Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Perbandingan Respons Gastric Emptying Time dan Motilitas Usus Tikus (Rattus norvegicus) Muda dan Dewasa dengan Pemberian Jus Jeruk Utami, Dian Maulia; Pristihadi, Diah Nugrahani; Maheshwari, Hera; Hendry, Altaff; Andre, Daniel Latief; Rahman, Muhammad Luthfi; Permana, Nadine Hanifa; Yan, Teo Qin; Rudramurti, Win Satya
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 10, Nomor 1, Tahun 2025
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/potensi.%Y.24444

Abstract

Umur hewan dan dosis obat diduga secara signifikan memengaruhi kinerja dan penyerapan sediaan oral. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbandingan gastric emptying time (GET) dan respons motilitas usus tikus muda (berumur 3-4 minggu) dan dewasa (berumur 6-8 minggu). Penelitian menggunakan rancangan acak faktorial pada 12 ekor tikus muda dan 12 ekor tikus dewasa yang diberikan sediaan jus jeruk pada dosis 0-20 g/kg BB sebagai model obat yang bersifat asam. Selanjutnya, tikus dilakukan anestesi dan GET diukur. Motilitas usus diamati dengan pengukuran lintasan tinta cina yang ada di usus. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan two-way ANOVA (p<0,05). Rata-rata GET fisiologis normal tikus muda setimbang dengan dewasa (59,00 dan 54,67 menit). Pemberian jus jeruk dengan dosis tertinggi (20 g/kg BB) memperpanjang GET secara signifikan. Ditemukan bahwa tikus yang berumur lebih dari 3 minggu memiliki panjang usus yang relatif konstan. Terhadap motilitas usus, peningkatan dosis pemberian jus jeruk dan umur tikus meningkatkan rasio marker dan kecepatan peristaltik secara signifkan. Kondisi ini menunjukkan bahwa peningkatan dosis jus jeruk memperpanjang GET dan motilitas usus, sementara penambahan umur hewan hanya meningkatkan motilitas usus tanpa memperpanjang GET. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan respons pencernaan yang ditunjukkan oleh tikus berbeda umur terhadap obat asam.  Animal age and drug dose can significantly affect the performance and absorption of oral drugs. This study aimed to compare gastric emptying time (GET) and intestinal motility response in young (3-4 weeks old) and adult rats (6-8 weeks old). The study employed a factorial randomized design with 12 young and 12 adult rats, which were given 0-20 g/kg BW of orange juice as a model for acidic drugs. Afterward, the rats were anesthetized, and GET was measured. Intestinal motility was measured from the length of the Chinese ink trail in the intestine. Data were analyzed using two-way ANOVA (p<0.05). The results showed that GET in young rats was similar to that of adults (59.00 and 54.67 minutes). The highest dose of orange juice (20 g/kg BW) significantly prolonged GET. Rats older than three weeks showed relatively constant intestinal length. Regarding intestinal motility, both the dose of orange juice and age significantly increased the marker ratio and peristaltic speed. These findings suggest that higher doses of orange juice prolong GET and improve intestinal motility, while increasing age enhances motility without affecting GET. In conclusion, there were differences in digestive responses among rats of varying ages when exposed to acidic drugs.
Effect of subacute administration of orange juice (Citrus sinensis) on duodenal structure in paediatric Sprague-Dawley rats (Rattus novergicus) Yan, Teo Qin; Hendry, Altaff; Andre, Daniel Latief; Rahman, Muhammad Luthfi; Rudramurti, Win Satya; Permana, Nadine Hanifa; Utami, Dian Maulia; Pristihadi, Diah Nugrahani; Setiyono, Agus
ARSHI Veterinary Letters Vol. 8 No. 3 (2024): ARSHI Veterinary Letters - August 2024
Publisher : School of Veterinary Medicine and Biomedical Sciences, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avl.8.3.69-70

Abstract

This research investigates the impact of orange juice consumption on the histological structure of the duodenum, a critical site for nutrient absorption and digestion. Focusing on pediatric animals, orange juice (with a pH of 3) was administered to post-weaning rats aged 4 weeks to 6 weeks at dosages ranging from 0g/kg BW to 20g/kg BW over two weeks. Duodenal histopathology was assessed, focusing on parameters such as the quantity of crypts of Lieberkuhn, as well as the length, height, width, and depth of villi (measured in μm). Anatomical pathology examination included measurements of the length and width of the duodenum (also in μm), as well as the color mean (OD). The research findings indicate no significant changes in histo-pathology or anatomy pathology of the duodenum. This suggests that young individuals can adapt to acidic challenges without compromising gastrointestinal health. These findings offer reassurance regarding the short-term consumption of acidic orange juice (with a pH of 3) with minimal risks to intestinal integrity, both during growth and development.
Dosis Efektif Anestesi Kombinasi Ketamine-xylazine pada Tikus Pediatri Rahman, Muhammad Luthfi; Sunartatie, Titiek; Hendry, Altaff; Yan, Teo Qin; Utami, Dian Maulia; Andre, Daniel Latief; Rudramurti, Win Satya; Pristihadi, Diah Nugrahani
Jurnal Sain Veteriner Vol 43, No 2 (2025): Agustus
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jsv.99829

Abstract

Anestesi efektif mengurangi stres dan rasa sakit pada tikus dengan menghilangkan kesadaran. Kombinasi yang umum digunakan dalam penelitian adalah Ketamine dan Xylazine. Kombinasi ini telah banyak digunakan pada tikus dewasa dengan berbagai dosis, tetapi belum ada acuan dosis tepat untuk tikus pediatri. Penelitian ini bertujuan mendapatkan dosis anestesi dari kombinasi Ketamine-Xylazine yang efektif dan aman untuk tikus pediatri. Penelitian menggunakan 25 ekor tikus berumur 3 minggu yang dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan, yaitu kelompok negatif dan 4 perlakuan dosis Ketamine (25, 50, 75, dan 100 mg/kg BB) dikombinasikan dengan Xylazine 4 mg/kg BB. Hasil penelitian menunjukkan efek anestesi tikus pediatri baru mulai muncul setelah pemberian dosis Ketamine 50 mg/Kg BB. Kondisi fisiologis (frekuensi jantung, frekuensi napas, dan suhu tubuh) mengalami penurunan pada 10 menit setelah injeksi anestesi dan seiring waktu berangsur kembali ke normal. Pada dosis yang tinggi (100 mg/kg BB), terjadi kematian pasca injeksi dengan tingkat kematian 40%. Dosis anestesi Ketamine-Xylazine yang disarankan adalah 50–75/4 mg/kg BB.