Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Examination of Da'wah Communications on the Instagram @fuadhnaim Utilising Roland Barthes' Semiotic Framework Ramadhani, Suci; Siregar, Amran Pikal; Sitorus, Ari Oldwin; Ginting, Abdul Fikri; Sikumbang, Ahmad Tamrin
Ishlah: Jurnal Ilmu Ushuluddin, Adab dan Dakwah Vol. 6 No. 2 (2024): Desember
Publisher : Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah IAIN Kerinci

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32939/ishlah.v6i2.348

Abstract

This study examines the application of Roland Barthes' semiotic theory in the analysis of da'wah messages disseminated through the social media platform Instagram. This research involved analyzing content posted by the @fuadhnaim account from January to October 2024. The research seeks to elucidate the denotative, connotative, and mythological significances embedded in reel-shaped preaching messages, while also examining the utilization of visual and verbal symbols to communicate Islamic ideals in the digital age. The employed methodology is descriptive qualitative, utilizing content analysis as the primary data collection tool. An investigation of the @fuadhnaim Instagram account revealed that the da'wah messages comprised five postings on faith, four on sharia, four pertaining to worship, and nine about morals. Certain reels also address prevalent topics and offline research articles. The da'wah themes presented encompass self-reflection, prayer, and critique of promiscuity, alongside an examination of falsehoods that expose social constructs, like the morality of "migrating children" and Islamic perspectives on soul mates. The findings indicate that Instagram is beneficial for da'wah, leveraging social trends to communicate Islamic ideals pertinently in the digital age. Penelitian ini berfokus pada penggunaan pendekatan semiotika Roland Barthes dalam menganalisis pesan-pesan dakwah yang disampaikan melalui media sosial Instagram. Studi ini dilakukan dengan mengkaji konten yang diunggah oleh akun @fuadhnaim selama periode Januari hingga Oktober 2024. Penelitian bertujuan untuk mengungkap makna denotatif, konotatif, dan mitos yang terkandung dalam pesan-pesan dakwah berbentuk reels, serta memahami bagaimana simbol-simbol visual dan verbal digunakan untuk menyampaikan nilai-nilai Islam di era digital. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dengan analisis konten sebagai teknik utama pengumpulan data. Berdasarkan analisis konten akun Instagram @fuadhnaim ditemukan bahwa pesan dakwah yang disampaikan mencakup lima unggahan tentang akidah, empat tentang syari'ah, empat terkait ibadah, dan sembilan mengenai akhlak. Beberapa reels juga membahas isu populer dan potongan kajian offline. Tema dakwah yang diangkat meliputi introspeksi diri, doa, serta kritik terhadap seks bebas, dengan analisis mitos yang mengungkap konstruksi sosial seperti moralitas "anak hijrah" dan pandangan Islam tentang jodoh. Temuan ini menunjukkan bahwa Instagram efektif untuk dakwah, memanfaatkan tren sosial untuk menyampaikan nilai keislaman secara relevan di era digital.
Perempuan di Panggung Kekuasaan: Menelusuri Asumsi Publik dan Wacana Gender dan Kepemimpinan Pemerintahan Ginting, Abdul Fikri; Sazali, Hasan; Sayekti, Retno
Madani: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol 3, No 5 (2025): Volume 3, Nomor 5, June 2025
Publisher : Penerbit Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.15753998

Abstract

This research aims to uncover how the views of religious figures and political figures shape public assumptions towards women’s leadership in government The method used is a descriptive qualitative approach with data collection techniques through in-depth interviews with purposively selected religious and political figures. These two groups were chosen because of their important role in shaping opinions and influencing social discourse in society.The results show that the discourse on women’s leadership is still largely overshadowed by conservative religious interpretations and deeply rooted patriarchal social constructs Religious figures generally express caution or even reject women’s leadership, referring to normative textsunderstood literally. Meanwhile, the views of political figures are more diverse—some openly support it based on women’s capacity and contribution in government, while others still view women as symbolic complements in politics.Public discourse on women’s leadership is largely determined by the legitimacy granted by religious and political figures When these two authorities tend to maintain traditional gender interpretations, the opportunities for women to be substantively accepted in leadership become limited. Therefore, reconstructing the discourse and the active involvement of these figures in promoting narratives of equality are key to opening up a more inclusive and gender-just space for power.
Efektifitas Pelayanan Haji Dan Umroh Dalam Meningkatkan Kepuasan Jamaah Naad, Darul; Nawaf, Azmi; Ginting, Abdul Fikri; Sazali, Hasan; Azwar, Muhammad; Utami, Tri Niswati
Tadbir: Jurnal Manajemen Dakwah FDIK IAIN Padangsidimpuan Vol 6, No 2 (2024): TADBIR: JURNAL MANAJEMEN DAKWAH FDIK IAIN PADANGSIDIMPUAN
Publisher : FDIK IAIN Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24952/tadbir.v6i2.13757

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menyoroti kualitas layanan haji dan umrah di Indonesia, dengan fokus pada peran digitalisasi, kebijakan pemerintah, dan manajemen layanan dalam meningkatkan kepuasan jamaah. Pelayanan berkualitas, seperti akomodasi yang nyaman, transportasi yang efisien, dan bimbingan profesional, terbukti signifikan dalam menciptakan pengalaman ibadah yang optimal. Digitalisasi, melalui sistem seperti SISKOHAT dan SISKOPATUH, mempermudah pengelolaan data dan akses informasi secara real-time, memberikan kemudahan bagi jamaah dalam persiapan dan pelaksanaan ibadah. Penelitian ini juga menyoroti peran kebijakan pemerintah yang mendukung keselamatan dan kenyamanan jamaah melalui penyediaan fasilitas kesehatan, pelatihan petugas, dan inovasi digital. Dengan menggunakan metode evaluasi literatur yang melibatkan studi-studi sebelumnya, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa antara kombinasi pelayanan berkualitas, adaptasi teknologi, dan kebijakan yang tepat dapat secara signifikan meningkatkan kepuasan jamaah. Kesimpulannya, peningkatan kualitas layanan yang berkesinambungan diperlukan untuk memastikan jamaah dapat melaksanakan ibadah dengan khusyuk, aman, dan nyaman.