Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

SOSIALISASI PENTINGNYA PEMAHAMAN KENAKALAN REMAJA DAN SOLUSINYA PADA SMK PASIM PLUS WIDANINGSIH, WULAN; MINTAWATI, HESRI; HANDAYANI, NUR RITA; HERYANI, RINA; ALBERT, JHONI
VOCATIONAL: Jurnal Inovasi Pendidikan Kejuruan Vol. 4 No. 1 (2024)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/vocational.v4i1.3935

Abstract

Juvenile delinquency refers to deviant or negative behavior exhibited by adolescents that should not be performed. Examples of such behaviors include smoking, consuming alcohol, stealing, engaging in casual sex, and staying up late. These actions violate laws, religious teachings, and social norms, and can negatively impact the social environment. The importance of this research is to identify factors that can disrupt the harmony of the environment, especially those caused by juvenile delinquency. Interpersonal communication is considered an effective method for leadership and behavioral transformation, as it allows for interactions that can change individuals' thought patterns and behaviors. In this context, parents play a crucial role in preventing juvenile delinquency, as children are under their responsibility. This research aims to explore the role of interpersonal communication between parents and children in preventing juvenile delinquency, and to identify the barriers faced by parents in educating their children. The methodology used in this research is qualitative, with a survey and interview approach using primary data. The main goal of this community service is to minimize negative behaviors among adolescents through socialization about the importance of understanding juvenile delinquency and its solutions, which is provided to students of SMK PASIM Plus Sukabumi City. It is hoped that this socialization will provide useful information to students, enabling them to better understand the negative impacts of juvenile delinquency. The findings of this research indicate that: 1. Juvenile delinquency, according to sociologist Cartono, is a form of social neglect among youth characterized by deviant behavior. 2. Juvenile delinquency can also be understood as behavior that should not be engaged in by adolescents. According to Santrock, even criminal actions can be socially accepted under certain conditions. 3. According to Silvia Yulia Ningsih (Youtuber and creator), juvenile delinquency is deviant social behavior within society. ABSTRAKKenakalan remaja merujuk pada perilaku menyimpang atau negatif yang dilakukan oleh remaja, yang seharusnya tidak dilakukan. Contoh perilaku tersebut meliputi merokok, mengonsumsi minuman keras, mencuri, seks bebas, dan begadang. Perbuatan-perbuatan ini melanggar hukum, agama, dan norma sosial yang berlaku, dan dapat berdampak negatif terhadap lingkungan sosial. Pentingnya penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mengganggu keharmonisan lingkungan, khususnya yang disebabkan oleh perilaku kenakalan remaja. Komunikasi interpersonal dianggap sebagai metode yang efektif untuk kepemimpinan dan transformasi perilaku, karena memungkinkan adanya interaksi yang dapat mengubah pola pikir dan perilaku individu. Dalam konteks ini, orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam mencegah kenakalan remaja, karena anak-anak berada di bawah tanggung jawab orang tua. Penelitian ini bertujuan untuk menggali peran komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak dalam pencegahan kenakalan remaja, serta mengidentifikasi hambatan yang dihadapi orang tua dalam mendidik anak mereka. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, dengan pendekatan survei dan wawancara menggunakan data primer. Tujuan utama dari pengabdian masyarakat ini adalah untuk meminimalisir perilaku negatif di kalangan remaja melalui sosialisasi tentang pentingnya pemahaman kenakalan remaja dan solusi-solusinya, yang diberikan kepada siswa-siswi SMK PASIM Plus Kota Sukabumi. Sosialisasi ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna untuk para siswa, sehingga mereka dapat lebih memahami dampak negatif dari kenakalan remaja. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: 1. Kenakalan remaja, menurut sosiolog Cartono, merupakan bentuk pengabaian sosial pemuda yang ditandai dengan perilaku menyimpang. 2. Kenakalan remaja juga dapat diartikan sebagai perilaku yang tidak seharusnya dilakukan oleh remaja. Menurut Santrock, bahkan tindakan kriminal dapat diterima secara sosial dalam kondisi tertentu. 3. Menurut Silvia Yulia Ningsih (Youtuber dan kreator), kenakalan remaja adalah perilaku sosial yang menyimpang dalam masyarakat.
EMPOWERING ELEMENTRY SCHOOL TEACHERS THROUGH CREATIVE AND CONTEXTUAL PEDAGOGICAL STRATEGI MENTORING Abdurahman, Ayi; Setiawati, Setiawati; Widaningsih, Wulan; Winarni, Wiwin; Pradesa, Kohar; Christine, Sri Erwini; Sajidin, Sajidin
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 6 No. 3 (2025): Volume 6 No 3 Tahun 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v6i3.45560

Abstract

Elementary school teachers play a critical role in shaping the foundation of student learning, yet many still rely on traditional, non-contextual teaching methods that fail to meaningfully engage students. This community service initiative aims to empower elementary school teachers through a mentoring program that focuses on creative and contextual pedagogical strategies. Using a Participatory Action Research (PAR) approach, the program was implemented over a two-month period; April-May 2025 in two public elementary schools in Sukabumi, West Java. The program involved collaborative lesson planning, classroom-based mentoring, and reflective practice sessions. Data were collected through pre- and post-program surveys, interviews, and teacher journals, then analyzed using qualitative thematic analysis and Pearson correlation techniques. The results showed significant increases in teachers’ confidence, creativity, and contextual awareness in teaching, as well as increased student engagement. Teachers began to integrate local culture, materials, and everyday experiences into their teaching, creating a more relevant and participatory learning environment. The program’s mentoring model proved effective in fostering teacher agency and sustained pedagogical innovation. This initiative contributes to the model of teacher professional development by demonstrating how participatory and localized mentoring can bridge the gap between theory and practice in primary education.
Paradigma Humanisme Paulo Freire dalam Transformasi Manajemen Pendidikan Abad 21: Analisis Kritis Praktik Manajemen Pendidikan Saat Ini Widaningsih, Wulan
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Vol. 10 No. 04 (2025): Volume 10 No. 04 Desember 2025 Build
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/jp.v10i04.34287

Abstract

Artikel ini menganalisis praktik manajemen pendidikan di Indonesia abad ke-21 melalui lensa humanisme dialogis Paulo Freire. Penelitian ini mengidentifikasi bahwa dominasi paradigma birokratis dan teknokratis dalam manajemen sekolah telah menimbulkan berbagai ketimpangan, seperti alienasi guru, pseudo-partisipasi, kesenjangan digital, dan dehumanisasi proses pendidikan. Melalui studi kasus multipel di enam sekolah menengah, ditemukan bahwa ruang dialog, refleksi kritis, dan aksi transformatif masih sangat terbatas akibat kuatnya logika kepatuhan administratif dan budaya hierarkis. Namun, terdapat bukti bahwa integrasi prinsip-prinsip Freire—dialog, conscientização, praxis, dan liberasi—dapat mendorong transformasi manajemen pendidikan menjadi lebih partisipatif, inklusif, dan membebaskan. Artikel ini merekomendasikan perlunya reformasi administratif, penguatan kapasitas reflektif, serta pemanfaatan nilai-nilai lokal dan teknologi digital untuk mewujudkan manajemen pendidikan yang humanis dan relevan dengan kebutuhan abad 21.