakung, beras, rimpang jahe dan juga rimpang kencur dan juga dapat digunakan masyarakat untuk menggunakan ramuan tradisional dalam pengobatan keseleo, bengkak dan luka memar. Penelitian yang dilakukan yaitu penelitian deskriptif, dimana dalam penelitian ini dilakukan pembuatan sediaan parem dari daun bakung, beras, rimpang jahe dan juga rimpang kencur. Pembuatan parem dengan memasukkan 150 gram daun bakung, 200 gram beras, 35 gram jahe dan 35 gram kencur dan air sebanyak 35 ml dengan menggunakan pelarut air, kemudian parem yang diperoleh dibentuk dan dikeringkan selama 24 jam. Hasil dari Parem yang diperoleh sebanyak 225 gram.
Isolasi Senyawa Antimikroba Pada Daun Senduduk (Melastoama malabathricum L. ) Dongoran, Rini Fitriani; Hasibuan, Elmi Sariani; Diningsih, Ayus
Jurnal Kesehatan Ilmiah Aufa Royhan Vol 8 No 1 (2023): Vol.8 No. 1 Juni 2023
Publisher : Universitas Aufa Royhan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51933/health.v8i1.1033

Abstract

ABSTRACT Background: Senduduk leaves (Melastoma malabathricum L.) are plants from the Melastomaceae family, contains steroids which can provide antimicrobial activity based on the results of the KLT-Bioautography test. Objective: To determine the activity of senduduk leaf extract (Melastoma malabathricum L.) to several test microbes and to find out the chemical components of senduduk leaf extract (Melastoma malabathricum L.) which provides antimicrobial activity. Method: The extract of senduduk leaves which have been fractionated with n-hexane and ethyl acetate, then tested the antimicrobial activity by using paper foil to determine a better fractionate result, after which the antimicrobial fraction was carried out by antimicrobial testing by KLT- bioautography. Result : there is a clear zone on the media that has been bottled by ethyl acetate fraction on Staphylococcus aureus, Escherichia coli, and Candida albicans. Conclusion: The results of this study concluded that the antimicrobial activity of the senduduk ethyl acetate leaf fraction (Melastoma malabathricum L.) was carried out by the KLT-bioautography test, where the compounds that gave antimicrobial activity were thought to be flavonoids, tannins, saponins, glycosides and alkaloids. Keywords : Antimicrobial, senduduk leaf extract, KLT- bioautograph ABSTRAK Latar Belakang: Daun senduduk (Melastoma malabathricum L.) merupakan tanaman dari famili Melastomaceae, mengandung senyawa flavonoid, tannin, glikosida, dan alkaloid yang dapat memberikan aktivitas antimikroba berdasarkan hasil uji secara Klt- Bioautografi. Tujuan: Mengetahui aktivitas ekstrak daun senduduk (Melastoma malabathricum L.) yang telah difraksi kemudian diuji terhadap beberapa mikroba uji dan untuk mengetahui kandungan kimia ekstrak daun senduduk (Melastoma malabathricum L.) yang memberikan aktivitas antimikroba. Metode: Ekstrak daun senduduk (Melastoma malabathricum L.) yang telah difraksinasi dengan n-heksan dan etil asetat, kemudian di uji aktivitas antimikrobanya dengan kertas pencadang untuk menentukan hasil fraksinat yang lebih baik, setelah itu hasil fraksi etil asetat dilakukan uji antimikroba secara KLT bioautografi. Hasil: Terdapat zona bening pada media yang telah ditotol oleh fraksi etil asetat pada Staphylococcus aureus, Eschericia coli, dan Candida albicans. Kesimpulan: Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa aktivitas antimikroba terhadap fraksi etil asetat daun senduduk (Melastoma malabathricum L.) dilakukan dengan uji KLT-bioautografi, dimana senyawa yang memberikan aktivitas antimikroba diduga adalah golongan flavonoid, tannin, saponin, glikosida, dan alkaloid. Kata kunci : Antimikroba, daun senduduk, KLT-bioautografi
EVALUASI TERAPI PASIEN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT DI UPTD PUSKESMAS KALANGAN TAHUN 2022: EVALUASI TERAPI PASIEN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT DI UPTD PUSKESMAS KALANGAN TAHUN 2022 Dongoran, Rini Fitriani; Nur Insan, Hafni
Jurnal Kesehatan Ilmiah Aufa Royhan Vol 8 No 2 (2023): Vol. 8 No. 2 Desember 2023
Publisher : Universitas Aufa Royhan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51933/health.v8i2.1202

Abstract

ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di dunia. Tingkat mortalitas sangat tinggi pada bayi, anak-anak, dan orang lanjut usia, terutama di negara-negara dengan pendapatan per kapita rendah dan menengah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik, ketepatan penggunaan obat serta evaluasi terapi pasien infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di UPTD puskesmas kalangan kabupaten tapanuli tengah tahun 2022. Penelitian ini meggunakan metode deskriptif kuantitatif yang menggunakan data retrospektif dengan menggunakan buku rekam medik dan resep terapi pasien infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di UPTD puskesmas kalangan. Sampel pasien infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di UPTD puskesmas kalangan adalah 88 pasien. Hasil penelitian didapatkan karakteristik pasien infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di UPTD puskesmas kalangan kabupaten tapanuli tengah tahun 2022 yaitu berdasarkan jenis kelamin yang tertinggi ialah laki-laki 45 pasien (51,13%), berdasarkan usia yang tertinggi ialah 1-<5 tahun 62 pasien (70,45%). Ketepatan penggunaan obat infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di UPTD puskesmas kalangan kabupaten tapanuli tengah tahun 2022 didapatkan hasil berdasarkan data kuantitatif yaitu tepat obat ialah 88 pasien (100%), tepat indikasi ialah 88 pasien (100%), tepat cara pemberian ialah 88 pasien (100%), tepat dosis ialah 62 pasien (70,5%) dan tepat lama pemberian ialah 86 pasien (97,7%).
FORMULASI KRIM ANTI-AGING DARI EKSTRAK KULIT JERUK SIPIROK (Citrus sinensis) Dongoran, Rini Fitriani; Nasution, Nurlaila; siregar, Tasya Yuspa
Jurnal Kesehatan Ilmiah Aufa Royhan Vol 9 No 2 (2024): Vol. 9 No. 2 Desember 2024
Publisher : Universitas Aufa Royhan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51933/health.v9i2.1384

Abstract

Latar belakang: Anti-Aging atau anti penuaan merupakan sediaan yang bertujuan untuk menghentikan proses degeneratif dikenal sebagai anti penuaan. Ekstrak kulit jeruk Sipirok dapat diformulasi kan sebagai krim anti-aging. Tujuan: Memformulasikan ekstrak kulit jeruk Sipirok dalam bentuk sediaan krim sebagai anti-aging serta uji aktivitasnya terhadap kulit wajah sukarelawan. Metode: Ekstrak kulit jeruk Sipirok dibuat dengan cara maserasi kemudian di formulasikan dalam sediaan krim dengan konsentrasi 2,5%, 5%, 7,5%, dan 10% dengan dasar krim tipe minyak dalam air. Pengujian terhadap sediaan krim meliputi evaluasi stabilitas sediaan krim (bau, pH, homogenitas,daya sebar, dan daya lekat), uji iritasi dan uji aktivitas skin anti-aging menggunakan alat skin analyzer terhadap wajah sukarelawan. Parameter yang diukur seperti kadar air, besar pori, dan keriput selama 3 minggu. Hasil : Dari hasil penelitian diperoleh bahwa semua sediaan krim homogen, dengan tipe emulsi m/a, memiliki pH 5,3-6,5, stabil selama penyimpanan 3 minggu pada suhu ruang dan tidak mengiritasi kulit, dan menunjukkan adanya perubahan yang terjadi pada sukarelawan terlihat pada pengukuran kadar air, pori, dan keriput wajah sukarelawan. Peningkatan perubahan yang baik terdapat pada formula F4 (10%) pada uji kadar air yaitu 13%, pada uji pori yaitu 17%, dan pada uji parameter keriput yaitu 33%. Kesimpulan : Ekstrak kulit jeruk Sipirok dapat diformulasikan dalam sediaan krim anti-aging dan krim ekstrak kulit jeruk Sipirok dengan konsentrasi 10% menunjukkan aktivitas anti-aging yang terbaik.