Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

GAMBARAN JAMUR Candida albicans PADA SALIVA PENDERITA DM TIPE 2 DI PUSKESMAS HARAPAN BARU SAMARINDA Puspitasari, Deanita Rabiatul Zhadiah; Makkadafi, Suparno Putera; Azahra, Sresta
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 10, No 11 (2023): Volume 10 Nomor 11
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v10i11.11821

Abstract

Abstrak: Gambaran Jamur Candida albicans Pada Saliva Penderita Diabetes Melitus Tipe2 Di Puskesmas Harapan Baru Samarinda. Diabetes melitus (DM) adalah penyakit kronis yang dapat diderita seumur hidup yang disebabkan oleh gangguan metabolisme. Penderita DM dengan hiperglikemia dapat mempengaruhi akumulasi saliva yang berhubungan dengan asam basa mulut (pH). Flora normal saliva dalam rongga mulut terdiri dari bakteri seperti Streptococcus sp dan jamur seperti Candida albicans. Tujuan penelitian untuk mengetahui adanya jamur C.albicans pada saliva penderita DM tipe 2 di Puskesmas Harapan Baru. Jenis penelitian ini deskriptif dengan desain cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 33 sampel saliva penderita DM tipe 2 di Puskesmas Harapan Baru Samarinda dengan teknik purposive sampling. Sampel diidentifikasi secara makroskopis dan mikroskopis. Data akan dianalisis secara univariat. Karakteristik responden berdasarkan usia penderita DM persentase tertinggi positif jamur C.albicans pada rentang usia 45-59 tahun sebanyak 12  (52%),  pada rentang usia 60-70 tahun 5 (50%); jenis kelamin         penderita DM persentase tertinggi positif jamur C.albicans pada perempuan yaitu 15 (58%), laki-laki 2 (29%). Hasil kadar glukosa darah sewaktu penderita DM yang terinfeksi C.abicans didapatkan berada diatas normal ≥ 200 mg/dl yaitu 33 (100%). Hasil penelitian negatif jamur C.albicans 48% dengan pertumbuhan jamur Candida non albicans 12 responden dan tidak ditemukan pertumbuhan jamur sebanyak 4 responden. Dari hasil penelitian ini didapatkan hasil positif jamur C.albicans 52%.
GAMBARAN JAMUR CANDIDA ALBICANS PADA URIN PENDERITA DM TIPE 2 DI SAMARINDA Agustina Setia, Skolastika; Azahra, Sresta; Kusumawati, Nursalinda
Jurnal Analis Laboratorium Medik Vol 8 No 2 (2023): JURNAL ANALIS LABORATORIUM MEDIK
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51544/jalm.v8i2.4234

Abstract

Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit endokrin dan metabolik yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah dari batas normal atau yang biasa disebut dengan hiperglikemia. Tingginya kadar glukosa di dalam darah, jaringan, dan urin dapat menyebabkan jamur tumbuh secara berlebihan dan menjadi patogen. Jamur yang paling banyak menyebabkan infeksi adalah Candida albicans. DM merupakan salah satu faktor predisposisi tumbuhnya Candida albicans yang dapat menyebabkan infeksi saluran kemih. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya jamur Candida albicans pada urin penderita DM Tipe 2 di Puskesmas Harapan Baru. Jenis penelitian deskriptif dengan metode cross sectional. Sampel penelitian ini adalah 50 urin penderita DM Tipe 2 di Puskesmas Harapan Baru dengan teknik purposive sampling. Metode pemeriksaan jamur dilakukan secara makroskopis dan mikroskopis. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariate. Hasil penelitian didapatkan karakteristik penderita DM Tipe 2 berdasarkan usia yang paling banyak adalah usia 45-59 tahun sebanyak 70% dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 74%. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan terdapat 42% sampel negatif jamur Candida albicans, 48% sampel positif Candida non-albicans dan 10% sampel positif jamur Candida albicans. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hasil positif jamur Candida albicans pada urin penderita DM Tipe 2.
PROFIL ASPERGILLUS SP PADA SPUTUM LANSIA DI PANTI LANSIA KOTA SAMARINDA TAHUN 2023 Azahra, Sresta; Prihandono, Dwi Setiyo; Sari, Khairin Adinda
Jurnal Analis Laboratorium Medik Vol 9 No 1 (2024): JURNAL ANALIS LABORATORIUM MEDIK
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51544/jalm.v9i1.5294

Abstract

Aspergillus sp merupakan salah satu jamur yang dapat menyebabkan mikosis pada paru-paru. Jenis penyakit dan beratnya bergantung pada status fisiologi dan imunitas manusia. Penyakit sistem pernapasan yang disebabkan jamur Aspergillus sp disebut Aspergillosis. Aspergillosis umumnya berkembang pada individu immunocompromised. Lansia cenderung mengalami berbagai perubahan fisik dan mental seiring bertambahnya usia. Perubahan lansia ditandai dengan penurunan sistem imun, penurunan massa tubuh, dan penurunan fungsi tubuh. Selain itu infeksi jamur pada lansia dapat dipengaruhi oleh penggunaan antibiotik, kondisi lingkungan, dan aktivitas. Tujuan penelitian untuk mengetahui profil jamur Aspergillus sp pada sputum lansia di Panti Lansia UPTD Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri Samarinda. Jenis penelitian yaitu deskriptif dengan desain penelitian menggunakan study observasional. Sampel penelitian ini berjumlah 47 lansia berusia 60-74 tahun (elderly) di Panti Lansia UPTD Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri Samarinda. Teknik pengambilan sampel secara purposive sampling. Penelitian ini dilakukan dengan makroskopis dan mikroskopis menggunakan metode slide culture. Data dianalisis secara univariat dalam bentuk persentase. Hasil penelitian didapatkan 18 sampel (39%) positif Aspergillus sp yang terdiri dari Aspergillus niger 14 (30%), Aspergillus flavus 3 (7%), Aspergillus niger dan Aspergillus flavus 1 (2%). Kesimpulan didapatkan pertumbuhan Aspergillus sp pada sputum lansia di Panti Lansia UPTD Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri Samarinda tidak menyebabkan penyakit pada lansia dengan sistem imun yang kuat.
Deteksi Cemaran Jamur Pada Liquid Foundation Harlita, Tiara Dini; Aina, Ganea Qorry; Azahra, Sresta
Sains Medisina Vol 2 No 1 (2023): Sains Medisina
Publisher : CV. Wadah Publikasi Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Liquid foundation merupakan salah satu kosmetik yang digunakan wanita untuk terlihat lebih sempurna, umumnya digunakan setiap hari secara berulang dalam jangka yang cukup lama. Cara penggunaan dan penyimpanan yang kurang tepat dapat menyebabkan kosmetik rentan terkontaminasi mikroba, baik bakteri maupun jamur. Adanya cemaran mikroba dapat mengakibatkan alergi dan penyakit infeksi lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya cemaran jamur pada liquid foundation yang telah digunakan selama 3 bulan. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Sampel yang digunakan adalah sediaan liquid foundation sebanyak 10 merk yang telah digunakan selama 3 bulan, dengan teknik pengambilan purposive sampling. Sampel dilakukan uji Angka Kapang dan Khamir, serta identifikasi dengan pewarnaan menggunakan LPCB. Hasil pengukuran terhadap 10 merk liquid foundation menunjukkan bahwa 70% sampel terkontaminasi jamur Aspergillus sp. (28,6%), Aspergillus niger (28,6%), dan Trichophyton sp (42,8%). Hasil AKK tertinggi yaitu 2,0x104 koloni/gr dan  AKK terendah sebesar <1,0x101 koloni/gr. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa dari 10 sampel didapatkan 9 sampel  (90%) memenuhi standar BPOM no. 12 tahun 2019 (<103 koloni/gr) sehingga layak digunakan.
Jamur Kontaminan Pada Nasi Berdasarkan Cara Penyimpanan: Contaminant Fungus In Rice Based On Storage Method Agustina, Shella; Azahra, Sresta; Kusumawati, Nursalinda
Borneo Journal of Medical Laboratory Technology Vol. 6 No. 1 (2023): Borneo Journal of Medical Laboratory Technology
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/bjmlt.v6i1.6087

Abstract

Rice is a staple food for the people of Indonesia as a source carbohydrate. Improper rice storage can lead to contamination microorganisms. One of these microorganisms is fungus. Contaminant mold is an example of a type of fungus that can grow on foodstuffs such as rice. This study aims to determine the description of fungal contaminants in rice with various kinds of storage, namely rice cooker on, rice cooker off, and serving lid with storage time of 8 hours, 16 hours, and respectively 24 hours. This type of research is a descriptive observational approach cross sectional. The sample uses 3 brands of rice taken from the market Segiri Kota Samarinda with purposive sampling technique. Rice is processed then stored in various places and storage times. After that identification of contaminants macroscopically and microscopically. Data analyzed using univariate analysis. The results of the research show that there is 3 species of contaminating fungi namely Aspergillus sp, Muchor sp, and Penicillium sp. Based on the sample storage with rice cooker on, rice cooker off, and serving cap respectively indicate the percentage growth of the species the same fungus, namely 33.3%.
Gambaran Ctenocephalides felis Di Kucing Penyebab Dipylidiasis Pada Manusia herliana, herliana; Azahra, Sresta; Anggrieni, Nurul
Borneo Journal of Science and Mathematics Education Vol 4 No 1 (2024): Borneo Journal of Science and Mathematics Education, Februari 2024
Publisher : Faculty of Education and Teacher Training of UINSI Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21093/bjsme.v4i1.7278

Abstract

Salah satu ektoparasit yang sering menyerang kucing adalah pinjal. Ctenocephalides felis adalah pinjal yang bersarang pada kucing. Kucing dapat terserang Ctenocephalides felis jika dalam proses pemeliharaan tidak dijaga kebersihannya. Ctenocephalides felis merupakan pinjal dari ordo siphonoptera dan parasit semi obligat. Ctenocephalides felis bertransmisi dari satu hospes ke hospes yang lain dan dapat bertindak sebagai hospes perantara cacing Dipylidium caninum menyebabkan penyakit Dipylidiasis dan bersifat zoonosis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran Ctenocephalides felis di kucing penyebab dipylidiasis pada manusia. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan desain cross-sectional. Sampel penelitian berjumlah 41 kucing di tempat penampungan kucing Kecamatan Sungai Pinang Kota Samarinda. Sampel dilakukan pemeriksaan mikroskopik. Data dianalisis secara univariat dalam bentuk persentase. Hasil penelitian ini ditemukan persentase kucing yang terserang Ctenocephalides felis di tempat penampungan kucing Kecamatan Sungai Pinang Kota Samarinda sebesar 29,27% sehingga dapat disimpulkan kondisi kucing cukup terawat dengan baik.
Keberadaan Jamur Candida sp Pada Air Bak Toilet Di Pondok Pesantren Syaichona Cholil Sempaja Martiana, Astri; wahyunie, Sri; Azahra, Sresta
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 11, No 12 (2024): Volume 11 Nomor 12
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v11i12.16189

Abstract

Jenis jamur yang dikenal dengan nama Candida sp. sering menyebabkan penyakit yang dikenal sebagai kandidiasis. Kontaminasi Candida sp dikaitkan dengan pola makan yang tidak sehat, pergaulan bebas, dan mengabaikan praktik kebersihan dasar di tempat umum seperti air bak mandi. Kontaminasi air di bak toilet dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti faktor lingkungan sekitar, pengguna, dan persediaan air. Selain itu, seberapa sering bak toilet dibersihkan dan dikuras dapat berdampak pada berkembangnya jamur. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah air toilet Pondok Pesantren Syaichona Cholil Sempaja mengandung jamur Candida sp. Dengan jumlah sampel sebanyak 26 orang, jenis penelitian deskriptif ini menggunakan teknik total sampling. Sampel yang ditanam pada media SDA digunakan dalam penelitian untuk identifikasi makroskopis dan mikroskopis. Koloni yang tumbuh kemudian diamati secara mikroskopis menggunakan pewarnaan LPCB, serta pengujian menggunakan agar krom dan tabung kuman. Sembilan Candida glabrata (35%), enam Candida albicans (23%) dan empat Candida krusei (15%) termasuk di antara 19 sampel (73%) yang dinyatakan positif Candida sp. Berdasarkan temuan penelitian, kondisi toilet dan kebersihannya termasuk seberapa sering bak air dibersihkan dan dikuras, penggunaan cairan desinfektan sumber air yang digunakan mempengaruhi perkembangan jamur.
The Relationship of Gargling Activity to The Amount Growth of Candida sp Fungus in Saliva In People With Type 2 Diabetes Melitus Azahra, Sresta; Rayhana, Annisa; Anggrieni, Nurul
Jurnal Kesehatan Vol. 17 No. 2 (2024): Jurnal Kesehatan
Publisher : UPPM Poltekkes Kemenkes Ternate

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32763/j8947v20

Abstract

Diabetes mellitus (DM) is a disease caused by abnormalities in the insulin hormone which can not work to control glucose properly. DM is a predisposing factor for oral candidiasis because salivary secretions containing excess sugar will support the growth of Candida sp. Oral candidiasis can be anticipated by gargling with commercial mouthwash. The research aimed to determine the relationship between gargling activity and the amount of Candida sp fungus growth in the saliva of DM sufferers. This type of research is pre-experimental with a one-group pretest-posttest design. The total was 30 saliva samples from DM sufferers at the Sidomulyo Samarinda Health Center using a purposive sampling technique. Data were analyzed univariately and bivariately. The research results showed that the presence of Candida sp fungus in DM sufferers based on age in the elderly category (>40 years) was 24 (88.8%); wo25 (89.2%). Growth of Candida sp fungus before gargling 27 (90%) were positive for Candida sp fungus; after gargling, 15 (50%) were positive for Candida sp. The number of Candida sp fungus growth based on activity before gargling was 27 (90%) with the number of Candida sp colonies <400 CFU/ml; after gargling 30 (100%) with the number of Candida sp colonies <400 CFU/ml. The statistical test results obtained a significant value of 0.000 < 0.05, it can be concluded that there is a relationship between mouth gargling activity and the amount of Candida sp fungus growth in the saliva of DM sufferers.
Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Kelakai Terhadap Kadar GGT Pada Mencit Yang Terinfeksi Tuberkulosis Sukarya, I Gede Andika; Ananda, Dwi Putri; Azahra, Sresta
Jurnal Analis Kesehatan Vol. 13 No. 2 (2024): Jurnal Analis Kesehatan
Publisher : Department of Health Analyst, Politeknik Kesehatan, Kementerian Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jak.v13i2.4559

Abstract

Data Kemenkes RI tahun 2022 menunjukkan kasus tuberkulosis sebanyak 824 ribu kasus dengan 93 ribu kematian per tahun atau setara dengan 11 kematian per jam. Pengobatan tuberkulosis biasanya terdiri dari obat anti tuberkulosis (OAT). OAT ini diketahui dapat menyebabkan hepatotoksisitas ditandai dengan peningkatan kadar GGT. Salah satu upaya terapi obat hepatoprotektor ialah daun Kelakai (Stenochlaena palustris). Kandungan alkaloid dan flavonoid yang terdapat di dalam tumbuhan ini berfungsi memberi efek antibakteri, antioksidan, dan antiinflamasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun Kelakai terhadap kadar GGT pada mencit terinfeksi tuberkulosis yang mengalami kerusakan hati pemberian OAT. Jenis penelitian ini adalah eksperimen murni (True Experimen Reseacrh) dengan desain Pretest and Posttest Only Control Group Design dengan menggunakan 24 ekor hewan coba berupa mencit jantan yang dibagi menjadi 4 kelompok yaitu kelompok mencit kontrol, kelompok mencit Tb, kelompok mencit Tb diberi ekstrak daun kelakai, dan kelompok Tb diberi ekstrak daun kelakai dan OAT. Analisa data menggunakan uji One Way Anova. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat pengaruh pemberian daun kelakai terhadap kadar GGT pada mencit tuberkulosis dengan nilai statistik p 0,652 (p value >0,05). Tidak terdapat pengaruh pemberian ekstrak daun kelakai terhadap kadar GGT pada mencit tuberkulosis.
GAMBARAN DERMATOFITA PENYEBAB TINEA PEDIS PADA PEKERJA BANGUNAN DI KECAMATAN PALARAN KOTA SAMARINDA Indra Jati, Nur Octavia; Dini Harlita, Tiara; Azahra, Sresta
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 1 (2025): MARET 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i1.35547

Abstract

Jamur dermatofita dapat menyebabkan penyakit infeksi kulit pada manusia, disebut dermatofitosis. Salah satu penyakit dermatofitosis yaitu Tinea Pedis dan sering ditemukan pada sela jari kaki ditandai dengan timbulnya ruam yang membentuk lingkaran seperti cincin, kulit menjadi tebal. Penyebabnya adalah genus Trichophython, Microsporum dan Epidermophyton. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran dermatofita penyebab Tinea Pedis pada pekerja bangunan di Kecamatan Palaran Kota Samarinda. Jenis penelitian deskriptif dengan desain cross sectional. Sampel 55 kerokan sela jari kaki pekerja bangunan dengan teknik Purposive Sampling. Pengambilan data menggunakan lembar observasi dan pengambilan langsung kerokan sela jari kaki. Metode pemeriksaan dilakukan pengamatan secara makroskopis pada media Sabourand Dextrose Agar (SDA) dan mikroskopis dengan slide kultur pewarnaan Lactophenol Cotton Blue (LPCB). Analisis data menggunakan univariat. Hasil penelitian ditemukan jamur dermatofita sebanyak 48 sampel (87,28) dan non dermatofita sebanyak 7 sampel (12,72%). Jamur dermatofita didapatkan genus Trichophyton sp dan non dermatofita Aspergillus sp, Penicillium sp, Curvularia sp, Candida sp, Cladiophialophora sp, Rhizopus sp. Pertumbuhan jamur dermatofita berdasarkan karakterisasi responden masa lama bekerja >5 tahun sebanyak 48 sampel (87,28%), usia 40-60 tahun sebanyak 34 sampel (61,82%) dan personal hygiene buruk sebanyak 48 sampel positif (87,28%). Kesimpulan ditemukan jamur dermatofita penyebab Tinea Pedis pada pekerja bangunan. Pekerja bangunan diharapkan dapat meningkatkan kesadaran diri pentingnya menjaga kebersihan kaki dan menjaga pola hidup bersih pada saat bekerja.