Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Sistem Open Building Dalam Bangunan Hunian Aldhi Nugraha Anantama; Ikaputra Ikaputra
Tesa Arsitektur Vol 19, No 1: Juni 2021
Publisher : Unika Soegijapranata Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/tesa.v19i1.2498

Abstract

Konsep sistem Open Building yang diutarakan oleh Habraken pada tahun 1961, menggagas mengenai pemisahan struktur (support) dengan interior non-struktural (infill), sehingga antara satu dan lainnya tidak saling bergantung jika ada perubahan dalam bangunan. Penelitian ini berfokus membahas dasar-dasar dari teori Open Building dan bagaimana hubungannya dengan arsitektur yang berkelanjutan. Selain itu, untuk mengetahui kelebihan juga kekurangan dari sistem tersebut. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi literatur yang menggunakan data sekunder dari berbagai tulisan serta artikel yang membahas serta mendukung pembahasan mengenai Open Building. Dari hasil akhir yang didapatkan, beberapa pernyataan atau penelitian sebelumnya memang mendukung Open Building sebagai suatu sistem yang mendukung arsitektur yang berkelanjutan dengan kemampuan beradaptasinya, namun tetap diperlukan dukungan dari instansi pemerintah yang terkait, dan juga pengenalan lebih lanjut kepada masyarakat umum.
Efektivitas fasad adaptif dengan mekanisme helicone terhadap nilai energi dan pencahayaan alami di Indonesia Aldhi Nugraha Anantama; Agus Hariyadi
ARTEKS : Jurnal Teknik Arsitektur Vol 6 No 3 (2021): ARTEKS : Jurnal Teknik Arsitektur | September 2021 ~ Desember 2021
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Katolik Widya Mandira

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30822/arteks.v6i3.1071

Abstract

The annual growth of energy consumption in both residential and public buildings has been established globally as been significantly increasing. Therefore, the proposed active and passive building designs are intended to provide convenience and greatly reduce the high energy requirements, before considering mechanical systems (associated with fossil fuel-based energy consumption). This encourages the development of a new design, such as the Climate Adaptive Building Shell (CABS). This study aims to assess the effectiveness of CABS with Helicone mechanisms on energy and natural lighting, as well as its influential factors. The parametric modeling simulation method was applied to compare the energy and natural lighting aspects, between the adaptive and static facades of the Helicone mechanism. The results indicated that the adaptive facade was more effective than the static, based on energy and natural lighting. It was also found that the 30° adaptive configuration with the Helicone mechanism was the most effective. These results were influenced by several factors, i.e., the small turning angle (30° and 150° (-30°) and the anticlockwise direction of the adaptive facade rotation.
Penataan Kawasan Wisata Pantai Berbasis Komunitas Nelayan di Pantai Bintang Kabupaten Lombok Utara Pascaghana Jayatri; Zaedar Gazalba, ST., MT.; Giska Ayu Pradana Putri Kamase, ST.; Fauza Hastati, ST., MT.; Aldhi Nugraha Anantama, S. Arch., M.Arch.
Jurnal Anala Vol 11 No 2 (2023): Jurnal Anala
Publisher : Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46650/anala.11.2.1457.1-12

Abstract

The arrangement of coastal areas as tourist attractions in Medana Village, Tanjung subdistrict, North Lombok Regency has been massively developed in line with the economic revival of North Lombok after the devastating earthquake in 2018 and Covid-19 in 2020. Bintang Beach is one of the tourist destinations. Local mainstays along the Medane coastal area with infrastructure built in 2016 were also affected by the earthquake, it is necessary to reorganize the area so that it becomes vital again and can be integrated with the coastal area to the north and fishermen's settlements to the south. The problems studied in this research are direction and concept of structuring coastal areas based on fishing communities, as well as the design of structuring models that can be applied as a basic reference for restructuring areas in future development. The method used is Qualitative Descriptive with primary data collection techniques using direct site surveys, and secondary data in the form of related policy references. Analysis is carried out by exploring the potential of the area through a tourism component approach, and SWOT analysis to project facility needs and tourism sustainability strategies. The concept results obtained were 8 regional planning concepts. The model design a regional master plan with a fishing community-based approach.
Pemanfaatan Ruang Terbuka Publik di Taman Sangkareang Kota Mataram Indriani, Ni Ketut Ayu Intan Putri Mentari; Bachtiar, Jasmine Chanifah Uzdah; Kamase, Giska Ayu Pradana Putri; Anantama, Aldhi Nugraha; Gazalba, Zaedar
SADE : Jurnal Arsitektur, Planologi dan Teknik Sipil Vol 3 No 2 (2024): SADE Oktober 2024
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/sade.v3i2.86

Abstract

Ruang terbuka publik merupakan elemen penting dalam perancangan kota yang mewadahi ruang gerak dan aktifitas masyarakat kota. Penataan ruang terbuka publik perlu menyesuaikan kebutuhan masyarakat dan menjadi ruang yang ramah untuk beragam aktivitas dan interaksi sosial. Taman Sangkareang menjadi sentral ruang publik bagi masyarakat Kota Mataram dan mewadahi beragam aktifitas masyarakat. Aktifitas yang terjadi berulang pada ruang publik membentuk pola perilaku spasial dalam pemanfaatan ruang publik. Pemanfaatan ruang publik yang tidak sesuai setting fisik dapat mengganggu kenyamanan dalam beraktifitas sehingga perlu adanya evaluasi maupun penyesuaian antara pola pemanfaatan ruang dengan setting fisik ruang publik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pola perilaku keruangan (spasial) pengunjung Taman Sangkareang berdasarkan perilaku pemanfaatan ruang pada setiap setting fisik sehingga dapat dijadikan acuan dalam penataan ruang publik kedepannya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan teknik pemetaan perilaku. Hasil penelitian menunjukan bahwa pola pemanfaatan ruang di Taman Sangkareang cenderung menyesuaikan dengan setting fisik, dapat meluas pada kondisi tertentu yang dipengaruhi waktu dan kegiatan yang berlangsung, serta beberapa kegiatan terbentuk tidak sesuai fungsi dan setting ruang. Selain itu, ditemukan juga beberapa atribut yang muncul akibat adanya interaksi manusia dengan lingkungan pada ruang publik.
Pendekatan Arsitektur Hijau pada Perancangan Youth Creative Art Center di KEK Mandalika: Integrating Sustainable Design Principles in the Youth Creative Art Center at KEK Mandalika Putri, Baiq Adisty Tahira; Saptaningtyas, Rini Srikus; Anantama, Aldhi Nugraha; Gazalba, Zaedar; Kamase, Giska Ayu Pradana P; Wardi, Liza Hani Saroya; Puji, Lale Garjita Kusumaring
SADE : Jurnal Arsitektur, Planologi dan Teknik Sipil Vol 3 No 2 (2024): SADE Oktober 2024
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/sade.v3i2.87

Abstract

Arsitektur hijau merupakan salah satu konsep yang cenderung memanfaatkan sumber daya alam dibanding sumber daya buatan. Hal ini menjadi acuan bagi pribadi terkait dengan kesadaran jika terus menerus menggunakan sumber energi buatan yang berdampak bagi manusia ataupun bangunan itu sendiri. Konsep arsitektur hijau kuat kaitannya dengan berkelanjutan. Berkelanjutan yang dimaksud yaitu adanya pengurangan pemakaian energi yang tidak dapat diperbarui agar tidak cepat habis pakai. Tujuan dari tulisan ini adalah merumuskan solusi untuk mengurangi dampak negatif pembangunan terhadap lingkungan, mengembangkan dan memajukan generasi pemuda, pegiat seni, serta kebutuhan sarana pariwisata pada KEK Mandalika yang berskala internasional. Metode yang digunakan dalam penyusunan tulisan ini yaitu melakukan identifikasi potensi dan masalah serta melakukan studi literatur dan kajian terkait prinsip arsitektur hijau. Dengan menerapkan prinsip – prinsip arsitektur hijau, bangunan pusat seni Youth Creative Art Center diharapkan akan menjadi fasilitas dan sarana terpusat yang dapat menampung atau mewadahi segala jenis kegiatan kesenian dan budaya, baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Implementasi Pendekatan Arsitektur Tropis pada Perancangan Rusunawa di Kawasan DAS Jangkuk, Mataram Dikarini, Dian; Handayani, Teti; Indriani, Ni Ketut Ayu Intan Putri Mentari; Putra, Pascaghana Jayatri; Raissilki , Muhammad Iqbal; Anantama, Aldhi Nugraha
SADE : Jurnal Arsitektur, Planologi dan Teknik Sipil Vol 3 No 2 (2024): SADE Oktober 2024
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/sade.v3i2.89

Abstract

Kepadatan penduduk di Kota Mataram yang terus mengalami peningkatan sebesar 1,69 % - 1.94% (Badan Pusat Statistik, 2023) menjadi salah satu pemicu dari timbulnya permukiman kumuh. Luas kekumuhan yang perlu segera di atasi dan di akomodasi pada tapak perancangan di Kelurahan Banjar, Kawasan DAS Jangkuk yakni sebesar 0,51 Ha dengan jumlah total hunian sebanyak 110 unit. Dalam perancangan yang dilakukan, Rusunawa dianggap menjadi solusi yang paling rasional dalam upaya menata permukiman masyarakat untuk menjadi lebih baik. Adapun, pendekatan desain yang digunakan untuk memaksimalkan perancangan yang dilakukan pada perancangan Rusunawa tersebut yakni dengan menggunakan pendekatan arsitektur tropis. Pendekatan tersebut dianggap sesuai karena mampu memberikan respon terhadap permasalahan yang sering terjadi di wilayah dengan iklim tropis, seperti intensitas matahari, kelembaban yang tinggi, curah hujan, pergerakan angin dan lainnya. Karakter yang akan ditekankan pada perancangan Rusunawa sesuai dengan pendekatan tersebut yaitu perihal orientasi bangunan, isolasi atau pelindung, ventilasi silang, ruang terbuka hijau dan vegetasi, serta material bangunan.
KAJIAN TERITORIALITAS PADA RUANG TERBUKA PUBLIK (STUDI KASUS: TAMAN SANGKAREANG KOTA MATARAM) Indriani, N.K.A. Intan Putri Mentari; Bachtiar, Jasmine Chanifah Uzdah; Kamase, Giska Ayu Pradana Putri; Anantama, Aldhi Nugraha; Gazalba, Zaedar
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 14, No 3 (2024)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/vitruvian.2024.v14i3.005

Abstract

Ruang-ruang publik kerap mengalami pergeseran fungsi karena banyak aktivitas yang bersifat pribadi membentuk zona-zona privat pada ruang yang seharusnya digunakan bersama. Hal ini merupakan salah satu bagian dari perilaku spasial individu dalam merespons lingkungannya. Salah satu bentuk dari perilaku spasial yang dilakukan seseorang dengan melakukan klaim terhadap ruang yang dianggap sebagai bagian dari kepemilikannya disebut sebagai teritorialitas. Hubungan timbal balik antara lingkungan dan perilaku yang terbentuk pada Taman Sangkareang ini tidak dapat dihindari karena keberadaan setting ruang publik yang mengundang kedatangan orang untuk beraktivitas. Penelitian ini difokuskan untuk mengidentifikasi pola teritorialitas yang terbentuk pada Taman Sangkareang guna mengetahui kesesuaian antara penataan setting fisik ruang publik dengan pemanfaatan ruang yang dilakukan pengunjung atau pengguna taman. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan metode pemetaan perilaku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola teritorialitas yang terbentuk sangat dipengaruhi oleh durasi dan waktu pemanfaatan ruang, jenis kegiatan, juga ketersediaan fasilitas atau setting fisik yang tersedia.
Rumah Subsidi Tumbuh: Studi Eksploratif Dampak Penambahan Ruang Terhadap Akses Pencahayaan Alami Kamase, Giska Ayu Pradana Putri; Anantama, Aldhi Nugraha
Jurnal Linears Vol 8, No 1 (2025): Jurnal LINEARS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/j-linears.v8i1.17238

Abstract

ABSTRAK: Urbanisasi yang cepat dan perumahan yang tidak memadai di Indonesia menjadi tantangan bagi pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) 11. Program perumahan bersubsidi bertujuan untuk menyediakan perumahan yang terjangkau bagi rumah tangga berpenghasilan rendah, tetapi perencanaan yang buruk dan ketersediaan lahan yang terbatas sering kali membatasi akses pencahayaan alami. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan solusi desain untuk pembangunan perumahan tambahan yang mengoptimalkan pencahayaan alami sekaligus memenuhi persyaratan spasial dan memastikan kenyamanan dan kesejahteraan penghuni. Dengan menggunakan pendekatan metode campuran, penelitian ini mengintegrasikan eksplorasi kualitatif dan simulasi komputer. Tiga tahap dilakukan: persiapan (tinjauan literatur, wawancara pengembang, observasi lapangan), eksplorasi (analisis tapak, pengembangan desain 3D), dan simulasi (perangkat lunak DIALux untuk mengevaluasi pencahayaan alami berdasarkan standar SNI 6197:2020). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perluasan horizontal dan vertikal dapat meningkatkan ketersediaan pencahayaan alami sekaligus memenuhi kebutuhan ruang. Namun, area seperti dapur dan ruang keluarga mungkin masih membutuhkan pencahayaan buatan selama waktu-waktu tertentu. Studi ini menekankan pentingnya bukaan yang dirancang dengan baik dan ruang terbuka untuk mencapai pencahayaan alami yang optimal. Pendekatan pembangunan bertahap direkomendasikan untuk mengakomodasi kemampuan finansial penghuni. Penelitian ini memberikan panduan untuk desain perumahan yang terjangkau yang sesuai dengan standar kehidupan yang berkelanjutan. Penelitian lebih lanjut harus meneliti dampak pencahayaan alami terhadap suhu dalam ruangan untuk mencegah kepanasan.ABSTRAK: Rapid urbanization and inadequate housing in Indonesia challenge the achievement of Sustainable Development Goal (SDG) 11. Subsidized housing programs aim to provide affordable housing for low-income households, but poor planning and limited land availability often restrict natural lighting access. The primary objective of this study is to develop design solutions for incremental housing development that optimize natural lighting while meeting spatial requirements and ensuring residents' comfort and well-being. Using a mixed-method approach, the research integrates qualitative exploration and computer simulations. Three stages are conducted: preparation (literature review, developer interviews, field observations), exploration (site analysis, 3D design development), and simulation (DIALux software to evaluate natural lighting based on SNI 6197:2020 standards). Results show that horizontal and vertical expansions can enhance natural lighting availability while fulfilling spatial needs. However, areas like kitchens and living rooms may still require artificial lighting during specific times. This study emphasizes the importance of well-designed openings and open spaces to achieve optimal natural lighting. A phased development approach is recommended to accommodate residents’ financial capabilities. This research provides guidelines for affordable housing design that aligns with sustainable living standards. Further research should examine the impact of natural lighting on indoor temperatures to prevent overheating.
STRUKTUR TULANGAN RINGAN UNTUK BANGUNAN SEDERHANA Gazalba, Zaedar; Kamase, Giska Ayu Pradana Putri; Raissilki, Muhammad Iqbal; Indriani, Ni Ketut Ayu Intan Putri Mentari; Anantama, Aldhi Nugraha
Jurnal Abdi Insani Vol 12 No 9 (2025): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v12i9.2163

Abstract

The series of Lombok earthquakes in 2018 caused huge losses of life and property. There were 460 fatalities, 7,733 injured, 417,529 displaced. In addition, the earthquake also damaged 71,962 houses, 671 educational facilities, 52 health facilities, 128 worship facilities and infrastructure such as roads, bridges, drainage channels, irrigation channels, dams, etc. were recorded as having suffered severe damage. In repairing houses, the Central Government has budgeted more than 5.1 trillion Rupiah. Based on the results of field investigations, it was found that generally the buildings that were severely damaged (collapsed) were residential buildings with brick wall construction and most of them used reinforced concrete columns and beams. This can happen because the construction system carried out by the community and especially the workers does not meet the requirements for concrete and reinforcement quality standards. To prevent this from happening again, it is deemed necessary to provide counseling on the lightweight reinforcement construction system that meets construction requirements so that the strength of the building can be more resistant to earthquakes.