Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

OVERVIEW STUDI KELAYAKAN BISNIS Mairani Adelia; M. Abiyyu Wadi; Suci Haryanti
JURNAL AKADEMIK EKONOMI DAN MANAJEMEN Vol. 1 No. 4 (2024): Desember
Publisher : CV. KAMPUS AKADEMIK PUBLISING

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61722/jaem.v1i4.3107

Abstract

A Business Feasibility Study is a vital element in the planning and development of a new venture, aiming to evaluate a business idea's potential success and feasibility before its implementation. This article discusses the importance of a business feasibility study, describing an evaluation process that involves economic, technical, legal, market and financial aspects. By conducting a thorough feasibility study, entrepreneurs can identify risks, minimize losses, and ensure efficient use of resources. The article also highlights the various stages in a feasibility study, from idea implementation to execution, as well as the necessary primary and secondary data sources for the analysis of the operational, industrial, and remote environments. Findings show that a comprehensive business feasibility study is an essential foundation for planning and running a business successfully, as well as providing strategic guidance for better decision-making.
SAYANGI MATA DI ERA DIGITAL: PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNTUK PENCEGAHAN GANGGUAN PENGLIHATAN DI SMK JAKARTA TIMUR 1 Fitri Yati; Atti Kartikawati; Suci Haryanti; Firman Syarif; Sahel, Sahel
J-ABDI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 5 No. 2: Juli 2025
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Era digital telah mengubah pola hidup masyarakat, khususnya dalam penggunaan perangkat elektronik yang berdampak pada kesehatan mata. Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) "Sayangi Mata di Era Digital" dilaksanakan di SMK Jakarta Timur 1 pada tanggal 26 Februari 2025 dengan melibatkan 341 peserta yang terdiri dari siswa, guru, dan staff sekolah. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi tentang kesehatan mata di era digital dan melakukan pemeriksaan refraksi untuk deteksi dini gangguan penglihatan. Metode yang digunakan meliputi penyuluhan, pemeriksaan mata langsung, dan pemberian bantuan alat koreksi penglihatan. Hasil menunjukkan bahwa 83,33% guru dan staff memerlukan alat bantu penglihatan, sementara persentase terendah terdapat pada siswa jurusan pemasaran (25%). Program ini memberikan kontribusi signifikan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat sekolah tentang pentingnya menjaga kesehatan mata di era digital.
PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO GANGGUAN REFRAKSI PADA POPULASI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI ERA DIGITAL: STUDI CROSS-SECTIONAL Shinta Amelia Astuti; Suci Haryanti; Erline Harijanto; Ahmad Dasuki; Eriko Ruslan
J-ABDI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 5 No. 2: Juli 2025
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan perangkat digital yang meluas telah meningkatkan kekhawatiran tentang kesehatan visual, terutama di lingkungan pendidikan. Computer Vision Syndrome (CVS) dan kelainan refraksi menjadi prevalensi tinggi di kalangan remaja dan dewasa yang menggunakan teknologi digital secara intensif. Tujuan pelaksanaan pengabdian ini adalah untuk menentukan prevalensi kelainan refraksi dan faktor risiko terkait pada siswa, guru, dan staf di sekolah menengah kejuruan di Jakarta. Metode pengabdian ini adalah Studi cross-sectional dilakukan di SMK Jakarta Timur 1 dengan melibatkan 341 peserta pada 26 Februari 2025. Pemeriksaan mata komprehensif meliputi tes ketajaman penglihatan dan penilaian refraksi dilakukan. Analisis statistik mencakup statistik deskriptif, uji chi-square, dan regresi logistik untuk mengidentifikasi faktor risiko. Hasil pengabdian ini adalah prevalensi keseluruhan kelainan refraksi yang memerlukan koreksi adalah 34,3% (117/341). Guru dan staf menunjukkan prevalensi tertinggi sebesar 83,3% (35/42), sedangkan siswa pemasaran memiliki prevalensi terendah sebesar 25,0% (4/16). Miopia merupakan kelainan refraksi yang dominan (68,4%), diikuti hiperopia (18,8%) dan astigmatisme (12,8%). Kelompok usia (OR=3,45, 95%CI: 2,12-5,67, p<0,001) dan kategori pekerjaan (OR=2,78, 95%CI: 1,56-4,94, p<0,01) merupakan faktor risiko yang signifikan. Kesimpulan pengabdian ini adalah Prevalensi kelainan refraksi yang tinggi, terutama pada peserta yang lebih tua, menunjukkan perlunya program skrining mata rutin dan edukasi digital wellness di institusi pendidikan
ANALISIS FAKTOR RISIKO DAN DAMPAK AKADEMIK GANGGUAN PENGLIHATAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR: STUDI KASUS DI SD AL WAFI Atti Kartikawati; Suci Haryanti; Sahel, Sahel; Ahmad Dasuki
Journal of Innovation Research and Knowledge Vol. 4 No. 8: Januari 2025
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53625/jirk.v4i8.9401

Abstract

Gangguan penglihatan pada anak usia sekolah menjadi masalah kesehatan yang serius dengan prevalensi mencapai 10% di Indonesia. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor risiko dan dampak akademik gangguan penglihatan pada siswa sekolah dasar melalui pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi terhadap 4 siswa SD Al Wafi dengan gangguan penglihatan, 2 guru kelas, dan 4 orang tua. Hasil penelitian menunjukkan onset gangguan penglihatan dominan terjadi pada awal masa sekolah dengan manifestasi utama kesulitan melihat jarak jauh. Faktor risiko utama meliputi penggunaan gawai >4 jam/hari dan postur membaca tidak ergonomis. Dampak signifikan teridentifikasi pada prestasi akademik (75% mengalami penurunan) dan adaptasi psikososial. Penelitian menghasilkan model intervensi berbasis ekosistem dan indikator deteksi dini dalam konteks pembelajaran. Temuan berkontribusi pada pengembangan strategi pencegahan dan penanganan gangguan penglihatan siswa SD melalui pendekatan komprehensif melibatkan sekolah, keluarga, dan tenaga kesehatan.
TATALAKSANA PEMERIKSAAN PASIEN LOW VISION DENGAN KASUS RUBELLA YANG MENGALAMI CEREBRAL PALSY Candra Hadi Nugroho; Erni Suprihatin; Suci Haryanti
Journal of Innovation Research and Knowledge Vol. 4 No. 8: Januari 2025
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53625/jirk.v4i8.9412

Abstract

Introduction Low vision, according to WHO, is a decrease in visual function with visual acuity of less than 6/18 (20/60), including light perception or a visual field of less than 10 degrees from the fixation point, which cannot be maximally corrected with medications, the use of lenses, or even surgery. However, with low vision aids, patients can maximize their remaining vision to carry out certain activities. The success rate of managing low vision greatly depends on the underlying causes and when the initial treatment is provided. Method: The research method used is the qualitative method. This research is a case study conducted at the low vision clinic ARO Kartika in Jakarta. The observation was conducted in November 2023. Result: In this patient, distance vision was assessed using the Worth’s Ivory Ball Test, visual field testing was conducted using simple methods or confrontation, color testing was done by naming the colors on provided colored paper objects, and contrast sensitivity was tested by selecting several objects with high, medium, and low contrast. Conclusion: The management of low vision examinations in children greatly depends on the underlying cause of low vision and is tailored to meet their specific needs.
Pelatihan Wirausaha Kreatif: Pembuatan Sabun Cuci Piring sebagai Produk Usaha Rumah Tangga di Desa Kuala Indah Muammar Tanjung; Rizvy Azyura; Suci Haryanti; Siti Ismahani
Jurnal Pengabdian Masyarakat Waradin Vol. 6 No. 1 (2026): Januari : Jurnal Pengabdian Masyarakat Waradin
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata Indonesia Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56910/wrd.v6i1.896

Abstract

This community service activity was carried out in Kuala Indah Village with the aim of improving the skills and economic independence of the community through creative entrepreneurship training in the form of making liquid dish soap. This program was motivated by the socio-economic conditions of the village community, the majority of whom work In the informal sector with uncertain incomes, so that alternative businesses that are easy to do and have economic value are needed. The implementation method of the activity consisted of three stages: socialization, provision of materials, and direct practice of soap making. The results of the activity showed that the community was very enthusiastic in participating in the training and was able to practice the soap making process independently, from mixing the ingredients to packaging the final product. Through this activity, the community gained new knowledge about the ingredients, functions, and benefits of dish soap, as well as opportunities for developing it as a household business. This training successfully improved the skills, motivation, and entrepreneurial spirit of the Kuala Indah Village community, while also opening up opportunities for the formation of independent small businesses that have the potential to improve the family economy