Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Pemanfaatan Ruang Terbuka Publik di Taman Sangkareang Kota Mataram Indriani, Ni Ketut Ayu Intan Putri Mentari; Bachtiar, Jasmine Chanifah Uzdah; Kamase, Giska Ayu Pradana Putri; Anantama, Aldhi Nugraha; Gazalba, Zaedar
SADE : Jurnal Arsitektur, Planologi dan Teknik Sipil Vol 3 No 2 (2024): SADE Oktober 2024
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/sade.v3i2.86

Abstract

Ruang terbuka publik merupakan elemen penting dalam perancangan kota yang mewadahi ruang gerak dan aktifitas masyarakat kota. Penataan ruang terbuka publik perlu menyesuaikan kebutuhan masyarakat dan menjadi ruang yang ramah untuk beragam aktivitas dan interaksi sosial. Taman Sangkareang menjadi sentral ruang publik bagi masyarakat Kota Mataram dan mewadahi beragam aktifitas masyarakat. Aktifitas yang terjadi berulang pada ruang publik membentuk pola perilaku spasial dalam pemanfaatan ruang publik. Pemanfaatan ruang publik yang tidak sesuai setting fisik dapat mengganggu kenyamanan dalam beraktifitas sehingga perlu adanya evaluasi maupun penyesuaian antara pola pemanfaatan ruang dengan setting fisik ruang publik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pola perilaku keruangan (spasial) pengunjung Taman Sangkareang berdasarkan perilaku pemanfaatan ruang pada setiap setting fisik sehingga dapat dijadikan acuan dalam penataan ruang publik kedepannya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan teknik pemetaan perilaku. Hasil penelitian menunjukan bahwa pola pemanfaatan ruang di Taman Sangkareang cenderung menyesuaikan dengan setting fisik, dapat meluas pada kondisi tertentu yang dipengaruhi waktu dan kegiatan yang berlangsung, serta beberapa kegiatan terbentuk tidak sesuai fungsi dan setting ruang. Selain itu, ditemukan juga beberapa atribut yang muncul akibat adanya interaksi manusia dengan lingkungan pada ruang publik.
ANALISIS KENYAMANAN TERMAL BANGUNAN TRADISIONAL BALE TANI DI DESA SADE LOMBOK Karima, Baiq Wihda; Astidani, Ni Putu Winda; Paramitha, Ni Ketut Rizka Widya; Afifurohman, Zayyan; Budiawan, Erix Kurniasandi; Bachtiar, Jasmine C U; Kamase, Giska Ayu Pradana Putri
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 14, No 3 (2024)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/vitruvian.2024.v14i3.004

Abstract

Pulau Lombok memiliki keberagaman arsitektur, salah satunya terdapat di Desa Sade, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah. Desa adat ini telah dihuni selama 600 tahun atau 15 generasi dan masih mempertahankan arsitektur tradisionalnya yaitu Bale Tani. Relevansi Bale Tani yang masih ada hingga 600 tahun membuktikan kenyamanan bagi penghuninya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kenyamanan termal Bale Tani berdasarkan tiga parameter yaitu temperatur suhu, kelembaban udara, dan arus angin. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan mengumpulkan data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang didapatkan melalui pengukuran parameter pada objek penelitian menggunakan alat bantu berupa GPS Temperature & Humidity dan Anemometer. Pengukuran parameter ini dilakukan pada dua Bale Tani dengan kondisi dan posisi yang berbeda sebagai objek penelitian. Bale Tani 1 berada di area yang tidak terkena paparan sinar matahari, dan Bale Tani 2 berada di area yang terkena paparan sinar matahari. Selanjutnya data sekunder didapatkan melalui wawancara bersama pemangku adat Desa Sade sekaligus pemilik Bale Tani. Adapun hasil yang didapatkan dari penelitian ini menunjukkan bahwa perbedaan posisi Bale Tani 1 dan Bale Tani 2 tidak memberikan dampak yang signifikan pada perbedaan suhu, kelembaban, dan arus angin pada kedua bangunan. Hasil akhir dari penelitian ini membuktikan bahwa kenyamanan termal pada Bale Tani belum memenuhi standar SNI 03-6572-2001 yang sebagaimana hal ini disebabkan oleh faktor perubahan iklim dan cuaca, serta minimnya bukaan pada Bale Tani yang menyebabkan pergerakan angin di dalam ruangan tidak tersebar secara optimal. Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi dalam pemahaman respon rumah adat terhadap iklim yang terus berubah dan pentingnya adaptasi arsitektur pada perubahan bangunan.
KAJIAN TERITORIALITAS PADA RUANG TERBUKA PUBLIK (STUDI KASUS: TAMAN SANGKAREANG KOTA MATARAM) Indriani, N.K.A. Intan Putri Mentari; Bachtiar, Jasmine Chanifah Uzdah; Kamase, Giska Ayu Pradana Putri; Anantama, Aldhi Nugraha; Gazalba, Zaedar
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 14, No 3 (2024)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/vitruvian.2024.v14i3.005

Abstract

Ruang-ruang publik kerap mengalami pergeseran fungsi karena banyak aktivitas yang bersifat pribadi membentuk zona-zona privat pada ruang yang seharusnya digunakan bersama. Hal ini merupakan salah satu bagian dari perilaku spasial individu dalam merespons lingkungannya. Salah satu bentuk dari perilaku spasial yang dilakukan seseorang dengan melakukan klaim terhadap ruang yang dianggap sebagai bagian dari kepemilikannya disebut sebagai teritorialitas. Hubungan timbal balik antara lingkungan dan perilaku yang terbentuk pada Taman Sangkareang ini tidak dapat dihindari karena keberadaan setting ruang publik yang mengundang kedatangan orang untuk beraktivitas. Penelitian ini difokuskan untuk mengidentifikasi pola teritorialitas yang terbentuk pada Taman Sangkareang guna mengetahui kesesuaian antara penataan setting fisik ruang publik dengan pemanfaatan ruang yang dilakukan pengunjung atau pengguna taman. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan metode pemetaan perilaku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola teritorialitas yang terbentuk sangat dipengaruhi oleh durasi dan waktu pemanfaatan ruang, jenis kegiatan, juga ketersediaan fasilitas atau setting fisik yang tersedia.
Rumah Subsidi Tumbuh: Studi Eksploratif Dampak Penambahan Ruang Terhadap Akses Pencahayaan Alami Kamase, Giska Ayu Pradana Putri; Anantama, Aldhi Nugraha
Jurnal Linears Vol 8, No 1 (2025): Jurnal LINEARS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/j-linears.v8i1.17238

Abstract

ABSTRAK: Urbanisasi yang cepat dan perumahan yang tidak memadai di Indonesia menjadi tantangan bagi pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) 11. Program perumahan bersubsidi bertujuan untuk menyediakan perumahan yang terjangkau bagi rumah tangga berpenghasilan rendah, tetapi perencanaan yang buruk dan ketersediaan lahan yang terbatas sering kali membatasi akses pencahayaan alami. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan solusi desain untuk pembangunan perumahan tambahan yang mengoptimalkan pencahayaan alami sekaligus memenuhi persyaratan spasial dan memastikan kenyamanan dan kesejahteraan penghuni. Dengan menggunakan pendekatan metode campuran, penelitian ini mengintegrasikan eksplorasi kualitatif dan simulasi komputer. Tiga tahap dilakukan: persiapan (tinjauan literatur, wawancara pengembang, observasi lapangan), eksplorasi (analisis tapak, pengembangan desain 3D), dan simulasi (perangkat lunak DIALux untuk mengevaluasi pencahayaan alami berdasarkan standar SNI 6197:2020). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perluasan horizontal dan vertikal dapat meningkatkan ketersediaan pencahayaan alami sekaligus memenuhi kebutuhan ruang. Namun, area seperti dapur dan ruang keluarga mungkin masih membutuhkan pencahayaan buatan selama waktu-waktu tertentu. Studi ini menekankan pentingnya bukaan yang dirancang dengan baik dan ruang terbuka untuk mencapai pencahayaan alami yang optimal. Pendekatan pembangunan bertahap direkomendasikan untuk mengakomodasi kemampuan finansial penghuni. Penelitian ini memberikan panduan untuk desain perumahan yang terjangkau yang sesuai dengan standar kehidupan yang berkelanjutan. Penelitian lebih lanjut harus meneliti dampak pencahayaan alami terhadap suhu dalam ruangan untuk mencegah kepanasan.ABSTRAK: Rapid urbanization and inadequate housing in Indonesia challenge the achievement of Sustainable Development Goal (SDG) 11. Subsidized housing programs aim to provide affordable housing for low-income households, but poor planning and limited land availability often restrict natural lighting access. The primary objective of this study is to develop design solutions for incremental housing development that optimize natural lighting while meeting spatial requirements and ensuring residents' comfort and well-being. Using a mixed-method approach, the research integrates qualitative exploration and computer simulations. Three stages are conducted: preparation (literature review, developer interviews, field observations), exploration (site analysis, 3D design development), and simulation (DIALux software to evaluate natural lighting based on SNI 6197:2020 standards). Results show that horizontal and vertical expansions can enhance natural lighting availability while fulfilling spatial needs. However, areas like kitchens and living rooms may still require artificial lighting during specific times. This study emphasizes the importance of well-designed openings and open spaces to achieve optimal natural lighting. A phased development approach is recommended to accommodate residents’ financial capabilities. This research provides guidelines for affordable housing design that aligns with sustainable living standards. Further research should examine the impact of natural lighting on indoor temperatures to prevent overheating.
STRUKTUR TULANGAN RINGAN UNTUK BANGUNAN SEDERHANA Gazalba, Zaedar; Kamase, Giska Ayu Pradana Putri; Raissilki, Muhammad Iqbal; Indriani, Ni Ketut Ayu Intan Putri Mentari; Anantama, Aldhi Nugraha
Jurnal Abdi Insani Vol 12 No 9 (2025): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v12i9.2163

Abstract

The series of Lombok earthquakes in 2018 caused huge losses of life and property. There were 460 fatalities, 7,733 injured, 417,529 displaced. In addition, the earthquake also damaged 71,962 houses, 671 educational facilities, 52 health facilities, 128 worship facilities and infrastructure such as roads, bridges, drainage channels, irrigation channels, dams, etc. were recorded as having suffered severe damage. In repairing houses, the Central Government has budgeted more than 5.1 trillion Rupiah. Based on the results of field investigations, it was found that generally the buildings that were severely damaged (collapsed) were residential buildings with brick wall construction and most of them used reinforced concrete columns and beams. This can happen because the construction system carried out by the community and especially the workers does not meet the requirements for concrete and reinforcement quality standards. To prevent this from happening again, it is deemed necessary to provide counseling on the lightweight reinforcement construction system that meets construction requirements so that the strength of the building can be more resistant to earthquakes.
Rumah Subsidi Tumbuh: Studi Eksploratif Dampak Penambahan Ruang Terhadap Akses Pencahayaan Alami Kamase, Giska Ayu Pradana Putri; Anantama, Aldhi Nugraha
Jurnal Linears Vol. 8 No. 1 (2025): Jurnal LINEARS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/j-linears.v8i1.17238

Abstract

ABSTRAK: Urbanisasi yang cepat dan perumahan yang tidak memadai di Indonesia menjadi tantangan bagi pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) 11. Program perumahan bersubsidi bertujuan untuk menyediakan perumahan yang terjangkau bagi rumah tangga berpenghasilan rendah, tetapi perencanaan yang buruk dan ketersediaan lahan yang terbatas sering kali membatasi akses pencahayaan alami. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan solusi desain untuk pembangunan perumahan tambahan yang mengoptimalkan pencahayaan alami sekaligus memenuhi persyaratan spasial dan memastikan kenyamanan dan kesejahteraan penghuni. Dengan menggunakan pendekatan metode campuran, penelitian ini mengintegrasikan eksplorasi kualitatif dan simulasi komputer. Tiga tahap dilakukan: persiapan (tinjauan literatur, wawancara pengembang, observasi lapangan), eksplorasi (analisis tapak, pengembangan desain 3D), dan simulasi (perangkat lunak DIALux untuk mengevaluasi pencahayaan alami berdasarkan standar SNI 6197:2020). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perluasan horizontal dan vertikal dapat meningkatkan ketersediaan pencahayaan alami sekaligus memenuhi kebutuhan ruang. Namun, area seperti dapur dan ruang keluarga mungkin masih membutuhkan pencahayaan buatan selama waktu-waktu tertentu. Studi ini menekankan pentingnya bukaan yang dirancang dengan baik dan ruang terbuka untuk mencapai pencahayaan alami yang optimal. Pendekatan pembangunan bertahap direkomendasikan untuk mengakomodasi kemampuan finansial penghuni. Penelitian ini memberikan panduan untuk desain perumahan yang terjangkau yang sesuai dengan standar kehidupan yang berkelanjutan. Penelitian lebih lanjut harus meneliti dampak pencahayaan alami terhadap suhu dalam ruangan untuk mencegah kepanasan.ABSTRAK: Rapid urbanization and inadequate housing in Indonesia challenge the achievement of Sustainable Development Goal (SDG) 11. Subsidized housing programs aim to provide affordable housing for low-income households, but poor planning and limited land availability often restrict natural lighting access. The primary objective of this study is to develop design solutions for incremental housing development that optimize natural lighting while meeting spatial requirements and ensuring residents' comfort and well-being. Using a mixed-method approach, the research integrates qualitative exploration and computer simulations. Three stages are conducted: preparation (literature review, developer interviews, field observations), exploration (site analysis, 3D design development), and simulation (DIALux software to evaluate natural lighting based on SNI 6197:2020 standards). Results show that horizontal and vertical expansions can enhance natural lighting availability while fulfilling spatial needs. However, areas like kitchens and living rooms may still require artificial lighting during specific times. This study emphasizes the importance of well-designed openings and open spaces to achieve optimal natural lighting. A phased development approach is recommended to accommodate residents’ financial capabilities. This research provides guidelines for affordable housing design that aligns with sustainable living standards. Further research should examine the impact of natural lighting on indoor temperatures to prevent overheating.