Al Hasanah, Fauziyyah
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Edukasi DAGUSIBU (Dapatkan, Gunakan, Simpan dan Buang) bersama IAI PC Sragen di Alun-alun CFD Kabupaten Sragen Kurniawan, K; Budi Sawitri, Satwika; Fitrian, Ahyana; Al Hasanah, Fauziyyah
Jurnal Abdimas Kesehatan (JAKes) Vol. 2 No. 2 (2024): Jurnal Abdimas Kesehatan
Publisher : PC IAI Sragen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/jakes.v2i2.82

Abstract

Dagusibu (Dapatkan, Gunatkan, Simpan, Buang) merupakan program pembinaan kesadaran keluarga yang digagas oleh Ikatan Apoteker Indonesia dalam rangka mewujudkan keterbukaan pemahaman dan kesadaran masyarakat akan penggunaan narkoba yang tepat. Obat merupakan barang yang dibutuhkan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, apabila digunakan secara tidak tepat, tidak sesuai dosis dan tanda-tanda akan berbahaya. Penyalahgunaan obat dapat mengakibatkan obat tidak dapat digunakan lagi, bahkan dapat membahayakan orang lain dan lingkungan. Sebagai bagian penting dari pelayanan kesehatan, obat merupakan kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat sehari-hari. Sudah pasti setiap keluarga harus memiliki obat. Obat terpakai dalam hal ini adalah obat sisa atau obat sisa pemakaian terdahulu yang belum habis. Pada umumnya obat sisa tidak boleh disimpan, yang dapat mengakibatkan penyalahgunaan, obat rusak/kadaluwarsa. Selain itu, proses pembuangan obat yang tersedia di rumah belum tentu dilakukan dengan benar. Dalam perkembangannya, kasus penjualan obat dari keluarga yang tidak bertanggung jawab yang terjadi adalah karena individu tidak memahami cara menyimpan dan mengatur obat dengan baik dan benar dalam keluarga. Dagusibu (Dapatkan, Gunakan, Simpan, Buang) merupakan program Pembinaan Keluarga Sadar Sehat yang digagas oleh Ikatan Apoteker Indonesia untuk mewujudkan keterbukaan pemahaman dan kesadaran akan penggunaan obat yang benar.
PENGARUH KOMBINASI ASAM SITRAT DAN ASAM TARTRAT DENGAN NATRIUM BIKARBONAT TERHADAP KARAKTERISTIK GRANUL EFFERVESCENT EKSTRAK RIMPANG TEMU PUTIH (Curcuma zedoaria) Budi Sawitri, Satwika; Al Hasanah, Fauziyyah; Fitrian, Ahyana; Il maknun, Lulu'
Jurnal Ilmiah Global Farmasi (JIGF) Vol. 2 No. 3 (2024): JIGF - September
Publisher : PC IAI Sragen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/jigf.v2i3.65

Abstract

Temu Putih (Curcuma Zedoaria) dengan kandungan minyak atsiri dan kurkuminoid memiliki banyak khasiat dalam mengatasi permasalahan pencernaan, sebagai antiinflamasi dan antioksidan serta mempunyai potensi sebagai antibakteri dan antivirus. Secara empiris, temu putih juga berkhasiat dalam menghambat pertumbuhan sel-sel kanker. Berdasarkan pemanfaatan temu putih dalam sediaan masih jarang sehingga pengembangan sediaan effervescent sangat cocok karena untuk meningkatkan keberterimaan konsumen terhadap salah satu tanaman obat tersebut. Metode penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan variasi konsentrasi asam basa dalam 3 varian formula sediaan granul effervescent. Tujuan penelitian ini untuk membuat formula granul effervescent dari ekstrak temu putih (Curcuma zedoaria) secara granulasi basah. Formula dibuat dengan kombinasi asam tartrai dan asam sitrat dengan natrium bikorbonat sebanyak 3 formula kemudian dilanjutkan evaluasi karakteristik granul meliputi uji organoleptik, kadar air, sifat alir, sudut diam, pH, tinggi buih, dan waktu larut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sediaan granul effervescent ekstrak temu putih (Curcuma zedoaria) menggunakan variasi konsentrasi asam sitrat dan asam tartrat dengan natrium bikarbonat telah memenuhi persyaratan granul yang baik. Dari ketiga formula didapatkan hasil bahwa granul effervescent F2 (asam sitrat 14%, asam tartrat 27%, dan natrium bikarbonat 32,5%) merupakan formula terbaik karena menghasilkan nilai kadar air sebesar 1,56 %, sifat alir 31 g/s, sudut diam 22⁰, dan waktu larut 5 detik yang merupakan hasil yang paling baik dibandingkan dengan formula lainnya.
FORMULASI ORAL DISINTEGRATING TABLET (ODT) EKSTRAK LABU AIR (Lagenaria siceraria (Molina) Standl) KOMBINASI SUPERDISINTEGRANT CROSPOVIDONE® dan SODIUM STARCH GLYCOLATE® Kurniawan, K; Tsalsabila, Zaviera; Estikomah, Solikah Ana; Al Hasanah, Fauziyyah
Jurnal Ilmiah Global Farmasi (JIGF) Vol. 2 No. 3 (2024): JIGF - September
Publisher : PC IAI Sragen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/jigf.v2i3.77

Abstract

Sediaan obat mengalami perubahan yang dinamis, seiring perkembangan teknologi. Salah satunya sedaiaan ODT, keuntungan utama ODT adalah kemudahan pemakaian obat karena dapat ditelan tanpa membutuhkan air. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kombinasi superdisintegrant crospovidone dan sodium starch glycolate terhadap mutu fisik sediaan ODT ekstrak labu air dan pada konsentrasi berapakah kombinasi kedua superdisintegrant tersebut yang mampu menghasilkan ODT ekstrak labu air dengan waktu hancur yang cepat. Buah labu air diekstraksi menggunakan metode soxhletasi dengan pelarut methanol 70%. Ekstrak kering buah labu air dibuat dengan menggunakan aerosil. Sediaan ODT ekstrak labu air dilakukan dengan metode kempa langsung dengan berbagai kombinasi bahan. Variasi kombinasi superdisintegrant crospovidone dan sodium starch glycolate yang digunakan yaitu 6:2, 5:3, dan 3:5. Dilakukan pengujian terhadap sifat fisiknya meliputi waktu alir dan sudut diam. Pencetakan tablet dilakukan dengan mesin cetak tablet single punch dengan bobot tiap tablet 500 mg. Pengujian sifat fisik tablet meliputi keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, pembasahan, waktu hancur dan tanggap rasa. Data dianalisis dengan pendekatan teoritis dan statistik dengan menggunakan uji One-Way Anova dilanjutjan dengan uji Post Hoc metode Tukey HSD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak buah labu air dapat dibuat sediaan ODT, formula tablet ekstrak labu air kombinasi superdisintegrant crospovidone dan sodium starch glycolate dengan perbandingan 6:2, 5:3 dan 3:5 dapat menghasilkan tablet yang memenuhi persyaratan sifat alir, sudut diam, keseragaman ukuran, kekerasan tablet, waktu pembasahan dan waktu hancur tablet. Sementara parameter persyaratan ODT yang paling baik pada formulasi I. perbedaan variasi kombinasi superdisintegrant crospovidone dan sodium starch glycolate berpengaruh terhadap kualitas mutu fisik tablet ekstrak buah labu air (Lagenaria siceraria (Molina) Standl). Kombinasi superdisintegrant crospovidone(6%) dan sodium starch glycolate (2%) menghasilkan waktu hancur yang cepat dibandingkan dengan formulasi yang lainnya, yaitu 22,87 detik.
USE OF INFUSED WATER HEALTHY DRINKS AS BODY RESISTANCE WITH PKK MANAGERS OF BANGAK SINE VILLAGE SRAGEN Kurniawan, Kurniawan; Marfu'ah, Nurul; Al Hasanah, Fauziyyah; Rabbaniyah, Muthi’ah; Budi Sawitri, Satwika
Jurnal Abdimas Kesehatan (JAKes) Vol. 1 No. 1 (2023): Jurnal Abdimas Kesehatan
Publisher : PC IAI Sragen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The use of infused water as a healthy drink for endurance needs to be widely disseminated in society after the Covid 19 pandemic. Infused water or spa water is water that is added with pieces of fruit and left for a few hours until the juice comes out, then it is ready to be consumed, thus giving the impression taste and health benefits. Infused water can be used as an alternative for those who don't or don't like fruit and don't have time to consume fruit. The purpose of this community service program is to increase the skills and knowledge of the community in making infused water, as well as the importance of increasing the body's immunity by utilizing health drinks such as infused water. The method used is descriptive, lecture, discussion and hands-on practice of making infused water with PKK administrators in Bangak Sine village, Sragen Regency. The results of this community service activity can be seen from the increased knowledge and ability of the participants in making the correct infused water according to the instructions previously socialized. The conclusion of this community service activity is that participants can make infused water independently and increase public knowledge about the benefits of infused water as an immune booster