Air sangat rentan terhadap pencemaran, terutama akibat aktivitas manusia yang semakin meningkat, seperti kegiatan industri dan praktik pertanian intensif. Pada wilayah Kelurahan Sengkotek, terdapat kemungkinan resiko tinggi cemaran coliform di sumber air wilayah tersebut. Disebabkan wilayah ini terdapat aktivitas pertanian maupun industri. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengevaluasi tingkat cemaran bakteri coliform pada sumber air Kelurahan Sengkotek. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif observasional dengan metode cross-sectional. Air diperiksa sebanyak 12 sampel air, terdiri dari 3 sampel PDAM dan 9 sampel sungai. Sampel diperiksa di Laboratorium Mikrobiologi UPTD Laboratorium Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur pada 3-5 Juni 2024. Pemeriksaan dilakukan menggunakan metode Most Probable Number (MPN), kemudian hasil dianalisis menggunakan tabel MPN 555. Berdasarkan hasil penelitian, air sungai di sebagian besar titik pengambilan sampel tidak memenuhi standar air bersih. Hal ini dapat diidentifikasi dengan adanya warna dan bau pada 75% dari sampel yang diambil, serta tingkat cemaran bakteri coliform yang tinggi, yaitu mencapai 240 CFU/100 ml. Hanya 2 titik sampel air sungai yang tidak berwarna dan tidak berbau. Di sisi lain, air PDAM menunjukkan kualitas yang lebih baik dengan pH netral (7), tanpa warna, dan tanpa bau. Jumlah cemaran bakteri pada air PDAM sangat rendah, dengan rata-rata jumlah bakteri coliform <1,8 CFU/100 ml. Kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian bahwa 75% sampel air sungai tercemar, sedangkan 25% sampel air PDAM bebas dari cemaran bakteri coliform.