Faiz Zahfa
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Faktor-faktor Penghambat Optimalisasi Pendidikan Agama Islam dalam Kurikulum Sekolah di Indonesia Faiz Zahfa; Juliani; Bella Charisma; Bintang Zahrani; Nurul Afifah
Mesada: Journal of Innovative Research Vol. 2 No. 1 (2025): Januari-Juni
Publisher : Yayasan Zia Salsabila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis berbagai kendala dalam penyelenggaraan pendidikan agama Islam (PAI) di sekolah-sekolah Indonesia dan memberikan solusi strategis untuk mengatasinya. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan yang didasarkan pada tinjauan literatur kualitatif yang mengkaji hubungan antara tantangan internal seperti terbatasnya kapasitas guru, kesempatan belajar, dan kurangnya dukungan kebijakan eksternal. Penelitian menunjukkan bahwa rendahnya kompetensi guru menjadi kendala utama dalam mengembangkan metode pembelajaran yang menarik dan relevan. Keterbatasan fasilitas seperti ruang belajar khusus, laboratorium keagamaan, dan materi interaktif juga mengurangi efisiensi proses pembelajaran PAI. Selain itu, kebijakan pemerintah cenderung kurang memberikan prioritas pada pendidikan agama, khususnya dalam hal alokasi anggaran dan integrasi teknologi ke dalam kurikulum. Untuk mengatasi kendala tersebut, beberapa solusi strategis telah diusulkan, antara lain: Memberdayakan guru melalui pelatihan berkelanjutan, menyediakan fasilitas yang sesuai, dan menggunakan teknologi digital untuk memungkinkan pembelajaran  interaktif dan menarik. Mengembangkan kurikulum yang memenuhi kebutuhan saat ini juga merupakan langkah penting dalam meningkatkan kualitas PAI. Menciptakan lingkungan belajar yang efektif memerlukan hubungan yang sinergis antara kebijakan pemerintah, peran pendidik, dan dukungan masyarakat. Penelitian ini menegaskan bahwa optimalisasi PAI di sekolah-sekolah di Indonesia memerlukan pendekatan holistik yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan. Dengan mengambil langkah-langkah yang tepat sasaran dan strategis, pendidikan agama seharusnya mampu mencetak generasi muda yang tidak hanya memahami nilai-nilai Islam, namun juga mampu beradaptasi dengan tantangan era digital.
Peran Guru dalam Memfasilitasi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an Berbasis Teknologi di TPQ Rabbani Arif Akbar; Juliani; Faiz Zahfa; Ahmad Fauzi; Iqbal Nur Afazi
Mesada: Journal of Innovative Research Vol. 2 No. 2 (2025): July-December
Publisher : Yayasan Zia Salsabila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61253/m3dasy54

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran guru dalam memfasilitasi pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an (BTA) berbasis teknologi di TPQ Rabbani. Transformasi pembelajaran ke arah digital menuntut guru untuk mampu mengintegrasikan media dan teknologi guna meningkatkan efektivitas proses belajar-mengajar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Informan utama adalah para guru TPQ Rabbani yang aktif menggunakan media digital dalam pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru memerankan beberapa fungsi penting, yakni sebagai fasilitator teknologi, desainer pembelajaran digital, serta motivator santri dalam penggunaan media Qur’an berbasis aplikasi. Guru memanfaatkan berbagai media seperti aplikasi Qur’an digital, video interaktif, dan platform komunikasi (WhatsApp) untuk menyampaikan materi secara fleksibel. Selain itu, guru juga berperan dalam menanamkan nilai-nilai spiritual dan akhlak mulia melalui pendekatan pembelajaran yang adaptif dan kontekstual. Dengan memadukan teknologi pendidikan dan metode tradisional, guru mampu menciptakan suasana belajar yang menarik, partisipatif, dan sesuai dengan karakteristik santri di era digital. Kendala utama yang ditemukan adalah keterbatasan sarana teknologi dan variasi tingkat literasi digital guru. Oleh karena itu, diperlukan dukungan dari lembaga pendidikan maupun orang tua untuk menyediakan infrastruktur yang memadai. Kesimpulannya, peran guru sangat strategis dalam menjembatani nilai-nilai tradisi Islam dengan pendekatan teknologi modern. Integrasi ini memperluas akses pembelajaran Al-Qur’an serta meningkatkan partisipasi santri. Implikasi dari penelitian ini mendorong perlunya pelatihan literasi digital bagi guru TPQ sebagai upaya transformasi pendidikan Islam berbasis teknologi.
Pengembangan dan Implementasi Ekstrakurikuler PAI untuk Pembentukan Karakter Siswa Jariyah; Faiz Zahfa; Heriyanto; Amanda Rezeki Padila; Anisa Dwi Lestari
MUDABBIR Journal Research and Education Studies Vol. 5 No. 2 (2025): In Process
Publisher : Perkumpulan Manajer Pendidikan Islam Indonesia (PERMAPENDIS) Prov. Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56832/mudabbir.v5i2.1457

Abstract

Kegiatan ekstrakurikuler PAI adalah serangkaian aktivitas pembelajaran nonformal di luar jam pelajaran reguler yang bertujuan memperkuat pemahaman dan pengamalan ajaran Islam, serta membentuk karakter siswa yang berakhlak mulia, jujur, disiplin, dan bertanggung jawab. Perencanaan kegiatan ekstrakurikuler PAI merupakan langkah awal yang krusial, meliputi analisis kebutuhan siswa, penetapan tujuan, hingga evaluasi, untuk memastikan kegiatan berjalan optimal dan mencapai hasil yang diharapkan. Pengembangan ekstrakurikuler PAI bertujuan memperkaya pengalaman belajar siswa, mendalami nilai-nilai agama Islam secara praktis, serta meningkatkan pemahaman agama, pembentukan karakter, dan keterampilan sosial yang sejalan dengan ajaran Islam. Kualitas pengembangan ini sangat bergantung pada kompetensi pembina atau guru yang memiliki pengetahuan agama yang mumpuni dan kemampuan memotivasi siswa. Pelaksanaan ekstrakurikuler PAI harus dirancang dengan mempertimbangkan keberagaman minat dan bakat siswa, dengan program yang bervariasi seperti tilawah, menghafal Al-Qur'an, pelatihan dakwah, dan diskusi keagamaan. Dukungan dari berbagai pihak seperti kepala sekolah, guru, komite sekolah, dan orang tua, serta penyediaan fasilitas yang memadai, sangat penting untuk keberhasilan program ini. Evaluasi berkala juga diperlukan untuk menilai efektivitas program dan melakukan perbaikan berkelanjutan. Secara keseluruhan, ekstrakurikuler PAI merupakan pilar penting dalam pembentukan karakter Islami siswa dan peningkatan kualitas pendidikan agama di sekolah.