Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Pengaruh Sosial Budaya Dan Geografis Terhadap Perilaku Merokok Pada Lansia Perempuan Di Wilayah Dataran Tinggi Dieng Wonosobo Widiyaningsih, Dwi; Suharyanta, Dwi
Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan RS.Dr. Soetomo Vol 6, No 2 (2020): JMK Yayasan RS.Dr.Soetomo, Kedua 2020
Publisher : STIKES Yayasan RS.Dr.Soetomo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (195.551 KB) | DOI: 10.29241/jmk.v6i2.539

Abstract

All forms of charm of the dieng region are able to attract the attention of both domestic people and abroad, with its unique socio-cultural and geographical location which is approximately 2000m above sea level with temperatures reaching 5 degrees Celsius at night and 10 degrees Celsius during the day. It turned out to be a very beautiful natural condition not accompanied by proper healthy behavior, 9 out of 10 households smoke to eliminate the cold, and 4 out of 6 elderly women smoke because of the culture of their ancestors who descended as a cultural heritage signifying that they are strong and respected women. culture like this is certainly very in contrast to the GERMAS (Healthy Community Movement) non-smoking program which was launched in 2016 as an increase in ARI cases from 2009 until 2104 and tends to be stagnant until 2017, as well as various disease events due to smoking such as pulmonary TB, cancer, etc. are also often found in the district Wonosobo. This study aims to look for socio-cultural and geographical influences on smoking behavior in the elderly female sex in the Dieng plateau region wonosobo district. The subjects of this study were elderly women people over 60 who smoke. with a population of 113 elderly, technical. The sample used is total sampling. This type of research is quantitative with cross sectional design as for the analysis of the data used is bivariate analysis (kendall’s tau) where the results are obtained there is a significant influence between social culture on smoking behavior in elderly women (0.001 <0.010), and there is an influence geographic significance of smoking behavior among elderly women (0,000 <0.010). With a significance level of 0,000 (ρ <0.05) so it can be concluded socially culture and geography are related to the smoking behavior of women in the highlands dieng.
Peran Tenaga Kesehatan Dan Dukungan Keluarga Terhadap Pengendalian Perilaku Merokok Pada Lansia Perempuan Di Dataran Tinggi Dieng Widiyaningsih, Dwi; Setyowati, Rustiana
Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan RS.Dr. Soetomo Vol 7, No 1 (2021): JMK Yayasan RS.Dr.Soetomo, Pertama 2021
Publisher : STIKES Yayasan RS.Dr.Soetomo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.866 KB) | DOI: 10.29241/jmk.v7i1.570

Abstract

Smoking is the cause of nearly 90% of lung cancers, 75% of chronic obstructive pulmonary disease (COPD), and it is also the cause of 25% of heart attacks (Tobacco Atlas). Our nation has not lost its mind in controlling smoking behavior, various efforts have been made ranging from making laws, regulations and policies to even taking a comprehensive approach to the family as a long-handed health program besides being carried out by health workers in their efforts to control smoking behavior, as happened in Dieng plateau where 41% of active smokers are the elderly and what is even more astonishing 29.5% are elderly women who occupy important and respected roles in society because of their high social status and ancestral culture, not to mention the position of women as mothers in the household also becomes the key in creating the next healthy generation so that the family approach is the right strategy in implementing health programs. This study is to identify the effect of the role of health workers and family support on the control of female elderly smokers in the Dieng highlands. This type of quantitative research with cross sectional approach. The study population was 125 elderly who were all sampled (total sampling technique). Data analysis used the test (Kendall tau) and multiple linear regression, with the value of the Kendall Tau test, namely (0.001 <0.005) and (0.000 <0.005) which means that there is a significant influence significant, while the results of the F test count 38.849> F table 3.07 with a significance level of 0.000 (ρ <0.005). So it can be concluded that the better the role of health workers and family support, the better the smoking behavior control. The suggestion for future researchers is to measure the level of nicotine dependence in smokers to determine the appropriate counseling therapy.
Peran Orang Tua, Tenaga Kesehatan, Dan Teman Sebaya Terhadap Pencegahan Perilaku Merokok Remaja Suharyanta, Dwi; Widiyaningsih, Dwi; Sugiono, Sugiono
Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan RS.Dr. Soetomo Vol 4, No 1 (2018): JMK Yayasan RS.Dr.Soetomo, Pertama 2018
Publisher : STIKES Yayasan RS.Dr.Soetomo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.773 KB) | DOI: 10.29241/jmk.v4i1.96

Abstract

ABSTRAK Indonesia menjadi negara terbesar ketiga pengguna rokok, WHO menyatakan anak terpapar asap rokok dan menanggung resiko terkena berbagi penyakit akibat asap rokok, tingkat prevalensi perokok remaja di Indonesia diperkirakan 70 juta anak, 37% atau sama dengan 25,9 juta anak adalah perokok, upaya pemerintah dalam pencegahan perilaku merokok tidak banyak membuahkan hasil, tidak dipungkiri peran orang sekitar dan lingkungan perlu dilibatkan. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi pengaruh peran orangtua, peran tenaga kesehatan, dan peran teman sebaya terhadap pencegahan perilaku merokok pada remaja usia 15 sampai 17 tahun di Kecamatan Banguntapan kabupaten Bantul. Jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah remaja usia 15 sampai 17 tahun berjumlah 835, Teknik pengambilan sampel menggunakan random sampling yaitu 150 responden, Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan Uji analisis bivariat (kendall tau) dan multivariat regresi linier berganda dengan hasil F hitung 45,984 > F tabel 2,74 dengan tingkat signifikansi 0,000 (ρ < 0,05). Dapat disimpulkan dukungan peran orangtua, peran tenaga kesehatan, dan peran teman sebaya sangat mempengaruhi pencegahan perilaku merokokpada remaja.Kata kunci : Peran Orangtua, Peran Tenaga Kesehatan, Peran Teman Sebaya,Pencegahan Perilaku Merokok.
PENGARUH KADAR KETERGANTUNGAN NIKOTIN TERHADAP TINGKAT KEMAUAN BERHENTI MEROKOK PADA LANSIA PEREMPUAN PADA MASA PANDEMI DI DATARAN TINGGI DIENG Dwi Widiyaningsih; Dwi Suharyanta
Care : Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol 10, No 2 (2022): EDITION JULY 2022
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/jc.v10i2.2629

Abstract

Pandemi yang saat ini terjadi dirasakan oleh dunia international, tidak hanya negara berkembang seperti Asia namun nyaris seluruh negara terkena dampak yang disebabkan oleh penyakit Covid-19. Faktor resiko tertinggi adalah yang memilki penyakit bawaan seperti ISPA, Bronchitis, DM, darah tinggi dan lainya. Merokok menjadi faktor risiko berbagai infeksi saluran pernapasan dan meningkatkan tingkat keparahan penyakit atas penilitian yang dilakukan pakar-pakar kesehatan masyarakat. Dan perokok lebih tinggi kemungkinannya menderita penyakit COVID-19 yang parah dibandingkan orang yang tidak merokok (WHO, 2020). Indonesia adalah negara yang kaya keragaman sosial budaya dan geografis, sebagai contoh budaya merokok dikalangan lansia perempuan di Dataran Tinggi Dieng. Hal ini mencerminkan kekuatan dari wanita dieng dan kebersamaan saat merokok. Sebagai fakta kondisi lansia perempuan yang merokok terlihat segar bugar dan sehat bahkan tidak mengeluhkan gangguan kesehatan. Menurut dinas kabupaten Wonosobo terjadi peningkatan kejadian ISPA sebesar 32% pada balita dan Jantung pada Wanita usia subur sebesar 37%. Studi pendahuluan didapatkan tingkat ketergantungan nikotin pada 12 lansia yang dijumpai sudah diambang batas, sementara kemauan berhenti merokok tinggi akan tetapi mereka sulit mengendalikan perilaku merokoknya karena kadar ketergantungan pada nikotinnya pada 5 lansia dari 12 lansia tersebut sudah diatas nilai 5 atau 89%. Berdasarkan analisis diperoleh hasil bahwa dari keseluruhan 87 responden, terdapat kelompok mau berhenti merokok dengan kadar ketergantungan nikotin tinggi sebanyak 32 responden, dan tidak mau berhenti merokok dengan kadar ketergantungan nikotin yang tinggi sebanyak 16 responden, sedangkan kelompok mau berhenti merokok dengan kadar ketergantungan nikotin yang rendah sebanyak 17 responden dan tidak mau berhenti merokok dengan kadar ketergantungan nikotin yang rendah sebanyak 22 responden. Dengan analisis chi square diketahui bahwa variabel kadar ketergantungan nikotin terhadap kemauan berhenti merokok didapatkan hasil continuity correction adalah 2,588 nilai E (0%) artinya tidak ada nilai E yang kurang dari 5 dengan demikian nilai p value (0,05) yang berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel pengaruh kadar ketergantungan nikotin terhadap kemauan berhenti merokok. Pengendalian perilaku merokok menjadi tanggung jawab bersama mengingat dampak akibat asap rokok sangat berbahaya, sebaiknya melibatkan segala lini mulai dari lingkungan rumah yaitu menghadirkan dan memaksimalkan keluarga dalam pencegahan perilaku merokok.
Spiritual Approach and Tiered Counselling as a Non-Pharmacological Therapy to Control Smoking Behavior of Elderly Women in Dieng Taufik, Muhammad; Widiyaningsih, Dwi; Muhammad Hidayat Noor; Rizal Al Hamid; Hasbi Ni’ami Sihab
Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Education Vol. 13 No. SI1 (2025): Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Educat
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jpk.V13.ISI1.2025.103-113

Abstract

Background: The religious atmosphere and various efforts to prevent smoking behavior in the Dieng Plateau have not raised awareness of smoking cessation, especially for elderly female smokers, even though the number of Acute Respiratory Tract infections and chronic respiratory disorders is increasing. To reduce smoking behavior, tiered counseling efforts and spiritual approaches can be used as alternative steps. Objectives: This research was to determine the reduction in smoking rates among elderly women in the Dieng Plateau after being given a spiritual approach as a non-pharmacological therapy. Methods: The type of research used was a quasi-experiment that provided pharmacological therapy (spiritual approach) to the control and intervention groups. Results: The research results showed that the smoking reduction rate was more significant after being given the spiritual approach intervention than the tiered counselling. The mean knowledge of the spiritual approach group was (95.37) and the tiered counselling group was (91.96) with a mean difference of 3.41. Therefore, health promotion using a spiritual approach is more effective in increasing the willingness of elderly women to control their smoking behavior compared to the multi-level counseling media. Conclusion: This study concludes that a spiritual approach is more effective than tiered counselling in reducing smoking rates among elderly female smokers in the Dieng Plateau. However, integrating both methods can better empower elderly women to control their smoking behavior and improve their overall health outcomes.
PENDAMPINGAN PENCEGAHAN PERILAKU MEROKOK SISWA SMK DENGAN PENDEKATAN PERAN IBU, GURU DAN PENJUAL ROKOK ECER Sugiono, Sugiono; Widiyaningsih, Dwi
Humanism: Journal of Community Empowerment (HJCE) Vol. 7 No. 2 (2025)
Publisher : Humanism: Journal of Community Empowerment (HJCE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32504/hjce.v7i2.1331

Abstract

The ASEAN Tobacco Control Atlas menempatkan Indonesia sebagai negara yang menduduki peringkat pertama sebagai negara prevalensi perokok terbanyak di ASEAN. Menurut data Riskesdas tahun 2020 prevalensi perokok di Indonesia (baik perokok hisap maupun pengunyah tembakau) pada kelompok umur >15 tahun cenderung meningkat setiap tahunnya bahkan didapatkan data di SMK Sewon perokok remaja semakin meningkat, dari 10 remaja laki-laki yang ditemui 9 sudah merokok sejak SD. Faktor yang paling dominan yang mendorong remaja untuk merokok adalah rasa ingin tahu yang besar akan rasa rokok, keinginan untuk membuktikan bahwa mereka sudah dewasa, serta rokok dianggap memberikan kenikmatan dan perasaan tenang. Selain dari kebijakan-kebijakan pemerintah dalam menekan angka perokok ada beberapa peran yang juga penting untuk menekan angka perokok tersebut, yaitu peran orang tua dan guru. Guru dan orang tua memiliki peranan yang sama, oleh sebab itu, penting bagi orang tua memahami seluk beluk pubertas beserta problem-problem yang menderanya. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah mengurangi angka perokok pada siswa SMK melalui upaya pendampingan pencegahan perilaku merokok siswa SMKN 2 Sewon Bantul dengan pendekatan peran ibu, peran guru dan keberadaan penjual rokok ecer. Hasil pengabdian menunjukan ada kemauan keras pihak terkait terutama pihak sekolah agar angka perokok di sekolah menurun, meskipun belum begitu nampak adanya penurunan angka perilaku merokok di sekolah namun beberapa kebijakan dibuat salah satunya adalah ada upaya kerjasama antara guru dan orangtua ditunjukan dengan kesanggupan orangtua untuk turut serta memberikan arahan terkait dengan rokok. Selain itu hasil pengabdian ini menghasilkan beberapa kebijakan tekait himbauan dan saran bagi penjual sekitar sekolah agar tidak melayani penjualan rokok secara ecer dan tidak melayani pembelian rokok bagi siswa yang berseragam sekolah.
Hubungan Peran Orang Tua, Guru, dan Keberadaan Penjual Rokok Ecer dengan Perilaku Merokok Siswa di Bantul Widiyaningsih, Dwi; Sri Hidayah, Mudita; Sugiono, Sugiono
Journal Borneo Vol 5 No 2 (2025): Volume 5 Issue 2 tahun 2025
Publisher : Politeknik Kaltara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57174/j.born.v5i2.183

Abstract

Indonesia menempati posisi pertama dengan prevalensi perokok tertinggi di ASEAN menurut Atlas Tobacco. Kecenderungan merokok pada remaja usia <15 tahun meningkat sebesar 2,1% pada periode 2017–2020, didorong oleh rasa ingin tahu, keinginan terlihat tangguh, serta sensasi kenikmatan dan ketenangan dari merokok. Faktor penting dalam pencegahan perilaku merokok remaja tidak hanya berasal dari kebijakan pemerintah, tetapi juga peran orang tua, guru, dan lingkungan sekitar sekolah, khususnya keberadaan penjual rokok eceran. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan peran orang tua, guru, dan penjual rokok eceran dengan perilaku merokok siswa SMA. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain cross sectional. Sampel berjumlah 62 siswa dipilih secara random sampling, dengan instrumen berupa kuesioner. Analisis data dilakukan menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi signifikan antara peran orang tua, peran guru, dan penjual rokok eceran dengan perilaku merokok siswa. Disimpulkan bahwa ketiga faktor ini berpengaruh besar terhadap pencegahan perilaku merokok remaja. Temuan ini menegaskan pentingnya sinergi 
THE ROLE OF FAMILY SUPPORT AND THE ROLE OF CADRES IN HYPERTENSION MANAGEMENT EFFORTS AT POSYANDU FOR THE ELDERLY Suharyanta, Dwi; Widiyaningsih, Dwi; Sugiono
JMMU: JURNAL MAHASISWA MANAJEMEN DAN UMUM Vol. 2 No. 1 (2025): JMMU: Jurnal Mahasiswa Manajemen dan Umum
Publisher : LPPM AKADEMI MANAJEMEN ADMINISTRASI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56606/jmmu.v2i1.326

Abstract

Background : Hypertension in one degenerative diseases that has high mortality level and influences the quality of life and the productivity of elderly. The Physicaal changing decrease of the elderly causes health problem that is caysed by aning process and that often happens in the cardiovaskular system is hypertension disease. Problems were found in the village Trimulyo is less active elderly Posyandu activities because of the lack of family support that drove the elderly and the less explains the benefits cadres Posyandu activities so that the health condition of the elderly can not be monitored well, especially in patients with hypertension. One of the solutions in the management effort for hypertension in the elderly is the role of family support and the role of the cadre in recognizing, supervising, and taking care of the health problems in the elderly. The role of the cadre that is optimal and that is increasing the health level can control the disease in the elderly. Objective : The objective of the research was to find out the influence of the role of family support and the role of the cadre in the hypertension management effort in the Posyandu for the elderly in Puskesmas Jetis 1 Bantul. Methodology : The research was analytical survey in nature with cross sectional research design. The sample taken was 44 respondens using Total Sampling technique. The research instrument was using questionnaire and the data analysis was using Kendall Tau’s test. Result : The role of family support in the management effort for hypertension in the elderly has p value of 0,000. This showed that 0,000 < 0,05 and r count of 0,922. The role of the cadre in the management effort for hypertension in the elderly has p value of 0,000. This showed that 0,000 < 0,05 and r count of 0,734. Conclusion : There was an influence of the family support in management effort for hypertension in the elderly and it indicated the the level of the correlation was vey strong and the t count value has positif correlation direction. Meanwhile, there as also an influence of the role of the cadre in management effort for hypertension in the elderly and it indicated that the level of the correlation was strong the r count value has positive correlation direction.
PERAN PENGETAHUAN SIKAP DAN PERATURAN DESA TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN COVID-19 DI GUNUNGKIDUL Widiyaningsih, Dwi
Jurnal Permata Indonesia Vol 14 No 1 (2023): Volume 14, Nomer 1, Mei 2023
Publisher : Politeknik Kesehatan Permata Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59737/jpi.v14i1.223

Abstract

Pandemi beberapa kali terjadi dengan cakupan International, namun yang saat ini dirasakan oleh seluruh negara, tidak hanyamemukul sektor kesehatan tetapi segala sektor dari sektor Ekonomi, Pendidikan dan lainnya. Meninjau beberapa referensikarantina wilayah di beberapa negara, pendekatan penanganan Covid-19 di Indonesia adalah melakukan karantina wilayah.Indonesia mengalami perpanjangan pandemi dikarenakan tidak adanya karantina wilayah yang ketat. Hal ini menimbulkankemungkinan tertularnya individu terutama dari Red Zone (zona merah) menuju ke Green Zone (zona hijau). Lambat laun,seluruh Indonesia akan menjadi Zona Merah. Ditambah dengan ketidakpatuhan beberapa masyarakat yang tetap keluar rumah,tidak menggunakan masker, mengadakan perkumpulan, yang menambah semakin tingginya orang terinfeksi Covid-19.Individu sehatpun dapat menularkan ataupun tertular oleh individu lainnya. Upaya pemutusan penyebaran Covid-19memerlukan pemahaman, pengetahuan serta sikap yang baik dari seluruh elemen termasuk masyarakat. Disamping adanyaperaturan dari wilayah desa yang tegas. Penelitian ini bertujuan mencari pengaruh pengetahuan, sikap dan peraturan perangkatdesa terhadap perilaku pencegahan covid-19 di Gunungkidul. Subyek penelitian ini kepala keluarga dengan berbagai latarbelakang. Populasi sampel 93 orang, teknik sampel total sampling. Jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectionaldan analisis bivariat (kendall tau). Didapatkan hasil ada pengaruh signifikan antara pengetahuan terhadap perilaku pencegahancovid-19 (0,001<0,05), ada pengaruh signifikan antara sikap terhadap perilaku pencegahan covid- 19 (0,000<0,05) dan adapengaruh signifikan antara peraturan perangkat desa terhadap perilaku pencegahan covid-19 (0,000<0,05). Dengan tingkatsignifikansi 0,000 (ρ<0,05). Sehingga disimpulkan pengaruh peran pengetahuan, sikap dan peraturan perangkat desa adakaitanya terhadap perilaku pencegahan covid-19 di Gunungkidul.