Purnomo, Christina Astrilinda
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pandangan Dunia dalam Cerpen "Pada Titik Kulminasi" Karya Satyagraha Hoerip: Perspektif L. Goldmann Portier, Stephani Angelica Brigitta; Taum, Yoseph Yapi; Purnomo, Christina Astrilinda
Proceedings Series on Social Sciences & Humanities Vol. 20 (2024): Prosiding Pertemuan Ilmiah Bahasa & Sastra Indonesia (PIBSI XLVI) Universitas Muhamm
Publisher : UM Purwokerto Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pssh.v20i.1382

Abstract

Cerpen merupakan salah satu karya sastra yang ide penulisannya muncul dari realitas kehidupan. Penokohan dalam cerpen merupakan salah satu gambaran realitas yang diwujudkan dalam bentuk karakter seseorang. Soesetio adalah tokoh utama dalam cerpen "Pada Titik Kulminasi" karya Satyagraha Hoerip. Karakter Soesetio menunjukkan kompleksitas ketika dihadapkan pada dilema harus membunuh adik iparnya sendiri. Karya tulis ini bertujuan untuk menganalisis cerpen menggunakan teori Struktur Genetik milik Lucien Goldmann, yakni teori yang menitikberatkan unsur karya. Teori ini akan menghasilkan pandangan dunia penulis melalui analisis tragic vision, subjek kolektif, fakta kemanusiaan, dan homologi. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan mimetik M. H. Abrams, yakni pendekatan yang memandang karya sastra sebagai tiruan. Berdasarkan hasil analisis ini, Soesetio mengalami ambivalensi moral (tragic vision) ketika harus mengambil nyawa dan akhirnya memilih akomodasi sebagai resolusi. Karakter ini mencerminkan pandangan dunia humanistik yang ditandai dengan pemikiran rasional dalam pengambilan keputusan.
Kekerasan dalam Novel Teruslah Bodoh Jangan Pintar Karya Tere Liye: Perspektif Johan Galtung Dewi, Ervidina Nastiti Karya; Taum, Yoseph Yapi; Purnomo, Christina Astrilinda
Proceedings Series on Social Sciences & Humanities Vol. 20 (2024): Prosiding Pertemuan Ilmiah Bahasa & Sastra Indonesia (PIBSI XLVI) Universitas Muhamm
Publisher : UM Purwokerto Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pssh.v20i.1383

Abstract

Novel adalah sebuah karya sastra hasil kreativitas seorang pengarang berasal dari perpaduan imajinasi dengan realitas sekitar penulis tersebut, menghasilkan sebuah dunia baru yang memuat kehidupan para karakternya. Makalah ini bertujuan untuk menganalisis berbagai bentuk-bentuk kekerasan yang terdapat dalam novel Teruslah Bodoh Jangan Pintar karya Tere Liye dengan menggunakan perspektif teori kekerasan Johan Galtung. Mengadopsi pendekatan mimetik dari paradigma M.H. Abrams, penelitian ini mengeksplorasi representasi kekerasan langsung, struktural, dan budaya yang dihadirkan dalam teks novel tersebut. Model kekerasan Galtung memberikan kerangka konseptual yang memungkinkan pemahaman yang lebih mendalam tentang dinamika kekerasan, termasuk peran pelaku, korban, serta dampaknya terhadap hubungan sosial dan lingkungan. Dengan menggunakan teori kekerasan Galtung, makalah ini menunjukkan bahwa karya sastra tidak hanya mencerminkan realitas sosial, tetapi juga mampu menyampaikan kritik tajam terhadap struktur kekuasaan dan ketidakadilan yang terjadi dalam masyarakat. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa dalam novel Teruslah Bodoh Jangan Pintar karya Tere Liye terdapat lapis-lapis kekerasan yang terdiri dari kekerasan langsung, struktural, dan budaya yang dialami tokoh-tokohnya. Pemahaman ini berkontribusi dalam mencegah kekerasan di masyarakat melalui analisis karya sastra yang mendalam terhadap akar penyebab dan dampak kekerasan.
Proses Simulacrum dan Hiperrealitas pada Film Agak Lain Karya Muhadkly Acho dalam Perspektif Jean Baudrillard Damayanti, Tri Esti; Taum, Yoseph Yapi; Purnomo, Christina Astrilinda
Proceedings Series on Social Sciences & Humanities Vol. 20 (2024): Prosiding Pertemuan Ilmiah Bahasa & Sastra Indonesia (PIBSI XLVI) Universitas Muhamm
Publisher : UM Purwokerto Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pssh.v20i.1384

Abstract

Film sebagai media visual yang kuat, seringkali menyajikan realitas yang telah dikonstruksi dan dimanipulasi. Konsep simulacrum dan hiperrealitas yang dikemukakan oleh Jean Baudrillard menjadi relevan dalam memahami bagaimana film membentuk representasi realitas. Film Agak Laen, karya Muhadkly Acho, dipilih sebagai objek penelitian karena keberhasilannya dalam mengemas tema-tema kompleks seperti realitas, identitas, dan makna dalam format komedi yang menghibur. Makalah ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana konsep simulacra dan hiperrealitas merefleksikan konstruksi realitas dalam Film Agak Laen menggunakan teori Simulacra dan Hiperrealitas yang dikemukakan oleh Jean Baurillard. Penelitian ini juga mengkaji bagaimana ini mampu menggabungkan unsur komedi, horor, dan sosial secara harmonis, serta bagaimana film ini merepresentasikan keberagaman dan pluralisme masyarakat Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis konten. Objek analisis utama adalah film Agak Laen. Data yang dianalisis meliputi dialog, adegan, dan simbol-simbol visual yang relevan dengan konsep simulacrum dan hiperrealitas. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi baru dalam pemahaman tentang representasi realitas dalam film Indonesia kontemporer. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat memperkaya kajian tentang penerapan teori-teori sastra dan sosiologi dalam analisis film.
Intertekstualitas Novel Hati yang Damai Karya N. H Dini dengan Novel The Great Gatsby Karya F. Scott Fitzgerald: Perspektif Julia Kristeva Yurikoiki, Hanako; Adji, Susilawati Endah Peni; Purnomo, Christina Astrilinda
Proceedings Series on Social Sciences & Humanities Vol. 20 (2024): Prosiding Pertemuan Ilmiah Bahasa & Sastra Indonesia (PIBSI XLVI) Universitas Muhamm
Publisher : UM Purwokerto Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pssh.v20i.1385

Abstract

Novel adalah karya imajinatif yang diciptakan penulis untuk mengaplikasikan dunia fiksi yang ia impikan. Novel sendiri juga dipengaruhi oleh unsur seperti kondisi sosial masyarakat, isu sensitif yang tabu, maupun yang lainnya. Kemunculan teks saat ini cenderung dipengaruhi oleh eksistensi teks yang sebelumnya pernah ada. Beberapa jenis teks merupakan penyerapan dan transformasi dari teks yang lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbandingan antara alur cerita perselingkuhan pada novel Hati yang Damai dan The Great Gatsby dengan perspektif Julia Kristeva, yakni intertekstualitas. Penelitian ini mendeskripsikan alur, penokohan, dan latar pada unsur intrinsik, serta bentuk kajian intertekstualitasnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan objektif karena lebih menitikberatkan kajian pada aspek yang ada di dalam karya sastra. Metode studi pustaka dilakukan dengan teknik membaca dan mencatat. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya kemiripan rangkaian dan akhir yang berujung dengan pertobatan dari kedua tokoh perempuan pada novel.
Analisis Teks Sindhenan dan Pupuh Pembangun dalam Bedhaya Semang Menurut Perspektif A. Teeuw Artasia, Grace Tania; Adji, Fransisca Tjandrasih; Purnomo, Christina Astrilinda
Proceedings Series on Social Sciences & Humanities Vol. 20 (2024): Prosiding Pertemuan Ilmiah Bahasa & Sastra Indonesia (PIBSI XLVI) Universitas Muhamm
Publisher : UM Purwokerto Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pssh.v20i.1386

Abstract

Bedhaya Semang merupakan jenis tari Bedhaya paling tua dan sakral di Keraton Yogyakarta serta merupakan peninggalan dari Kerajaan Mataram. Dalam tari pusaka ini, iringan nyanyian berupa sindhenan merupakan salah satu aspek penting yang mendukung pemahaman makna dan alur tari tersebut. Tanpa iringan dari sindhenan, masyarakat awam akan kesulitan memahami esensi dari Tari Bedhaya Semang. Keberadaan tari ini juga dapat dirunut melalui pupuh atau puisi tradisional Jawa yang terdapat dalam Serat Nitik Sultan Agung, seperti pupuh Asmarandana dan pupuh Dhandhanggula. Kemudian, pupuh-pupuh pembangun dan sindhenan pada tari Bedhaya Semang memiliki keterikatan dan mengandung makna filosofis yang mendalam.Untuk mengetahui makna filosofis yang terdapat dalam tari pusaka tersebut, penelitian ini menggunakan metode etnografi dan deskriptif kualitatif, serta teori A. Teeuw yang membahas analisis kode bahasa, kode sastra, dan kode budaya dalam suatu karya sastra yang berupa sastra lisan. Hasil penelitian ini mencakup analisis kode bahasa yang menyoroti pemahaman makna dalam pemilihan kata, gaya penulisan, dan struktur kalimat. Selain itu, analisis kode sastra menghasilkan penjelasan konvensi, teknik yang digunakan dalam genre tertentu, serta estetika yang terkandung dalam tari ini melalui simbolisme, tema, dan karakterisasi. Terakhir, analisis kode budaya akan menghasilkan analisis konteks sosial, sejarah, dan nilai-nilai yang mempengaruhi Tari Bedhaya Semang.