Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Analisis Tindak Tutur Komisif pada Monolog Demokrasi Karya Putu Wijaya Pahlepi, Muhammad Khoir; Arini, Rika; Nasution, Ahmad Bukhari; Hijrah, Nurul; Azzurra, Diva; Anggita, Adelia Fitri; Sarah, May; Tobing, Jelita Teresia Br L.; Puteri, Anggia
PENTAS : Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 10 No 2 (2024): PENTAS: November 2024
Publisher : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52166/pentas.v10i2.7867

Abstract

This research aims to analyze commissive speech acts in Putu Wijaya's democracy monologue. Commissive speech act is a speech act that binds the speaker to carry out what is mentioned in the speech. This research uses descriptive qualitative method which is a research that describes the phenomenon or situation that is observed objectively. The subject of this research is the video monologue "Democracy" by Putu Wijaya by students of SMAN 5 Surakarta. This research uses data collection techniques, namely listening and note-taking techniques. The listening technique is done repeatedly to get precise and accurate data. Furthermore, the results of listening to the data were collected by recording. The data analysis used is data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The results show that the use of commissive speech acts in Putu Wijaya's “Democracy” monologue shows how speech functions to express the speaker's commitment to the spoken statement. Such as intending, promising, swearing, realizing, bargaining, and refusing.
Dari Keterbatasan Menjadi Inspirasi: Peran Media Digital dalam Meningkatkan Kemandirian Penyandang Tunadaksa Anggita, Adelia Fitri; Ulitona, Anastasia Roh; Silitonga, F.M Anjelina; Sinaga, Masdiwati; Gultom, Renita Oktavia; Simanjuntak, Ririn Ayu; Puteri, Anggia
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 1 (2025)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini berjudul dari keterbatasan menjadi inspirasi: peran media digital dalam meningkatkan kemandirian penyandang tunadaksa ini merupakan penelitian yang menggunakan metode kualitatif dengan teknik studi literatur. Dengan subjek penelitian seorang penyandang disabilitas Muhammad Arifin. Adapun penyandang tunadaksa ini, kini menjadi seorang motivator dan inspirator di Media sosial. Namun, penelitian ini lebih berfokus pada peran platform digital membantu penyandang disabilitas khususnya tunadaksa, dalam meningkatkan kemandirian dan kepercayaan diri yang diperoleh dari konten yang dibuat oleh Muhammad Arifin. Karena dalam era digital saat ini, akses terhadap teknologi informasi dan komunikasi telah membuka peluang baru bagi individu dengan disabilitas untuk berpartisipasi lebih aktif dalam masyarakat. Adapun hasil penelitian ini mengeksplorasi berbagai inisiatif dan program yang telah berhasil memberdayakan penyandang tunadaksa, serta tantangan yang masih dihadapi dalam pemanfaatan media digital. Dengan pendekatan yang berbasis pada pengalaman langsung para penyandang disabilitas, artikel ini bertujuan untuk memberikan wawasan tentang bagaimana teknologi dapat dioptimalkan untuk mendukung kemandirian dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi pembuat kebijakan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat luas dalam menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung bagi penyandang disabilitas.
Analisis Kesantunan Berbahasa Pada Film Gara-Gara Warisan Karya Muhadkly Acho & Relevansinya Terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia: Kajian Pragmatik Tobing, Jelita Br.L; Anggita, Adelia Fitri; Maulida, Dinda Nur; Simanjuntak, Siska Monika; Sari, Yuliana
EDUKASI Vol 23, No 1 (2025): EDISI MEI 2025
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/j.edu.v23i1.8122

Abstract

This study examines language politeness according to Geoffrey Leech's theory in the movie Gara-Gara Pahlawan by Muhadkuri Acho and its implications for Indonesian language learning. The approach used is descriptive qualitative with pragmatic analysis. The data were obtained by using the free listening method and listening to the narration of the characters in the movie. The results of the analysis found 12 data of compliance with the principles of language politeness, consisting of 5 data of the maxim of generosity, 3 data of the maxim of respect, 1 data of the maxim of simplicity, 1 data of the maxim of consensus, and 2 data of the maxim of sympathy. No compliance with the maxim of wisdom was found. This movie is suitable as teaching material for language politeness because it displays many polite speeches and can be a model for choosing the right words according to the context and interlocutors. The application of polite language in learning can improve students' communication skills using polite language in various social situations.