Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

CORAK TAFSIR MU'TAZILAH Ahmad Dasuki
El-Mashlahah Vol 7, No 2 (2017)
Publisher : INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23971/el-mas.v7i2.1425

Abstract

Perbedaan penafsiran dikalangan para mufassir, merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat dihindari. Perbedaan ini tidak hanya disebabkan oleh perbeedaan tingkat kecerdasan atau latar belakang pemikiran dan kecenderungan seseorang, melainkan juga disebabkan oleh pengaruh lingkungan, kondisi sosial politik, pengalaman, dan peristiwa-peristiwa sejarah, serta penemuan ilmiah. Keragaman penafsiran tersebut menurut Shihab ditunjang pula oleh al-Qur’an yang keadaannya seperti yang digambarkan Darraz bahawa “al-Qur’an bagaikan intan yang setiap sudutnya memancarkan cahaya yang berbeda dengan apa yang terpancar dari sudut-sudut pandang, metode dan coraknya tersebut, penulis hanya ingin membahas salah satu metode dan coraknya saja. Metode yang akan dibahas itu adalah metode tafsir tahlily dengan corak i’tizaly yang sangat menonjolkan akal pikiran ketimbang wahyu, inilah yang kemudian dinamai dengan tafsir bil ra’yi yang banyak dilakukan oleh tokoh-tokoh Mu’tazilah. Hal ini yang membuat mereka jatuh kepada tafsir bil ra’yi al-madzmumah atau as-sayyi’ah, tetapi paling tidak tafsir mereka ini merupakan cikap bakal lahirnya Tafsir bil al-Ra’yi atau Tafsir bi al-Ma’qul (penalaran akal pikiran) dan merupakan khazanah ilmu-ilmu keislamanan
CORAK TAFSIR MU'TAZILAH Ahmad Dasuki
El-Mashlahah Vol 7, No 2 (2017)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23971/el-mas.v7i2.1425

Abstract

Perbedaan penafsiran dikalangan para mufassir, merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat dihindari. Perbedaan ini tidak hanya disebabkan oleh perbeedaan tingkat kecerdasan atau latar belakang pemikiran dan kecenderungan seseorang, melainkan juga disebabkan oleh pengaruh lingkungan, kondisi sosial politik, pengalaman, dan peristiwa-peristiwa sejarah, serta penemuan ilmiah. Keragaman penafsiran tersebut menurut Shihab ditunjang pula oleh al-Qur’an yang keadaannya seperti yang digambarkan Darraz bahawa “al-Qur’an bagaikan intan yang setiap sudutnya memancarkan cahaya yang berbeda dengan apa yang terpancar dari sudut-sudut pandang, metode dan coraknya tersebut, penulis hanya ingin membahas salah satu metode dan coraknya saja. Metode yang akan dibahas itu adalah metode tafsir tahlily dengan corak i’tizaly yang sangat menonjolkan akal pikiran ketimbang wahyu, inilah yang kemudian dinamai dengan tafsir bil ra’yi yang banyak dilakukan oleh tokoh-tokoh Mu’tazilah. Hal ini yang membuat mereka jatuh kepada tafsir bil ra’yi al-madzmumah atau as-sayyi’ah, tetapi paling tidak tafsir mereka ini merupakan cikap bakal lahirnya Tafsir bil al-Ra’yi atau Tafsir bi al-Ma’qul (penalaran akal pikiran) dan merupakan khazanah ilmu-ilmu keislamanan
Transformation of Islamic Religious Education Curriculum in Schools Facing the Challenges of Globalization and Multiculturalism Noor Azida Batubara; Ahmad Dasuki
al-Afkar, Journal For Islamic Studies Vol. 8 No. 1 (2025)
Publisher : Perkumpulan Dosen Fakultas Agama Islam Indramayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/afkarjournal.v8i1.1726

Abstract

This study aims to analyze and identify the process of transforming the Islamic Religious Education curriculum in schools to face the challenges of globalization and multiculturalism. The transformation of the Islamic Religious Education curriculum in schools has become an urgent need in response to the challenges of globalization and multiculturalism, which increasingly affect the social and cultural life of society. Globalization, with its wide-ranging impacts on technology, economy, culture, and communication, influences how students understand the world and the values that evolve around them. On the other hand, multiculturalism, marked by the diversity of ethnicities, religions, and cultures in Indonesia, demands an education system that teaches tolerance, mutual respect, and the ability to live harmoniously amidst differences. The process of curriculum transformation in schools faces the challenges of globalization and multiculturalism. This method is chosen because it can provide a holistic understanding of the phenomena occurring within the context of education and how the curriculum is adapted to global and diverse developments in line with the changing times. Through an adaptive and inclusive curriculum transformation, Islamic Religious Education can play an important role in shaping a generation that is not only intellectually intelligent but also has strong character, based on religious moral values that can face the challenges of globalization and cultural diversity wisely. Thus, Islamic Religious Education will remain relevant in shaping individuals who are ready to contribute to peace and the progress of global society.
PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO GANGGUAN REFRAKSI PADA POPULASI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI ERA DIGITAL: STUDI CROSS-SECTIONAL Shinta Amelia Astuti; Suci Haryanti; Erline Harijanto; Ahmad Dasuki; Eriko Ruslan
J-ABDI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 5 No. 2: Juli 2025
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan perangkat digital yang meluas telah meningkatkan kekhawatiran tentang kesehatan visual, terutama di lingkungan pendidikan. Computer Vision Syndrome (CVS) dan kelainan refraksi menjadi prevalensi tinggi di kalangan remaja dan dewasa yang menggunakan teknologi digital secara intensif. Tujuan pelaksanaan pengabdian ini adalah untuk menentukan prevalensi kelainan refraksi dan faktor risiko terkait pada siswa, guru, dan staf di sekolah menengah kejuruan di Jakarta. Metode pengabdian ini adalah Studi cross-sectional dilakukan di SMK Jakarta Timur 1 dengan melibatkan 341 peserta pada 26 Februari 2025. Pemeriksaan mata komprehensif meliputi tes ketajaman penglihatan dan penilaian refraksi dilakukan. Analisis statistik mencakup statistik deskriptif, uji chi-square, dan regresi logistik untuk mengidentifikasi faktor risiko. Hasil pengabdian ini adalah prevalensi keseluruhan kelainan refraksi yang memerlukan koreksi adalah 34,3% (117/341). Guru dan staf menunjukkan prevalensi tertinggi sebesar 83,3% (35/42), sedangkan siswa pemasaran memiliki prevalensi terendah sebesar 25,0% (4/16). Miopia merupakan kelainan refraksi yang dominan (68,4%), diikuti hiperopia (18,8%) dan astigmatisme (12,8%). Kelompok usia (OR=3,45, 95%CI: 2,12-5,67, p<0,001) dan kategori pekerjaan (OR=2,78, 95%CI: 1,56-4,94, p<0,01) merupakan faktor risiko yang signifikan. Kesimpulan pengabdian ini adalah Prevalensi kelainan refraksi yang tinggi, terutama pada peserta yang lebih tua, menunjukkan perlunya program skrining mata rutin dan edukasi digital wellness di institusi pendidikan
Mazhab Tafsir Sufi: Sejarah, Metodologi, dan Tokoh-Tokoh Beserta Karyanya Anugrah Pangestu; Syahla Ghaziyah; Ahmad Dasuki
JURNAL ILMIAH NUSANTARA Vol. 2 No. 3 (2025): Jurnal Ilmiah Nusantara
Publisher : CV. KAMPUS AKADEMIK PUBLISING

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61722/jinu.v2i3.4538

Abstract

Sufi exegesis is an approach to interpreting the Qur’an that emphasizes inner meanings and spiritual experiences in understanding divine revelation. This study aims to explore the historical development of Sufi exegesis, its methods and sources, as well as key figures and their works. Utilizing a literature review method, the research examines the contributions of Sufi exegetes such as Sahl al-Tustari, Al-Ghazali, Ibn Arabi, and Jalaluddin Rumi in developing interpretations that incorporate divinely inspired knowledge, inspiration, symbolic approaches, and mystical experiences. The findings indicate that Sufi exegesis plays a significant role in deepening the spiritual understanding of the Qur’an and promoting a moderate and inclusive Islamic perspective. Despite facing criticism for its subjective approach and lack of textual verifiability, Sufi exegesis remains relevant in the modern context, particularly in bridging religion and spirituality and encouraging a more tolerant and humanistic understanding of Islam.
ANALISIS FAKTOR RISIKO DAN DAMPAK AKADEMIK GANGGUAN PENGLIHATAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR: STUDI KASUS DI SD AL WAFI Atti Kartikawati; Suci Haryanti; Sahel, Sahel; Ahmad Dasuki
Journal of Innovation Research and Knowledge Vol. 4 No. 8: Januari 2025
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53625/jirk.v4i8.9401

Abstract

Gangguan penglihatan pada anak usia sekolah menjadi masalah kesehatan yang serius dengan prevalensi mencapai 10% di Indonesia. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor risiko dan dampak akademik gangguan penglihatan pada siswa sekolah dasar melalui pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi terhadap 4 siswa SD Al Wafi dengan gangguan penglihatan, 2 guru kelas, dan 4 orang tua. Hasil penelitian menunjukkan onset gangguan penglihatan dominan terjadi pada awal masa sekolah dengan manifestasi utama kesulitan melihat jarak jauh. Faktor risiko utama meliputi penggunaan gawai >4 jam/hari dan postur membaca tidak ergonomis. Dampak signifikan teridentifikasi pada prestasi akademik (75% mengalami penurunan) dan adaptasi psikososial. Penelitian menghasilkan model intervensi berbasis ekosistem dan indikator deteksi dini dalam konteks pembelajaran. Temuan berkontribusi pada pengembangan strategi pencegahan dan penanganan gangguan penglihatan siswa SD melalui pendekatan komprehensif melibatkan sekolah, keluarga, dan tenaga kesehatan.